Share

BAB 4

Penulis: Evie Yuzuma
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-04 15:17:25

“Suara itu? Kenapa mirip sekali dengan suara Mas Jordhy suamiku? Namanya juga sama. Lalu, apa itu tadi? Desain gaun pengantin? Untuk siapa? Bukankah kami baru saja menikah?” batin Arumi sambil menahan napas karena rasa terkejutnya.

Arumi membuang napas kasar sebelum akhirnya dia menjawab pertanyaan lelaki yang namanya sama dengan sang suami.

“Saya sedang cuti, Pak Jordhy! Anda bisa jelaskan saja pada assisten saya dan biarkan dia merekamkan untuk saya! Asissten saya sudah menghandel jutaan klien, tolong jangan ragukan dia!”

Lelaki dari seberang sana, beberapa detik tak mengeluarkan suara. Hingga akhirnya Arumi memutuskan sendiri panggilan teleponnya.

“Semoga Anda mengerti! Selamat siang!” ujar Arumi sebelum panggilan berakhir. Ditatapnya ponsel yang ada di tangannya dengan kepala diisi beragam pertanyaan.

“Apakah dia Mas Jordhy suamiku atau bukan? Ck, sayangnya ponsel lamaku ditinggal di rumah, jadi aku gak bisa check CCTV dari sini.”

Arumi menyimpan ponsel dan mengambil laptop miliknya yang tak pernah dia tinggalkan dan lekas membukanya. Dia pun mulai duduk tepekur di depan laptop menatap deretan desain pakaian yang belum dia rampungkan. Lumayan, dari pada duduk bengong sendirian. Arumi menghabiskan sisa waktu hari itu untuk menyelesaikan pekerjaan.

Sore menjelang, Arumi pun lekas menunaikan shalat ashar. Diambilnya gamis baru dengan set cadarnya. Arumi mematut diri di depan cermin.

“Kamu terlihat elegan sekali dan terlihat penuh misteri, Arumi … semoga bisa belajar istiqomah, ya!" lirihnya sambil menatap pantulan diri di depan cermin.

Merasa bosan, Arumi lekas keluar kamar dan berjalan menuju ke arah dapur. Mungkin, sekarang sudah saatnya menyiapkan makan sore.

Di luar, suasana sepi. Arumi menuruni tangga dan langsung menuju dapur. Di dapur tampak dua orang perempuan paruh baya tengah sibuk meracik menu.

“Lagi nyiapin makan malam, ya, Bi?”

Kedua perempuan berdaster dengan celemek dan penutup kepala itu menoleh lalu mengangguk.

“Non Rumi mau dimasakin apa?” tanyanya.

“Oh, boleh request?” terka Arumi sambil mendekat.

“Sebetulnya sudah ada varian menu, tetapi … kalau mau request juga boleh.” Salah satu yang bertubuh lebih tinggi bicara.

“Ahm … kalau gitu, saya ikut saja menu yang ada.”

“MasyaAllah, Non Rumi ini gak rewel, ya!”

Arumi lalu duduk dan membantu menyiangi sayuran yang sudah disiapkan untuk dieksekusi oleh mereka.

“Sepi ya, rumah jam segini?”

“Oh, iya, Non. Tadi Tuan Atmaja sama Nyonya lagi keluar, mau kontrol ke dokter kalau gak salah. Kalau Non Shelma kayaknya masih berenang di belakang itu, tadi ada teman-temannya. Kalau Mas Kevan, mungkin lagi di teras depan atau balkon, biasanya lagi latihan vokal.”

“Oh begitu? Emangnya Kevan itu musisi?” Tanya Arumi heran mendengar kata latihan vokal.

“Bukan sih, Non. Cuma sepertinya dia memang menyukai musik.”

Arumi mengangguk dan lekas fokus saja pada bahan-bahan yang akan dua orang itu olah. Sesekali dia melirik ponsel, tetapi tak ada kabar juga dari Jordhy. Entah ke mana sang suami. Mau bertanya, tetapi Arumi ingat, ada permintaan Jordhy untuk tak saling ikut campur urusan masing-masing selama masa penjajakkan.

Usai memasak, maghrib menjelang. Jordhy masih belum pulang. Shelma dan teman-temannya yang baru pada selesai berenang, menggeruduk dapur.

“Bibi, untuk kami sudah dipisahin?” tanya Selma.

