IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU67. Barang Bukti (Bagian A)Kang Junet dan juga Bi Surti kompak menoleh ke arahku, wajah mereka tampak sangat terkejut dengan bola mata yang membesar dan juga mulut yang sedikit menganga.“B—bu?” Kang Junet berkata dengan terbata-bata.Begitupun dengan Bi Surti yang langsung meremas tangannya dengan penuh kegelisahan, tapi aku bahkan tidak punya banyak waktu untuk menenangkan mereka kalau keterkejutanku bukanlah suatu amarah, melainkan hanya refleks yang diberikan oleh otakku.“B—Bu, sudah la—lama di situ?” tanya Bi Surti dengan gugup.Aku lantas mengangguk dan berjalan menuju meja makan, dan mendudukkan iri di sana dengan pandangan yang masih gamang. Mencoba mencerna apa yang baru saja aku dengar.“Sudah cukup lama, sampai saya bisa mendengar semua percakapan yang kalian lakukan,” kataku sambil memijat pelipisku yang tiba-tiba pening entah karena apa.Bi Surti dan juga Kang Akim lantas mendekat dan berdiri di dekat aku dud
68. Barang Bukti (Bagian B)“Iya, Bu!” kata Kang Junet tanpa keragu-raguan sama sekali.Ya Allah, darahku mendidih rasanya membayangkan, kalau seluruh rumahku ini sudah terjamah dengan perbuatan kotor Om Rama dan juga serta Tante Tari dan Tasya.Mereka benar-benar keterlaluan, tidak punya akhlak dan mereka tidak lebihnya bagai binatang yang tidak mempunyai urat malu.Membayangkan mereka yang bergelut panas di sudut-sudut rumahku, sukses membuat aku menggeram marah."Maaf, Bu. Kami memang salah karena tidak berani untuk mengungkapkan hal ini," kata Bi Surti pelan."Ada hal lain yang Bibi ketahui?" tanyaku dengan pandangan menyelidik."Ti—tidak, Bu. Saya hanya pernah memergoki mereka berduaan di ruang depan, Pak Rama dan juga Non Tasya. Mereka terlihat sangat mesra, dan juga intim sehingga saya bisa menyimpulkan kalau mereka tengah menjalani hubungan terlarang," jelas Bi Surti lagi."Kami salah, Bu. Kami membiarkan mereka berbuat maksiat, tapi saya mohon jangan pecat kami, Bu," kata Kan
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU69. Pengaruh Jahat Arni (Bagian A)“A—apa maksud kamu sih, Yang?” tanya Rama dengan tergagap.“Ya, kamu aneh aja, Mas. Aku itu pengen yang terbaik buat adik dan juga keponakanku, salah ya kalau aku mau Tari nikah?” tanya Mira balik. “Heran aku tuh, kamu kayak lagi nyembunyiin sesuatu, deh,” kata Mira lagi.Wanita yang masih sangat cantik itu menatap lelaki yang bergelar sebagai suaminya itu dengan pandangan menyelidik, mengawasi gerak-gerik lelaki itu dengan ketat.“Ngomong deh, sama aku, memangnya kenapa Tari nggak boleh nikah sama orang lain?” Mira kembali menodong Rama dengan pertanyaan yang tajam.“Bu—bukan gitu loh, Yang. Cuma maksud aku, ya biarin aja dia yang nyari laki-laki buat pendamping hidup dia. Kita nggak usah ikut campur,” kata Rama menjelaskan.Lelaki itu mencoba sangat keras untuk terlihat wajar dan juga baik baik saja, walau di dalam hatinya dia ketakutan setengah mati tapi tidak mungkin dia menunjukkan it
