Share

BAB 2

Author: Evie Yuzuma
last update Last Updated: 2025-01-04 15:16:15

Keesokan harinya, Arumi dan Jordhy keluar dari kamar hotel president suite yang dipesankan orang tua Jordhy untuk mereka menghabiskan malam pertama. Seperti permintaan Jordhy, Arumi harus mengenakan cadar ketika sedang bersama dengannya. Karena Arumi belum membeli cadar, dia masih mengenakan cadar yang bekas resepsi kemarin.

Mereka menyelesaikan sarapan. Lalu, setelah itu, Jordhy mengajak Arumi ke rumahnya.

Sepanjang perjalanan, tak ada percakapan. Hanya saja, sebelum pulang, Jordhy mengajak Arumi mampir dan membeli beberapa set pakaian dan cadar baru. Mereka mampir ke salah satu outlet Sabia Fashion. Salah satu outlet pakaian branded yang cabangnya sudah menyebar di berbagai kota di Indonesia.

“Ambillah! Gak usah sungkan! Gue yang bayar! Asal lo tahu, Sabia fashion ini salah satu outlet fashion terbaik di negeri ini! Rancangannya unik karena langsung di desain oleh ownernya yang merupakan lulusan S1 ESMOD di Paris. Mumpung jadi istri gue, puas-puasin elo pilih!” tutur Jordhy sambil menunjuk ke arah deretan gamis panjang dan jilbab lebar lengkap dengan cadar. Semuanya tentunya limited edition dan memiliki harga yang cukup mahal.

Arumi tersenyum di balik cadar. Tak perlu dijelaskan pun, Arumi sudah sangat paham bahkan jauh lebih paham dari pada siapapun terkait Sabia Fashion. Dia pun memilih beberapa desain gamis terbaik limited edition yang terpajang di outlet tersebut, lalu diserahkan pada Jordhy.

“Selera lo bagus juga,” ucap Jordhy ketika menerima beberapa set gamis pilihan Arumi lalu beranjak ke kasir untuk membayarnya.

Lagi-lagi Arumi hanya tersenyum samar di balik cadar.

“Ya Tuhaaan, apakah ini caramu agar aku menutup aurat dengan benar?” batin Arumi sambil menatap deretan gamis yang tersisa dan masih terpajang di sana. Sebelum kejadian yang membuatnya trauma beberapa tahun silam, Arumi adalah penyuka fashion dan cukup berani tampil dengan seksi dan pakaian terbuka. Hingga akhirnya kejadian mengerikan itu hampir membuatnya kehilangan mahkota yang dia jaga. Sejak saat itulah, dia mulai beralih pada model yang lebih tertutup, lalu bertahap mulai mengenakan penutup kepala. Meskipun hanya jilbab biasa.

Usai berbelanja gamis dan cadar, Jordhy mempersilakan Arumi membeli perlengkapan perempuan lainnya termasuk baju-baju santai dan pakaian tidur. Karena malas mengambil pakaian ke rumah, Arumi pun menurut saja.

Usai berbelanja, Jordhy langsung mengajak Arumi ke rumah keluarga yang berada di sebuah cluster elit. Di sanalah kediaman Jordhy bersama keluarga Atmaja lainnya.

Mobil pajero sport warna hitam yang Jordhy kendarai menepi. Sebuah rumah dengan desain eropa berdiri gagah di balik pagar tinggi yang menjulang. Jordhy memijit remot dan gerbang pun bergeser dengan sendirinya. Lalu, mobil yang mereka tumpangi lekas melesat ke halaman yang terbentang luas dengan tatanan bunga-bunga bougenvil berwarna ungu, bunga bakung putih dan juga kuntum-kuntum bunga pukul delapan berwarna pink muda yang merambat menghiasi tepi jalan.

Tiba di depan rumah megah, dua orang ART yang sudah Jordhy telepon, tergopoh keluar. Lalu, mereka membantu membawakan barang-barang Arumi dan Jordhy ke kamar. Sementara itu, Arumi mengekori Jordhy yang berjalan ke dalam.

