Aneisha tampak ketakutan ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Lilian kepadanya saat ini.Dengan tubuh bergetar kini dia di masukkan ke dalam sel yang bersebelahan dengan kandang macan putih milik Tuan Zu.Macan putih itu tampak meraung ketika Aneisha dimasukkan ke dalam sel sebelahnya."Tolong, tolong lepaskan aku, hiks." Teriak Aneisha ketika macan itu tidak berhenti meraung menatap dirinya seolah hendak menerkanya."Nikmati dulu waktumu bersama dengan macan putih itu, jangan dekat-dekat dengannya Aneisha, kau bisa diterkam olehnya, hahahaha." Ucap Lilian dengan mengunci pintu sel tersebut.Aneisha tampak ketakutan ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Lilian.Dia terus menjauh dari sel yang saat itu mendekati macan putiy yang ada di sana.Tubuh Aneisha langsung merosot ke bawah ketia raugan macan itu begitu menakutkan dirinya.Terlihat jelas jika macan putih itu terus berusaha untuk membobol sel yang ada di sana hingga membuat Aneisha tampak ketakutan dibuatnya.Sementara itu
Semuanya tampak terkejut ketika Dokter itu mengatakan jika Aneisha saat ini tengah mengandung."Tidak mungkin! Kau pasti salah memeriksanya Dok. Tidak mungkin Tuan Zu membiarkan semua istrinya saat ini hamil anaknya." Ujar Lilian dengan nada tak percaya."Saya tidak salah mendiagnosa, Nyonya. Saat ini dia tengah hamil, jika Nyonya tidak percaya, Nyonya bisa melakukan tes sendiri dengan alat tes pack ini, lakukan seperti petunjuk yang tertera di sini." Saran Dokter itu dengan memberikan tespack itu kepada Lilian."Bailah, aku akan melakukan tes pack kehamilan ini kepadanya, semoga kau hanya salah mendiagnosa dirinya. Lalu bagaimana dengan keadaannya saat ini?" tanya Lilian kemudian."Dia kelelahan, sebaiknya di istirahat untuk sementara waktu, jangan biarkan dia stress karena akan berpengaruh pada kehamilannya Nyonya." Lilian terdiam dan hanya mengangguk saja, entah apa yang dipikirkan oleh Lilian saat ini Tak selang beberapa lama kemudian Dokter itupun pamit kepada Lilian."Baiklah
Arsen terkejut ketika mendengar Jenny yang mengatakan bahwa Aneisha saat ini tengah hamil."Apa maksudmu?" tanya Arsen dengan berpura-pura tidak mengetahui jika saat ini Aneisha tengah hamil."Kau jangan berpura-pura tidak tau, Arsen.""Apa maksud ucapanmu, Jenny?" elak Arsen masih tetap berpura-pura tidak mengetahui Aneisha saat ini tengah hamil."Kau benar-benar tidak mengetahui ini?" tanya Jenny dengan tatapan penuh menelisik."Tidak, aku tidak mengetahui apa yang kau katakan tadi, katakan apa yang terjadi?" tanya Arsen dengan tatapan penuh menelisik.Jenny menatap wajah Arsen dan terlihat jika saat ini Arsen sepertinya tidak mengetahui apa yang tengah terjadi dengan Aneisha."Tadi kami memanggil Dokter untuk memeriksa Aneisha. Namun, tiba-tiba daat Dokter sudah memeriksa Aneisha, dokter itu mengatakan bahwa Aneisha kelelahan karena dirinya saat ini tengah hamil, dia mengandung anak Tuan Zu." Jelas Jenny dengan nada berbisik.DegJantung Arsen langsung berdegub dengan kencangnya ke
Aneisha terdiam dan tak mengatakan apapun dari mulutnya. Ia tetap bungkam dan tak mau jika ketiga istri Tuan Zu tau jika saat ini dia sudah mengetahui bahwa dirinya benar-benar hamil."Katakan kepadaku, apa kau saat ini tengah hamil?" tanya LIlian dengan tatapan penuh menelisik.Aneisha menggelengkan kepalanya dengan cepat.Lilian menatap wajah kedua madunya secara bergantian lalu tak lama kemudian dia meminta Aneisha untuk segera buang air kecil dan menaruhnya di tempat yang telah diberikan kepadanya."Sekarang kamu pergi ke kamar mandi dan letakkan urinemu di dalam wadah ini, kau jangan banyak bertanya untuk apa kami meminta urinemu itu."Aneisha tetap menolak karena dalam pikirannya saat ini mereka ingin mengetes kehamilannya saat ini.Aneisha lalu membuang wadah yang diberikan oleh Lilian kepadanya.Lilian tampak marah ketika Aneisha melakukan itu kepadanya."Apa kau sudah gila? Kenapa kau membuang wadah itu?" kesal Lilian dengan menatap kesal wajahnya."Aku tidak mau melakukan it
