74. DEG! Debaran yang sama! (Bagian B)“Bukankah seharusnya pengacara itu mencari bukti terlebih dahulu sebelum menyampaikan pendapat?” tanya Arga dengan geram. “Jangan karena keluarga Farhan dekat dengan anda, jadi anda seenaknya menindas Sayaka!” cecarnya lagi.“Ja—jangan keterlaluan ya kamu! Jangan kamu kira saya aku dengan kamu, memangnya kamu siapa sih?” tanya Pak Chandra terbata-bata.Pengacara hebat sekelas Pak Chandra saja bisa tergagap di depan Arga, memang harus aku akui kalau jiwa pemimpin Arga begitu kental. Dia berwibawa dan juga absolute!Aku menatap Pak Chandra dengan jengkel, benar apa yang dikatakan oleh Arga kalau Pak Chandra terlalu cepat mengambil kesimpulan. Hilang sudah respect ku padanya, bagaimana bisa dia juga ikut menuduhku berselingkuh?Dan mempercayai ucapan Mas Farhan dan juga Mama dengan begitu mudahnya, dia benar-benar teledor!“Saya rasa pembicaraan ini sudah cukup sampai di sini!” kata Arga tiba-tiba.Aku dan Pak Chandra menatap dia dengan kompak, kam
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU75. Terungkapnya Hal Besar (Bagian A)“A—apa?” tanyaku tergagap. Di halaman cafe ini kami berdiri berhadapan, dia menatapku dengan lembut dan juga dalam. Ketika dia hendak mengucapkan sesuatu, tiba-tiba ….CEKREK!Suara kamera terdengan, dan ketika kami menoleh aku bisa melihat keberadaan Mas Farhan dan juga Maura yang berdiri tidak jauh dari tempat kami. Wanita yang dulunya adalah sahabatku itu, tersenyum sinis sambil memegang ponselnya. Tidak salah lagi, dia baru saja mencuri fotoku dan juga Arga. Aku menatap mereka dengan tajam, merasa jijik luar biasa dengan gaya mereka. Berbuat dosa, namun seperti dialah korbannya.Mereka mendekati aku dan juga Arga sambil bergandengan tangan dengan mesra, Mas Farhan dan Maura terlihat sangat cocok. Sama-sama tidak punya malu dan juga hati. Aku menyesal pernah mencintainya, dan aku juga menyesal pernah mempunyai sahabat seperti Maura. Keduanya adalah orang yang sangat berarti untukk
76. Terungkapnya Hal Besar (Bagian B)“Logikanya gini, Ra. Masak kamu udah susah-susah selingkuh, dengan tega merebut suamiku, dan terpaksa mengkhianati persahabatan kita, eh, kamu malah diajak hidup susah. Kalau aku sih, OGAH ya!” kataku lagi.“Sialan kamu, Ya!” maki Maura emosi.“Makanya nyari calon suami itu yang bener, jangan milik orang!” kataku tanpa memperdulikan wajah mereka yang memerah menahan amarah. “Kena tulah, kan? Allah itu nggak tidur. Kalau kalian bisa bohongin aku, apa kalian kira bisa lari dari hukum Allah?” tanyaku santai.“Cukup! Kamu sudah keterlaluan, Aya!” kata Mas Farhan emosi, wajahnya terlihat memerah dan menatapku dengan tajam.Wah, satu pencapaian yang sangat besar. Dia bahkan tidak lagi memanggilku dengan panggilan ‘Dek’, bukannya aku kecewa hanya saja ada setitik perasaan tak rela di sana. Aku membencinya itu sudah jelas, tapi kenangan saat bertahun-tahun kami menghabiskan waktu bersama jelas masih terpatri dengan kuat di ingatanku.“Keterlaluan? Yang ma