“Eh, dah balik, Mas? Kirain honeymoon elo diperpanjang?” Suara seseorang membuat Arumi dan Jordhy yang baru saja tiba, menoleh. Tampak seorang lelaki dengan bertubuh tinggi tegap, iris hitam, hidung mancung, jambang tipis dengan rambut sebahu yang diikat ke belakang berjalan menghampiri. Kesannya sangat berbanding terbalik dengan Jordhy yang cenderung terlihat tegas, dominan dan pengatur. Lelaki yang baru saja menyapa itu, tampak memiliki kesan lembut dan murah senyum.

Sepasang alis Arumi saling bertaut. Rasanya wajah itu tak asing. Namun, entah di mana dia bertemu, Arumi lupa.

“Elo dah balik, Kev? Kirain masih nyari cewek impian elo di Paris!” Jordhy menatap sinis pada sang adik, Kevandra Suryadinata. Lelaki berparas rupawan yang masih betah melajang itu hanya tersenyum sambil melirik ke arah Arumi.

“Gak nyangka gue, Mas. Selera elo adem banget,” tukasnya seraya tersenyum dan mengangguk ke arah Arumi. Hanya saja, Kevandra mengernyitkan alis. Sepasang netra itu, entah mengapa mengingatkannya pada seseorang.

“Kenapa mirip sekali dengannya?” batin Kevandra seraya mengingat-ingat kejadian beberapa tahun silam.

*****

“Tolong lepasin aku, kumohon ….” Suara itu terdengar memelas. Kevandra yang memang kala itu baru pulang dari sebuah cafe di Paris merapatkan jaket tebal karena udara malam yang terasa dingin. Kalau bukan gara-gara mobilnya mogok, tak mungkin dia berjalan kaki di taman kota sendirian malam-malam begini.

“L—lepas, Mas! T—tolong lepasin! Aku gak mau kita gini!”

Suara itu terdengar jelas berasal dari sebuah mobil yang terparkir di dekat taman kota. Kevandra mencoba abai dan meneruskan langkahnya, tetapi suara itu samar terdengar lagi.

“A—Aku m—mohon!”

Bugh!

“Aduhhhh!”

Tak berapa lama, seorang wanita setengah tak berpakaian keluar dari mobil dan berlari. Pada saat itu, mereka tak sengaja bertubrukkan dan sepasang netra yang memelas itu menatap Kevandra.

“Tolong selamatkan aku dari dia, Tuan!”

***

“Ck, susah emang ngomong sama bujang lapuk! Diajak ngomong malah bengong!” oceh Jordhy seraya meninju pelan bahu Kevandra sambil terkekeh.

“Elaaaah, Mas! Maren-maren juga lapukan elo.” Kevandra mengelak sambil menggeleng perlahan. Diam-diam ekor matanya kembali mencuri pandang pada wajah yang tertutup cadar itu.

“Kalian kenapa malah ngobrol disitu! Ayo ajak mantu mama masuk!” Suara Reska membuat dua kakak beradik itu, menoleh. Kevandra melirik sekilas pada Arumi, lalu menoleh pada Jordhy.

“Ajak kakak ipar makan bersama, maaf kemarin gak sempat datang! Kado buat kalian, sudah Shelma simpan di kamar!” tuturnya sambil melenggang dan mendahului menuju meja makan.

Arumi tersenyum, tetapi hanya netranya yang menyipit terlihat. Dia lekas mengekori Jordhy, Kevandra dan juga Reska menuju ke meja makan. Tiba di meja makan, Atmaja sang ayah yang masih duduk di kursi roda pasca operasi, tersenyum cerah. Ditatapnya Arumi dan Jordhy bergantian, lalu menatap ke arah Kevandra.

“Lihat kakakmu, sudah punya istri, Kev! Kapan kau akan bawa wanita idamanmu itu ke sini?” tanya Atmaja sambil melirik ke arah putra sambungnya.

“Ck, mau makan, jangan bahas itu, Pap!” keluh Kevandra seraya menarik kursi. Shelma terkikik melihat wajah kakaknya yang ditekuk.

“Sok-sokan sih ngejar cinta sejati! Eh, tapi mending Mas Kev dari pada Mas Jordhy yang gak punya pendirian! Katanya jijik punya istri tompelan, eh diembat juga!”

