“Itu yang aku pikirkan, sejak semalam, dan sejak vidio skandalmu tersebar, oleh karena itu, jika kita beruntung, kejadian semalam di kamar juga terekam kamera tersembunyi, jika kamera masih terpasang di kamarmu, kita harus mencarinya, aku semalam juga sudah meminta security komplek, untuk menganti kunci rumah Mas Alan,”jelas Zahira.“Zahira, aku berjanji tidak akan meragukan kamu lagi, aku minta maaf atas perlakuanku yang buruk selama ini,”Alan meraih telapak tangan Zahira dan mengenggamnya erat.Zahira menarik gengaman, tangan Alan, lalu menatap dalam wajah tampan pria yang masih berstatus suami.“Aku memaafkanmu, tapi aku ragu, jika Mas Alan telah mempercayaiku. saat ini, Mas Alan hanya mengimbangi kepercayaanku pada Mas Alan, tapi untuk mempercayaiku sepenuhnya, rasanya aku belum yakin.”“Zahira...beri aku kesempatan,”mohon Alan“Aku sudah memberi banyak kesempatan, dan aku sangat kecewa padamu, saat meminta dokter secara diam-diam, melakukan test DNA pada bayiku ini,”ungkap Zahi
Keesokan harinya, seorang pekerja proyek berteriak“Ada mayat!” teriakan perkerja itu membuat pekerja lainnya mendekati , mayat pria gempal, sudah terbujur kaku.“Ia pasti bunuh diri semalam, aku akan lopor pada polisi,”ucap pengawas proyek.Menit berjalan, polisi sudah mengevakuasi pria gempal itu, dugaan sementara bunuh diri, karena tidak ditemukan jejak, ataupun sidik jari selain sidik jari korban.Detektif yang disewa Alan, terkejut, lalu segera melaporkan kejadian pada Alan.Alan , Zahira dan sang detektif duduk di dalam kediaman Alan.“Apa menurutmu pria itu bunuh diri?”tanya Alan“Dugaan sementara bunuh diri, menurut polisi, pria itu frustasi, dengan penyakit istrinya yang tak kunjung sembuh, ditambah lagi anaknya yang minta melanjutkan sekolah, begitulah yang aku dapat dari polisi setelah menyelidiki latar belakang pria itu,”jelas detektif“Apa polisi tidak melakukan outopsi?”tanya Zahira“Outopsi dilakukan jika pihak keluarga menginginkannya, “jawab sang detektif“Mas A
Istri preman, yang tewas, dan zahira mendatangi kantor polisi, dan meminta untuk melakukan outopsi pada jenazah.“Satu minggu lagi hasil outopsi. Dan ini barang terakhir korban.”polisi menyerahkan kantong plastik kepada istri preman.“Apakah hanya ini, kenapa ponselnya hilang?”“Hanya itu yang kami dapati, jam tangan, sepatu dan pakaian korban,”jawab polisi.Wanita itu menatap Zahira, seakan mengatakan memang ada sesuatu yang aneh.Zahira hanya mengangguk kecil dan berbisik, “Setelah outopsi akan jelas, penyebab kematiannya, saat ini tidak ada satupun sidik jari orang lain,”jelas ZahiraSetelah keperluan di kantor polisi selesai, Zahira mengantarkan istri preman sampai depan rumah kecilnya.“Nomer ponsel saya, buat rekening di bank, yayasan merpati biru akan menjadi donatur tetap untuk kalian berdua,”suruh Zahira, sambil menyerahkan kertu nama pada wanita di depannya.”Pakailah untuk kebutuhan Anda saat ini, saya akan mentranfer uang berkala untuk pengobatan, dan daftarkan putrimu un
“Tapi maaf, pak Bagas, ini hanyalah foto dan rekaman, Pak Alan yang berkativitas di kantor, Via adalah sekertaris Pak Alan, jadi wajar jika merekam, aktivitas bosnya,”bantah Pengacara Via.“Lakukan pengeledahan di rumah Via, kita akan lihat di sana,”pinta Bagas.“Persidangan akan dilanjutkan pekan depan, dan saat ini perintahkan untuk melakukan pengeledahan di rumah Via!”perintah hakimVia yang masih menunduk hanya tersenyum, sinis. Semua yang hadir di ruang sidang meninggalkan ruang persidangan. Sesampainya diluar, Alan diserang oleh beberapa wanita.“Kamu laki-laki bejat, bisa-bisanya, melampiaskan hasratmu pada sekertarismu!”teriakan seorang wanita sambil melempari Alan dengan batu yang hampir mengenai ZahiraAlan melindungi Zahira dengan tubuhnya, dan segera menuju mobil. “Zahira besok, kamu tidak usah ikut, mereka terlalu bar-bar, padahal belum ada putusan siapa yang salah, sudah main hakim,” gerutu Alan,”sambil menyetir.“Jangan pikirkan aku, persiapkan lagi persidangan ke
