Arsen tesentak dengan ucapan ayahnya yang akan menjodohkan dirinya dengan wanita pilihannya. "Apa? Menjodohkanku dengan wanita lain? Tidak, aku tidak mau," tolak Arsen dengan tegas.Namun Tuan Chan tidak mau mendengar penolakan Arsen saat itu, dengan cepat dirinya langsung berlalu dari hadapan Arsen.Arsen mengusap wajahnya dengan kasar seketika hatinya mulai tidak tenang setelah mendengar ucapan dati ayahnya saat ini."Tidak akan aku biarkan ayah membawaku keluar dari istanah kakak Zu, aku masih belum bisa menjauh dari Aneisha, ah mengapa pikiranku kalut sekali," kesal Arsen dengan mengusap kasar wajahnya.***Sementara itu Tuan Zu yang sudah membersihkan dirinya bersama dengan Aneisha kini terlihat wajahnya semakin segar, begitupun dengan Aneisha yang terlihat sangat segar dan terlihat cantik setelah merias dirinya."Ana, sebaiknya kau sarapan di kamar saja, jangan banyak bergerak dan istirahatlah di kamar, jika kau perlu apa-apa, sebaiknya kau menghubungi Naima." tutur Tuan Zu den
Tuan Zu tampak sangat marah, ia langsung meminta anak buahnya untuk mencari Aneisha saat itu.Flashback onAneisha mondar mandir di kamarnya, ia terlihat kalut dan ingin mencoba untuk pergi dari istanahnya.Pikirannya mulai berkecamuk saat itu. Aneisha yang saat ini hatinya diselimuti kegundahan, terlihat mulai berpikiran untuk meninggalkan Tuan Zu yang sudah membuat patah hati dirinya disaat dia mulai jatuh cinta kepadanya.Ia juga merasakan tekanan batin ketika Tuan Zu selalu mendominasi dirinya terlebih lagi karena saat ini dia harus menghadapi ketiga istrinya yang selalu berusaha memfitnah dan menyakiti dirinya.Karena perasaannya yang sensitif dan perubahan hormon kehamilannya yang saat ini dia rasakan, Aneisha tanpa berpikir panjang ingin mencoba melakukan pelariannya.Beberapa saat kemudian Naima datang mengetuk pintu kamarnya.Sadar akan hal itu, Aneisha mulai menyembunyikan sesuatu di balik tangannya.Ia berpura-pura terbaring lemah ketika dia menyahuti ketukan pintu dari Nai
Aneisha langsung terkejut ketika tiba-tiba Tuan Zu sekarang berdiri di depannya."T-tuan Zu," panggil Aneisha dengan bibir bergetar.Tuan Zu langsung menarik lengan tangan Aneisha dengan kasarnya."Berani kau pergi dariku?" tanya Tuan Zu dengan nada marahnya.Aneisha ketakutan, ia rasakan denyutan jantungnya sudah mulai berpacu cukup kencang ketika Tuan Zu tiba-tiba mulai mencengkram kedua lengannya dengan keras."S-sakit, Tuan," desis Aneisha."Kau pantas untuk mendapatkan hukuman dariku, Ana." Tuan Zu berkata dengan tatapan penuh amarah."T-tolong maafkan aku Tuan," Aneisha berkata dengan mada memohon kepadanya."Berkali-kali kau melakukan kesalahan, aku tidak akan mengampunimu lagi, sekarang kau harus ikut denganku!" Tuan Zu menarik tubuh Aneisha dengan kasar.Tuan Zu membawanya ke arah sebuah ruangan yang tak diketahui oleh Aneisha sebelumnya.Beberapa pengawalnya kini mengekori Tuan Zu di belakangnya.Tak lama kemudian, Tuan Zu menghentikan langkah kakinya ketika ia sudah berdiri
Lilian dan kedua madunya tampak menahan kekecewaannya ketika mendengar kabar berita tentang diketemukannya Aneisha saat itu.Beberapa saat kemudian, terlihat Tuan Zu kini mulai keluar dari ruangan tersebut dan terkejut melihat ketiga istrinya sedang berada di sana."Ada apa kalian di sini?" tanya Tuan Zu dengan tatapan penuh intimidasi.Ketiga istri Tuan Zuan terlihat sangat gugup ketika mendengar pertanyaan dari Tuan Zuan.Lilian mendekati Tuan Zu, ia mencoba untuk menghilangkan kegugupannya saat itu."Tuan Zu, kami kebetulan mau mencari keberadaan Aneisha. Namun, saat kami melewati lorong ini, Aku melihat para pengawal sedang berkerumun di sini, dan aku menegur mereka untuk mencari keberadaan istri ke empatmu itu. Namun, mereka berkata jika saat ini Aneisha sudah diketemukan, apa itu benar?" balas Lilian dengan menatap wajah Tuan Zu yang terlihat sangat kesal."Apa yang mereka katakan benar, Aneisha saat ini sudah diketemukan dan aku memberikan hukuman untuk dirinya saat ini," balas