“Shelma!” Suara Atmaja membuat gadis dengan wajah yang terlihat angkuh itu mendelik.

“Sudah! Sudah! Ayo kita makan!” Suara Reska menengahi. Dia mendelik ke arah putri bungsunya dan lekas duduk di samping Atmaja.

“Ck, ribetnya makan pake cadar,” batin Arumi sambil duduk di samping Jordhy. Lalu, semua senyap dan sibuk dengan makanan pada piring masing-masing.

“Oh ya, nama kakak ipar gue siapa, Mas?” Suara Kevandra terdengar menyela di antara bunyi sendok dan piring yang beradu pelan.

“Ck, baca sendiri! Gue sudah kirim link undangan virtual juga ke w******p elo! Eh gak dibaca!” ketus Jordhy tampak malas.

“Ah iya, oke, oke.” Kevandra mengangguk saja. Lalu, tak menunggu lama, dia tampak makan sambil mengotak-atik gawainya.

Usai makan, Arumi mengekori Jordhy menuju ke kamar. Rupanya semua kamar berada di lantai atas. Jordhy berjalan cepat sehingga Arumi tertinggal sendirian karena memang berjalan lambat sambil memeriksa pesan di gawai. Hanya saja, fokusnya terbagi ketika terdengar suara Kevandra menyapa dari arah belakang.

“Hmm, nama Mbak, Arumi, ya?”

“Iya, kenapa?”

Arumi menghentikan langkah dan menoleh ke arah kevandra.

“Apa kita pernah bertemu sebelum ini?” Kevandra menatap sepasang netra beriris cokelat dengan bulu mata lentik itu. Indah, sangat indah.

“Bertemu? Mungkin belum. Saya baru di kota ini.” Arumi menautkan alis. Memang, sketsa wajah Kevandra tak asing terasa. Hanya saja, dia tak mengingat di mana pernah bertemu.

“Bisa jadi, bertemunya bukan di kota ini. Apakah Mbak pernah tinggal di Paris beberapa tahun lalu?” Pertanyaan Kevandra selanjutnya membuat sepasang netra Arumi membulat. Kenapa tiba-tiba lelaki yang menjadi adik iparnya menanyakan hal itu. Apakah lelaki itu tahu jati dirinya?

Related chapters

  • ISTRI BERCADARKU TERNYATA ....   BAB 3

    “Apa se-enggak ada kerjaan itu, sampe elo harus ngajak ngobrol kakak ipar sendiri di jalanan?” Suara ketus itu membuat Arumi dan Kevandra menoleh. Jordhy sudah berdiri di ambang pintu sambil menyampirkan handuk ke bahu.“Sorry, gue lupa, Mas! Elo penganten baru! Gi-l4, baru semalam akad, sudah bucin akut!” kekeh Kevandra sambil tertawa. Senyumnya terlihat manis dengan netra yang menyipit. Dia membetulkan ikatan rambut sebahunya dan lekas berjalan meninggalkan Arumi yang masih mematung.“Elo, ngapain bengong disitu! Ayo masuk!” ketus Kevandra sambil kembali masuk ke dalam kamar. Arumi membuang napas kasar. Lalu, dia pun melangkah dan masuk. Aroma maskulin menguar. Warna kamar dominan formal dan tak ada sentuhan artistik sama sekali. Barang-barang yang diletakkan tampak rapi dan terkesan kaku. Tak ada hiasan apapun pada dinding, hanya satu jam digital yang terpajang pada tembok kamar. Arumi menjatuhkan bokongnya pada sofa panjang yang ada di sudut ruangan. Sofa tersebut berada di deka