Hanya saja, yang sedang ada di dapur bukannya dua ART-nya, tetapi tampak ada perempuan bercadar tengah sibuk membuat buah potong.

“Eh, Mbak! Boleh bantuin siapin makan malam, gak? Kami mau barbeque di belakang!” Suara Shelma membuat Arumi menoleh.

“Bukannya Bibi sudah siapin di meja makan?” Arumi melirik sekilas ke arah Shelma.

“Ck, bisa diamuk papa kalau ajak temen-temen makan duluan di sana!” rengek Shelma.

“Ya sudah, ayo Mbak bantuin!” ujar Arumi santai.

“Mbak saja, sih! Aku gak biasa.” Shelma mengelak.

“Mbak gak tahu kesukaan teman kamu apa. Jadi kalau kamu gak mau bantu juga, ya sudah.” Arumi menjawab lagi tanpa menoleh ke arah adik iparnya.

“Ck! Bi! Bibi! Bi Anih! Bi Armah!” Shelma tak menjawab lagi. Dia lekas memanggil nama kedua ART sambil menghentak-hentakkan kaki ke lantai.

Tak berapa lama, keduanya muncul dan lekas menyiapkan apa yang diminta oleh Shelma. Mereka rupanya mau makan-makan di taman belakang dan rupanya Shelma mengadakan acara barbeque.

Usai kedua ART itu menyiapkan semuanya di gazebo taman belakang, tak berapa lama lima orang gadis sebaya Shelma berjalan sambil cekikikkan dari arah depan. Arumi melirik sekilas, rata-rata dari mereka mengenakan pakaian yang cukup berani. Hanya saja Arumi pun tak banyak berkomentar, karena dia pun dulu pernah berada di fase yang sama.

“Andai tak ada kejadian itu, mungkin hingga saat ini, aku masih seperti mereka.” Arumi menatap punggung para gadis itu yang menuju ke arah gazebo.

“Eh, Mbak! Buatin kami jus, ya!” seru salah satu dari mereka sebelum menutup pintu. Arumi tak menggubris dan masih sibuk memotong buah.

“Eh, Mbak! Tuli, ya!” pekik gadis yang tadi dengan nada agak keras.

Arumi yang merasa terganggu mendongak dan menatap ke arah gadis itu.

“Kamu bicara sama siapa? Bukannya Bi Armah dan Bi Inah sedang ada di belakang seperti yang kalian minta?”

“Sama situlah! Jangan mentang-mentang sudah jadi istrinya Mas Jordhy, ya! Shelma bilang, Mas Jordhy juga nikahin kamu sementara doang! Jadi, gak usah besar kepala!” ocehnya sambil mendekat seolah hendak mencari gara-gara.

Arumi menautkan alis. Bagaimana bisa, gadis itu bisa tahu? Hanya saja belum Arumi menjawab terdengar pekikkan Shelma.

“Amita! Jan bikin gue susah, woyyy!” Shelma tergopoh, lalu menyeret lengan temannya itu menuju ke taman belakang.

Arumi menatap punggung kedua gadis itu.

“Sepertinya Shelma banyak tahu hal terkait Mas Jordhy dan tabir pernikahan ini, mungkin aku bisa memperalatnya, dia sepertinya masih labil,” batin Arumi sambil merapikan potongan buah dalam kotak makan yang sudah disiapkannya. Lalu dia berjalan menuju ke kamar. Hanya saja, sayup terdengar petikan gitar yang indah. Alunan nada itu membuat kedua alis Arumi saling bertaut.

“Lagu ini sepertinya aku cukup familiar! Cuma dengar di mana, ya?”

Arumi berjalan mendekat menyusuri asal suara. Lalu, tampak punggung lelaki berambut sebahu tengah duduk memetik gitar membelakanginya.

Bab terkait

  • ISTRI BERCADARKU TERNYATA ....   BAB 5

    Arumi berdiri di ruang keluarga yang ada di lantai dua. Ruang itu tak besar, tetapi tertata cukup apik dan terlihat artistik dengan guci-guci mahal, lukisan di dinding dan juga lampu hias yang besar. Di samping ruang tersebut terpasang dinding kaca yang luas sehingga ketika gorden dibuka, bisa langsung melihat taman yang ada di Balkon. Di sanalah kini lelaki berambut sebahu itu duduk santai pada sofa dan membelakanginya. Petikan gitarnya terdengar merdu mendayu. Entah kenapa, nuansa musik akustik itu mengingatkan kenangannya di kota Paris. Tanpa sadar, Arumi memejamkan mata, terbayang lagi deretan bangunan dengan desain unik, sudut-sudut kafe yang nyaman, angin musim semi yang membelai, monumen-monumen indah, megah dan ikonik, lalu seraut wajah yang ingin ia lupakan. “Hey, elo sedang apa?” Suara itu membuat Arumi membuka mata. Jordhy sudah berdiri di belakangnya. “Tidak.” Arumi menjawab singkat. Lalu mengulurkan tangan untuk mencium punggung tangan Jordhy.“Dia sepertinya memperhat