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU77. PERTARUNGAN SENGIT (Arga dan Farhan!) (Bagian A)Sing!Angin yang berhembus terasa dingin membelai kulit wajahku, rasanya mampu membekukan waktu hingga membuat tidak ada satu oang pun dari mereka bertiga yang ada di sini bersamaku mengeluarkan ekspresi.Mereka semua terdiam dan menatapku dengan pandangan yang berbeda, kaget, marah, dan juga terluka? Aku tersenyum manis, dan menatap mereka dengan dalam.“A—Apa?” tanya Mas Farhan sambil tergagap. “Ka—Kamu hamil?” tanyanya memastikan.Lengkungan di bibirku semakin lebar mengembang, aku mengangguk dan setelahnya aku langsung bisa merasakan tubuhku ditarik dengan kuat ke dalam pelukan Mas Farhan.Aku bisa merasakan dadanya berdetak dengan sangat kencang dan juga nafasnya yang memburu, dia pasti terkejut dengan berita ini."Lepas!"Aku mendorong tubuhnya dengan kuat, sehingga dia mundur ke belakang. Aku langsung berdiri di belakang tubuh Arga, aku tidak mau kembali di peluk o
78. PERTARUNGAN SENGIT (Arga dan Farhan!) (Bagian B)"Ra, Aya hamil. Dia butuh aku, aku nggak mungkin cerai sama dia kalau aku tahu!" kata Mas Farhan serba salah."Lalu? Kalau kamu nggak cerai sama dia, kamu nggak bakalan bisa nikah sama aku! Apa kamu lupa kalau aku juga mengandung anak kamu?" tanya Maura lagi.Dia terluka, aku tahu itu! Jawaban Mas Farhan benar-benar melukai hatinya. Tapi aku bisa apa? Toh, aku yang lebih dahulu terluka dan itu karena mereka berdua."Sudah! Tidak perlu kalian ributkan!" kataku dengan santai. "Semuanya sudah terjadi, dan kita sudah resmi bercerai. Aku mengatakan hal ini, hanya karena aku sudah tidak tahan kalian katai mandul selama ini!" kataku lagi."Nggak bisa gitu, dong, Dek! Ayo rujuk, dan kita besarkan anak kita bersama!" sahut Mas Farhan dengan cepat."Apa?!" tanya Maura tak percaya.Aku langsung terkekeh melihatnya."Iya, kita bisa hidup bersama. Aku yakin itu, kamu, aku, dan Aya. Juga anak-anak kita!" kata Mas Farhan dengan sangat ringan.Wah!
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU79. ARGA (Aku akan menikahinya!) (Bagian A)POV AUTHORSayaka terbaring di rumah sakit dengan jarum infus yang tertancap di lengannya yang kurus, mukanya terlihat sangat pucat seolah tidak ada aliran darah di wajahnya yang cantiknya yang putih bersih.Sementara Sayaka di dalam ruangan tengah ditangani oleh dokter, lain lagi dengan keadaan di luar sini. Di sini tengah terjadi adu mulut yang didominasi oleh makian Bobby dan juga Putra.Kedua pemuda tampan itu mengumpat dan mencaci Farhan yang hanya bisa tertunduk dengan pasrah, dia juga sangat terkejut dengan yang terjadi barusan. Dia ngeri membayangkan Aya yang jatuh ke tanah dan langsung tidak sadarkan diri.Farhan bahkan belum bisa menghilangkan gemetar di jari jemari tangannya, dia ketakutan saat membayangkan jika saja sesuatu terjadi pada Aya dan juga pada anak mereka yang dikandungnya.BUK!Bobby melayangkan satu hantaman ke dinding, walau dia ingin sekali menghantam wa
80. ARGA (Aku akan menikahinya!) (Bagian B)“Dan, buat anda, Pak Farhan! Jika sampai terjadi sesuatu sama Sayaka, saya tidak akan memaafkan anda dan akan membuat anda membayar mahal!” ujar Arga dengan tajam, matanya sama sekali tidak melihat ke arah Farhan dan masih seia memaku pandangan pada ruangan Aya.GLEK!Farhan menelan ludahnya dengan susah payah, apa yang bisa dia lakukan? Kartika dia kaya dan mempunyai jabatan dulu, dia masih berada di bawah Arga baik dari segi kekuasaan maupun harta. Lalu, apa lagi yang bisa dia lakukan kini?Harta tidak punya, jabatan tidak ada. Dibanding seorang Arga Widjaja, jelas Farhan hanyalah bagai butiran debu yang hina.CEKLEK!Suara pintu yang terbuka sukses membuat keempat lelaki di sana bergegas untuk bangkit dan menghampiri dokter yang baru saja keluar dengan cepat, hingga dokter yang bername tag Aisyah itu mengernyit heran dan menatap keempatnya dengan pandangan heran.“Gimana dok? Aya nggak kenapa-kenapa, kan?”Hampir bersamaan kalimat itu kel
