Share

ISTRI RAHASIA SUAMIKU
ISTRI RAHASIA SUAMIKU
Автор: ER_IN

FOTO PREWEDDING

Автор: ER_IN
last update Последнее обновление: 2024-10-29 19:42:56

ISTRI RAHASIA SUAMIKU

Masih kugenggam erat foto prewedding suamiku dan seorang wanita. Air mata jatuh begitu saja. Sakit? Tentu saja, aku wanita normal. Bertahun-tahun aku menemaninya. Dulu kebahagiaan kami sempurna kala hanya punya rumah kontrakan dengan sepeda ontel. Akan tetapi, kini kami punya segalanya, rumah besar, mobil mewah, dan berbagai aset lainnya, tapi justru ujian terbesar dalam hidupku baru saja dimulai.

Kupandangi wajah kedua putraku.

“Apakah abi tidak mengingat kalian?”

Kuusap wajahnya, apa yang harus aku lakukan? Ada buah hati yang tidak bersalah yang akan menjadi korban. Apakah Bang Adnan tak ingat masa sulit kita?

Masih kuingat betul kala waktu itu suamiku hanya pengisi ceramah pengajian-pengajian kecil. Gajinya sebagai marbot masjid keliling dari kampung ke kampung dengan pemberian seikhlasnya tentu tak mencukupi kebutuhan kami, aku tidak pernah mengeluh.

Aku anak yatim piatu, tentu saja aku tahu pahitnya hidup. Sejak keluar dari panti asuhan aku putuskan untuk hidup mandiri. Dari panti sudah diajarkan berbagai keterampilan hingga kami tak perlu khawatir jika kami meninggalkan panti.

Aku membantu suami berjualan hijab, kadang aku menerima pesanan kue dari tetangga. Kehidupan kami saat itu memang pas-pasan berbeda sekali dengan sekarang.

Kehidupan kami berubah ketika anak pertama kami Zain Al Adnan. Waktu itu ia berumur 3 tahun, karena kegigihannya ia sudah pandai membaca surat-surat pendek. Aku hanya iseng merekamnya, siapa sangka ia terkenal di media sosial.

Tetangga kami yang memiliki anak SMA membuatkannya Channel Youtube, tetapi ketika ia berumur tujuh tahun Zain tak lagi aktif. Ia harus masuk ke pesantren, Channel Youtube milik Zain kemudian dikelola oleh abinya.

Sejak saat itu Bang Adnan melakukan ceramah melalui youtube hingga Allah mengangkat derajat perekonomian keluarga kami. YouTubenya berkembang dengan pesat. Ia banyak diundang untuk mengisi banyak acara islami.

Aku bersyukur karena Allah memberikan kami kehidupan yang lebih baik. Saat itu aku masih mengikutinya melakukan dakwah di berbagai daerah, karena Zain ada di pesantren jadi tidak terlalu repot. Hingga aku hamil anak kedua kami, aku terpaksa tidak bisa menemaninya untuk perjalanan dakwahnya.

Kami sudah pindah ke rumah besar, rumah dari hasil kerja kerasnya. Aku tak menyewa pembantu, hanya terkadang aku memanggil tetangga yang biasanya disewa untuk bersih-bersih.

Hari itu Bang Adnan bilang akan pergi ke kota Bandung untuk mengisi sebuah acara, “Dik, Abang akan ceramah di masjid Raya Bandung. Kamu sementara sama ibu, ya? Abang takut kamu kenapa-kenapa jika di rumah sendiri.”

“Tidak, Bang. Aku lebih nyaman sendiri. Abang tahu jika ibu tidak menyukaiku, aku takut merepotkannya,” jawabku dengan lirih.

“Baiklah yang terpenting kamu baik-baik di rumah dan telepon Abang jika ada sesuatu.”

Aku mengangguk. Malam ini aku tak bisa tidur, entah kenapa hatiku terasa tidak tenang seperti akan ada sesuatu besar yang terjadi. Ini sebenarnya bukan kali pertama Bang Adnan pergi ke Bandung ini sudah ketiga kalinya.