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04
  • ISTRI BERCADARKU TERNYATA ....   Bab 6

    “Bi, Arumi masih makan?” “Iya, Tuan, sama Tuan Kevan.” “Hah, sama Kevan?” Jordhy menautkan alis. Tiba-tiba saja dia meletakkan daging panggang dan lekas berjalan menuju ruang makan. Ketika tiba, tampak Kevandra tengah asik bercerita dan sesekali Arumi tertawa. “Dia kenapa tampak bahagia sekali bersama Kevandra, ya?” batin Jordhy sambil menatap sepasang netra dengan bulu mata lentik itu yang menyipit. Tiba-tiba ada rasa tak nyaman di hatinya melihat sang istri tertawa lepas bersama lelaki lain di depannya. “Makanan gue mana, Rum?” Jordhy berdehem lalu duduk di samping Arumi. “Eh gue makan, Mas! Tadinya dari pada mubazir, kata Mbak Rumi, elo makan bareng Shelma, Mas?” Bukan Arumi yang menjawab, tetapi Kevandra yang langsung mendongak ke arahnya.“Iya tadinya, tapi males nunggu! Lama matengnya! Ambilin lagi, Rum!” titah Jordhy sambil menoleh pada Arumi yang baru saja menghabiskan suapan terakhir di piringnya.“Iya, Mas! Bentar aku siapin!” tutur Arumi seraya mengambil minum dan men

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-01
  • ISTRI BERCADARKU TERNYATA ....   Bab 7

    Jordhy masuk ke dalam kamar dan sedikit terkejut ketika melihat Arumi hanya mengenakan piyama tidur. Istrinya tampak meringkuk di sofa dengan rambut hitam legamnya diikat asal. “Ck, apa dia berusaha menggodaku? Kenapa berpakaian seperti itu di dalam kamar?” batin Jordhy sambil bergerak mendekat. Jantungnya berdegup ketika melihat kaki mulus Arumi yang kuning langsat. Juga bagian-bagian tertentu yang cukup menantang dalam posisi terlentang seperti itu.Seperti terhipnotis, Jordhy mematung dan menatap sang istri yang sedang terlelap dalam temaram itu. Sepasang bulu mata lentik itu mengatup, hidung mancung Arumi tertutup oleh masker. Lekas Jordhy menepis fantasi yang mulai berkeliaran. Sebagai seorang lelaki normal, Jordhy mengakui jika Arumi memiliki tubuh yang proporsional, tinggi dan semampai juga terlihat padat pada beberapa bagian. Hanya saja, semua kekaguman itu rusak ketika bayangan pertemuan pertama mereka melintas. *** “Perkenalkan, ini Arumi, Putri kami.” Wajah dengan pipi

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-01
  • ISTRI BERCADARKU TERNYATA ....   Bab 8

    Jordhy menyuap dengan cepat. Dia malas sekali melihat Kevandra yang anteng duduk di depannya menikmati menu yang sama. Menu yang dimasakkan Arumi untuknya. Bukan hanya itu, Kevandra juga begitu asyik menyesap kopi pahitnya. Tak berapa lama, Atmaja, Reska dan Shelma ikut bergabung juga. Arumi duduk di samping Jordhy dan sesekali mengambilkan lauk atau kebutuhan lain untuknya.“Walau aku merasa, kamu tak menginginkan pernikahan ini! Namun, biarkan aku berbakti selayaknya seorang istri hingga jodoh ini akan memilih … berhenti atau lanjutkan,” batin Arumi sambil mulai menyuap dalam diam. Jordhy berangkat kerja dengan mood yang kurang baik. Atmaja berangkat lebih siang. Sementara itu, Arumi meminta izin berangkat belakangan. “Tempat kerja elo jauh? Sorry, gue gak bisa nganter! Bisa pake mobil online saja pake duit yang gue kasih.” Jordhy bicara ketika Arumi baru selesai mencium punggung tangannya. “Iya, Mas!” Arumi tersenyum lembut. Jordhy pun berangkat menuju kantornya yang ada di sal