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU81. Ikrar Arga (Bagian A)“Iya, Yank!” Mas Putra menjawab cepat.“A—Apa?” tanyaku dengan nada tak percaya. “Y—yank?” tanyaku lagi dengan tergagap.Sedangkan yang bersangkutan , yaitu Arca dan juga Mas Putra malah mengangguk dengan kompak. Mereka menautkan langsung saling menautkan jemari mereka dan berdiri berdampingan.“Sepertinya aku bakalan jadi Mbak kamu deh, Ya.” Arca kemudian tertawa malu-malu, manis sekaliYa Allah, aku gemas sekali melihatnya dan ikut senang juga dengan mereka. Mas Putra gerak cepat ternyata, dan tahu-tahu saja mereka sudah berpacaran. “Dan kamu, Ra. Jaga mulut ya!” kata Arca sambil menuding Maura dengan telunjuknya yang lentik. “Aku sudah punya pacar sekarang, yang tentunya lebih ganteng dari calon suamimu, dan pastinya kekasihku tidak pengangguran!” kata Arca dengan sadis.Wajah Maura memerah, entah karena menahan malu atau karena menahan amarah, atau keduanya? Entahlah, aku tidak bisa memastikan
Assalamualaikum, hai guys. Terimakasih banyak karena kalian udah baca cerita aku, dan berhubung Sayaka sudah tamat, aku harap kalian mau membaca cerita aku yang lain.1. PILIH KASIH (Membungkam mertua dan ipar secara elegan)Ana harus berjuang untuk menegakkan keadilan bagi suaminya, dilengkapi dengan mertua yang pilih kasih, dan ipar yang julid. 2. Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua LemasPerjuangan Ellena di tengah keluarga toxic suaminya.3. KUBELI KESOMBONGAN, GUNDIK SUAMIKU (BARU)Keysa yang seorang dosen, harus menelan pil pahit, saat seorang pebisnis muda yang bernama Risa Andromeda mengaku sebagai selingkuhan suaminya yang seorang Abdi negara dan juga keturunan keraton.Terimakasih semuanya, semoga Allah semakin melimpahkan rezeki dan juga kesehatan untuk kita semua...Bye.. ❤️❤️Aksara Ocean.. ❤️🥰
152. ENDING (Dendam dan Permulaan!) (Bagian C)Wak Lukman dan Paklek Jamal langsung berpandangan, dengan kening yang mengernyit Paklek Jamal beralih menatap Arga. Ayah dari Mas Putra serta Mas Bobby itu kemudian mengangguk kecil."Apakah Nak Arga tahu kalau Aya adalah seorang janda?" tanyanya dengan lembut.Arga langsung mengangguk, "saya tahu, Paklek!" sahutnya dengan mantap."Apakah Nak Arga juga tahu kalau Aya sedang mengandung?" tanya Paklek Jamal lagi.Arga kembali mengangguk, "saya tahu, Paklek!" Lenganku disenggol oleh Arca dan dia tersenyum kecil, "teruslah bahagia setelah ini, Ya!" bisiknya padaku. Aku langsung mengangguk dengan mantap."Baiklah, yang paling penting adalah hal itu. Nak Arga tahu kalau Aya adalah seorang janda dan dia juga tengah mengandung. Jadi tidak akan ada penyesalan di lain hari, karena Nak Arga dari awal sudah tahu kalau akan menikahi janda yang mempunyai anak!" Paklek Jamal tersenyum kecil."Sayaka adalah anak perempuan satu-satunya di keluarga ini, k
