Share

PUTUS ASA

Author: Rosemala
last update Last Updated: 2022-07-27 09:16:48

4

Wajah dingin Alexander semakin merengut. Sepasang alis tebalnya saling bertaut. Rahang kokohnya mengeras, bahkan urat-urat halus di pelipisnya terlihat berkedut. Lelaki itu marah mendengar ucapan Aira. 

Aira sendiri tidak peduli, ia langsung meninggalkan ruangan yang disinyalir ruang kerja boss dengan urat-urat wajah kaku itu. 

"Apa yang kau inginkan, Aira Andriani? Apa kau ingin gajimu aku naikkan?"

Langkah Aira terhenti di depan pintu. Ia urung membukanya karena mendengar pertanyaan Alexander bernada tinggi. 

Aira berbalik. Terlihat lelaki berwajah sedingin es itu berdiri di belakang mejanya. 

"Tidak Tuan, terima kasih," jawab Aira datar seraya meraih handle pintu. 

"Lalu kau mau apa, Perempuan?" Lagi, suara lelaki itu menahan langkahnya. Kembali Aira berbalik. 

"Sudah saya katakan, saya tidak mau apa-apa, Tuan. Saya hanya ingin mengundurkan diri dan pergi dari sini," ujar Aira sedikit kesal. 

"Kau pikir semudah itu pergi dari rumahku?" Alexander keluar dari belakang mejanya, kemudian melangkah gagah mendekati Aira. 

"Aku sudah menerimamu menjadi ibu susu anakku. Dari sekian puluh pelamar, hanya kau yang terpilih. Kau pikir bisa pergi dari sini begitu saja, setelah anakku cocok denganmu? Aku tidak akan membiarkan hal itu. Kau hanya boleh pergi dari sini setelah anakku berumur dua tahun!"

"Apa?" Mata Aira terbelalak. Namun, tidak lama. Ia segera meraih handle pintu, lalu membukanya, dan keluar dari ruangan tersebut. 

Enak sekali orang kaya itu bicara. Ia pikir semua orang bisa diatur olehnya hanya karena ia memiliki uang? 

Wanita itu gegas pergi dari sana sambil menggendong Raka dan menenteng tas bajunya. Bahkan tak peduli saat Hasna memanggil. Ia setengah berlari menyusuri lorong rumah untuk mencari jalan keluar. 

Entah sampai beberapa lama Aira berjalan menyusuri lorong rumah itu. Namun, ia tak jua menemukan jalan keluar. Ada banyak pintu serupa di sana, dan setiap ia mencoba membukanya, lagi-lagi pintu sebuah ruangan. Bukan jalan keluar yang ia cari. 

Sementara pintu bercat putih yang ia yakin ruang kerja bos berwajah dingin itu, entah untuk ke berapa kali ia lewati. Itu artinya ia berjalan bolak-balik sejak tadi. 

Aira seperti berjalan di sebuah labirin rumit yang membingungkan dan hampir membuatnya putus asa. Apalagi Raka mulai menangis ketakutan atau mungkin lelah, hingga membuat wanita itu semakin putus asa. 

Entah rumah macam apa ini. Kenapa begitu luas dan tak kunjung menemukan tepi, hingga akhirnya langkah putus asa membawa Aira kembali ke depan pintu bercat putih yang ia yakin ruangan kerja lelaki berwajah sedingin es itu. 

Aira mengetuk pintunya dengan dada sesak dan rasa putus asa hingga suara bariton yang tidak ingin ia dengar lagi, menyuruhnya masuk. 

Wajah sedingin es kembali menyambutnya begitu ia membuka pintu dan masuk. Wanita itu segera menghampiri lelaki tanpa ekspresi di mejanya. 

"Saya ingin membuat perjanjian, Tuan!" ujar wanita itu tegas dan penuh penekanan. Akhirnya, Aira memutuskan kembali bekerja karena putus asa. 

"Perjanjian akan dibuat hanya saat aku menginginkannya." Lelaki es menjawab tanpa melihat wajah Aira. 

