Share

DANAU ASMARA

Kematian Sapto membuat Kuntilanak Baju Merah merasa bersalah. Pikirannya tidak sampai kalau Sapto adalah kunci untuk mengetahui ke mana para Iprit itu pergi. Wisaka dibantu Faruq menguburkan jenazah lelaki tangan kanan Iblis Tengkorak itu, jelmaan dari Iprit pelarian dari kampung.

Mereka diam dalam keheningan, sementara masing-masing pikiran entah berkelana ke mana. Wisaka mengamati batu besar yang sudah dipahat sedemikian rupa menjadi tempat tidur. Ukiran-ukiran berbentuk bunga bertebaran di kepala divan batu itu. Ukiran bunga kematian atau kamboja.

"Ke mana kini kita akan pergi? Kita harus secepatnya menemukan Cempaka eh Iblis betina itu," ujar Wisaka. Ia sendiri kebingungan bagaimana menyebutnya, raga Cempaka tetapi berjiwa perempuan Iprit itu.

"Kita pergi ke danau, kita akan akan mencari danau itu, wahai," kata Anjani. Anjani tidak mengerti danau mana yang akan mereka cari itu.

"Ayo! Setidaknya kita harus berusaha," ajak Wisaka.

Mereka berjalan

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status