Kulangkahkan kaki untuk mengambil air wudhu, kemudian melakukan shalat taubat meminta agar diampuni segala dosaku dan diberikan ketenangan dalam jiwa.

.....

Kicau burung saling bersahutan seperti sebuah melodi indah. Matahari sudah mulai menampakkan cahayanya. Aku membuka jendela menghirup udara segar pagi hari, karena takut kelelahan Bang Adnan tidur kembali setelah sembahyang subuh tadi.

Kulangkahkan kaki menuju dapur kesayanganku, tempat di mana aku selalu bahagia berada di sini. Aku memang pandai dan suka memasak, aku juga mengikuti kursus masak online. Hari ini aku hanya membuatkan nasi goreng kesukaan Bang Adnan. Setelah selesai memasak aku kembali ke atas untuk membangunkan Bang Adnan.

Kukecup pipinya, dia tampak mengerjapkan mata kemudian memelukku.

“Maafkan Abang, Dik.”

“Kenapa minta maaf, Abang? Sudahlah ayo kita sarapan. Nanti Abang tertinggal pesawat.”

“Abang mandi dulu, Dik.”

Aku hanya tersenyum dan kemudian mengambilkan baju Bang Adnan.

.....

Selesai sarapan Bang Adnan pamit untuk berangkat. Aku tak bisa mengantar sampai bandara, ada perasaan aneh di hatiku seperti aku akan menghadapi sebuah masalah besar. Kulambaikan tangan kepada Bang Adnan.

Sunyi, sepi, tinggal aku sendiri di rumah besar ini. Beruntung sekali besok Zain libur jadi aku tidak merasa kesepian.

....

Malam hari perutku terasa sakit, mules sekali sepertinya aku akan melahirkan. Aku menelepon ibu, tetapi tidak ada jawaban, juga Mbak Zahra yang justru malah ditolak. Aku berjalan menahan sakit menggedor pintu Mbak Naumi tetangga depan rumahku untuk meminta bantuan. Tak lama ia dan suaminya keluar dan mengantarku ke rumah sakit.

Berkali-kali kucoba menelepon Bang Adnan, tetapi ponselnya mati. Hingga pagi hari aku hanya ditemani Mbak Naumi. Dia tahu keadaanku yang tidak baik dengan ibu mertuaku.

Ibu selalu menyalahkanku karena Bang Adnan tak mau menikah dengan anak temannya yang kaya.

Related chapter

  • ISTRI RAHASIA SUAMIKU   SATU BULAN YANG LALU

    Berkali-kali kucoba menelpon Bang Adnan, tetapi ponselnya mati. Hingga pagi hari aku hanya ditemani Mbak Naumi, dia tahu keadaanku yang tidak baik dengan ibu mertuaku. Ibu selalu menyalahkanku karena Bang Adnan tak mau menikah dengan anak temanya yang kaya."Yang sabar, ya, Kinan?" ucap Mbak Naumi menguatkan diriku."Iya, Mbak. Tidak apa-apa," jawabku.Bang Adnan datang dengan tergesa-gesa, sambil berlari ia menghampiriku."Maafkan Abang, Dik. Semalam ponselnya mati. Abang baru membaca pesanmu pagi tadi.""Tidak apa-apa, Bang. Beruntung ada Mbak Naumi dan Mas Leo.""Terimakasih, Mas, Mbak, sudah menolong istri saya.""Sama-sama, Bang. Kalau begitu kami pulang dulu."Setelah mereka pulang, kupandangi Bang Adnan yang tengah mengazani putra kami. Ada yang berbeda darinya. Rambutnya sudah dipotong rapi, kemudian bulu-bulu halus di waja