70. Pengaruh Jahat Arni (Bagian B)Arni dan Maura kompak menghela nafas dengan berat dan juga panjang, mereka tidak menyangka kalau perceraian Farhan dengan Aya membuat hidup mereka menderita. “Jadi? Gimana dong, Mas?” tanya Maura panik. “Mana aku hamil lagi, memangnya kamu mau kalau anak kita hidup kekurangan?” tanyanya dengan mimik sedih.Kali ini Farhan yang menghela nafas lelah, dia mengusap wajahnya dengan tangan dan menyugar rambutnya ke belakang. Lelah dan berat sekali rasanya, mungkin ini lah keadaan terberat yang Farhan hadapi selama dia hidup.“Kamu sih, nyuruh aku cerai sama Aya!” sahut Farhan sewot, dia mengungkit kejadian di saat Maura menyuruhnya untuk menceraikan Aya.“Hah? Kok aku sih?” tanya Maura tidak terima. “Kamu lah yang salah, Mas. Kenapa pula buat perjanjian begitu!” lanjutnya lagi semakin sewot.“Kalau kamu mau sabar, seenggaknya aku bisa mengubah isi surat itu atau bahkan menghancurkannya sekalian!”jawab Farhan dengan geram. “Lagian kan dari awal aku bilang,
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU71. Fitnah yang sangat kejam (Bagian A)POV SAYAKAAku memandang lelaki itu dengan pandangan aneh, dia berdiri di samping mobilnya dengan tangan yang dimasukkan ke dalam saku celana. Rambutnya disisir rapi ke belakang, dan penampilannya sangat necis dengan jas dan juga sepatu yang tentunya terlihat sangat mahal.Dia tersenyum padaku dan melambaikan tangannya dengan senyum kecil, seperti biasa dia terlihat sangat ceria dan juga penuh dengan energi positif.Hahh ….Aku menghela nafas dengan panjang dan berjalan menyebrangi halaman rumahku, baju gamis yang aku pakai berkibar ditiup angin dan jilbab panjangku juga mengalami hal yang sama.Kenapa akhir-akhir ini terlalu berangin, sih? Apa sudah mau memasuki musim kemarau, ya? Aku berkelana dengan pikiranku sendiri, sampai mataku tertaut dengan mata lelaki itu.Dia menatapku dengan senyum tulus yang terlihat sangat tampan. Eh? Apa? Aku menggelengkan kepalaku, sepertinya ikatan ra
72. Fitnah yang sangat kejam (Bagian B)TINNNNNNNNN!Suara klakson mobil yang berada di belakang kami menggila, hingga menenggelamkan suara Arga. Dia bergegas menginjak pedal gas, dan meninggalkan suara klakson yang mulai bersahut-sahutan itu.Ya Allah, padahal sedikit lagi aku bisa tahu, siapa wanita yang sangat beruntung itu. Jika bukan Arca lalu siapa?Dan kenapa dia selalu menelpon Arca? Apa wanita itu adalah orang yang Arca kenal? Aku hampir mati karena penasaran.“Hei, aku tidak mendengar siapa wanita itu. Kamu mau mengulang namanya?” tanyaku sambil menatap Arga dengan penuh harap. Dia yang tadinya melihat ke depan, langsung menoleh ke arahku dengan pandangan terkejut. “Kamu tadi nggak denger?” tanyanya memastikan.“Iya, jadi bisa kamu ulang?” tanyaku penuh harap.“Sorry, mungkin lain kali,” katanya sambil terkekeh.Entah kenapa dia terlihat sangat lega, dan aku semakin curiga. Aku harus bertanya pada Arca, bagaimana bisa sahabatku itu tidak mau memberitahu aku rahasia sebesar
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU73. DEG! Debaran yang sama! (Bagian A)Pak Chandra menatapku dengan pandangan bingung, aku yang mendengar kata-katanya memang terkejut luar biasa. Bagaimana bisa Mas Farhan melakukan hal ini? Kenapa dia tega memfitnahku?Bukankah malah sebaliknya? Dia yang berselingkuh di belakangku dan mengkhianati pernikahan kami., dia menghamili Maura yang merupakan sahabatku sendiri. Mas Farhan benar-benar licik, belum sampai berbulan-bulan aku berpisah dengannya tapi dia sudah banyak berubah, bukan Mas Farhan yang aku kenal dulu. Dia sekarang rela melakukan apapun demi tujuannya, yaitu harta yang ada di tanganku sekarang.“Iya, dia tadi malam datang ke rumah saya bersama Bu Arni dan mengatakan kalau kamu sudah berselingkuh!” ulang Pak Chandra dengan tegas. “Saya hanya tidak menyangka kalau kamu bisa melakukan hal itu, Ya,” lanjutnya lagi."Astaghfirullahaladzim, saya tidak pernah melakukan hal hina itu, Pak!" kataku dengan tegas. "Bag