"Kalau begitu biarkan aku dan anakku keluar dari sini!" Suara Aira meninggi antara marah dan putus asa. Dadanya sesak menahan berbagai rasa yang berkecamuk di dada. 

"Apa aku menahanmu?" Alex menatap Aira dengan tatapan sedingin esnya. "Pergilah kalau kau bisa!"

Aira balas menatap mata tajam Alexander dengan berbagai rasa yang ingin meledak di dadanya. Rasa yang sudah berbaur antara marah, kesal, sakit, sedih, putus asa dan entah apalagi yang ia bawa sejak meninggalkan rumah Randi, dan kini harus bertambah parah karena perlakuan semena-mena Alexander. Lelaki yang baru ia temui. 

Bahu Aira berguncang bersama tangisnya yang tiba-tiba saja meledak tak tertahan. Wanita itu menangis pilu tanpa malu, sambil memeluk Raka yang juga ikut menangis dalam dekapannya. Kegaduhan seketika memenuhi ruang kerja Alexander, hingga membuat lelaki itu kebingungan. 

Dengan wajah sedikit pucat, Alex segera menekan beberapa nomor di interkomnya.

"Hasna, cepat ke mari!"

***

Aira menidurkan tubuh mungil Raka di box bayi setelah anak itu menyusu dan tertidur pulas. 

Tadi Raka menangis kejer karena ketakutan mendengar tangis hebat ibunya. Hingga akhirnya Hasna dan beberapa pelayan membawa Aira kembali ke kamar Raka. 

Setelah beberapa lama, akhirnya Aira bisa menenangkan Raka. Menyusui bayi itu, hingga akhirnya tertidur. 

Napas panjang ditariknya berkali-kali untuk menenangkan dirinya sendiri. 

Sungguh, sebenarnya luka hati Aira sangatlah dalam akibat pengkhianatan Randi. Suami yang sudah membersamainya tiga tahun ini. Namun, tak ada waktu untuk meratap. Karena baginya, kenyamanan dan masa depan Raka lebih penting daripada rasa sakit hatinya. 

Tadi, di ruang kerja Alex, entah kenapa Aira menangis sejadi-jadinya. Menumpahkan segala yang ia pendam di hati. Tanpa rasa malu sedikit pun. Hingga Raka ketakutan mendengar tangisan ibunya, dan Alex kebingungan karenanya. 

"Sebenarnya, Tuan Alex itu hatinya baik." Suara Hasna terdengar setelah Aira selesai menyelimuti tubuh mungil Raka. Bayi tiga bulan itu terlihat pulas dan nyaman. 

"Hanya saja, karena banyak menerima kekecewaan dari orang-orang terdekatnya, Tuan jadi pribadi tertutup dan terkesan kejam," lanjut Hasna tanpa diminta. 

'Memang kejam, kok,' bisik Aira, tentu hanya dalam hati. 

"Itu juga kenapa Tuan ingin memberikan yang terbaik untuk bayi Alister. Segala cara Tuan lakukan agar anaknya mendapatkan yang terbaik. Termasuk mencari ibu susu dengan bayaran tinggi. Karena bayi itu tidak mau menyusu di botol." Hasna terus menjelaskan sekali pun Aira tidak bertanya apa-apa. 

"Kasihan memang bayi Alister itu, ia harus kehilangan kasih sayang ibunya sejak lahir."

"Memang ibunya ke mana, Bu?" Aira mulai tertarik dengan celoteh Hasna. Karena hal itu yang menjadi pertanyaan besar sejak kedatangannya ke rumah ini. Namun, baru saja Hasna ingin menjelaskan sesuatu, seseorang mengetuk pintu dan masuk setelah Hasna membuka benda persegi panjang itu. 

"Ada apa?" tanya wanita paruh baya itu kepada pelayan yang barusan mengetuk pintu. 

"Mbak Aira ditunggu Tuan Alex untuk makan malam," jawab pelayan seraya menunjuk Aira dengan ibu jarinya. 

Hasna dan Aira saling lempar pandang. 