  • ISTRI RAHASIA SUAMIKU   DERITA HATI

    Bang Adnan membantuku mengemasi barang Zain. Aku harus menjaga air mataku agar tidak jatuh. Walaupun aku sebenarnya tak mampu. Tanganku bergetar, tak sanggup aku menahanya lagi. Tiba-tiba Zafran menangis, aku buru-buru melihatnya."Cup... Cup ... Anak Umi, sudah bangun, ya?"Air mata yang sedari tadi kutahan mengalir dengan sendirinya. Aku menangis sesegukan sambil mengasihi Zafran. Sementara Zain masih tertidur lelap. Mungkin dia kelelahan karena semalam bergantian menjaga Zafran yang tidak mau diam seperti biasanya seolah dia mengerti akan ada kehancuran dalam keluarganya."Apa abi tidak mengingat kalian?"Kuusap kedua wajah putra-putraku yang terlelap. Saat hendak melepaskan tanganku dari pipi Zain, tiba-tiba ia memegangnya cukup kuat, tapi tak membuka matanya."Menangis lah, Umi. Zain tidak melihatnya."Aku semakin tidak bisa menahan tangisku. Air mata ki

  • ISTRI RAHASIA SUAMIKU   ADA RAHASIA DALAM SAKU

    Bang Adnan menyandarkan kepalaku di dadanya. Dada bidang yang dulu selalu membuatku nyaman. Selalu menjadi sandaran kala aku merindukan kedua orang tuaku. Jika orang lain merindukan orang tuanya yang telah meninggal, mereka akan datang ke makamnya, tetapi berbeda denganku.Aku tak tau di mana jasad kedua orang tuaku. Aku hanya ingat mobil kami masuk ke dalam jurang, setelah itu aku tak ingat semuanya. Di mana jasad orang tuaku? Peninggalan kedua orang tuaku, aku juga tak tau.Waktu itu aku berumur 4 tahun, kemudian diantar seseorang ke sebuah panti asuhan dengan kalung berbentuk hati ada lubang kunci di bawahnya yang masih kusimpan sampai sekarang.Lamunanku dibuyarkan oleh suara klakson dari mobil belakang."Abang akan berusaha membahagiakanmu selalu, Dik."Bang Adnan mengecup pucuk kepalaku, aku kembali menatap sebrang jalan.Mobil terus melaju hingga kami sampai d

  • ISTRI RAHASIA SUAMIKU   RAIHAN MIRIP ABI

    Kami bercanda ria hingga sore. Aku harus ikut tersenyum menutupi perasaanku yang sakit ini, tak apa ini demi anakku dan juga membongkar siapa yang ikut menutupi semuanya.Ketika tengah asyik mengobrol ibu datang bersama Mbak Zahra juga Raihan anak angkatnya yang baru berumur dua tahun."Assalamualaikum?" ibu dan Mbak Zahra mengucap salam."Walaikum sallam," kami menjawab salam bersama."Biar Abang buka."Bang Adnan membukakan pintu untuk ibu, aku tetap duduk diruang tv bersama Zain."Wah, keponakan ganteng Abi." Bang Adnan mengambil Raihan dari gendongan Mbak Zahra.Memang Bang Adnan membiasakan keponakannya itu dengan sebutan abi. Ibu bilang kasihan ia tak punya Ayah sementara suami Mbak Zahra yang seorang pelaut pulangnya setahun sekali. Aku sih tak peduli, terserah saja yang penting tidak mengusikku."Kok, Raihan mirip Abi, ya?"

  • ISTRI RAHASIA SUAMIKU   SURAT DARI ZAIN

    Sarapan sudah aku siapkan juga bekal untuk Bang Adnan dan Zain. Bang Adnan dan Zain tengah melakukan olahraga kecil di halaman rumah.Setelah membersihkan peralatan masak yang tadi aku gunakan, rumah juga sudah rapi aku putuskan untuk memandikan Zafran yang tengah asyik bermain dalam strollernya.Zafran sudah rapi, aku panggil Bang Adnan dan Zain untuk bersiap, setelah itu baru sarapan, aku pun akan membersihkan diriku dulu."Abang, Zain, sudah siang. Ayo, bersiap?Abang Adnan dan Zain berlari menghampiriku dan Zafran."Ganteng Abi, sudah wangi rupanya," ucap Bang Adnan."Iya dong, memang Abi masih asem."Aku meninggalkanya dengan sedikit ledekan. Zain sudah berlalu untuk bersiap. Tak berapa lama Zain turun sudah mengenakan jaz dari pesantren."Zain, Umi titip Zafran, ya? Umi mau mandi sebentar.""Iya, Umi."Zain mengambil Zafran d