    Last Updated : 2025-01-04
  • ISTRI BERCADARKU TERNYATA ....   BAB 4

    “Suara itu? Kenapa mirip sekali dengan suara Mas Jordhy suamiku? Namanya juga sama. Lalu, apa itu tadi? Desain gaun pengantin? Untuk siapa? Bukankah kami baru saja menikah?” batin Arumi sambil menahan napas karena rasa terkejutnya.Arumi membuang napas kasar sebelum akhirnya dia menjawab pertanyaan lelaki yang namanya sama dengan sang suami.“Saya sedang cuti, Pak Jordhy! Anda bisa jelaskan saja pada assisten saya dan biarkan dia merekamkan untuk saya! Asissten saya sudah menghandel jutaan klien, tolong jangan ragukan dia!” Lelaki dari seberang sana, beberapa detik tak mengeluarkan suara. Hingga akhirnya Arumi memutuskan sendiri panggilan teleponnya.“Semoga Anda mengerti! Selamat siang!” ujar Arumi sebelum panggilan berakhir. Ditatapnya ponsel yang ada di tangannya dengan kepala diisi beragam pertanyaan. “Apakah dia Mas Jordhy suamiku atau bukan? Ck, sayangnya ponsel lamaku ditinggal di rumah, jadi aku gak bisa check CCTV dari sini.” Arumi menyimpan ponsel dan mengambil laptop mil

    Last Updated : 2025-01-04
  • ISTRI BERCADARKU TERNYATA ....   BAB 5

    Arumi berdiri di ruang keluarga yang ada di lantai dua. Ruang itu tak besar, tetapi tertata cukup apik dan terlihat artistik dengan guci-guci mahal, lukisan di dinding dan juga lampu hias yang besar. Di samping ruang tersebut terpasang dinding kaca yang luas sehingga ketika gorden dibuka, bisa langsung melihat taman yang ada di Balkon. Di sanalah kini lelaki berambut sebahu itu duduk santai pada sofa dan membelakanginya. Petikan gitarnya terdengar merdu mendayu. Entah kenapa, nuansa musik akustik itu mengingatkan kenangannya di kota Paris. Tanpa sadar, Arumi memejamkan mata, terbayang lagi deretan bangunan dengan desain unik, sudut-sudut kafe yang nyaman, angin musim semi yang membelai, monumen-monumen indah, megah dan ikonik, lalu seraut wajah yang ingin ia lupakan. “Hey, elo sedang apa?” Suara itu membuat Arumi membuka mata. Jordhy sudah berdiri di belakangnya. “Tidak.” Arumi menjawab singkat. Lalu mengulurkan tangan untuk mencium punggung tangan Jordhy.“Dia sepertinya memperhat

    Last Updated : 2025-01-04
  • ISTRI BERCADARKU TERNYATA ....   Bab 6

    “Bi, Arumi masih makan?” “Iya, Tuan, sama Tuan Kevan.” “Hah, sama Kevan?” Jordhy menautkan alis. Tiba-tiba saja dia meletakkan daging panggang dan lekas berjalan menuju ruang makan. Ketika tiba, tampak Kevandra tengah asik bercerita dan sesekali Arumi tertawa. “Dia kenapa tampak bahagia sekali bersama Kevandra, ya?” batin Jordhy sambil menatap sepasang netra dengan bulu mata lentik itu yang menyipit. Tiba-tiba ada rasa tak nyaman di hatinya melihat sang istri tertawa lepas bersama lelaki lain di depannya. “Makanan gue mana, Rum?” Jordhy berdehem lalu duduk di samping Arumi. “Eh gue makan, Mas! Tadinya dari pada mubazir, kata Mbak Rumi, elo makan bareng Shelma, Mas?” Bukan Arumi yang menjawab, tetapi Kevandra yang langsung mendongak ke arahnya.“Iya tadinya, tapi males nunggu! Lama matengnya! Ambilin lagi, Rum!” titah Jordhy sambil menoleh pada Arumi yang baru saja menghabiskan suapan terakhir di piringnya.“Iya, Mas! Bentar aku siapin!” tutur Arumi seraya mengambil minum dan men

    Last Updated : 2025-02-01
  • ISTRI BERCADARKU TERNYATA ....   Bab 7

    Jordhy masuk ke dalam kamar dan sedikit terkejut ketika melihat Arumi hanya mengenakan piyama tidur. Istrinya tampak meringkuk di sofa dengan rambut hitam legamnya diikat asal. “Ck, apa dia berusaha menggodaku? Kenapa berpakaian seperti itu di dalam kamar?” batin Jordhy sambil bergerak mendekat. Jantungnya berdegup ketika melihat kaki mulus Arumi yang kuning langsat. Juga bagian-bagian tertentu yang cukup menantang dalam posisi terlentang seperti itu.Seperti terhipnotis, Jordhy mematung dan menatap sang istri yang sedang terlelap dalam temaram itu. Sepasang bulu mata lentik itu mengatup, hidung mancung Arumi tertutup oleh masker. Lekas Jordhy menepis fantasi yang mulai berkeliaran. Sebagai seorang lelaki normal, Jordhy mengakui jika Arumi memiliki tubuh yang proporsional, tinggi dan semampai juga terlihat padat pada beberapa bagian. Hanya saja, semua kekaguman itu rusak ketika bayangan pertemuan pertama mereka melintas. *** “Perkenalkan, ini Arumi, Putri kami.” Wajah dengan pipi