Lim mengangguk dan mulai menyiapkan mobil Tuan Zu yang saat itu disembunyikan disuatu tempat.Lim lalu mengemudikan kendaraan Tuan Zu dan memerintahkan anak buahnya untuk mengawal dirinya dengan ketat."Aku ingin kendaraan lebih cepat, suruh anak buahmu untuk mempersiapkan helikopter sekarang juga! Setiba kita ke markas, aku akan naik burung besiku agar bisa lebih cepat sampai ke rumah.""Baik Tuan Zu," balas Lim.Tuan Zuan dan Lim bergegas naik ke dalam mobilnya dan tak lama kemudian Lim melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju ke arah markasnya.Beberapa menit kemudian mobil mereka langsung berhenti di depan markasnya dan tak lama kemudian Tuan Zuan memerintahkan Lim untuk memasukkan barang-barang miliknya ke dalam gudang bawah tanah.Tuan Zuan juga memerintahkan untuk segera memindahkah semua barang-barang miliknya ke markas besarnya dan memintanya untuk segera mengkosongkan gudang yang ada di sana.Tentu hal ini dilakukan oleh Tuan Zu untuk menghentikan orang-orang yang s
Tuan Zuan menatap wajah Lilian dengan nyalang seolah ingin mencari tau sebuah jawaban dari mulutnya tentang apa yang dia ucapkan saat ini."Apa maksud ucapanmu? Kenapa kau mengatakan ini kepadaku?" tanya Tuan zu dengan nada penuh kemarahan.Lilian tersenyum miring dan tak lama kemudian dirinyapun langsung datang menghampiri Tuan Zu."Apa bunga ini untuk Aneisha?" tanya Lilian dengan nada sinis.Tuan Zuan tersenyum miring dan menatap sinis wajah istri pertamanya."Kenapa? Apa kau saat ini cemburu kepada Aneisha? Dia pantas mendapatkan bunga mawar ini." Ucap Tuan Zu dengan mencium bunga mawar yang dipegangnya."Haha, aku cemburu dengan iatrimu yang tak berbudi itu? Kau sungguh membuatku tergelitik Tuan Zu, kau hanya belum mengetahui bahwa istri kesayanganmu saat ini bermain di belakangmu." Cibir Lilian dengan menatap sinis wajah Tuan Zuan.DegTiba-tiba Tuan Zu merasakan jantungnya langsung berdegub dengan kencangnya. Ia rasakan ada yang mendidih di dalam aliran darahnya. Namun, dia ber
Aneisha terkejut ketika mendengar suara seorang wanita yang kini tengah menyahuti ucapannya.Ia difitnah dan Tuan Zu seolah percaya dengan ucapannya."Aku melihat dengan mata kepalaku ketika dia memasuki kamar Arsen bersama-sama. Aku memiliki buktinya Tuan Zu, bahkan istrimu saat itu dengan mesranya saat digendong oleh Arsen menuju ke kamarnya." lanjut ucapan wanita tersebut.Wanita yang sejak tadi menyela ucapan Aneisha tak lain dan tak bukan adalah Lilian istri pertama Tuan Zu.Ia lalu datang menghampiri Tuan Zu dan mendekati dirinya.Aneisha terlihat terkejut melihat Lilian kini sudah datang ke kamar Arsen dan berusaha untuk memfitnahnya."Mau apa kau datang ke sini? Jangan ikut campur dan jangan pernah mencoba untuk memfitnah diriku," terang Aneisha dengan tatapan penuh amarah."Lihatlah Tuan Zu, dia bahkan menjadi kurang ajar semenjak kau menobatkan dirinya sebagai istri kesayanganmu." Adu Lilian dengan melingkarkan tangannya ke lengan kekar milik Tuan Zu."Apa maksud ucapanmu? B
Tuan Zu terkejut ketika mendengar lirih suara Arsen yang mengatakan bahwa saat ini Aneisha tengah hamil.Mata elangnya kini menyorot tajam ke arah wajah Aneisha yang tersungkur di atas lantai kamar Arsen.Perlahan-lahan dia mulai mendekati dirinya dan tak lama kemudian dirinyapun langsung berjongkok dan menarik lengan Aneisha dan mendekatkan tubuhnya ke arahnya.Ia lalu mencengkram kedua rahangnya dengan kerad membuat Aneisha langsung memekik kesakitan.Lilian tersenyum riang pada awalnya, dia berpikir jika saat ini Tuan Zu benar-benar tidak menginginkan Aneisha saat ini hamil."Katakan kepadaku, apa kau saat ini tengah hamil?" tanya Tuan Zu dengan menyorot tajam wajah Aneisha dengan penuh kemarahan.Aneisha menatap wajah Tuan Zu dengan air mata yang sudah keluar dari pelupuk matanya. Tubuhnya bergetar hebat dan wajahnya sudah terlihat cemas ketika Tuan Zuan kini menanyakan kehamilannya.Bibir Aneisha terasa keluh seolah tak bisa mengatakan apapun dari mulutnya."Dia memang hamil Tuan