"Kau harus hati hati dengan pria seperti Cristian. Karena dia itu hobi memainkan perempuan. Dia sudah banyak sekali berkencan dengan perempuan tapi akhirnya di tinggalkan begitu saja," kata pria kulit sawo matang itu dengan melirik Cristian.
"Sial! Pergi dari sini cepatlah!" cristian mendorong lengan laki laki itu dengan keras. Aku rasa laki laki itu adalah adik Cristian.
"Oke baiklah, tapi aku butuh uang. Kau harus mentransfernya. Jika tidak, aku akan tetap tinggal disini," kata laki laki itu dengan wajah menyebalkan.
"Pergi dari sini, Lucas. Aku akan mengirimu uang malam ini juga!" kata Cristian dengan tegas.
"Baiklah Cristian," katanya dengan segera pergi.
"hati hati gadis manis!" Seru laki laki itu dengan keras meninggalkan aku dan Cristian.
Melihat itu aku hanya diam saja. Karena aku sudah tahu bahwa Cristian adalah pria yang suka sekali mempermainkan wanita. Itu sudah aku duga dari awal.
"Kau tidur di kamar itu!" Cristian menunjuk ke arah kiri.
"Cepat sana! Istirahat dengan nyenyak karena besok jadwalmu padat," ucap Cristian dengan tegas.
"Tapi sebelum tidur aku ingin mandi dulu. Apa ada pakaian di kamar itu yang bisa aku pakai?" Tanyaku dengan wajah memohon.
"Ya Tuhan, kau benar benar merepotkan sekali," Cristian menggaruk kepalanya dengan frustasi.
"Itu semua gara gara kau yang meninggalkan koperku di hotel," ucapku dengan kesal.
"Kau pakai saja baju adikku. Sudah cepat sana!" kata Cristian lalu berbalik dan segera masuk ke dalam kamarnya. Benar dugaanku. Laki laki kulit sawo matang itu adalah adik Cristian.
"Ya Tuhan, hari ini aku lelah sekali. Sebaiknya aku mandi air hangat dan tidur," ucapku dengan membuka pintu kamar Lucas.
Terlihat kamar Lucas yang berantakan sekali. Tapi untungnya ada bau ruangan yang cukup harum.
Baju kotor ada di lantai. Sementara meja dengan buku komik juga sangat berantakan. Aku dengan kilat merapikan kamar itu. Setelahnya aku pergi ke kamar mandi untuk mandi.
"Kenapa susah sekali membuka kran ini? Kalau begini bagaimana aku bisa mandi?" tanyaku dengan kesal. Karena sudah beberapa kali ia mencoba dan itu tidak berhasil akhirnya aku pergi ke kamar cristian.
"Cristian aku butuh bantuanmu," seruku sambil mengetuk keras pintu kamar .
"Sial, gadis seperti Selena benar benar menyusahkan aku saja," Cristian dengan cepat membuka pintu.
"Aku tidak bisa membuka kran. Aku ingin mandi air hangat. Tolong aku Cristian," ucapku dengan wajah memohon.
"Sebenarnya aku malas sekali," kata Cristian dengan wajah jutek. Ia berjalan menuju kamar.
"Begini saja kau tidak bisa!" ucap Cristian dengan kesal sambil memutar kran dengan sekuat tenaga .
"Sial! Kenapa dengan kran ini?" tanyanya dengan kesal karena air tidak bisa mengalir.
Aku kini masuk ke dalam kamar mandi dan berusaha membuka kembali kran itu. Tapi tetap saja tidak terbuka. Aku berwajah kesal. Kini Cristian berusaha lagi untuk membuka kran dan akhirnya kran itu keluar air. Shower juga tiba tiba keluar air yang begitu banyak. Aku dan Cristian bahkan kewalahan dan Basah dimana mana.
Tiba tiba saja pintu terbuka dan wajah Lucas terlihat kaget. Begitu juga wajahku dan Cristian.
"Oh, maafkan aku menganggu waktu kalian beradegan romantis di kamar mandi. Aku hanya ingin mengambil komikku yang tertinggal,"
"Ini semua gara gara kau! Dasar anak kecil!" seru Cristian dengan melihat wajahku. Ia segera keluar dari kamar mandi.
Aku menatap punggung pria itu dengan menyipitkan mata.