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-02
  • ISTRI BERCADARKU TERNYATA ....   Bab 9

    “Kalau begitu, jadwalkan saja! Desain yang kemarin kita diskus tolong siapkan!” tuturnya. Arumi lupa, jika Lisa yang disebutkan oleh sang assisten adalah perempuan yang kemarin datang ke butik bersama Jordhy. “Oke.” Arumi lekas berkemas. Dia mengambil beberapa potong pakaian dan dimasukkan ke dalam tasnya. Tak banyak yang bisa dia bawa. Karena meskipun dulu sudah mengenakan jilbab, tetapi dia lebih suka mengenakan jilbab modern seperti pashmina dan scrapt. Pakaiannya pun jarang dia memiliki gamis. Kebanyakan sejenis pakaian semi casual untuk ke butik atau jalan ke luar. Jamsuit, blazer, rok, kemeja dan cardigan. Pakaian yang dia kemas, lekas disimpannya ke bagasi mobil. “Um, Rumi berangkat dulu, ya!” “Ke?” “Ke butik sebentar, tadi Vera nelpon, ada customer baru yang mau ketemu langsung dan dapatkan advise!” “Oh ya sudah, hati-hati!” Arumi mencium punggung tangan Maziah, lalu beralih pada Khaidir. Keduanya tengah menikmati camilan pagi. Setelahnya, Arumi lekas berjalan menin

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-02
  • ISTRI BERCADARKU TERNYATA ....   Bab 10

    Sepanjang perjalanan menuju kantor, Jordhy benar-benar tak fokus. Beruntung, Lisa bisa diandalkan untuk menyetir. Pagi tadi ketika mereka berangkat, Jordhy memang menolak memakai sopir. Tentunya, khawatir kalau perbuatannya akan bocor kepada Atmaja. Bisa-bisa habis digantung oleh papanya itu. “Mas, Mbak Sabia itu ternyata cerdas banget, ya! Terus semua advisenya itu logis dan detail yang tadi dia bubuhkan juga, sesuai banget sama keinginanku.” “Cuma yang tuxedo kamu, yakin gak mau dibuatkan di Sabia Collection juga? Padahal kata Mbak Vera, asistennya, kalau beli couple, dapat diskon!” Jordhy masih menatap kosong. Penggalan-penggalan kejadian tadi masih melekat dalam ingatan. Gamis limited edition, sepatu dan cincin yang tersemat di jemari owner Sabia collection, kenapa semua persis milik Arumi. Bukan hal itu, suara, gesture dan postur tubuhnya pun begitu serupa.“Mas!!!” Suara Lisa yang agak meninggi membuat Jordhy terkejut. “Ya, Lis!” Jordhy menoleh pada perempuan yang terlihat c

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-03
  • ISTRI BERCADARKU TERNYATA ....   Bab 11A

    Malam harinya, mereka makan bersama. Arumi melayani Jordhy seperti biasa. Dia menyendokkan lauk dan mengambilkan beberapa helai daun bawang yang ada pada sop iga di mangkuknya. Juga jeruk panas yang dibuat Arumi sendiri dan diletakkannya di dekat Jordhy. Arumi banyak mempelajari hal yang Jordhy sukai dan tak Jordhy sukai dari dua ART yang sudah lama bekerja di sana. Awalnya, sebelum dia tahu ada perempuan lain di hati Jordhy, Arumi ingin membuat lelaki itu jatuh cinta perlahan. Namun, sekarang tidak. Arumi hanya ingin menorehkan sebanyak-banyaknya kesan di hati lelaki itu, agar setelah enam bulan nanti, dia merasa kehilangan. Atmaja yang sebelum makan sudah menegur Jordhy karena kelalaiannya melihat Arumi berangkat diantar Kevandra, mengulas senyum. Sepertinya kekhawatirannya salah. Arumi dan Jordhy terlihat baik-baik saja. Usai makan malam, Arumi pun membuatkan cappuccino panas kesukaan Jordhy. Lelaki itu menoleh pada sang istri yang baru saja meletakkan minuman yang masih mengepul

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-03
  • ISTRI BERCADARKU TERNYATA ....   Bab 11B