  • ISTRI RAHASIA SUAMIKU   SAMPAI PANTI

    Aku memesan taxi online menuju Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah. Aku tak memberitahukan kepulanganku kepada bunda Salamah. Sudah satu tahun aku tak berkunjung ke sana. Aku hanya mengobrol lewat telepon untuk menanyakan kabar kepada Bunda Salamah. Dari jauh kulihat Bunda Salamah dengan beberapa anak tengah menyapu halaman."Assalamualaikum," ucapku membuat semua orang menoleh kepadaku."Walaikum sallam," serempak mereka menjawab salamku."Ya Allah, Kinan? Kenapa tidak telpon dulu, Nak?"Aku memeluknya Air mataku tumpah dalam pelukannya."Ada apa, Kinan? Sebentar Bunda ijin dulu kita pulang ke rumah bunda saja."Aku mengangguk.Banyak anak-anak melihat ke arahku. Aku menyapa mereka dengan senyuman. Bunda Salamah mengambil Zafran dari gendonganku kemudian membawanya masuk. Aku menunggu dan bermain bersama anak-anak panti. Mengingat dulu aku besar dan tumbuh di sini, di bawah kasih sayang Bunda Salamah.Beliau bilang ada seseorang yang memasrahkan dan memohon untuk mengurusku, tetapi ia

  • ISTRI RAHASIA SUAMIKU   TOKYO

    Tiga hari berada di rumah Bunda Salamah mebuat pikiranku sedikit tenang. Hari-hari aku hanya bermain dan berbagi cerita dengan anak yatim. Menyumbangkan begitu banyak buku-buku untuk mereka, dan membaca banyak buku dengan mereka. Selama tiga hari aku belajar sedikit demi sedikit bahasa Inggris. Mbak Naumi menawarkan bantuannya ketika aku hendak ke Jepang nanti sebagai penerjemah melalui telepon.Hari ini aku akan berangkat ke Jepang akupun sudah memesan tiket dari Jepang kembali ke Indonesia. Zafran aku titipkan ke bunda. Beruntung, karena Zafran anak yang anteng jadi aku tak begitu khawatir."Bunda, aku titip Zafran. Aku tidak lama setelah tau semuanya aku akan kembali.""Kamu hati-hati, Nak. Berdoa sama Allah meminta perlindungan."Bunda memeluku."Iya, Bunda. Assalamualaikum?""Walaiukum sallam."Aku terbang langsung dari solo ke Tokyo. 12 jam perjalanan aku sampai di Tokyo. Aku melihat aplikasi pelacak, mencari di mana Bang Adnan berada sekarang, ternyata dia ada di Yoyogi Park.

  • ISTRI RAHASIA SUAMIKU   ANAKKU TAK BOLEH TAHU

    Sampai di bandara aku menuju ruang Arrivals, kemudian melakukan Check-in untuk melakukan pendaftaran ulang. Setelah itu, aku dipersilahkan naik pesawat kemudian memberikan kartu pengenal. Aku lega, karena sudah berada di dalam pesawat. Saat pesawat hendak lepas landas aku kembali melihat ponsel yang belum dimatikan. Kulihat pesan-pesan dari Bang Adnan. Menghapusnya begitu saja dan tak ingin tahu apa yang ia kirimkan. Selama dua belas jam perjalanan aku hanya termenung mencoba mengistirahatkan tubuh dan otak, tetapi mata tak mau terpejam. Aku memasang headset mendengarkan lagu-lagu sholawat hingga tak sadar dalam tangis aku tertidur. Aku bermimpi Bang Adnan akan mengambil anak-anak jika aku tak menerima istri barunya. Hingga dalam tidur aku menangis sampai sesak, beruntung ada wanita baik yang duduk di sebelahku kemudian membangunkanku."Apakah Anda mimpi buruk?" kata wanita itu bertanya. Setelah itu ia memberikan aku segelas air. Aku hanya mengangguk."Takdir ada di tangan Tuhan, t