    Last Updated : 2025-02-01
  • ISTRI BERCADARKU TERNYATA ....   Bab 8

    Jordhy menyuap dengan cepat. Dia malas sekali melihat Kevandra yang anteng duduk di depannya menikmati menu yang sama. Menu yang dimasakkan Arumi untuknya. Bukan hanya itu, Kevandra juga begitu asyik menyesap kopi pahitnya. Tak berapa lama, Atmaja, Reska dan Shelma ikut bergabung juga. Arumi duduk di samping Jordhy dan sesekali mengambilkan lauk atau kebutuhan lain untuknya.“Walau aku merasa, kamu tak menginginkan pernikahan ini! Namun, biarkan aku berbakti selayaknya seorang istri hingga jodoh ini akan memilih … berhenti atau lanjutkan,” batin Arumi sambil mulai menyuap dalam diam. Jordhy berangkat kerja dengan mood yang kurang baik. Atmaja berangkat lebih siang. Sementara itu, Arumi meminta izin berangkat belakangan. “Tempat kerja elo jauh? Sorry, gue gak bisa nganter! Bisa pake mobil online saja pake duit yang gue kasih.” Jordhy bicara ketika Arumi baru selesai mencium punggung tangannya. “Iya, Mas!” Arumi tersenyum lembut. Jordhy pun berangkat menuju kantornya yang ada di sal

    Last Updated : 2025-02-02
  • ISTRI BERCADARKU TERNYATA ....   Bab 9

    “Kalau begitu, jadwalkan saja! Desain yang kemarin kita diskus tolong siapkan!” tuturnya. Arumi lupa, jika Lisa yang disebutkan oleh sang assisten adalah perempuan yang kemarin datang ke butik bersama Jordhy. “Oke.” Arumi lekas berkemas. Dia mengambil beberapa potong pakaian dan dimasukkan ke dalam tasnya. Tak banyak yang bisa dia bawa. Karena meskipun dulu sudah mengenakan jilbab, tetapi dia lebih suka mengenakan jilbab modern seperti pashmina dan scrapt. Pakaiannya pun jarang dia memiliki gamis. Kebanyakan sejenis pakaian semi casual untuk ke butik atau jalan ke luar. Jamsuit, blazer, rok, kemeja dan cardigan. Pakaian yang dia kemas, lekas disimpannya ke bagasi mobil. “Um, Rumi berangkat dulu, ya!” “Ke?” “Ke butik sebentar, tadi Vera nelpon, ada customer baru yang mau ketemu langsung dan dapatkan advise!” “Oh ya sudah, hati-hati!” Arumi mencium punggung tangan Maziah, lalu beralih pada Khaidir. Keduanya tengah menikmati camilan pagi. Setelahnya, Arumi lekas berjalan menin

    Last Updated : 2025-02-02
  • ISTRI BERCADARKU TERNYATA ....   Bab 10

    Sepanjang perjalanan menuju kantor, Jordhy benar-benar tak fokus. Beruntung, Lisa bisa diandalkan untuk menyetir. Pagi tadi ketika mereka berangkat, Jordhy memang menolak memakai sopir. Tentunya, khawatir kalau perbuatannya akan bocor kepada Atmaja. Bisa-bisa habis digantung oleh papanya itu. “Mas, Mbak Sabia itu ternyata cerdas banget, ya! Terus semua advisenya itu logis dan detail yang tadi dia bubuhkan juga, sesuai banget sama keinginanku.” “Cuma yang tuxedo kamu, yakin gak mau dibuatkan di Sabia Collection juga? Padahal kata Mbak Vera, asistennya, kalau beli couple, dapat diskon!” Jordhy masih menatap kosong. Penggalan-penggalan kejadian tadi masih melekat dalam ingatan. Gamis limited edition, sepatu dan cincin yang tersemat di jemari owner Sabia collection, kenapa semua persis milik Arumi. Bukan hal itu, suara, gesture dan postur tubuhnya pun begitu serupa.“Mas!!!” Suara Lisa yang agak meninggi membuat Jordhy terkejut. “Ya, Lis!” Jordhy menoleh pada perempuan yang terlihat c