    “Mas, please! Aku harus menyiapkan data meeting dengan Pak Arshaka hari ini ‘kan?”“Dengan mobil online saja atau taxi, bisa?” “Dari tadi gak dapet-dapet, Mas! Jam sibuk!” Jordhy berpikir sejenak. Benar, dia ada meeting dengan Arshaka. Lalu, rengekkan Lisa membuatnya dilemma. Namun, bukannya dia sudah berjanji mengantarkan Arumi. “Mas, please! Meetingnya pagi masalahnya! Langsung ke sini, ya! Sarapan bareng nanti!” “Baiklah!” Jordhy kalah. Hatinya yang memang masih gamang memutuskan dengan cepat. Dia pun turun dan membawa tas kerja menyusul Arumi ke meja makan. Tampak sang istri tengah menyiapkan sarapan untuknya. “Hari ini aku siapkan grilled tuna mozzarella! Makanan kesukaan abi! Kata Bi Armah, kamu suka juga,” tutur Arumi seraya meletakkan cappuccino panas kesukaan Jordhy.“Enak tahu, Mas! Aku baru tahu Mbak Rumi pintar masak!” Shelma yang sudah menduduki kursi di samping kursi Arumi berkomentar. Shelma bukan orang berhati busuk, tetapi memang karakternya saja yang blak-blak

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-03

Bab terbaru

  • ISTRI BERCADARKU TERNYATA ....   BAB 15B

    “Mana ada, itu lukisan pesanan teman.” Kevandra menjawab untuk menghindarkan spekulasi. Bisa-bisa kisruh kalau Shelma sudah bersuara. Dia pun lekas mengeluarkan uang pecahan lima ribuan.“Ini duitnya! Sana pergi jajan!” tutur Kevandra sambil menyodorkan uang itu pada Shelma. “Dih, goceng! Kayak zaman penjajahan, ish! Maratus, Mas! COD besok pagiiiii!” Shelma nyengir kuda sambil menengadahkan tangan.Kevandra menggeleng pelan. Tak banyak pecahan ratusan ribu di dalam dompetnya. Dia lebih banyak menyimpan uang-uang kecil. Karena memang cash yang dia pegang, biasanya untuk berbagi pada pedagang-pedagang kecil yang kebetulan ia temui, tukang sapu jalanan, pengamen, pemulung atau entah siapa saja. “Nih, besok balikin!” tutur Kevandra sambil menyodorkan uang sejumlah yang Shelma minta.“Thanks a lot! Aku doain biar Mas Kev cepet dapet jodoh!” kekehnya sambil mencium lembaran uang serratus ribuan itu, lekas dia beranjak begitu saja meninggalkan Kevandra yang mematung menatap sepasang mata

  • ISTRI BERCADARKU TERNYATA ....   BAB 15A

    Usai makan malam, Kevandra mengecek beberapa pesan pada emailnya sebentar. Dia memeriksa laporan dari manager property. Semua investasi yang dibangun almarhum Suryadinata---sang ayah sebelum meninggal, mau tak mau harus dia teruskan. Beruntung, Kevandra dikelilingi orang-orang baik. Juga Atmaja---sang ayah sambung yang cukup amanah dan totalitas mendukungnya.Selama dia belum bisa mengelola bisnis property peninggalan sang ayah sendiri, Atmaja dengan telaten mengurus dan menjaganya, sehingga ketika Kevandra dewasa dia bisa menyerahkan semua asset itu tanpa berkurang satu apapun. Meskipun bisnisnya tak sebanyak perusahaan yang dikelola Atmaja, tetapi dua unit apartemen dan satu buah hotel yang sudah berdiri lama itu, cukup untuk membiayai kehidupan Kevandra sendiri. Hanya saja, sayang sekali, Kevandra tak terlalu menyukai bidang itu. Saat ini, dia hanya mengelola yang sudah ada dan mempercayakan pada orang-orang di bawahnya. Sementara itu, dia sendiri malah mengambil kuliah jurusan s