"Tapi sesuai aturan Tuan, Mbak Aira harus mandi dan didandani lagi. Tidak boleh kotor dan bau. Tuan bilang tidak ingin meja makannya ikut menjadi kotor."

"Apa?" Mata Aira terbuka lebar. Sungguh keterlaluan manusia es itu. 

"Tolong sampaikan sama Tuan besar, aku tidak akan makan. Daripada harus mengotori meja makannya!"

"Tapi, Mbak…." Wajah pelayan memucat. 

"Tapi apa, Mbak? Sudah, sampaikan saja begitu! Aku tidak akan makan…."

"Dan kau akan membiarkan anakku menyedot darahmu karena air susumu habis akibat kurang gizi?!" Suara dingin dengan oktaf tinggi memotong ucapan Aira, disusul sosok pria berwajah dingin muncul di belakang pelayan. 

Comments (5)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
pantas aja kau diselingkuhi suami mu. harusnya sebelum berhenti jau negosuasi dulu,bukannya meradang kangsung minta berhenti. ada saatnya otak mu kau pakai buat berpikir biar g sakah ambil keputusan.dasar dungu dan tolol
goodnovel comment avatar
Winda Ike
ampun deh pak bos... galak bener...
goodnovel comment avatar
Rya Mom's Wilzy
seruuuu sepertinya memang Aira yang paling cocok jadi ibu susunya tuan muda
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • IBU SUSU UNTUK ANAK PEWARIS   MAKAN MALAM

    5"Makan semua makanan itu agar tubuhmu sehat dan air susumu melimpah!" Perintah Alexander menunjuk berbagai makanan yang terhidang di atas meja. Aira kini duduk menghadap meja makan ukuran besar, dengan banyak makanan lezat menggugah selera. Semua makanan yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Semua makanan yang ia tidak tahu apa namanya. "Apa semua ini halal?" tanya Aira menunjuk semua makanan itu. Kemudian menatap bos berwajah dingin yang duduk sangat jauh darinya. Alexander duduk di kursi paling ujung dari meja makan berbentuk oval itu, sedangkan dirinya duduk di ujung lainnya dalam satu garis lurus. Jarak mereka sekitar tiga meter dengan makanan lebih banyak berada di hadapannya daripada di depan lelaki itu. "Maksudmu apa?" Wajah Alexander merengut, alis tebalnya bahkan saling bertaut. "Apa aku harus menunjukkan KTP-ku agar kau tahu agama yang kuanut?"Aira membuang muka. Sepertinya lelaki es ini menganut agama yang sama dengan dirinya. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Nam

    Last Updated : 2022-07-27
  • IBU SUSU UNTUK ANAK PEWARIS   VALLERY

    6"Apa?" Mata wanita semampai terbelalak lebar, mulutnya menganga. "Ibu sambung Alister?""Ya, kenapa?" Alexander bertanya dengan santainya. Tak menghiraukan dua wanita hampir loncat bola mata dan jantungnya. Kembali wanita itu mendekati Alexander yang masih duduk di tempatnya. "Apa kau masih waras, Alex? Bagaimana bisa kau mencari ibu sambung untuk Alister? Sementara aku ini masih istrimu!""Tidak lagi semenjak kau keluar dari rumahku, Vallery! Aku sudah menceraikanmu!" Alexander menjawab sambil memukulkan kedua tangannya ke meja. Kedua bola mata wanita bernama Vallery semakin melebar. Wajahnya memucat. Ia meraih lengan Alexander. "Tidak! Kau tidak pernah menceraikanku, Alexander! Kau masih suamiku. Kita tidak akan pernah bercerai. Aku hanya minta waktu dua tahun saja untuk mewujudkan mimpi yang tertunda, lalu kita melanjutkan pernikahan ini. Aku akan mengurus Alister nanti!" Vallery memekik seraya mengguncang lengan Alexander. Namun, lelaki itu mendengkus sebelum menepis tangan