    Last Updated : 2025-02-03

Latest chapter

  • ISTRI BERCADARKU TERNYATA ....   BAB 15B

    “Mana ada, itu lukisan pesanan teman.” Kevandra menjawab untuk menghindarkan spekulasi. Bisa-bisa kisruh kalau Shelma sudah bersuara. Dia pun lekas mengeluarkan uang pecahan lima ribuan.“Ini duitnya! Sana pergi jajan!” tutur Kevandra sambil menyodorkan uang itu pada Shelma. “Dih, goceng! Kayak zaman penjajahan, ish! Maratus, Mas! COD besok pagiiiii!” Shelma nyengir kuda sambil menengadahkan tangan.Kevandra menggeleng pelan. Tak banyak pecahan ratusan ribu di dalam dompetnya. Dia lebih banyak menyimpan uang-uang kecil. Karena memang cash yang dia pegang, biasanya untuk berbagi pada pedagang-pedagang kecil yang kebetulan ia temui, tukang sapu jalanan, pengamen, pemulung atau entah siapa saja. “Nih, besok balikin!” tutur Kevandra sambil menyodorkan uang sejumlah yang Shelma minta.“Thanks a lot! Aku doain biar Mas Kev cepet dapet jodoh!” kekehnya sambil mencium lembaran uang serratus ribuan itu, lekas dia beranjak begitu saja meninggalkan Kevandra yang mematung menatap sepasang mata

  • ISTRI BERCADARKU TERNYATA ....   BAB 15A

    Usai makan malam, Kevandra mengecek beberapa pesan pada emailnya sebentar. Dia memeriksa laporan dari manager property. Semua investasi yang dibangun almarhum Suryadinata---sang ayah sebelum meninggal, mau tak mau harus dia teruskan. Beruntung, Kevandra dikelilingi orang-orang baik. Juga Atmaja---sang ayah sambung yang cukup amanah dan totalitas mendukungnya.Selama dia belum bisa mengelola bisnis property peninggalan sang ayah sendiri, Atmaja dengan telaten mengurus dan menjaganya, sehingga ketika Kevandra dewasa dia bisa menyerahkan semua asset itu tanpa berkurang satu apapun. Meskipun bisnisnya tak sebanyak perusahaan yang dikelola Atmaja, tetapi dua unit apartemen dan satu buah hotel yang sudah berdiri lama itu, cukup untuk membiayai kehidupan Kevandra sendiri. Hanya saja, sayang sekali, Kevandra tak terlalu menyukai bidang itu. Saat ini, dia hanya mengelola yang sudah ada dan mempercayakan pada orang-orang di bawahnya. Sementara itu, dia sendiri malah mengambil kuliah jurusan s

  • ISTRI BERCADARKU TERNYATA ....   BAB 14B

    “Dah pulang elo, Mas? Yok, makan!” tutur Kevandra yang sudah melepas tangannya yang tadi menyangga tubuh Arumi. “Gak selera! Masakan amatiran kek gitu, paling gak enak!” oceh Jordhy sambil melirik sebal ke arah piring Kevandra yang sudah hampir kosong. Terbayang dalam benaknya, apa saja yang sudah dua orang itu lakukan.“Ya elah, gitu amat, Mas!” decih Kevandra sambil kembali duduk dan bersila. Sementara itu, Arumi menoleh pada Jordhy sekilas. Awalnya hendak menawari makan. Namun, kalimat barusan membuat Arumi mengurungkan niat. Jordhy bilang masakannya amatiran, tidak enak. Akhirnya Arumi mengambil piring bekas makan dan berjalan meninggalkan Jordhy dan Kevandra berduaan. Lalu dia ke dapur dan meletakkan piring bekas itu ke wastafel. “Eh, sudah pada selesai makannya, Non? Biar bibi bereskan!” Bi Armah yang baru selesai menyetrika menoleh pada Arumi.“Masih ada Kevan sama Shelma, Bi! Cuma Shelmanya masih di kamar mandi.” “Oh, baik, Non!” Arumi lekas mengambil buah potong dari lem