  • ISTRI BERCADARKU TERNYATA ....   BAB 14B

    “Dah pulang elo, Mas? Yok, makan!” tutur Kevandra yang sudah melepas tangannya yang tadi menyangga tubuh Arumi. “Gak selera! Masakan amatiran kek gitu, paling gak enak!” oceh Jordhy sambil melirik sebal ke arah piring Kevandra yang sudah hampir kosong. Terbayang dalam benaknya, apa saja yang sudah dua orang itu lakukan.“Ya elah, gitu amat, Mas!” decih Kevandra sambil kembali duduk dan bersila. Sementara itu, Arumi menoleh pada Jordhy sekilas. Awalnya hendak menawari makan. Namun, kalimat barusan membuat Arumi mengurungkan niat. Jordhy bilang masakannya amatiran, tidak enak. Akhirnya Arumi mengambil piring bekas makan dan berjalan meninggalkan Jordhy dan Kevandra berduaan. Lalu dia ke dapur dan meletakkan piring bekas itu ke wastafel. “Eh, sudah pada selesai makannya, Non? Biar bibi bereskan!” Bi Armah yang baru selesai menyetrika menoleh pada Arumi.“Masih ada Kevan sama Shelma, Bi! Cuma Shelmanya masih di kamar mandi.” “Oh, baik, Non!” Arumi lekas mengambil buah potong dari lem

  • ISTRI BERCADARKU TERNYATA ....   Bab 14 A

    “Wah masakan kamu enak banget, Rum! Gagal diet nih, Mama!” Reska meletakkan sendok dan garpu pada piring kosongnya. Ide Kevandra untuk makan bersama di gazebo belakang, rupanya tak buruk juga.Dia bahkan sibuk membantu dua ART menyiapkan alat panggang untuk steak ikan tuna yang sudah Arumi siapkan bumbunya. Kevandra, selalu rindu kebersamaan dengan keluarga. Terlalu lama di negeri orang, membuatnya memaksimalkan waktu yang ada untuk bersama dengan Reska, sang mama. “Iya loh, Mbak! Masakan kamu enak. Kamu gak seburuk yang dulu aku pikirkan. Pas awal-awal, aku underestimate banget sama kamu, Mbak! Sorry ya, Mbak! Habisnya kata Mas Jordhy kamu itu kampungan, mukanya jelek ada tompel dan kayaknya manja sampai-sampai nyari suami saja dicariin sama keluarga.” Shelma masih bicara sambil menyuap. Wajah judesnya masih sama, hanya saja dia sudah mulai menyukai Arumi karena masakan-masakan enaknya. Cuma tetap saja, kalimatnya yang blak-blakkan membuat Arumi mengelus dada.“Ini, nih! Kalau ngomo

  • ISTRI BERCADARKU TERNYATA ....   BAB 13B

    “Ah, persetan! Ngapain mikirin mereka! Bukannya justru malah bagus kalau mereka makin akrab! Jadi, setelah enam bulan ini! Aku bisa menceraikan Arumi tanpa takut disalahkan papa! Nanti tinggal kubilang saja, aku terganggu dengan kedekatan Rumi dan Kevandra.” Jordhy tersenyum sendiri. Meski dia pun tak sadar, ketika hatinya mulai tak sejalan dengan rencana yang dia susun berdasarkan logika. Hanya saja, dia masih bertahan. ****** Sore harinya, usai meeting dengan klien. Jordhy bersiap-siap pulang. Hatinya mengajaknya untuk pergi. Apalagi teringat percakapan Arumi dan Kevandra tadi pagi. Sore ini, Arumi akan memasakkan tuna grilled steak untuk makan malam. “Mas, kita jadi ‘kan?” Suara Lisa membuat Jordhy yang tengah mematikan laptop mendongak. Tampak Lisa dengan wajah yang sudah di touch up dengan make up dan terlihat segar berdiri di depannya. Pakaiannya, tentunya memang style Lisa selalu membuat betah orang yang memandang. “Ke mana, Lis?” Jordhy menautkan alis. Seharian ini begitu

  • ISTRI BERCADARKU TERNYATA ....   BAB 13A

    “Kalau kita tak pergi, apa papa akan marah? Kebetulan aku baru mau minta izin pulang ke Surabaya. Abi mau operasi.”Jordhy bergeming. Dia kira, akan mendapat respon kegirangan. Bukankah Arumi hanya anak seorang pengusaha kecil saja? Bukankah pernikahan mereka pun atas perjanjian kedua pihak, orang tua mereka? Jordhy mengira, Arumi akan jingkrak-jingkrak senang karena akan diajak ke kota yang cukup terkenal. Eh, ternyata responnya diluar dugaan.“Kalau elo yang nolak, kayaknya gak marah dia. Asal jangan nyuruh gue bilang ke papanya.” “Oke, Mas! Nanti aku bilang papa.” Arumi mengangguk dan meletakkan lagi voucher liburan itu ke tempat semula. Lalu dia beranjak ke kamar mandi dan mengambil wudhu. Setelahnya, dia melaksanakan shalat isya dan terlihat berdoa dengan khusuk. Usai shalat, dia kembali berbaring pada sofa setelah berganti dengan piyama. “Perempuan aneh, diajak ke luar negeri, malah nolak!” batin Jordhy sambil merebahkan tubuh dan memejamkan mata. Hatinya mulai mendefinisikan