"Cristian! Awas saja kau! Dia selalu saja menghinaku!" umpatku dengan geram.
"Sial! Aku malu sekali dengan Lucas. Dia melihat aku dan Cristian seolah sedang mandi bersama. Sial! Ini benar benar membuatku geram sekali," ucapku dengan kesal.
Pagi harinya aku dan Cristian pergi ke sebuah butik termahal di kota. Butik yang luas dengan banyak baju mewah yang di pajang. Mataku bahkan tak henti hentinya membelalak takjub dengan pakaian yang sangat indah.
"Tolong bersikap layaknya orang kaya. Kau tidak usah membelalak dan menganga seperti itu ketika melihat apa yang ada disini," bisik Cristian.
"Oh, baiklah . Aku akan mencobanya," ucapku menunduk malu.
Kini aku dan Cristian berada di depan lemari besar dengan dress warna hitam. Cristian memandang baju indah itu dengan memiringkan wajahnya. Lalu melihat ke arahku. . Mungkin Cristian berpikir dress itu akan cantik di pakai olehku.
Aku canggung karena Cristian memperhatikanku. Aku menunduk dengan malu.
"Pelayan?" panggil Cristian dengan melambaikan tangannya. Kini pelayan perempuan dengan seragam yang rapi itu datang dengan tersenyum lebar.
"Tuan Cristian, apa yang bisa saya bantu?"
"Aku ingin kau merubah gadis ini. Maksudku adalah jadikan gadis ini seperti seorang ratu. Kau mengerti apa yang aku maksud? Karena dia adalah tunanganku. Aku dan dia akan menghadiri acara pesta pensiunan ayahku," ucap Cristian dengan jelas.
"Sepertinya baju berwarna hitam ini sangat cocok untuk Selena," kata Cristian.
"Baiklah saya akan melaksanakan apa yang anda inginkan Tuan. Silahkan menunggu disana," ucap pelayan itu dengan sopan. Kini Cristian duduk di ruangan VIP . sementara aku hanya mengikuti pelayan dari belakang.
"Kau beruntung sekali bisa menjadi tunangan dari tuan Cristian," kata wanita berseragam pelayan itu dengan wajah berbinar.
"Terimakasih atas pujianmu," ucapku dengan memperlihatkan senyuman palsu.
"Nah sekarang, kau coba pakailah baju ini," kata pelayan itu dengan memberikan dress berwarna hitam.
"Haruskah saya mencobanya?" Tanyaku dengan ragu. Karena aku belum pernah memakai dress dengan pernak pernik mewah.
"Tentu saja kau harus mencoba dress ini. Biar aku membantumu .ayo cepat masuk ke dalam ruang ganti," kata pelayan itu.
Dress hitam yang sangat pas di pakai olehku. Terlihat elegan dan mewah. Tapi sebenarnya aku sangat tidak nyaman pada bagian dada. Karena terlalu terbuka. Bagian lengan juga tidak ada sama sekali.
"Apakah aku akan kedinginan jika memakai ini di pesta nanti? Aku takut sekali," ucapku dengan lirih.
"Jika kau kedinginan kau harus menahannya. Karena di pesta itu pasti juga banyak wanita yang memakai baju mewah seperti ini," ucap pelayan membuatku hanya bisa diam.
Setelah dress telah selesai di pilih. Kini aku menghadap ke arah cermin. Aku melihat wajahku yang tidak lagi kusut. Wajah yang kusut setelah bekerja di bar kini tak ada lagi. Karena sekarang aku bisa beristirahat cukup banyak.
"Ternyata menjadi istri palsu tidak terlalu buruk. Bahkan ini sangat menguntungkan aku," ucapku di dalam hatinya.
. Kini perias mulai merias wajahku dengan hati hati. Perias yang satu ini sangat cerewet sekali. Selalu bertanya kepadaku tentang banyak hal.
"Jadi bagaimana kau bisa bertemu dengan tuan muda tampan Cristian itu? Ya ampun aku sangat penasaran," kata perempuan dengan seragam butik itu.
"Maaf, sebaiknya anda tidak perlu mengetahuinya. Lebih baik anda jangan berbicara. Aku ingin hasil yang bagus," kataku dengan tegas. Aku terpaksa melakukan itu karena aku juga tidak tahu harus bercerita bagaimana tentang hubunganku dengan Cristian. Karena Cristian tidak pernah mengatakan kepadaku tentang cerita pertemuan aku dan dia.