    Last Updated : 2022-09-06
  • IBU SUSU UNTUK ANAK PEWARIS   PERCAYA DIRI

    7"Duduklah, ada beberapa hal yang harus kita bicarakan!" perintah Alex setelah Vallery keluar ruangan. Lelaki berwajah sedingin es itu menunjuk kursi di depan meja kerjanya. "Maaf, Tuan. Apa maksud Anda mengatakan kalau saya calon ibu sambung Tuan muda Alister?" tanya Aira tidak sabar. Ia bahkan masih berdiri di tempatnya tadi. Aira tidak nyaman dengan ucapan Alexander yang satu itu. Terlebih wanita cantik tadi jadi menebarkan kebencian karenanya. Alexander yang sudah duduk lebih dulu, mendongak. Menatap wajah Aira yang masih berdiri kaku. Lelaki itu menarik napas panjang sebelum berucap lagi. "Duduklah dulu, biar kujelaskan ….""Tidak, sebelum Anda menjelaskan apa maksudnya. Saya ….""Memangnya apa yang kamu pikirkan? Kamu pikir ucapanku itu serius?" potong Alex dengan kesal. Lelaki itu sampai bangkit dari duduknya. "Kau pikir aku serius mengatakan itu?" ulang Alex menatap tajam Aira yang terhenyak. "Percaya dirimu terlalu tinggi, Perempuan. Aku sarankan jangan terlalu banyak

    Last Updated : 2022-09-06
  • IBU SUSU UNTUK ANAK PEWARIS   HARUS KUAT

    8Aira memasuki kamar Raka dengan gontai. Wanita itu mulai mengenali seluk beluk rumah besar itu, hingga tak perlu ditemani untuk sekadar mencari kamar anaknya. Dengan lemah ia mendudukkan dirinya di kursi samping box Raka. Bayi tiga bulan yang sedang ia perjuangkan masa depannya itu terlihat sudah pulas. Raka memang anak yang tidak menyusahkan sejak lahir. Tidak pernah nangis rewel yang membuat kedua orang tuanya kerepotan kecuali sedang sakit. Aira yang sejak melahirkan, harus mengurus bayinya sendiri karena sudah tak memiliki orang tua dan jauh dari mertua, tak pernah merasa kerepotan walaupun Randi tidak pernah mau membantu pekerjaan rumah. Anehnya, walaupun Raka begitu anteng untuk ukuran bayi, tak pernah membuat Randi –sang ayah bahagia dan bangga atas kelahiran bayi itu. Randi malah lebih sering menyalahkan Aira yang terlalu terburu-buru hamil, dan tidak lagi fokus mengurus suami gara-gara kehadiran Raka di antara mereka. Ayah yang aneh bagi Aira. Namun, itulah Randi. Sejak

    Last Updated : 2022-09-07
  • IBU SUSU UNTUK ANAK PEWARIS   LIHAT PENAMPILANMU!

    9Pagi-pagi sekali Aira sudah bersiap. Selepas salat Subuh, dan menyusui Alister, wanita itu menyempatkan diri ke kamar Raka, yang juga tengah disusui dengan ASI yang ia perah semalam. Miris memang, bayi orang lain disusui langsung dengan dipeluk penuh kasih sayang, sedangkan bayi sendiri harus disusui dengan cara diperah. Bahkan bila masih kurang, terpaksa dibuatkan susu formula. Namun, lagi-lagi Aira meyakinkan dirinya kalau semua demi kebaikan Raka juga. "Mbak. Biar saya susui langsung Raka, sebentar. Mumpung Alister sudah kenyang dan tidur lagi." Aira meraih tubuh mungil Raka yang berbaring di box-nya, kemudian disusui sambil duduk. "Raka, Sayang. Anak ganteng Mama. Gimana tidurmu, Nak? Raka nggak rewel, kan?" Aira mengajak ngobrol Raka yang juga menatap dirinya sambil menyusu. Melihat sepasang bola mata bening milik sang anak, rasa bersalah kembali menyeruak. Apalagi membayangkan tadi malam Raka tidur tanpa pelukan dirinya seperti biasa. Dada yang tiba-tiba sesak mendorong a

