Arsen terkejut, ketika mendengar apa yang dikatakan oleh wanita itu.Ia kemudian menatap tajam ke arah wanita tersebut."Apa maksud ucapanmu?" tanya Arsen dengan sorot matanya yang tajam ke arah wajah wajah wanita tersebut."Kau tidak usah munafik Arsen, aku tau jika kamu masih sangat berharap kepada wanita itu. Kita bisa lakukan kerjasama untuk menjauhkan Tuan Zu dari wanita itu, bagaimana?" Arsen masih berpikir panjang dengan apa yang dikatakan oleh wanita itu kepadanya. Tentu dia tidak mau mengambil resiko yang lebih besar, jika tiba-tiba dia menerima tawaran lelaki tersebut."Aku ingin tau apa yang kau rencanakan, sebelum akhirnya aku memutuskan untuk lanjut atau tidak," jawabnya dengan menatap penuh selidik."Cukup mudah, kau hanya perlu masuk kembali dalam lingkup hati Aneisha, buat diriny benar-benar bertekuk lutut kepadamu. Atau yang paling ekstrime kamu buat dia hamil anakmu," ucapnya dengan tersenyum miring ke arah Arsen.Arsen terkejut, ketika mendengar apa yang dikatakan
Arsen mengeratkan rahangnya dengan keras, ketika mendengar apa yang dikatakan oleh pengawal Tuan Zu saat itu."Kau bilang siapa?" tanya Arsen dengan menyorot tajam wajah pengawal tersebut."Tuan Zuan dengan Nyonya muda Aneisha," jawab pengawal itu lagi.Seketika Arsen merasakan kakinya seperti sudah tak bisa menopang tubuhnya lagi.Arsen menggelengkan kepalanya dengan cepat, ia kemudian membalikkan tubuhnya dan langsung pergi meninggalkan halaman rumahnya dengan perasaan marah."Tidak mungkin Aneisha melakukan ini dengan Kakak Zu, dia adalah wanita yang tak mudah di sentuh oleh lelaki, kenapa dia mau disentuh oleh Kakak Zu? Sedangkan dia tidak pernah mencintai dirinya, aaaaaaaagh ..., sialan kau Zuan, kau sudah merampas Aneisha dari tanganku," monolog Arsen dalam hati.Tak selang beberapa menit kemudian, dua insan yang sudah berbagi peluh tersebut, akhirnya menuntaskan hasrat mereka masing-masing dalam kenikmatan, yang baru pertama kali mereka rasakan begitu berbeda dari sebelumnya."
Jenny langsung terkejut, ketika mendengar suara orang yang menyahuti dirinya dari belakang.Jenny langsung tergugup, ketika mendengar suara seseorang dari arah belakang."Ah Kak Lilian?" ucap Jenny dengan wajah tergugupnya.Lilian menatap wajah Jenny dengan tatapan penuh curiga."Kenapa kau mulai gugup?" tanya Lilian dengan menatap jenny penuh curiga.Jenny langsung menyembunyikan kegugupannya, ia kemudian tersenyum dan bersikap seperti biasanya."Tidak ada Kakak pertama, tadi aku terkejut saja, ketika mendengar Arsen bercerita tentang adik ke empat," jawabnya dengan berbohong.Lilian lalu mengarahkan attensinya ke arah Arsen yang saat itu terlihat masih marah."Memangnya apa yang dia ceritakan tentang adik ke empat?" tanya Lilian kini mengarahkan attensinya ke arah wajah Jenny."Dia bercinta di dalam mobil dengan Kakak Zu," sahut Arsen dengan menggenggam tangannya dengan erat.Mendengar apa yang dikatakan oleh Arsen saat ini, membuat Jenny, Lilian dan Cellyn langsung terkejut dan men
KringKringKringSang kepala pelayan langsung mengangkat teleponnya, ketika mendengar benda pipihnya mulai berbunyi."Hallo, Tuan Zu," jawab pelayan tersebut dengan nada lembut."Hallo Saima, aku ingin kau memberikan hukuman kepada istriku, Aneisha.""Maksud Tuan?" tanya Saima dengan melirik ke arah Aneisha yang saat ini memandangi dirinya."Aku ingin kau memberikan hukuman kepadanya esok hari, suruh dia membersihkan gudang belakang sendirian, dan jangan kau berikan dia makan jika dia belum selesai mengerjakan apa yang sudah aku perintahkan," kata Tuan Zu dengan wajah mulai marah."Kenapa Tuan? Kesalahan apa yang membuat dirinya saat ini harus mendapatkan hukuman darimu?" tanya Naima dengan sedikit menjauh dari Aneisha."Dia tadi ingin melarikan diri dari rumah ini. Buat dirinya menyesali semua yang dia lakukan saat ini. Dengan menjalani hukuman itu, aku harap dia bisa berpikir seribu kali untuk tidak melakukan hal bodoh itu lagi," ucap Tuan Zuan dengan nada mulai murka."Apa Tuan ti