Kini wajah pelayan perias itu berubah menjadi tidak bersemangat. Karena aku bersikap sombong dan terkesan bahwa aku adalah wanita kaya raya yang tidak ingin di ganggu oleh kalangan menengah ke bawah.
"Ya ampun, wajahku menjadi sangat cantik sekali," seruku melihat wajahku sambil memegang pipi. Aku tak menyangka setelah Berjam jam di rias. Akhirnya hasilnya sangat menakjubkan.
"Aku sudah seperti artis saja," ucapku tersenyum lebar di depan cermin.
"Nyonya Selena tunggu disini. Aku akan memanggil tuan Cristian," kata pelayan itu dengan cepat pergi.
"Ya Tuhan, kenapa hatiku menjadi berdebar seperti ini? Pasti cristian akan mengejekku kalau aku jelek," ucapku di i dalam hatinya.
Kini terlihatlah Cristian dengan berdiri tegak melihat wajahku di cermin. Ia tepat berada di belakangku.
"Coba kau berdiri Selena," kata Cristian dengan tegas.
"Baiklah sayang, aku akan berdiri," ucapku dengan lembut. Itu adalah salah satu aktingku. Ya, aku harus bersikap romantis di depan umum bukan?
Mendengar kata sayang dari mulutku. Wajah Cristian sempat berubah beberapa detik. Dari kesal menjadi pura pura tersenyum.
"Wah! Fantastis! Kau sangat terlihat cantik sayang," ucap Cristian dengan membelai pipiku.
"Kalian berdua sangat cocok sekali, ya ampun kalian berdua juga sangat romantis," ucap pelayan itu dengan takjub melihat pasangan kekasih di depannya.
Kini saat malam hari telah tiba. Aku dan Cristian sudah sampai di sebuah gedung yang besar. Sementara dari halaman yang ada di depannya. Di penuhi mobil mobil mewah. Bunga ucapan juga begitu banyak.
Tuan besar Mark begitu serius untuk merencanakan pesta pensiunannya hingga mewah seperti ini.
"Nanti di dalam akan banyak orang yang akan melihatmu. Jadi aku harap kau bersikap layaknya orang kaya. Bilang saja kepada mereka jika kau berbisnis di bidang content creator global. Kau menulis sebuah buku novel terkenal seluruh dunia. Kau adalah seorang ghost writer. Jika mereka menanyakan hal yang membuatmu tidak bisa menjawab. Kau hanya perlu pura pura memegang punggungku dari belakang. Kita harus selalu bersama. Kita harus mesra di depan umum," jelas Cristian dengan tegas.
Aku menghembuskan nafas dan memejamkan mata sesaat. Aku berharap akan baik baik saja di dalam pesta itu.
Kini mereka berdua memasuki area pesta. Terlihat mata para tamu menyoroti kami. Aku dengan dress warna hitam dengan rambut bergelombang yang panjang sementara Cristian dengan langkah tegap dan dagu tegasnya terlihat begitu tampan.
Tanganku melingkar pada lengan Cristian. Aku sangat pandai sekali berakting. Aku membayangkan jika aku berada di sebuah film.
Beberapa tamu memberikan tangannya untuk berjabat tangan dengan Cristian . Cristian juga memperkenalkan aku kepada mereka.
"Ya Tuhan, kau pandai sekali memilih calon istri. Dia sangat cantik sekali," puji seorang wanita paruh baya dengan gaun merah.
"Terimakasih atas pujianmu bibi. Aku memang pandai mencari wanita yang akan menjadi istriku," kata Cristian dengan tersenyum lebar.
"Bibi kau juga sangat cantik dengan gaun warna merah. Kau terlihat lebih muda," pujiku dengan akrab kepada wanita itu.
"Baiklah sayang, ayo kita berjalan menuju ke ayahku," ucap Cristian dengan lembut.
Sungguh aku sangat berdebar tidak tahu apa yang selanjutnya akan terjadi .
Kini aku dan Cristian segera berjalan menuju ke panggung besar yang ada di depan sana. Aku sangat gugup sekali. Aku tidak menyangka akan berbohong kepada pria tua yang adalah ayah dari Cristian.