74. DEG! Debaran yang sama! (Bagian B)“Bukankah seharusnya pengacara itu mencari bukti terlebih dahulu sebelum menyampaikan pendapat?” tanya Arga dengan geram. “Jangan karena keluarga Farhan dekat dengan anda, jadi anda seenaknya menindas Sayaka!” cecarnya lagi.“Ja—jangan keterlaluan ya kamu! Jangan kamu kira saya aku dengan kamu, memangnya kamu siapa sih?” tanya Pak Chandra terbata-bata.Pengacara hebat sekelas Pak Chandra saja bisa tergagap di depan Arga, memang harus aku akui kalau jiwa pemimpin Arga begitu kental. Dia berwibawa dan juga absolute!Aku menatap Pak Chandra dengan jengkel, benar apa yang dikatakan oleh Arga kalau Pak Chandra terlalu cepat mengambil kesimpulan. Hilang sudah respect ku padanya, bagaimana bisa dia juga ikut menuduhku berselingkuh?Dan mempercayai ucapan Mas Farhan dan juga Mama dengan begitu mudahnya, dia benar-benar teledor!“Saya rasa pembicaraan ini sudah cukup sampai di sini!” kata Arga tiba-tiba.Aku dan Pak Chandra menatap dia dengan kompak, kam
Assalamualaikum, hai guys. Terimakasih banyak karena kalian udah baca cerita aku, dan berhubung Sayaka sudah tamat, aku harap kalian mau membaca cerita aku yang lain.1. PILIH KASIH (Membungkam mertua dan ipar secara elegan)Ana harus berjuang untuk menegakkan keadilan bagi suaminya, dilengkapi dengan mertua yang pilih kasih, dan ipar yang julid. 2. Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua LemasPerjuangan Ellena di tengah keluarga toxic suaminya.3. KUBELI KESOMBONGAN, GUNDIK SUAMIKU (BARU)Keysa yang seorang dosen, harus menelan pil pahit, saat seorang pebisnis muda yang bernama Risa Andromeda mengaku sebagai selingkuhan suaminya yang seorang Abdi negara dan juga keturunan keraton.Terimakasih semuanya, semoga Allah semakin melimpahkan rezeki dan juga kesehatan untuk kita semua...Bye.. ❤️❤️Aksara Ocean.. ❤️🥰
152. ENDING (Dendam dan Permulaan!) (Bagian C)Wak Lukman dan Paklek Jamal langsung berpandangan, dengan kening yang mengernyit Paklek Jamal beralih menatap Arga. Ayah dari Mas Putra serta Mas Bobby itu kemudian mengangguk kecil."Apakah Nak Arga tahu kalau Aya adalah seorang janda?" tanyanya dengan lembut.Arga langsung mengangguk, "saya tahu, Paklek!" sahutnya dengan mantap."Apakah Nak Arga juga tahu kalau Aya sedang mengandung?" tanya Paklek Jamal lagi.Arga kembali mengangguk, "saya tahu, Paklek!" Lenganku disenggol oleh Arca dan dia tersenyum kecil, "teruslah bahagia setelah ini, Ya!" bisiknya padaku. Aku langsung mengangguk dengan mantap."Baiklah, yang paling penting adalah hal itu. Nak Arga tahu kalau Aya adalah seorang janda dan dia juga tengah mengandung. Jadi tidak akan ada penyesalan di lain hari, karena Nak Arga dari awal sudah tahu kalau akan menikahi janda yang mempunyai anak!" Paklek Jamal tersenyum kecil."Sayaka adalah anak perempuan satu-satunya di keluarga ini, k