    Last Updated : 2022-09-07
  • IBU SUSU UNTUK ANAK PEWARIS   DICARI SESEORANG

    10Alexander membuang pandangan setelah keduanya terlibat saling tatap nyalang. Lelaki itu memutuskan kontak mata lebih dulu. "Hanya saja sayang, kalau pegawai salon tidak ada kerjanya. Padahal aku juga sudah membayar mereka," ujarnya dengan suara tidak setinggi tadi. Pandangannya tertuju keluar jendela. Ya, ia memang memiliki salon pribadi di rumah. Pekerja salon yang dulu ia pekerjakan atas permintaan Vallery. Aira tidak menjawab. Ia sudah terlanjur kesal dengan pria dingin dan menyebalkan itu. Tangannya terulur hendak meraih kertas kontrak yang tadi diletakkan di atas meja. Niatnya membatalkan saja pekerjaan itu sekalian, daripada terus berada dalam tekanan lelaki aneh seperti Alexander. Namun, sedetik saja tangannya berhasil meraih kertas-kertas itu, tangan lain dengan cepat mendahului. Tangan kekar mengambil kertas kontrak dan menggenggamnya erat, hingga Aira tak dapat meraihnya. Tangan Alexander. "Mulai hari ini kau resmi jadi ibu susu Alister. Masa kerjamu selama dua tahun

    Last Updated : 2022-09-08
  • IBU SUSU UNTUK ANAK PEWARIS   KELAKUAN ANEH

    11"Ai," panggil Randi dengan bibir bergetar, setelah beberapa saat lalu terpaku melihat Aira dan penampilannya. "Mas Randi?" Kening Aira berkerut. Ia sedikit mundur saat tangan lelaki itu nyaris menyentuhnya. Wanita itu berdiri agak jauh. Sempat menarik napas panjang setelah memperhatikan dengan seksama sosok lelaki yang masih berstatus suaminya. Heran melanda, melihat Randi yang sekarang jauh berbeda dengan Randi yang ia tinggal sebulan lalu. Tubuh kurus, rambut sedikit gondrong, wajah layu, pipi tirus, dan lingkar mata yang menghitam. Lelaki itu terlihat lebih tua dari usianya. Padahal usia Randi baru dua puluh enam tahun. Selisih empat tahun saja dengannya yang baru dua puluh dua tahun. Apa yang terjadi dengan lelaki itu sepeninggal dirinya? Bukankah dia sedang bersenang-senang dengan selingkuhannya? "Ada yang bisa dibantu, Mas?" tanya Aira pada akhirnya setelah mereka hanya saling memperhatikan penampilan masing-masing. "Kamu cantik sekali, Ai," ucap Randi dengan tatapan ka

    Last Updated : 2022-09-08
  • IBU SUSU UNTUK ANAK PEWARIS   MAAF

    12Alexander berdiri kaku di tempatnya. Menatap wanita yang berjalan menuju jendela dengan terus berusaha menenangkan bayi Alister yang nangis kejer, akibat kaget, juga karena tidurnya terganggu. Alexander masih berdiri kaku di sana tanpa tahu apa yang harus dilakukan. Sekilas ia melihat kilat kemarahan di mata Aira. Namun, sepertinya bagi wanita itu menenangkan Alister lebih penting daripada mengurus kemarahannya. Alexander sendiri kaget bukan kepalang. Ia tidak tahu kalau Aira sedang berpenampilan seperti itu di dalam. Gara-gara tak sengaja melihat foto-foto Vallery, sakit hatinya kembali menyeruak. Tak percaya rasanya wanita yang begitu ia cintai tega meninggalkan dirinya, juga buah cinta mereka yang masih bayi hanya demi mengejar cita-cita masa mudanya menjadi model internasional. Untuk mengusir rasa sakit hati dari luka yang menganga akibat kepergian sang mantan istri, Alexander berniat menemui Alister yang ia kira sudah tidur. Ia ingin memeluk dan mencium bayinya itu sebelum