"Ya Tuhan, maafkan aku harus berbohong kepada semua orang. Itu karena aku harus membayar hutang kepada pihak peminjam," ucapku di dalam hati.
"Cristian anakku yang paling gampang. Akhirnya kau mempunyai tunangan," ucap pria berkumis itu dengan membentangkan kedua tangan dan memeluk sang anak dengan bangga.
Mereka berpelukan.
"Ayah, itu berkat doamu untukku. Sehingga aku bisa mendapatkan gadis cantik seperti Selena ini," seru Cristian dengan bangga melihat gadis cantik bergaun Hitam di sampingnya.
"Selena adalah nama yang bagus untuk gadis cantik sepertimu," ucap pria itu dengan tersenyum manis kepadaku
Kini aku dan pria itu berpelukan sesaat.
"Saya sangat bahagia sekali bisa mendapatkan anak dari seorang tuan besar yang sangat terhormat," ucapku dengan ramah.
"Oh kau harus memanggil aku ayah. Karena nanti kau akan menjadi menantuku," ucap pria paruh baya itu dengan tersenyum bangga.
Tiba tiba saja mataku menangkap gadis berambut keriting yang memakai seragam pelayan. Gadis itu sedang membawa nampan berisi beberapa gelas minuman.
"Sial! Kenapa lili ada di pesta ini?" mata lili dan aku bertemu dengan kaget.
"Ya Tuhan dia melihatku. " ucapku di dalam hati dengan panik.
Ia segera saja melepas tangannya dari lengan Cristian dan berbalik badan lalu pergi dengan langkah cepat.
"Hei! Sayang kau mau kemana?" Suara Cristian terdengar jelas dari telingaku.
Aku berjalan dengan kebingungan, mencoba mencari tempat yang aman untuk bersembunyi. Sesekali aku menoleh ke belakang, memastikan tidak ada yang mengejarku. Namun, aku salah. Lili terus mengikutiku. Aku tahu dia mengira aku Selena Watson, dan sepertinya dia tidak akan menyerah begitu saja. “Aku yakin sekali dia Selena. Tidak mungkin aku salah. Wajahnya cantik, dan dia bersama pria kaya raya,” gumam Lili, yang terus mengikutiku dari belakang. “Selena! Apa itu kau, Selena Watson?” teriak Lili dengan keras saat aku tiba di taman belakang gedung yang sepi. Aku menghentikan langkahku, panik. “Sial, apa yang harus kukatakan padanya?” pikirku. Aku menunduk, berharap dia tidak mengenaliku. Tapi Lili sudah berdiri di depanku, kedua tangannya dilipat di dada, menatapku tajam. “Angkat wajahmu, gadis cantik,” katanya dengan nada serius. Dengan perlahan, aku mengangkat wajah. Tatapan Lili semakin tajam saat dia mendekat, memperhatikan penampilanku dari ujung kepala hingga kaki. “Selena? Kau
"Apa? Jadi Selena sudah menikah dengan seorang pria kaya?" tanya Sarah, seorang perempuan berambut pendek, dengan nada terkejut.Lili, yang duduk di hadapannya, mengangguk sambil menaikkan alisnya dengan ekspresi tenang.“Ya, benar. Dia sekarang istri seorang pria kaya,” jawabnya santai.Sarah menggelengkan kepala, masih tak percaya. "Ya Tuhan, aku tidak menyangka dia bisa seberuntung itu. Tapi, bagaimana dia bisa mendapatkan pria itu?" tanyanya penasaran, matanya berbinar.Lili mendekatkan wajahnya ke arah Sarah, menurunkan suaranya menjadi bisikan. “Jangan beritahukan ini kepada siapa pun. Ini adalah rahasia kita.”"Tunggu-tunggu! Rahasia apa maksudmu? Ya Tuhan, aku sangat tidak sabar mendengarnya. Oke, aku berjanji tidak akan memberitahu siapa pun," jawab Sarah sambil menggenggam tangan Lili dengan penuh antusias.Lili