Naima melakukan apa yang di perintahkan Tuan Zu kepadanya, ia segera mengetuk pintu kamar mandi Aneisha.TokTokTok"Nyonya Muda, tolong buka pintunya," ucap Naima dari luar pintu kamar mandinya."Ada apa?" tanya Aneisha dengan nada heran."Tuan Zuan ingin berbicara denganmu, Nyona Muda, tolong bukakan pintu kamar mandinya," jawab Naima kepada Aneisha.Aneisha yang berada di dalam kamar mandi, langsung mengerutkan dahinya, ia tak mau membukakan pintu kamar mandinya karena saat ini dia tak memakai apapun yang menutupi tubuhnya."Katakan kepadanya, aku mandi dulu, baru aku akan berbicara lewat sambungan selulernya," balas Aneisha dengan nada kesal.Naima yang menerima jawaban tersebut membuatnya cemas, ia kemudian menatap ke layar handphone tersebut."Ada apa? Di mana istriku?" tanya Tuan Zuan dengan menatap nyalang wajah Naima."Maaf Tuan, Nyonya Muda sepertinya sedang mandi, dia akan menjawab telepon darimu selesai ia mandi," jawabnya dengan wajah gugupnya."Kenapa kau tidak serahkan
Aneisha terkejut kembali, ketika Naimah masih merahasiakan apa yang di dengar dan dilihatnya saat itu."Apa kau belum memberitahukan kepada Tuan Zu?" tanya Aneisha dengan tatapan penuh menelisik."Dia akan mengurungu selama sebulan dalam ruangan pemgasingan Nyonya, jika Tuan Zu mendengar apa yang aku katakan kepadanya. Tian Zu tak akan pernah percaya kepada seseorang, kecuali dengan apa yang aku katakan. Apa yang aku katakan, selalu aku seertakan bukti-bukti yang akurat, seperti yang kau katakan waktu itu. Aku tidak hanya merekam kalian saja, aku juga merekam suara kalian juga," jelas Naima dengan wajah santainya."Apa? Kau merekam semua itu?" tanya Aneisha tak percaya."Alat semakin canggih Nyonya, ada satu alat yang biasa aku pakai untuk merekam orang dan merekam pembicaraan seseorang saat itu."Aneisha menutup mulutnya dengan kedua tanganya tak percaya."Apakah kau melakukan itu, karena Tuan Zu yang memintamu?" tanya Aneisha dengan menatap wajah Naima."Tidak, aku tidak melakukan i
Lilian wajahnya tiba-tiba memucat ketika mendengar perkataan Arsen kali ini.Naima bukanlah kepala pelayan biasa tapi dia adalah orang kepercayaan dan kaki tangan Tuan Zu selama ini.Tuan Zu memang cukup dekat dengan sosok Naima yang ada di dalam kehidupannya saat ini. "Tidak, aku harus hati-hati melakukan rencanaku untuk Aneisha besok pagi, aku tak ingin Naima akan tau dengan rencana yang sudah aku buat saat ini," monolog Lilian dalam hati.Arsen lalu segera pergi meninggalkan Lilian yang kini mulai terpaku dalam pikirannya sendiri.Sementara itu, Naima kini mulai berjalan menuju ke arah sebuah taman yang ada di sisi samping kolam berenang.Ia lalu mengeluarkan benda pipihnya dan mulai menghubungi Tuan Zu lewat panggilan Video callnya.Lilian yang saat itu tak sengaja berjalan melewati taman itu, langsung bersembunyi di suatu tempat dan mulai memasang telinganya ketika Naima mulai menelpon Tuan Zu.KringKringKringNaima mulai menelpon dan tak lama kemudian Tuan Zu langsung mengang
Aneisha langsung berhenti, ketika melihat lorong itu cukup sepi untuk dilewati."Kenapa Nyonya Muda berhenti?" tanya Naima dengan menoleh ke arah Aneisha yang saat ini sudah mulai ketakutan."Bibi Na, aku takut dengan tempat ini, kau mau membawaku kemana?" tanya Aneisha dengan wajah terlihat ketakutan.Naima langsung tertegun dia mencoba untuk menenangkan Aneisha saat itu tapi Tuan Zu terus memaksa Naima untuk segera membawa Aneisha menuju ke arah ruangan pengasingan tersebut.Dalam sambungan teleponnya, Tuan Zu meminta Naima untuk meminta pengawalnya menyeret Aneisha menuju ruang pengasingan segera."Suruh pengawal itu untuk menyeretnya Ana ke ruang pengasingan," perintah Tuan Zu dengan penuh intimidasi."Tolong beri aku waktu untuk membujuk Nyonya Muda Tuan, jangan biarkan dia ketakutan dan trauma dengan hukuman yang kau berikan kepada dirinya Tuan, biarkan aku yang membujuk dirinya saat ini," tegur Naima dengan nada penuh kelembutan.Tuan Zu kemudian terdiam saat itu, dia mulai ber