    Last Updated : 2022-09-09

Latest chapter

  • IBU SUSU UNTUK ANAK PEWARIS   KEHEBOHAN

    Extra partKepanikannya semakin menjadi saat nomor Aira tak kunjung diangkat. Sementara Anyelir menjerit-jerit merasakan rasa mulas di perutnya yang seolah diperas.Wanita paruh baya asisten rumah tangga mereka yang melihat kepanikan itu gegas menyuruh Aldo membawa Anyelir ke rumah sakit. Sebagai wanita yang sudah berpengalaman melahirkan, ia tahu jika Anyelir akan segera melahirkan.Tanpa pikir panjang, Aldo mengangkat tubuh Anyelir yang beratnya sudah mencapai dua kali lipat dari berat normalnya karena kehamilan ini. Terlebih ada dua bayi kembar dalam perutnya. Untunglah rumah mereka kini bukan apartemen bertingkat. Hingga ia dengan mudah mengevakuasi sang istri.Berdua saja, Aldo membawa Anyelir ke rumah sakit yang sudah mereka tunjuk untuk tempat bersalin. Sang asisten ia minta untuk terus menghubungi kelurganya, dan menyusul ke rumah sakit setelah urusan di rumah selesai.Selama perjalanan, Anyelir terus mencengkeram lengan Aldo karena merasakan mulas tak terkira. Belum lagi sese

  • IBU SUSU UNTUK ANAK PEWARIS   KEPANIKAN

    Extra part“Kenapa, sayang?” Aldo yang baru memasuki rumah, menatap sang istri yang bibirnya maju.Anyelir tidak menjawab. Ia meraih tangan sang suami dan menciumnya takzim. Walaupun usia Aldo lebih muda, tetapi posisinya tetap kepala keluarga. Anyelir tetap menghormati dan memperlakukan bagaimana seharusnya memperlakukan suami.Aldo menarik tubuh sang istri tetapi dengan hati-hati agar tak mengganggu perut besarnya. Sebuah kecupan mendarat di kening berpoles bedak tipis. Kemudian beralih kedua pipi dan terakhir menghisap bibir majunya dengan gemas hingga si empunya bibir meronta minta dilepaskan.“Kau membuatku sesak napas.” Anyelir mendorong dada Aldo. “Ciuman macam apa itu?” lanjutnya dengan bibir semakin maju, ditambah tangan yang dilipat di dada.“Itu ciuman penawar marah. Juga penawar rasa lelah di kantor.”Anyelir menoleh. Ia tahu Aldo lelah bekerja seharian di kantor tetapi pulang langsung disuguhi sikap manja dan sensitifnya yang semakin menjadi sejak hamil. Namun, ia tak dap

  • IBU SUSU UNTUK ANAK PEWARIS   HANYA ADA BAHAGIA

    528 “Tetaplah di sisiku sampai salah satu di antara kita menutup mata. Aku bahkan ingin kebersamaan ini berlanjut hingga kehidupan kekal kita kelak. Jangan pernah tinggalkan aku. Terus dampingi dan bantu aku dalam memperbaiki diri agar menjadi suami yang bisa membimbingmu dan anak-anak kita menjalani kehidupan ini dalam koridor yang lurus. Aku ingin menjadi imam dambaanmu, sayang.” Anyelir mendongak. Hatinya trenyuh. Sejak kejadian itu, Aldo memang banyak berubah. Ia membuktikan dirinya layak mendapatkan maaf dan kesempatan kedua. Anyelir sendiri membuktikan memaafkan dengan tidak pernah membahas masalah yang sama. Jika Aldo mulai mellow, meminta maaf dan terindikasi membahas hal sama, Anyelir sendiri yang mengingatkan dan mengajak melupakan semuanya dengan menatap ke depan. Ia sadar dirinya pun bukan manusia tanpa dosa. Ia bahkan bersikap kekanakan dalam menghadapi masalah ini. Saling memaafkan, saling sadar dan terus berbenah diri, itu yang mereka lakukan saat ini. Terlebih sebent