"Kau berani menamparku?" tanya Selena dengan kedua mata berkaca-kaca. Ia tidak menyangka Cristian akan menamparnya hanya karena seekor ikan kecil yang telah mati.Selena sudah terlalu remuk hatinya. Ia berbalik dan berjalan dengan cepat. Rasanya sungguh sangat menyakitkan bagi Selena. Ia sudah tidak tahan lagi berada di rumah ini."Selena?" panggil crhistian di tengah pintu dengan keras saat melihat Selena kini sudah menjauh dari gerbang rumahnya.Selena pergi dengan berlari cepat. Air matanya tumpah di kedua pipinya di malam hari yang dingin."Sial! Kenapa dia harus pergi? Huh! Aku yakin dia pasti akan kembali lagi kesini. Untuk apa mengejarnya malam malam seperti ini?" ucap Christian dengan tidak peduli. Ia kini pergi masuk ke dalam kamarnya dan beristirahat .Sementara itu Selena masih dengan perasaan sedih. Berjalan di depan deretan toko yang seolah memandangnya. Entah kenapa Selena seolah tidak bisa menghentikkan langkah kakinya. Ia terlalu sa
Saat perjalanan pulang Lucas terlihat berbeda sekali. Selena tidak tahu kenapa Lucas sama sekali tidak bicara saat perjalanan pulang. "Aku mengantarmu sampai sini saja ya," ucap Lucas terlihat di jendela mobil. "Apa kau tidak mau menyapa kakakmu?" tanya Selena . "Tidak perlu, aku juga harus segera pulang ke apartemen. Aku lelah," kata Cristian dengan wajah datar. "Kalau kau mengantuk sebaiknya kau tidur di rumah ini saja," ucap Selena memberi saran. "Tidak perlu, aku akan baik baik saja. Sampai di apartemen aku akan segera tidur," ucap pria manis dengan kulit hitam itu. Lucas tersenyum kepada Selena dan melihat ke arah gerbang. "Baiklah kalau begitu aku akan masuk. Kau hati hati ya Lucas," Selena menepuk punggung Lucas dengan akrab. "Baiklah, sampai jumpa," ucap Lucas dengan segera mengaktifkan mobilnya dan melaju dengan cepat. Kini Selena dengan langkah cepat masuk ke dalam gerbang. Untung saja gerbang rumah itu belum
"Aku tidak bercanda sama sekali Selena, kami berdua serius." "Apa benar begitu sarah?" tanya Selena dengan menatap Sarah. "I-iya itu benar sekali," ucap Sarah dengan mengangguk. "Aku tidak menyangka kalian akan berbuat seperti ini kepadaku. Kenapa kalian sangat jahat kepadaku?" tanya Selena dengan wajah tak percaya. "Selena, apa menyenangkan menjadi miskin seperti ini? Aku dan Sarah sangat bosan hidup miskin seperti ini. Lagi pula calon suamimu itu pasti mempunyai uang seratus ribu dollar. Tidak mungkin dia tidak mau memberikan itu kepadamu," kata lili dengan tegas. "Tapi tidak seharusnya kalian berdua melakukan itu kepadaku. Setelah tujuh bulan aku dan cristian akan berpisah. Selanjutnya aku akan menemui kalian dan kita akan bisa membangun bisnis bersama sama dengan modal uangku," kata Selena dengan serius. "Kami berdua tidak mau. Sekarang yang kami inginkan adalah uang seratus ribu dollar. Kalau tidak kami akan berbicara kepada semuanya j
"Dasar bodoh! Kenapa kau memakai baju seperti itu?" bisik Christian pada telinga Selena. "Kita kan tidak akan kemana mana. Jadi aku pakai baju yang nyaman saja," selena berbisik. "Selena apa kau sedang bersantai? Maaf ayah mengganggumu," ee u Mark. "Oh iya ayah, aku hanya sedang di kamar saja. Aku sedang melihat lihat gaun pengantin di internet," kata Selena dengan berbohong. "Ayah, kau membawa banyak orang. Sebenarnya ada apa?" tanya crhistian melihat beberapa orang yang ada di belakang sofa. "Oh ya, maafkan ayah tidak mengatakan dulu kepadamu," ucap sang ayah tersenyum kepada sang anak. "Kalian semua duduklah terlebih dahulu," perintah Mark kepada beberapa orang. Kini semuanya duduk di sofa. Cristian dan Selena saling memandang dengan bingung. Karena mereka sama sekali tidak tahu apa yang sebenarnya akan di lakukan oleh Mark. "Kalian berdua duduklah di dekatku," ucap Mark pria paruh baya itu dengan ramah. Kini m