  • ISTRI BERCADARKU TERNYATA ....   Bab 14 A

    “Wah masakan kamu enak banget, Rum! Gagal diet nih, Mama!” Reska meletakkan sendok dan garpu pada piring kosongnya. Ide Kevandra untuk makan bersama di gazebo belakang, rupanya tak buruk juga.Dia bahkan sibuk membantu dua ART menyiapkan alat panggang untuk steak ikan tuna yang sudah Arumi siapkan bumbunya. Kevandra, selalu rindu kebersamaan dengan keluarga. Terlalu lama di negeri orang, membuatnya memaksimalkan waktu yang ada untuk bersama dengan Reska, sang mama. “Iya loh, Mbak! Masakan kamu enak. Kamu gak seburuk yang dulu aku pikirkan. Pas awal-awal, aku underestimate banget sama kamu, Mbak! Sorry ya, Mbak! Habisnya kata Mas Jordhy kamu itu kampungan, mukanya jelek ada tompel dan kayaknya manja sampai-sampai nyari suami saja dicariin sama keluarga.” Shelma masih bicara sambil menyuap. Wajah judesnya masih sama, hanya saja dia sudah mulai menyukai Arumi karena masakan-masakan enaknya. Cuma tetap saja, kalimatnya yang blak-blakkan membuat Arumi mengelus dada.“Ini, nih! Kalau ngomo

  • ISTRI BERCADARKU TERNYATA ....   BAB 13B

    “Ah, persetan! Ngapain mikirin mereka! Bukannya justru malah bagus kalau mereka makin akrab! Jadi, setelah enam bulan ini! Aku bisa menceraikan Arumi tanpa takut disalahkan papa! Nanti tinggal kubilang saja, aku terganggu dengan kedekatan Rumi dan Kevandra.” Jordhy tersenyum sendiri. Meski dia pun tak sadar, ketika hatinya mulai tak sejalan dengan rencana yang dia susun berdasarkan logika. Hanya saja, dia masih bertahan. ****** Sore harinya, usai meeting dengan klien. Jordhy bersiap-siap pulang. Hatinya mengajaknya untuk pergi. Apalagi teringat percakapan Arumi dan Kevandra tadi pagi. Sore ini, Arumi akan memasakkan tuna grilled steak untuk makan malam. “Mas, kita jadi ‘kan?” Suara Lisa membuat Jordhy yang tengah mematikan laptop mendongak. Tampak Lisa dengan wajah yang sudah di touch up dengan make up dan terlihat segar berdiri di depannya. Pakaiannya, tentunya memang style Lisa selalu membuat betah orang yang memandang. “Ke mana, Lis?” Jordhy menautkan alis. Seharian ini begitu

  • ISTRI BERCADARKU TERNYATA ....   BAB 13A

    “Kalau kita tak pergi, apa papa akan marah? Kebetulan aku baru mau minta izin pulang ke Surabaya. Abi mau operasi.”Jordhy bergeming. Dia kira, akan mendapat respon kegirangan. Bukankah Arumi hanya anak seorang pengusaha kecil saja? Bukankah pernikahan mereka pun atas perjanjian kedua pihak, orang tua mereka? Jordhy mengira, Arumi akan jingkrak-jingkrak senang karena akan diajak ke kota yang cukup terkenal. Eh, ternyata responnya diluar dugaan.“Kalau elo yang nolak, kayaknya gak marah dia. Asal jangan nyuruh gue bilang ke papanya.” “Oke, Mas! Nanti aku bilang papa.” Arumi mengangguk dan meletakkan lagi voucher liburan itu ke tempat semula. Lalu dia beranjak ke kamar mandi dan mengambil wudhu. Setelahnya, dia melaksanakan shalat isya dan terlihat berdoa dengan khusuk. Usai shalat, dia kembali berbaring pada sofa setelah berganti dengan piyama. “Perempuan aneh, diajak ke luar negeri, malah nolak!” batin Jordhy sambil merebahkan tubuh dan memejamkan mata. Hatinya mulai mendefinisikan