Latest chapter

  • ISTRI RAHASIA SUAMIKU   LULU POV 17

    Setelah dua hari menunggu papa di rumah sakit, siang ini kuputuskan untuk menemui Om Andi di kantornya. Dua hari ini aku dan Om Andi hanya berhubungan lewat telepon. Ia ingin menjenguk papa tetapi aku melarangnya karena papa belum menerimanya.Kubawakan makanan kesukaannya, datang ke kantor tanpa mengabari lebih dulu. Senyum mengembang di bibirku setelah sampai di depan pintu ruangan Om Andi. Aku berencana akan memberikan surprise untuknya, kubuka pintu tanpa mengetuk lebih dulu. Setelah pintu terbuka pandangan di depan mataku membutaku tersenyum sinis.“Lulu,” panggil Om Andi setelah melihatku membuka pintu, dengan cepat ia jatuhkan seorang wanita yang semula di pangkuannya. Menutup kancing kemeja dan celananya sedikit gagap, rupanya benar kata papa, lelaki di depanku itu tidak baik untukku.“Lanjutin aja, aku cuma nganter makanan sekalian mau kasih tahu kalua mulai sekarang kita enggak ada hubungan apa-apa. Aku akan suruh sopir buat ambil barang-barangku.” Kuletakkan makan di meja da

  • ISTRI RAHASIA SUAMIKU   LULU POV 16

    “Sayang kamu enggak papa?” Om Andi menghampiriku yang masih terus terisak di atas ranjang dengan selimut menutupi seluruh tubuhku.“Papa? Apa Papa sudah buta, mereka telah bermain di belakang Papa dan Papa masih mau sama dia!”“Apa maksudmu Clara, suamimu telah memaksa Lulu, dan kamu yang salah membawa lelaki itu ke rumah ini.”Clara ternganga mendengar jawaban Om Andi, yang meraka tidak tahu adalah kukirim pesan kepada Om Andi. hanya pesan suara minta tolong, rekaman suara yang sudah kupersiapkan sebelum menggoda Hans.“Aku takut Mas.” Kupeluk erat Om Andi.Di balik punggungnya aku tersenyum menatap Clara dan Hans yang sudah babak belur.Geram melihat tingkahku Clara melepas paksa pelukanku pada Om Andi kemudian menamparku berkali-kali. Aku hanya bisa menjerit tanpa berniat melawannya, membiarkan ia terus menjabak rambutku.“Hentikan Clara!” Om Andi menampar wajah Clara dan mendorongnya hingga jatuh.Begitulah mama dulu mendorongku, bagaimana rasanya? Hans dengan cepat meraih tubuh

  • ISTRI RAHASIA SUAMIKU   LULU PO BAG 15

    Permainan yang begitu panas, keringat membasahi tubuh kami, desahan menggema di ruangan besar tempat kami memadu kasih. Om Andi begitu perkasa di ranjang, entah berapa menit kami saling bergumul diatas ranjang besar ini. Aku hanya bisa pasrah saat Om Andi menyerangku begitu ganasnya, mungkin karena berbulan-bulan kami tak melakukannya sehingga nafsu begitu besar.Om Andi mengerang setelah mencapai puncaknya, lalu terbaring lemas di sampingku."Makasih Sayang,” lirihnya dan mengecup keningku. “Mau hadiah apa?” sambungnya dengan mata terpejam mungkin sebentar lagi akan kehilangan kesadarannya, dan melayang hingga ke langit ketujuh menikmati sisa-sisa surga dunia yang telah kuberikan.“Emm… rumah udah, mobil udah, apa ya?” Aku sendiri bingung mau minta apa lagi kepadanya, pasalnya semua sudah ia berikan kepadaku.Tak ada jawaban dari Om Andi, kulirik sekilas rupanya ia sudah terlelap. Aku tersenyum menatapnya, kenapa aku jadi jatuh cinta kepada lelaki di sampingku ini? Tak ingin tidur d