"Kau tidak satu kamar dengan Selena? Itu bagus crhistian. Menurut ayah itu sangat bagus karena mengingat kalian berdua belum resmi menikah," kata Mark dengan menepuk nepuk nepuk Christian. Kali ini Christian beruntung. Karena sang ayah tidak marah. "Ya itu benar juga sih, tapi kalau aku jadi kau. Aku akan sekamar dengan pacarku," ucap Lucas lalu tertawa kecil. Mark menepuk kepala Lucas dengan kesal . Beberapa menit setelahnya kini Selena terlihat memakai gaun panjang. Aksen bunga bunga terlihat di bagian belakang gaun. Gaun tanpa lengan itu terlihat begitu anggun di pakai oleh Selena. "Hai! Kau jangan terlalu terpana dengan calon istrimu!" Seru Lucas sambil menepuk mata Christian. Kini pria dengan bibir tipis itu segera berwajah tegas. Ia sangat malu sekali karena beberapa detik tadi ia sangat terpana dengan Selena. "Sial, kenapa aku bisa terpana dengan Selena," ucap Christian di dalam hatinya. "Bagaimana tuan Christian? Apa gaun ini
"Oh itu koper lama milikku dan isinya adalah barang barang tak bekas. Aku ingin menyumbang itu ke sebuah yayasan," ucap crhistian dengan tersenyum manis. "Baiklah, Nanti jika ayah pulang akan ayah bawa koper itu dan langsung ayah serahkan ke yayasan. kau tidak usah repot repot lagi. Lagi pula lebih cepat lebih baik," ucap Mark dengan tegas. "Baik ayah," seru Christian dengan mengangguk angguk. Selena kini berwajah panik sekali. Tapi ia tidak bisa melakukan apa apa. Hatinya sungguh merasa begitu sedih. Kali ini ia benar benar kehilangan kenangan kenangan bersama orang tuanya. Semuanya telah Mark lihat. Ia merasa sudah yakin untuk menikahkan sang anak di rumah yang besar ini. "Baiklah, jadi ayah sudah menyiapkan semuanya. Kau hanya perlu memikirkan tanggal yang tepat di bulan ini. Kapan tanggal pernikahan akan di langsungkan kau harus memikirkan itu baik baik," jelas sang ayah. "Kalau begitu aku segera pergi," ucap ayah dan kini Lucas juga men
"Sabrina keluar dari apartemen ini sekarang juga!" July perempuan gendut itu menggedor gedor pintu dengan emosi. Anak kecil yang ada di dalam apartemen itu berlari kencang menghampiri sang kakak. "Kakak siapa itu? Aku takut," rengeknya sambil memeluk gadis berusia enam belas tahun. "Kau tetap disini ya. Duduklah," Sabrina memegang pundak adiknya sesaat. Lalu segera pergi menuju ke arah pintu. Tangannya membuka pintu dengan gementar. Ia sungguh takut sekali. "Bisakah kau pelan pelan," ucap Sabrina memohon. "Kau itu telah menunggak sewa apartemen selama tiga bulan! Dasar miskin!" Si gendut itu benar benar marah. "Maafkan aku July. Aku akan melunasinya. Tapi nanti," "Kau itu tidak bisa aku andalkan. Sudahlah pergi sekarang juga! Ayo cepat kemasi barang barangmu!" July menerobos masuk membuat Jason terlihat ketakutan. "Jangan sentuh barang barangku July. Aku pasti kan keluar dari sini!" bentak Sabrina di saat tangan July melempar keluar rak sepatu dan stand han
Lucas dan Kitty merasakan kerasnya kenyataan penjara sejak mereka pertama kali memasuki sel mereka. Kitty, yang terbiasa dengan gaya hidup mewah, mendapati dirinya terjebak dalam keadaan yang sangat berbeda. Di penjara wanita, ia hanya bisa duduk di sudut selnya, meratapi nasibnya yang kini terkungkung oleh jeruji besi.Kitty merasa seolah-olah telah kehilangan segalanya. Kepahitan menguasai hatinya, dan kesedihan menyakiti harga dirinya. Makanan penjara yang disajikan tidak mencerminkan kemewahan yang biasa ia nikmati. Ia menatap hidangan di depannya dengan wajah penuh kekecewaan, merindukan rasa dan kualitas yang sudah lama menjadi bagian dari gaya hidupnya.Sementara Kitty mencoba menahan air matanya menghadapi makanan yang tidak menggugah selera, seorang petugas penjaga dengan tatapan tajam mengamatinya. Suasana dingin di penjara membuatnya merasa terasing dan terjebak. Kitty merasa seolah-olah dunianya runtuh, dan sekarang, ia harus menghadapi akibat dari tindakan buruknya.Malam