151. ENDING (Dendam dan Permulaan!) (Bagian B)"Bagaimana? Kalian bebas memilih!" tanya Mira sekali lagi. "Tapi ingat! Aku hanya sekali memberikan penawaran, kau harus bangkit, Han! Buktikan pada Sayaka dan juga orang-orang yang sudah merendahkanmu kalau kau juga bisa kembali berada di puncak!" katanya santai.Mata Farhan membola, dia tiba-tiba saja bersemangat. Memikirkan kalau Sayaka, Arga, dan yang lainnya saat ini tengah mengolok-oloknya, membuat Farhan diselimuti amarah.Jika saja Sayaka tidak mengusirnya tadi maka kejadian ini tidak akan terjadi. Mantan istrinya itu benar-benar wanita jahat!"Dan bukankah kalian bilang, Maura berselingkuh? Tidak adakah keinginanmu untuk balas dendam?" tanya Mira lagi. "Laki-laki itu harus dihancurkan, bukankah dia mengambil istrimu?" Lanjutnya sambil mengulum senyum.Gejolak di mata Farhan semakin menggebu, dia menatap Arni dengan pandangan mantap."Aku akan ke Singapura, dan kembali saat sudah berada di puncak!" katanya dengan tegas. "Mama teta
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU150. ENDING (Dendam dan Permulaan!) (Bagian A)~Aksara Ocean~"Bantu kami, Dek! Kakak mohon!" Arni memohon pada Mira, sedangkan wanita yang berstatus sebagai adik tengahnya itu hanya menatap tapi belum mau menanggapi. Dia hanya diam dan mengamati."Tante, aku mohon bantu kami. Hanya Tante lah yang kami punya sekarang ini!" Farhan ikut memohon.Potongan kejadian yang terjadi beberapa saat lalu kembali masuk ke dalam memorinya, dan dia kembali bergidik ngeri membayangkan Maura yang terkapar bersimbah darah, teriakan orang-orang yang ketakutan, dan Tasya yang ditangkap polisi.Farhan dan Arni tidak pernah membayangkan kalau Tasya akan digiring ke kantor polisi segera, mereka kira semuanya akan baik-baik saja dan bisa kabur entah ke mana. Tapi terlambat, karena ternyata di cafe itu ada beberapa polisi yang tengah meminum kopi. Dan mereka segera mengamankan Tasya dan di giting langsung ke kantor, semua orang di sana menjadi sa
149. KECELAKAAN DAN LAMARAN (Bagian C)Aku hanya tersenyum dengan manis dan menanggapi ucapan mereka dengan santai. Kekehan kecil aku berikan saat Mama Arga memelukku dari samping dan bersandar di bahuku.“Mama nggak pernah punya anak perempuan, Arga itu nggak ada manis-manisnya, Ya. Mama harap anak kamu nanti perempuan, ya,” katanya dengan lembut sambil mengusap perutku dengan sayang. “Mama pengen cucu perempuan!” katanya lagi.Ya Allah, aku cukup terharu mendengarnya, beliau menyayangiku dan akan menyayangi anakku juga. Apakah saat ini aku boleh berteriak kesenangan? Memiliki keluarga yang baik dan menyayangiku seperti saat ini adalah impianku dari dulu.“Iya, Papa juga pengen cucu perempuan. Baru anak kedua kalian nanti laki-laki,” kata tuan Widjaja sambil tersenyum singkat. “Tapi sebenarnya apapun yang Allah kasih, kami tetap akan bahagia. Di rumah ini akan ada tawa anak kecil lagi,” katanya dengan lembut.Ya Allah, mereka benar-benar menghargaiku, dan aku sangat bahagia. Demi All
148. KECELAKAAN DAN LAMARAN (Bagian B)“Loh, kok nyolot sih, Mbak? Ini fakta, kami ngeliat langsung kalau Mbak selingkuh!” sahut Tasya dengan santai, adikku itu benar-benar hebat. “Kedok aja mengusir kami, ternyata mau nutupin perselingkuhan kalian, ya? Wah! Wah! Aku nggak nyangka!” ujarnya lagi.“Eh, apa maksud kamu? Jangan fitnah, ya!” seru Maura tidak terima.Aku langsung bergegas mencekal lengannya dan melihat dia dari atas ke bawah, Maura benar-benar sudah berubah. Dia bahkan tidak terlihat takut sedikitpun saat ini, dan malah santai. Padahal dia saat ini tengah ketahuan berselingkuh!“Kamu benar-benar keterlaluan, Ra! Kamu mengkhianati pernikahan kita padahal kita baru saja menikah!” ujarku menahan geram. “Dasar wanita murahan!” kataku dengan ketus.“Hei, Bung! Bukankah itu terlalu kasar?” Lelaki bernama Anton itu ikut campur, dia langsung berdiri di sebelah Maura dan menatapku dengan tajam.“Nggak usah ikut campur kamu, dasar pasangan pezina!” cecarku padanya. “MAS!” Maura mem