  • IBU SUSU UNTUK ANAK PEWARIS   BAHAGIA TIADA TARA

    527Semua orang terdiam mendengar ucapan Sandra. Semua orang tahu jika Gita dirawat di RSJ karena saat ditahan sering mengamuk dan beberapa kali mencoba bunuh diri lagi, bahkan bayi dalam kandungannya sampai gugur karena perilakunya sendiri. Gita akhirnya dirawat di RSJ.Keluarga Aldo menganggap semua telah selesai, karena akhirnya Gita dinyatakan bersalah. Semua bukti dan saksi menunjukkan jika Aldo tidak bersalah. Andika dan istrinya kembali ke Kalimantan. Gita tidak menuntut apa pun kepada Andika, mungkin karena melihat kondisi laki-laki itu yang mengenaskan.Justru perseteruan dengan Aldo yang ia pertahankan walaupun pada akhirnya Gita harus merasakan kehidupan di balik jeruji besi dalam kondisi hamil.Publik juga sudah mulai melupakan kasus ini, hingga Aldo dan keluarga bebas bergerak tanpa banyak yang memperhatikan.Semua sudah berjalan normal dan baik-baik saja. Aldo dan Anyelir menjalani pernikahan dengan bahagia. Terlebih mereka akan memiliki anak. Hubungan mereka bahkan sema

  • IBU SUSU UNTUK ANAK PEWARIS   PELAJARAN BERHARGA

    526 “Aku mau poliandri, apa kau setuju?” Anyelir menatap serius. Hening. Binar penuh harap di mata Aldo seketika pudar dan meredup. Senyum yang tadi sempat tersungging, raib dalam waktu singkat. Dada pemuda itu mendadak sesak. Diteguknya ludah dengan susah payah karena kerongkongan yang mendadak kemarau. Napasnya tersengal seolah telah berlari puluhan kilo meter. Bibirnya bergetar. “Mana ada seperti itu, sayang?” tanyanya dengan senyum miris. Anyelir tersenyum. “Ada, ini bukan sungguhan. Jadi, aku hanya pura-pura saja.” “Maksudnya?” Mata Aldo memicing. Anyelir menarik napas panjang. “Begini, orang tua Haris menuntutnya untuk segera menikah. Sementara ia belum menemukan wanita yang cocok. Tapi ia menolak jika harus dijodohkan dengan gadis pilihan orang tuanya. Jadi, ia memintaku untuk berpura-pura menjadi….” “Tidak!” Dengan napas yang semakin tersengal dan dada makin sesak, Aldo memotong ucapan Anyelir. “Apa kau sudah gila, sayang?” “Kenapa?” Anyelir memiringkan kepala. Tawan

  • IBU SUSU UNTUK ANAK PEWARIS   SYARAT APA PUN

    525“Makanya jangan petakilan. Sudah mau jadi ayah kelakukan masih bocah.” Anyelir berkata ketus seraya melipat tangan di dada. Sementara Aldo terus meringis merasakan sakit di pinggangnya. Terpaksa harus dipijat lagi. Harus menahan lagi sakit yang lebih dari sebelumnya. Namun, di balik itu semua hatinya bahagia tiada tara. Sang istri sudah kembali seperti dulu. Hanya ketus karena kesal. Baginya tak apa diberi wajah ketus seperti itu, daripada harus mendapati wajah dingin yang membuatnya putus asa.Kini, bahkan Anyelir tengah menyuapinya. Ia yang untuk sementara hanya bisa tengkurap dengan kepala hanya bisa mendongak, kesulitan untuk sekadar menyuap. Praktis makan pun harus disuapi. Anyelir geleng-geleng kepala. Ini piring ketiga yang Aldo tandaskan. Pemuda itu seperti kelaparan. Memakan apa pun yang Anyelir suapkan dengan sangat rakus. Bahkan saat piring ketiga tandas pun, lelaki itu masih meminta tambah.“Berapa hari kau tidak makan?” tanya Anyelir heran saat menyuapi dari piring k