Angin malam bertiup lembut di sekitar rumah mewah Christian dan Selena saat mereka kembali dari liburan yang diisi dengan kenangan manis. Cahaya bulan purnama menerangi taman yang indah, memberikan sentuhan magis pada malam yang seharusnya penuh kedamaian.Namun, semuanya berubah begitu mereka pulang dan melihat kepulan asap hitam yang meloncat-loncat di langit-langit. Hati mereka berdetak kencang saat mereka mendekati rumah mewah mereka, dan ketika mereka memasuki halaman, mata mereka langsung terbelalak kaget.Api merah menyala dan membara, melahap setiap sudut rumah mereka yang dulu begitu indah. Percikan api menerpa langit-langit, dan knalpot bergegas dari truk pemadam kebakaran di kejauhan. Christian dan Selena bersandar di mobil mereka, pandangan terpaku pada rumah mereka yang tengah dilalap oleh kobaran api."Apa yang terjadi?" Christian berbisik, suaranya penuh dengan kebingungan dan kesedihan.Selena hanya bisa menangis, hatinya hancur melihat rumah impian mereka menjadi jend
Rumah besar dengan desain yang modern menyambut Selena dengan keanggunan dan kemewahan. Begitu ia melangkah masuk, seorang pelayan dengan pakaian rapi menyambutnya dan mengajaknya menuju ruang tamu yang luas. Selena duduk di sofa yang nyaman, mengamati sekeliling yang dipenuhi dengan karya seni dan furnitur elegan."Rumah ini masih sama saat aku dan Christian berada disini," ucap Selena di dalam hati yang diam diam merindukan saat dulu.Pelayan ramah itu memberitahu Selena bahwa tuan rumah akan segera menyambutnya, dan ia diminta untuk menunggu sebentar. Dalam keheningan yang mewah, Selena merenung, merasakan ketegangan dalam suasana yang seolah-olah terkandung di udara.Tak lama kemudian seorang pria tua yang berwibawa melangkah mendekat ke ruang tamu. Itu adalah Mark, ayah dari Christian. Sorot matanya penuh dengan campuran kebahagiaan dan kesedihan saat melihat Selena. Mark menyambutnya dengan senyuman hangat."Selena, betapa senangnya saya bisa bertemu denganmu lagi setelah begitu
Suasana di restoran di New York begitu hangat dan elegan. Cahaya lampu gemerlap menyelimuti setiap sudut, menciptakan atmosfer yang romantis dan nyaman. Meja yang ditempati oleh Selena dan Cody dihiasi dengan lilin kecil yang memancarkan cahaya lembut.Cody duduk di kursi dengan senyuman tulus di wajahnya, walaupun ia mengalami kebutaan. Asistennya yang setia berada di sebelahnya, membantunya dengan penuh kehati-hatian. Pelayan yang profesional dengan sigap menyusun peralatan makan di depan Cody, memastikan semuanya berada di tempat yang tepat.Selena, dengan senyuman hangat, duduk di seberang Cody. Rambutnya yang tergerai indah dan gaun malamnya memberikan kesan elegan. Mata mereka bertemu, dan dalam keheningan sejenak, terasa keajaiban pertemuan di antara mereka."Selena, aku sangat senang kita bisa bertemu lagi. Maafkan aku atas segala kesalahanku di masa lalu."Selena tersenyum lembut, "Cody, kita semua pernah melakukan kesalahan. Yang penting, kita belajar darinya dan menjadi leb