  • ISTRI BERCADARKU TERNYATA ....   BAB 12B

    “Enggak kok, Bi! Abi tenang saja! Mas Jordhy baik dan pengertian, kok, Bi! Cuma dia memang workaholic, ya maklum, abi tahu sendiri sebesar apa tanggung jawab Mas Jordhy di perusahaan!” Arumi berbicara panjang lebar. Dia berusaha meyakinkan sang ayah jika rumah tangganya dengan Jordhy baik-baik saja. Meskipun, kenyataannya tak seindah yang Arumi katakan. Bahkan, seminggu saja belum usia pernikahan mereka, Arumi sudah mengetahui fakta ada wanita lain di hati suaminya. Sementara itu, Arumi tak sadar jika sejak tadi Jordhy sudah berdiri tak jauh dari dirinya yang membelakangi kamar. “Apa katanya tadi, aku orang baik dan pengertian? Apa seperti itu ya, aku di matanya? Jangan-jangan dia sudah jatuh cinta dan mulai kagum padaku? Ck, memang pesonaku gak ada yang bisa menolaknya,” Jordhy tersenyum sambil mengusap bulu halus yang tumbuh sekitar pelipis dan dagu. Entah kenapa hatinya menghangat ketika mendengar Arumi memujinya. Jordhy berjalan dan kembali masuk ke dalam kamar. Dia pu

  • ISTRI BERCADARKU TERNYATA ....   BAB 12A

    Perlahan Jordhy berusaha melupakan kecurigaannya terkait Arumi. Sisi logisnya sibuk menepis. Tak mungkin jika owner Sabia collection yang butiknya sampai di manca negara itu, seorang perempuan dengan muka buruk. Dia berusaha mencari beragam informasi dari internet, tetapi tak satupun yang menampilkan wajah owner Sabia collection tersebut. Di beberapa kesempatan ada potret ketika perempuan itu menerima penghargaan, tetapi memang wajahnya selalu menggunakan masker. [Owner Sabia Collection merupakan seorang fashion desainer lulusan universitas Ecole superieure des arts et techniques de la mode atau yang lebih dikenal dengan kependekkan ESMOD yang berada di Paris, Prancis. Dia berhasil menyelesaikan S1 nya di sekolah mode tertua dan bergengsi di dunia tersebut dan sukses mengembangkan bisnisnya di tanah air. Owner Sabia Collection memiliki kurang lebih dua puluh cabang butik yang berada di kota-kota besar di nusantara. Pusat butiknya berada di Surabaya, sedangkan cabangnya berada di ber

  • ISTRI BERCADARKU TERNYATA ....   Bab 11B

    “Mas, please! Aku harus menyiapkan data meeting dengan Pak Arshaka hari ini ‘kan?”“Dengan mobil online saja atau taxi, bisa?” “Dari tadi gak dapet-dapet, Mas! Jam sibuk!” Jordhy berpikir sejenak. Benar, dia ada meeting dengan Arshaka. Lalu, rengekkan Lisa membuatnya dilemma. Namun, bukannya dia sudah berjanji mengantarkan Arumi. “Mas, please! Meetingnya pagi masalahnya! Langsung ke sini, ya! Sarapan bareng nanti!” “Baiklah!” Jordhy kalah. Hatinya yang memang masih gamang memutuskan dengan cepat. Dia pun turun dan membawa tas kerja menyusul Arumi ke meja makan. Tampak sang istri tengah menyiapkan sarapan untuknya. “Hari ini aku siapkan grilled tuna mozzarella! Makanan kesukaan abi! Kata Bi Armah, kamu suka juga,” tutur Arumi seraya meletakkan cappuccino panas kesukaan Jordhy.“Enak tahu, Mas! Aku baru tahu Mbak Rumi pintar masak!” Shelma yang sudah menduduki kursi di samping kursi Arumi berkomentar. Shelma bukan orang berhati busuk, tetapi memang karakternya saja yang blak-blak

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status