Alan menghela napas panjang, duduk di kursi terdakwa, sedangkan Zahira duduk di kursi deretan paling depan, kali ini Risma, juga hadir karena akan menjadi saksi dari pihak Alan.Seorang hakim, sudah memasuki ruangan pengadilan, semuanya tampak tegang.Hakim mempersilahkan untuk mulai sidang, kali ini Risma, bersaksi.“Via, pernah mengatakan padaku, jika ia sangat mencintai Alan, dan aku dimintanya untuk mendukungnya, tentu aku tidak setuju dengan keiginannya itu,”jelas Risma.“Aku rasa saksi ini tidak berkompeten dalam persidangan, karena ia adalah ibu kandung dari tersangka,”tukas pengacara Via.“Tapi itu kenyataan yang sebenarnya, Pak hakim, “sarkas Risma“Saya keberatan dengan apa yang dikatakan Saksi,”sahut pengacara Via lagi dengan lantang.“Keberatan diterima, Anda tidak dapat mengungkapkan pernyataan, tanpa bukti yang jelas, karena anda tentu akan memihak tersangka,”ungkap Hakim dengan tegas.Alan dan taem pengacaranya sangat kecewa. Lalu Bagas memperlihatkan foto Alan yang be
Sepasang manusia berbeda jenis sedang berpelukan mesra sambil bertaut bibir, mereka begitu sangat menikmatinya. Tanpa sepengetahuan keduanya yang sedang di mabuk asmara, terlihat seorang pria mengepalkan telapak tangannya, matanya berubah tajam, seakan kemarahan sudah tampak di puncak kepalanya. Tapi ia menahan kemarahan, dengan pelan memundurkan langkahnya dan berbalik.Di depannya berdiri gadis dengan pakaian hitam yang tertutup, seluruh tubuhnya tertutup kain lebar, bukannya hanya tubuh, tapi wajahnya hanya memperlihat bagian matanya saja, gadis itu berdiri dengan kaki gemetar.“Jangan katakan pada siapa pun, jika aku datang ke sini,“ ucap pria itu dengan pelan, tapi tampak menahan amarah.“Gadis itu mengangguk ketakutan.”Lalu pria bertubuh tegap dan gagah itu menuruni tangga dan menuju mobil sedan warna hitam yang terparkir di halaman rumah minimalis bercat dinding putih.Hatinya hancur sehancur-hancurnya mendapati calon istrinya berselingkuh di saat menjelang hari pernikahan
“Zahira, kamu ingin menikahi Zahira, adikku!” pekik Amanda.Alan tidak menghiraukan Amanda, ia segera memberi kode untuk segera melaksanakan ijab qobul.Amanda menarik tangan Alan, seakan tidak terima dengan keputusan pria berusia 28 tahun itu.“Apa maksudmu Alan, aku tak terima kamu permalukan seperti ini!” Amanda membentak Alan.“Apa perlu aku ungkap perselingkuhanmu di sini, aku punya bukti Amanda, bagaimana kamu bertukar lidah dengan seorang lelaki,” bisik Alan.Amanda terkejut mendengar penuturan Alan. Ia melepas genggaman tangan Alan dan membiarkan pria itu melakukan ijab qobul.Lain halnya dengan gadis bercadar, jantungnya seketika berdegup kencang, mendengar penuturan pria yang kemarin berbicara singkat dengannya.Tiba-tiba sebuah tangan menariknya.“Alan menginginkan menikahimu Zahira, Ayah rasa lebih baik kamu terima pinangang Alan, untuk menutupi rasa malu keluarga ini, dan untuk kelangsungan bisnis ayah,” ucap Wijaya yang merupakan ayah kandung dari Amanda dan Zahira.Za
Alan berangkat ke kantor, sebuah kantor yang berada di gedung pencangkar langit, lebih tepatnya lantai 10. Begitu membuka lift, Alan berjalan angkuh melewati para pegawai yang otomatis menundukkan kepala sebagai rasa hormatnya pada putra pemilik perusahaan yang saat ini menjabat sebagai kepala manager.Alan kembali menatap laptop di atas meja kerja, sibuk mengamati laporan dan jadwal pertemuan dengan kliennya. Hingga dering ponsel, mengganggu konsentrasinya, nama Mama Risma tertera di layar ponsel.”“Hello, Ma.”“Alan, kamu sudah tak waras hah, siapa yang kamu nikahi,” suara melengking dengan nada penuh amarah memekakan telinga Alan.“Zahira, namanya,” sahut Alan datar.“Alan, siapa itu Zahira?” suara wanita kembali terdengar kesal.“Adik, Amanda.““What! Ini tidak benarkan, Mama cuma mimpi ’kan! Kenapa kamu menikahi anak itu, dia itu cuma anak dari wanita pelakor, Mamah pernah dengar tentang anak kedua Pak Wijaya, anak dari wanita simpanannya!” gertaknya lagi masih bernada keras