Aneisha tidak berhenti merengek meminta Tuan Zu untuk mengijinkannya bertemu dengan kedaua orang tuanya.Tuan Zu masih tetap bertahan dalam diamnya ia tidak tau harus berkata apa."Tuan, kenapa kau diam saja? Apa kau tidak mengijinkan diriku untuk bertemu dengan orang tuaku?" rengek Aneisha."Aku akan mengijinkanmu bertemu dengan orang tuamu nanti, kau jangan merengek memintaku untuk mempertemukanmu dengan kedua orang tuamu.""Kau jahat Tuan Zu, kau bahkan memisahkan aku dengan orang tua kandungku sendiri," balas Aneisha menatap marah wajahnya."Istirahatlah, aku harus pergi sekarang," balasnya dengan beranjak dari tempat duduknya."Aku tidak mau tinggal di sini, Tuan. Tolong lepaskan rantai ini dari kakiku." Ucapnya dengan mencengkram lengan Tuan Zu yang saat itu terkena tembak."Hssss," desisnya dengan menahan rasa sakit dilengannya.Tuan Zu terdiam dan membiarkan Aneisha mencengkram lengannya dengan kuat.Ia menahan rasa sakitnya dan membiarkan Aneisha meluapkan rasa marahnya kepad
Tuan Zu terkejut ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Tuan Chan kepadanya.Guratan kasar sudah terlihat di dahinya saat itu.Tak terima dengan apa yang dikatakan oleh ayahnya, Tuan Zupun menolak permintaan ayahnya."Aku tidak akan mengijinkan Aneisha untuk mengunjungi Arsen, apa ayah sudah gila? Kau hanya membuat Arsen akan semakin ingin memiliki Aneisha," tolak Tuan Zu dengan nada tegas."Tidak, kau tidak usah berpikir sejauh itu, aku akan membawa Arsen cepat keluar dari rumahmu jika kau menuruti apa kemauannya untuk yang terakhir kali," balas Tuan Chan dengan nada penuh keyakinan.Tuan Zu lantas menatap penuh wajah ayahnya, ia seolah sedang mencari sebuah kebohongan di matanya. Namun, Tuan Zu tidak mendapatkan kebohongan ayahnya di balik tatapan dari kedua matanya."Apa kau cukup yakin akan membawanya untuk segera pergi dariku, Ayah? Sungguh aku benar-benar sangat muak dengan anak tirimu di sini, ia terus berusaha untuk mendekati Ana dan ingin merebut dirinya dariku," ungkap Tua
Tuan Zu memejamkan kedua matanya dengan kasar, ia menarik nafasnya dengan panjang dan berusaha untuk membuat dirinya tetap tenang.Mungkin berkata jujur saat ini adalah terbaik untuknya, ia tau jika sangat sulit untuk membohongi seorang Tuan Chan saat ini."Baiklah, jika kau ingin menemui Aneisha, aku akan membawanya untuk menemuimu," ucap Tuan Zuan dengan menatap penuh wajahnya.Tuan Chan langsung tertegun, ia masih mencurigai Tuan Zu saat ini."Tidak perlu, katakan di mana dia? Aku akan ke sana untuk menjenguk dirinya," Tolak Tuan Chan menatap marah wajahnya.Tuan Zu semaki frustasi karena tidak berhasil untuk membujuk Tuan Chan saat ini.Tuan Zu menarik nafas panjangnya sebelum dia membalas ucapan ayahnya."Baiklah, jika kau ingin bertemu dengan Aneisha, aku akan membawamu ke sana. Saat ini dia harus menerima hukuman dariku, Ayah tidak usah terkejut, karena dia sudah berani melarikan diri," balasnya dengan tertunduk dedih.Mendengar itu, Tuan Chan seketika menarik nafas panjangnya d
Tuan Zu terperanjat ketika mendengar ucapan ayahnya saat ini, bagaimana mungkin dirinya bisa menceraikan istri kesayangannya suatu saat nanti."Apa? Bagaimana aku bisa menceraikan dia? Sedangkan aku sendiri tidak ingin jauh darinya," Tuan Zu berkata dengan wajah mulai frustasi."Kau harus bisa menceraikan dia, akan banyak musuh yang akan mengincar keluargamu terutama anakmu yang lahir dari rahimnya.""Aku tidak peduli, aku akan tetap bersama dengannya walaupun kau memintaku untuk bercerai dengannya." Tuan Zu semakin menaikkan intonasi bicaranya, ia mulai mengepalkan kedua tangannya dengan erat."Jangan keras kepala Zuan, apa kau ingin dia mati ditangan para musuhmu? Akan banyak mata dan telinga yang akan memyampaikan kabar tentang istrimu nantinya. Mungkin saat ini dia aman, tapi tidak untuk suatu saat nanti, mereka akan tau jika kedua orang tua Aneisha sudah terbunuh oleh anak buahmu cepat atau lambat."DegSeketika jantung Tuan Zu mulai berdegub dengan kencangnya.Ia rasakan tubuhny