151. ENDING (Dendam dan Permulaan!) (Bagian B)"Bagaimana? Kalian bebas memilih!" tanya Mira sekali lagi. "Tapi ingat! Aku hanya sekali memberikan penawaran, kau harus bangkit, Han! Buktikan pada Sayaka dan juga orang-orang yang sudah merendahkanmu kalau kau juga bisa kembali berada di puncak!" katanya santai.Mata Farhan membola, dia tiba-tiba saja bersemangat. Memikirkan kalau Sayaka, Arga, dan yang lainnya saat ini tengah mengolok-oloknya, membuat Farhan diselimuti amarah.Jika saja Sayaka tidak mengusirnya tadi maka kejadian ini tidak akan terjadi. Mantan istrinya itu benar-benar wanita jahat!"Dan bukankah kalian bilang, Maura berselingkuh? Tidak adakah keinginanmu untuk balas dendam?" tanya Mira lagi. "Laki-laki itu harus dihancurkan, bukankah dia mengambil istrimu?" Lanjutnya sambil mengulum senyum.Gejolak di mata Farhan semakin menggebu, dia menatap Arni dengan pandangan mantap."Aku akan ke Singapura, dan kembali saat sudah berada di puncak!" katanya dengan tegas. "Mama teta
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU150. ENDING (Dendam dan Permulaan!) (Bagian A)~Aksara Ocean~"Bantu kami, Dek! Kakak mohon!" Arni memohon pada Mira, sedangkan wanita yang berstatus sebagai adik tengahnya itu hanya menatap tapi belum mau menanggapi. Dia hanya diam dan mengamati."Tante, aku mohon bantu kami. Hanya Tante lah yang kami punya sekarang ini!" Farhan ikut memohon.Potongan kejadian yang terjadi beberapa saat lalu kembali masuk ke dalam memorinya, dan dia kembali bergidik ngeri membayangkan Maura yang terkapar bersimbah darah, teriakan orang-orang yang ketakutan, dan Tasya yang ditangkap polisi.Farhan dan Arni tidak pernah membayangkan kalau Tasya akan digiring ke kantor polisi segera, mereka kira semuanya akan baik-baik saja dan bisa kabur entah ke mana. Tapi terlambat, karena ternyata di cafe itu ada beberapa polisi yang tengah meminum kopi. Dan mereka segera mengamankan Tasya dan di giting langsung ke kantor, semua orang di sana menjadi sa
149. KECELAKAAN DAN LAMARAN (Bagian C)Aku hanya tersenyum dengan manis dan menanggapi ucapan mereka dengan santai. Kekehan kecil aku berikan saat Mama Arga memelukku dari samping dan bersandar di bahuku.“Mama nggak pernah punya anak perempuan, Arga itu nggak ada manis-manisnya, Ya. Mama harap anak kamu nanti perempuan, ya,” katanya dengan lembut sambil mengusap perutku dengan sayang. “Mama pengen cucu perempuan!” katanya lagi.Ya Allah, aku cukup terharu mendengarnya, beliau menyayangiku dan akan menyayangi anakku juga. Apakah saat ini aku boleh berteriak kesenangan? Memiliki keluarga yang baik dan menyayangiku seperti saat ini adalah impianku dari dulu.“Iya, Papa juga pengen cucu perempuan. Baru anak kedua kalian nanti laki-laki,” kata tuan Widjaja sambil tersenyum singkat. “Tapi sebenarnya apapun yang Allah kasih, kami tetap akan bahagia. Di rumah ini akan ada tawa anak kecil lagi,” katanya dengan lembut.Ya Allah, mereka benar-benar menghargaiku, dan aku sangat bahagia. Demi All
148. KECELAKAAN DAN LAMARAN (Bagian B)“Loh, kok nyolot sih, Mbak? Ini fakta, kami ngeliat langsung kalau Mbak selingkuh!” sahut Tasya dengan santai, adikku itu benar-benar hebat. “Kedok aja mengusir kami, ternyata mau nutupin perselingkuhan kalian, ya? Wah! Wah! Aku nggak nyangka!” ujarnya lagi.“Eh, apa maksud kamu? Jangan fitnah, ya!” seru Maura tidak terima.Aku langsung bergegas mencekal lengannya dan melihat dia dari atas ke bawah, Maura benar-benar sudah berubah. Dia bahkan tidak terlihat takut sedikitpun saat ini, dan malah santai. Padahal dia saat ini tengah ketahuan berselingkuh!“Kamu benar-benar keterlaluan, Ra! Kamu mengkhianati pernikahan kita padahal kita baru saja menikah!” ujarku menahan geram. “Dasar wanita murahan!” kataku dengan ketus.“Hei, Bung! Bukankah itu terlalu kasar?” Lelaki bernama Anton itu ikut campur, dia langsung berdiri di sebelah Maura dan menatapku dengan tajam.“Nggak usah ikut campur kamu, dasar pasangan pezina!” cecarku padanya. “MAS!” Maura mem