  • ISTRI BERCADARKU TERNYATA ....   BAB 12B

    “Enggak kok, Bi! Abi tenang saja! Mas Jordhy baik dan pengertian, kok, Bi! Cuma dia memang workaholic, ya maklum, abi tahu sendiri sebesar apa tanggung jawab Mas Jordhy di perusahaan!” Arumi berbicara panjang lebar. Dia berusaha meyakinkan sang ayah jika rumah tangganya dengan Jordhy baik-baik saja. Meskipun, kenyataannya tak seindah yang Arumi katakan. Bahkan, seminggu saja belum usia pernikahan mereka, Arumi sudah mengetahui fakta ada wanita lain di hati suaminya. Sementara itu, Arumi tak sadar jika sejak tadi Jordhy sudah berdiri tak jauh dari dirinya yang membelakangi kamar. “Apa katanya tadi, aku orang baik dan pengertian? Apa seperti itu ya, aku di matanya? Jangan-jangan dia sudah jatuh cinta dan mulai kagum padaku? Ck, memang pesonaku gak ada yang bisa menolaknya,” Jordhy tersenyum sambil mengusap bulu halus yang tumbuh sekitar pelipis dan dagu. Entah kenapa hatinya menghangat ketika mendengar Arumi memujinya. Jordhy berjalan dan kembali masuk ke dalam kamar. Dia pu

  • ISTRI BERCADARKU TERNYATA ....   BAB 12A

    Perlahan Jordhy berusaha melupakan kecurigaannya terkait Arumi. Sisi logisnya sibuk menepis. Tak mungkin jika owner Sabia collection yang butiknya sampai di manca negara itu, seorang perempuan dengan muka buruk. Dia berusaha mencari beragam informasi dari internet, tetapi tak satupun yang menampilkan wajah owner Sabia collection tersebut. Di beberapa kesempatan ada potret ketika perempuan itu menerima penghargaan, tetapi memang wajahnya selalu menggunakan masker. [Owner Sabia Collection merupakan seorang fashion desainer lulusan universitas Ecole superieure des arts et techniques de la mode atau yang lebih dikenal dengan kependekkan ESMOD yang berada di Paris, Prancis. Dia berhasil menyelesaikan S1 nya di sekolah mode tertua dan bergengsi di dunia tersebut dan sukses mengembangkan bisnisnya di tanah air. Owner Sabia Collection memiliki kurang lebih dua puluh cabang butik yang berada di kota-kota besar di nusantara. Pusat butiknya berada di Surabaya, sedangkan cabangnya berada di ber

  • ISTRI BERCADARKU TERNYATA ....   Bab 11B

    “Mas, please! Aku harus menyiapkan data meeting dengan Pak Arshaka hari ini ‘kan?”“Dengan mobil online saja atau taxi, bisa?” “Dari tadi gak dapet-dapet, Mas! Jam sibuk!” Jordhy berpikir sejenak. Benar, dia ada meeting dengan Arshaka. Lalu, rengekkan Lisa membuatnya dilemma. Namun, bukannya dia sudah berjanji mengantarkan Arumi. “Mas, please! Meetingnya pagi masalahnya! Langsung ke sini, ya! Sarapan bareng nanti!” “Baiklah!” Jordhy kalah. Hatinya yang memang masih gamang memutuskan dengan cepat. Dia pun turun dan membawa tas kerja menyusul Arumi ke meja makan. Tampak sang istri tengah menyiapkan sarapan untuknya. “Hari ini aku siapkan grilled tuna mozzarella! Makanan kesukaan abi! Kata Bi Armah, kamu suka juga,” tutur Arumi seraya meletakkan cappuccino panas kesukaan Jordhy.“Enak tahu, Mas! Aku baru tahu Mbak Rumi pintar masak!” Shelma yang sudah menduduki kursi di samping kursi Arumi berkomentar. Shelma bukan orang berhati busuk, tetapi memang karakternya saja yang blak-blak

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status