  • IBU SUSU UNTUK ANAK PEWARIS   MAAFKAN PAPAMU

    524“Sakit ….” Aldo merengek manja dengan wajah menengadah. Tangannya memeluk erat pinggang Anyelir yang pangkuannya ia jadikan bantal.Wajah lelaki itu terlihat berkeringat. Ringisan masih sesekali menghiasi wajahnya. Pemuda itu baru saja berteriak-teriak merasakan sakit akibat pijatan bapak tua penjaga villa.Akibat terlalu bersemangat dan terlampau bahagia karena melihat wanita yang dirindukannya selama ini ada di depan mata, ia berlari hingga tak memperhatikan apa pun lagi. Tangannya menyenggol keranjang buah di atas meja, hingga isinya jatuh ke lantai dan terinjak. Aldo terpeleset karena menginjak buah apel yang jatuh menggelinding, hingga tak terelakkan tubuhnya melayang jatuh. Namun, sebelumnya pinggangnya terbentur tepian meja hingga sakitnya menjadi berlipat-lipat.Beruntunglah bapak penjaga villa bisa memijat urat keseleo. Hingga ia langsung mendapat penanganan.Anyelir yang tengah memasak dibantu istri penjaga villa, kaget karena suara benturan keras. Wanita itu langsung me

  • IBU SUSU UNTUK ANAK PEWARIS   TAMU SIAPA?

    524Aldo mengeratkan pelukan demi mendengar nasihat Aira. Kalau boleh memilih, ia ingin pernikahannya lanjut. Tak ingin tercerai berai karena anak yang akan menjadi korban. Kalau boleh ia ingin bertemu Anyelir dulu agar bisa bicara dari hati ke hati. Sayangnya, bahkan di mana keberadaan wanita itu, ia tidak tahu. “Jika Tuhan masih memberimu kesempatan, ingat gunakan sebaik-baiknya. Namun, jika semuanya hanya sampai di sini karena manusia hanya punya keinginan dan usaha, kau tetap harus bisa mengambil hikmahnya, Nak. Mungkin ini takdir kalian. Takdirmu. Jangan menyalahkan Tuhan. Apa yang terjadi sudah digariskan. Jika kalian harus bercerai, itu pasti takdir karena kau sudah berusaha memperbaiki semuanya. Yakin akan ada pelangi setelah hujan, Nak. Jika Tuhan memberi ujian ini, pasti disertai jalan keluar dan hikmah di baliknya.”Aldo hanya diam meresapi setiap kalimat sang ibu. Sungguh, ia tidak sanggup jika harus berpisah dengan Anyelir. Namun, jika wanita itu tetap memaksa, ia bisa

  • IBU SUSU UNTUK ANAK PEWARIS   JIKA DAPAT AKU MEMILIH

    523“Anye, kamu di mana?” Aldo duduk lesu di lobi hotel. Kepalanya menunduk dalam. Tangannya meremas rambut dengan kuat. Berkali-kali mengembus napas kasar. Beban di dadanya terasa ingin meledak. Setelah menunggu berminggu-minggu dengan setumpuk rindu dan penyesalan, kini hanya mendapati Anyelir yang sudah tidak berada di tempat.Aldo menyandar lemah seraya merogoh ponsel dalam saku. Mencoba keberuntungan. Menghubungi lagi Anyelir. Namun hingga berkali-kali dilakukannya, tetap hanya dijawab operator.Pemuda itu memejam sebelum bangkit dan berjalan keluar. Para pengawal berwajah datar sigap mengiringi.“Putari kota ini, Pak. Siapa tahu aku melihat keberadaan istriku,” titahnya kepada sopir setelah duduk di dalam mobil. Sang sopir hanya mengangguk sebelum menjalankan mobil dengan kecepatan sedang. Mengitari kota Surabaya seperti perintah sang majikan.Hampir seharian Aldo dan rombongan berputar-putar di sana. Semua jalan disusuri bahkan hingga jalan-jalan kecil hanya agar mendapat keber

DMCA.com Protection Status