  • ISTRI RAHASIA SUAMIKU   LULU POV 14

    Kupastikan Om Adi menceraikan mama, tetapi aku enggan untuk dijadikan istrinya. Aku ikut mengantar Om Andi ke persidangan cerainya dengan mama, saat aku hendak pergi ke toilet tidak sengaja berpapasan dengan mama, setelah kejadian ia melabarakku mama selalu ingin bertemu denganku, tetapi aku selalu menolak. Aku malas meladeni air matanya, aku malas mendengar curhatnya.“Lulu,” panggil mama lirih.Kuputar badan dan menghadap mama dan menyunggingkan sudut bibirku. “Ada Apa?” jawabku datar.“Kenapa kamu lakuin ini sama Mama? Apa sekarang kamu sudah puas melihat Mama hancur?” Aku terbahak mendengar ucapannya, mama katanya. Dulu saat aku ingin memnaggilnya mama, mati-matian ia menolak dan sekarang ia mengatakan itu. “Bagaimana rasanya? Sakit?”“Mama minta maaf kalau Mama nyakitin kamu, ninggalin kamu, tapi Mama enggak bermaksud.…”“Lalu maksud Anda apa?” Kurapatkan tubuh kami nyaris tak berjarak, kupandang matanya yang sudah mulai mengembun. “Maksud Anda bagaimana? Anda menghancurkan hidu

  • ISTRI RAHASIA SUAMIKU   LULU POV BAG 13

    “Kamu dulu pernah bilang kenal istriku dan bilang dia itu mamamu.” Om Andi melihatku begitu lekat, pandangnya tak membiarkanku sedikitpun berpaling.Sejenak aku terdiam, aku pikir ia tak ingat akan kejadian itu, atau tak akan mengenali aku. Rupanya aku salah, atau mungkin ia baru ingat karena bertengkar dengan mama.Aku tersenyum mengusap pelan pahanya. “Saat itu aku masih kecil, masih labil. Aku kehilangan Mama dan Mama itu mirip banget sama Bu Ratna, itu sebabnya aku sempat berpikir bahwa itu Mama,” kilahku.Namun, Om Andi tak bereaksi dengan jawabanku, ia masih setia menatapku tanpa sedikitpun berkedip. Aku harus mencari cara agar ia percaya. “Apa Om gak percaya denganku,” senyum yang semula di bibirku perlahan memudar berganti dengan rajukan manja.Dan tara… begitu mudahnya mengelabui buaya tua itu, dengan mudah ia percaya dengan ceritaku.“Syukurlah, karena jika itu kamu Om tidak akan bisa berpisah darimu.” Perlahan Om Andi membelai rambut dan pipiku. “Kamu selalu ada untuk Om,

  • ISTRI RAHASIA SUAMIKU   LULU POV BAG 12

    “Clara.” Masih kupandang gadis yang sedang di gandeng mesra oleh Hans. Keduanya tampak bahagia di tengah pesta ulang tahun Hans. Aku pikir akulah yang akan memberikan kejutan kepada Hans, ternyata aku salah, justru aku yang di beri kejutan olehnya. Kulangkahkan kaki menuju keduanya yang sedang saling tersenyum satu sama lain.“hHns, apa-apaan ini?” tanyaku setelah berdiri di sampingnya.Hans memutar badan melihatku yang menatapnya dengan penuh banyak pertanyaan. Pasalnya sudah satu minggu ia tak menghubungiku, terakhir ia mengatakan akan keluar negeri dan kembali sebulan lagi. Nyatanya sekarang ia membuat pesta di apartemennya dan untunglah Anin tahu serta segera mengabariku, kupikir mungkin pesta kejutan untukku.“Ah, Lulu… kebetulan sekali kamu sudah datang tanpa diundang di pesta pertunanganku dengan Clara,” ucapnya dengan senyum manis. Kakiku gemetar mendengar jawabannya, aku tak pernah main-main dengannya, cintaku tulus padanya meskipun ia seringkali meminta banyak barang mewah