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU147. KECELAKAAN DAN LAMARAN (Bagian A)~Aksara Ocean~"Dia siapa?" tanya aku dengan cepat.Gigiku mengatup dengan rapat menahan amarah yang siap memuncak, melihat istriku sendiri Tengah berada di pelukan lelaki lain membuat aku benar-benar muntab.Dan yang lebih parahnya Maura terlihat menikmati pelukan itu setelahnya mereka melakukan cipika-cipiki dengan sangat akrab. Aku sangat membenci bagaimana laki-laki itu terlihat menatap Maura dengan tatapan kekaguman."Dia adalah Mas Anton, Mas!" jawab Tasya dengan nada histeris."Anton? Anton siapa?" tanyaku cepat."Temennya Mbak Maura, kami ketemu sama dia waktu aku dan Mbak Maura pulang tengah malam waktu itu." sahut Tasya pelan. "Dan kemarin Mbak Maura juga keceplosan kalau Mas Anton itu adalah orang yang mengejar cintanya dari dulu!" Lanjutnya lagi.Aku lantas mencengkram bahu Tasya dengan kedua tanganku hingga dia meringis kesakitan, namun aku tidak peduli kepanikan yang aku
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKUBAB 68MAMA ARGA~Aksara Ocean~“Lama amat, sih?” ujar Mas Putra sambil cemberut.Aku hanya tertawa dan mengedipkan mataku padanya, dan dia langsung mencebikkan bibirnya dengan sinis. Hanya lima belas menit, dan dia sudah mengatakan lama. Hmm, laki-laki memang tidak punya stok sabar yang melimpah.Aku melirik sekilas pada makanan yang sudah terhidang di meja, dan Alhamdulillah, masih aman. Makanan milikku tidak berkurang satu potong pun, ternyata Mas Putra menepati janjinya untuk tidak menyentuh makanan yang aku pesan.Makanya aku memberikan senyuman manis untuknya dan mengacungkan kedua jempolku, mengapresiasi dirinya yang sudah bisa menjaga tangan dan mulutnya agar tidak mencomot makananku.“Maaf ya, Mas. Di toilet tadi ngantri,” kataku memberikan penjelasan. “Ngantri, ngantri, ngantri apa? Emangnya di toilet jualan minyak goreng?” tanyanya sewot.Aku langsung tergelak, akan sangat lucu jika ada penjualan minyak goreng d
146. SIAPA LAKI-LAKI ITU? (Bagian C)"Keliatan, kok. Ngapain dia ke sini? Jauh amat dari rumahnya," ujar Mama setelahnya, dia duduk kembali dan menyesap es cendolnya melalui sedotan. "Udah ngusir kita, dia malah enak-enak kongkow di cafe," ujar Mama dengan ketus."Nah, bener ini! Kadang-kadang aku sampai jeran loh, Mas. Nasib Mas buruk banget, dapat istri dua-duanya nggak genah!" sahut Tasya menyetujui Mama. "Yang ketiga ini, cari yang baik dan nggak pelit sama keluarga, Mas." Tasya memberi wejangan lagi."Mbak Aya nggak pelit!" kataku membela diri."Tapi dia pembangkang! Masak suami mau nikah lagi, dia nggak ngizinin!" balasnya masuk akal. "Cari yang penurut dan juga baik!" katanya dengan penuh penekanan."Cerewet amat kamu, Sya! Lagian siapa yang mau cari istri lagi, sih? Mas sama Mbak Maura masih sah, sebagai suami istri!" kataku sambil menggeleng pelan."Udah diusir gini, Mas masih mau sama dia?" tanya Tasya dengan nada mengejek. "Masak nggak punya harga diri, Mas!" Lanjutnya peda