"Ayah maafkan aku, aku mohon ayah," Christian mendekat kepada sang ayah dan bersujud di kaki sang ayah untuk memohon maaf.Melihat itu Lucas sangat merasa menang. Sementara Selena menatap Lucas."Lucas benar benar jahat sekali. Pasti ini adalah balas dendam Lucas. Karena cintanya di tolak oleh aku," ucap Selena di dalam hatinya dengan amarah."Berdirilah Christian," ucap Mark dengan mengangkat kedua lengan Christian.Sementara di dalam hati Selena sangat takut. Ia takut akan di usir oleh Mark. Karena sudah menjadi istri kontrak Christian. Kebohongannya sudah terungkap. Selena benar benar merasa takut. Ia sudah mengira bahwa sebentar lagi pasti ia akan di usir dari rumah ini.. "Aku ingin kalian tahu bahwa sebenarnya aku sudah mengetahui sejak lama tentang pernikahan kalian menikah kontrak," ucap Mark membuat ketiga orang di depannya itu membelalak."Koper yang ada di kamar crhistian. Itu adalah koper Selena kan? Banyak barang barang Selena di sana. Sejak saat itu saat ayah membuka kop
Dengan langkah-langkah yang berat, Lucas membuka pintu kamar hotelnya. Tatapan matanya penuh dengan amarah yang menyala, dan langkah kakinya terdengar menghantam lantai dengan keras. Pintu terbuka dengan kekuatan yang tidak biasa, seakan mencerminkan kekuatan amarah yang terpendam. Wajah Selena terlintas di benaknya saat mengatakan kata maaf dan penolakan cinta. Lucas sangat marah sekali dengan Selena.Kini Kamar hotel yang sebelumnya rapi dan nyaman seketika berubah menjadi medan perang pribadi. Lucas, pria berkulit hitam dengan pesona khasnya, mulai membanting segala sesuatu yang ada di hadapannya. Koper terbang terlempar begitu saja, lampu meja pecah menjadi serpihan kecil, dan tirai jendela terlepas dari tempatnya. Ruangan itu seolah menjadi saksi bisu dari kehancuran yang diakibatkan oleh patah hati."Selena? Kenapa kau melakukan itu kepadaku Selena?" Teriak Lucas dengan kehancuran.Semua kenangan manis dengan Selena seperti hantu yang menghantui Lucas, merayapi setiap sudut piki
Suasana taman kota yang sepi menyambut kehadiran Selena yang tengah terhempas dalam keputusasaan. Air mata mengalir deras dari matanya yang sayu, menciptakan jejak kesedihan di wajahnya yang pucat. Selena merenungi betapa dirinya menjadi sebab terjadinya pertengkaran hebat antara dua pria kakak beradik, Christian dan Lucas. Hatinya hancur karena perasaan bersalah, merasa menjadi pemicu konflik di antara kakak beradik tersebut. Ia menangis bukan hanya karena kehilangan dirinya sebagai objek pertarungan, tetapi juga karena kesedihan melihat kedua pria yang pernah bersahabat, kini terluka dan babak belur.Sambil duduk di bangku taman yang dingin, Selena meratapi nasibnya yang rumit. Meski seharusnya menikah dengan Christian berdasarkan kontrak demi melunasi hutangnya pada pihak peminjam, Selena merasa terjebak dalam keputusan yang sulit. Ia menyadari bahwa cinta sejati tidak bisa dipaksakan, dan terkadang pengorbanan terbesar adalah hati seseorang. Meskipun Christian adalah pilihan yang
Lucas dan Selena menikmati suasana taman kota Paris yang begitu indah saat mereka berdua bersepeda. Angin sepoi-sepoi di Paris membuat perjalanan mereka semakin menyenangkan. Lucas tertawa riang, "Selena, siapa sangka kita bisa bersepeda bersama di Paris?"Selena tersenyum, "Iya, ini sungguh luar biasa. Terima kasih, Lucas, sudah mengajakku kesini."Mereka berdua bersepeda tanpa arah yang pasti, hanya menikmati momen kebersamaan. Sambil menikmati pemandangan indah, Lucas tiba-tiba berkata, "Aku senang bisa bertemu denganmu di sini, Selena. Paris memang kota romantis, dan bagiku, momen ini menjadi lebih istimewa bersamamu."Selena tersenyum simpul, "Aku juga senang bisa bersamamu, Lucas. Kau selalu membuat hari-haraku lebih cerah."Lucas mengangguk, lalu melanjutkan, "Sejujurnya, Selena, aku merasa beruntung bisa dekat denganmu. Kau istimewa bagiku."Selena tersenyum tipis, "Lucas, kau juga istimewa bagiku. Kita memang teman yang baik."Mereka melanjutkan perjalanan dengan tawa dan obr