  • ISTRI RAHASIA SUAMIKU   LULU POV 11

    “Rais,” ucap lelaki itu memperkenalkan diri. Rupanya dia anak satu-satunya ibu mecca. Kami saling berkenalan, wajah tampan cocok sekali dengan namanya. Kupikir ia akan bersikap angkuh karena aku dan papa tak membawa apa-apa saat datang ke rumahnya. Namun, aku salah, ia dan Bu Mecca memperlakukanku dengan sangat baik. Selama tinggal dengan Bu Mecca dan Bang Rais mereka sangat menyayangiku dan papa. Papa ikut mengelola perusahaan milik Bu Mecca hingga berkembang pesat. Sejak saat itu kehidupanku berubah, aku kembali sebagai ratu yang dimanjakan banyak harta. Abang tiri yang sangat menyayangiku, begitu juga dengan Bu Mecca yang sangat memanjakanku. Meskipun ia lebih tua dari papa tetapi hubungan mereka sangat harmonis, kami saling berbagi cinta satu sama lain.Namun, yang tidak kuketahui adalah, dibalik sikap memanjakanku dan sayangnya Bang Rais, ada maksud yang tidak pernah kusangka. Puncaknya saat papa dan Bu Mecca pergi berlibur ke luar negri. Tinggalah aku dan Bang Rais berdua di r

  • ISTRI RAHASIA SUAMIKU   LULU POV 10

    Acara kelulusan sekolah hanya papa dan nenek yang hadir untuk melihat prestasi yang kuberikan untuk sekolah. Banyak piala lomba kesenian yang telah kuberikan, aku mendapat gelar siswa berprestasi di bidang seni. Papa tersenyum bangga begitu juga nenek, aku berusaha keras untuk mereka. Papa semakin tua, terlihat dari wajahnya yang dulu tampan sekarang makin banyak kerutan dan wajah yang semakin menghitam karena teriknya matahari, semua demi aku, agar aku tetap bisa pergi sekolah seperti teman-temanku.Setelah hari kelulusan beberapa pekan kemudian papa mengantar untuk mendaftar ke sebuah sekolah menengah tinggi. Sekolah yang bisa dibilang cukup elit di kota, sebenarnya aku enggan sekolah di kota, di desa juga tidak mengapa, tetapi papa bersikeras karena ingin mengganti masa SMP yang hanya kuhabiskan di desa nenek. Kami pergi menaiki sepeda motor milik papa, sampai di halaman sekolah mobil mewah berjejer milik wali murid.“Maaf ya, Lu,” ucap papa setelah kami berdiri di depan gerbang.“

  • ISTRI RAHASIA SUAMIKU   LULU POV BAG 9

    Aku pikir setelah lama tak bertemu mama akan memeluk erat diriku, setidaknya menanyakan kabarku atau sebagaimana mestinya seorang ibu kepada anaknya yang tidak ia jenguk lebih dari tiga tahun lamanya. Nyatanya, ia justru tidak menganggap aku ini putri yang dulu ia dilahirkan dari rahimnya, putri kecil yang dulu ia timang dan manja, yang selalu ia kecup mesra dan nyanyikan lagu indah.Kukepalkan tangan. “Aku benci Mama, aku benci Mama, aku benci Mama.” Sepanjang perjalanan hanya kata-kata itu yang keluar dari mulutku. Meski air mata yang sudah menyeruak hendak jatuh berselancar di mataku tetapi aku enggan mengakui bahwa aku sangat mengharap ia memeluk dan menciumku.“Lulu,”panggil nenek lirih. Aku sampai lupa kalau tangan nenek tak lagi berada di genggaman tanganku.Kuhentikan langkah dan memutar badan, memasang senyum yang manis untuk wanita renta yang masih berdiri di belakangku. Aku tidak ingin ia semakin sedih jika melihatku menangis.“Jangan benci mamamu,” ucap nenek setelah bera

DMCA.com Protection Status