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU147. KECELAKAAN DAN LAMARAN (Bagian A)~Aksara Ocean~"Dia siapa?" tanya aku dengan cepat.Gigiku mengatup dengan rapat menahan amarah yang siap memuncak, melihat istriku sendiri Tengah berada di pelukan lelaki lain membuat aku benar-benar muntab.Dan yang lebih parahnya Maura terlihat menikmati pelukan itu setelahnya mereka melakukan cipika-cipiki dengan sangat akrab. Aku sangat membenci bagaimana laki-laki itu terlihat menatap Maura dengan tatapan kekaguman."Dia adalah Mas Anton, Mas!" jawab Tasya dengan nada histeris."Anton? Anton siapa?" tanyaku cepat."Temennya Mbak Maura, kami ketemu sama dia waktu aku dan Mbak Maura pulang tengah malam waktu itu." sahut Tasya pelan. "Dan kemarin Mbak Maura juga keceplosan kalau Mas Anton itu adalah orang yang mengejar cintanya dari dulu!" Lanjutnya lagi.Aku lantas mencengkram bahu Tasya dengan kedua tanganku hingga dia meringis kesakitan, namun aku tidak peduli kepanikan yang aku
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKUBAB 68MAMA ARGA~Aksara Ocean~“Lama amat, sih?” ujar Mas Putra sambil cemberut.Aku hanya tertawa dan mengedipkan mataku padanya, dan dia langsung mencebikkan bibirnya dengan sinis. Hanya lima belas menit, dan dia sudah mengatakan lama. Hmm, laki-laki memang tidak punya stok sabar yang melimpah.Aku melirik sekilas pada makanan yang sudah terhidang di meja, dan Alhamdulillah, masih aman. Makanan milikku tidak berkurang satu potong pun, ternyata Mas Putra menepati janjinya untuk tidak menyentuh makanan yang aku pesan.Makanya aku memberikan senyuman manis untuknya dan mengacungkan kedua jempolku, mengapresiasi dirinya yang sudah bisa menjaga tangan dan mulutnya agar tidak mencomot makananku.“Maaf ya, Mas. Di toilet tadi ngantri,” kataku memberikan penjelasan. “Ngantri, ngantri, ngantri apa? Emangnya di toilet jualan minyak goreng?” tanyanya sewot.Aku langsung tergelak, akan sangat lucu jika ada penjualan minyak goreng d
146. SIAPA LAKI-LAKI ITU? (Bagian C)"Keliatan, kok. Ngapain dia ke sini? Jauh amat dari rumahnya," ujar Mama setelahnya, dia duduk kembali dan menyesap es cendolnya melalui sedotan. "Udah ngusir kita, dia malah enak-enak kongkow di cafe," ujar Mama dengan ketus."Nah, bener ini! Kadang-kadang aku sampai jeran loh, Mas. Nasib Mas buruk banget, dapat istri dua-duanya nggak genah!" sahut Tasya menyetujui Mama. "Yang ketiga ini, cari yang baik dan nggak pelit sama keluarga, Mas." Tasya memberi wejangan lagi."Mbak Aya nggak pelit!" kataku membela diri."Tapi dia pembangkang! Masak suami mau nikah lagi, dia nggak ngizinin!" balasnya masuk akal. "Cari yang penurut dan juga baik!" katanya dengan penuh penekanan."Cerewet amat kamu, Sya! Lagian siapa yang mau cari istri lagi, sih? Mas sama Mbak Maura masih sah, sebagai suami istri!" kataku sambil menggeleng pelan."Udah diusir gini, Mas masih mau sama dia?" tanya Tasya dengan nada mengejek. "Masak nggak punya harga diri, Mas!" Lanjutnya peda