Share

PERCAYA DIRI

Author: Rosemala
last update Last Updated: 2022-09-06 21:32:54

7

"Duduklah, ada beberapa hal yang harus kita bicarakan!" perintah Alex setelah Vallery keluar ruangan. Lelaki berwajah sedingin es itu menunjuk kursi di depan meja kerjanya. 

"Maaf, Tuan. Apa maksud Anda mengatakan kalau saya calon ibu sambung Tuan muda Alister?" tanya Aira tidak sabar. Ia bahkan masih berdiri di tempatnya tadi. 

Aira tidak nyaman dengan ucapan Alexander yang satu itu. Terlebih wanita cantik tadi jadi menebarkan kebencian karenanya. 

Alexander yang sudah duduk lebih dulu, mendongak. Menatap wajah Aira yang masih berdiri kaku. Lelaki itu menarik napas panjang sebelum berucap lagi. 

"Duduklah dulu, biar kujelaskan …."

"Tidak, sebelum Anda menjelaskan apa maksudnya. Saya …."

"Memangnya apa yang kamu pikirkan? Kamu pikir ucapanku itu serius?" potong Alex dengan kesal. Lelaki itu sampai bangkit dari duduknya. 

"Kau pikir aku serius mengatakan itu?" ulang Alex menatap tajam Aira yang terhenyak. 

"Percaya dirimu terlalu tinggi, Perempuan. Aku sarankan jangan terlalu banyak nonton film dan baca novel roman. Mana ada laki-laki yang langsung memutuskan menjadikan seorang wanita ibu sambung anaknya, di hari pertama pertemuan mereka! 

Mana ada laki-laki langsung menjatuhkan pilihan tanpa menyelidiki siapa wanita itu. Mana ada cinta pada pandangan pertama. Mana ada seseorang langsung mengambil keputusan secepat itu, tanpa belajar dari kegagalan sebelumnya. 

Realistis Aira, mana ada semua itu? Seharusnya kau bisa berpikir kalau semua itu hanya ada di film dan novel!"

Alex bicara panjang dan berapi-api. Wajah dinginnya semakin menakutkan di mata Aira. Wanita itu berkedip berkali-kali setelah sebelumnya terperangah hebat. 

Ya, Alex benar. Semua cerita seperti itu tidak ada di dunia nyata. Cerita Cinderella dan sejenisnya hanya ada di film dan dongeng. 

Sungguh sangat tidak tahu diri dan memalukan. Terlalu percaya diri. Mana mungkin Tuan besar seperti Alexander memperistrinya walaupun hanya untuk dijadikan ibu sambung anaknya. 

Lihatlah siapa dirinya, dan siapa Alexander. Bahkan bila dibandingkan dengan wanita bernama Vallery, tidak ada seujung kuku pun. Bagai bumi dan langit. Jadi, kalaupun Alexander mau beristri lagi, pasti mencari wanita yang lebih dari Vallery, atau minimal sepadan, bukan upik abu seperti dirinya. Buka wanita berstatus tidak jelas dan baru pertama kali bertemu. Bukan wanita yang memiliki bayi juga. 

Ah, sungguh memalukan kamu, Aira! Terlalu percaya diri! 

Aira terus merutuki dirinya, bahkan tak sadar sampai menoyor kepalanya sendiri. Hingga suara Alexander terdengar lagi, dan membuyarkan semuanya. 

"Duduklah! Aku harus menjelaskan tugas dan tanggung jawabmu di sini. Agar semua jelas, dan kamu fokus mengurus Alister. Ini kontrak kerja yang harus kau tanda tangani!" Alex kembali duduk dan mempersilahkan Aira duduk juga di hadapannya. Kemudian lelaki itu menggeser beberapa lembar kertas di atas meja. 

"Duduklah Aira, apa kau tidak pernah belajar sopan santun?" ujar Alex lagi saat melihat Aira masih mematung sambil menoyor kepalanya sendiri berkali-kali. 

"I-iya Tuan." Gegas Aira duduk dengan gugup. Rasa malu karena terlalu percaya diri membuat wajahnya panas, dan salah tingkah. Ia bahkan duduk dengan tegang. 

"Seperti janjiku yang tertulis di iklan itu, aku akan menggaji siapa pun yang bersedia menyusui anakku sebesar sepuluh juta rupiah. Tapi sebelumnya, kau baca dulu kontrak kerja ini. Tanyakan apa yang tidak jelas. Lalu tandatangani setelah kau menyetujui semuanya. Aku tidak menerima keberatan, dan aku tidak akan merevisi isi kontrak itu. Jadi kalau kau tidak setuju dengan poin-poin kontrak itu, kau boleh membatalkan niatmu menjadi ibu susu untuk anakku agar aku bisa segera mencari pengganti!" papar Alex panjang dengan sikap dingin seperti biasa. 

Aira melirik sebentar ke arah wajah dingin itu, sebelum meraih kertas-kertas di atas meja dengan tangan sedikit gemetar. 

Wanita itu segera membaca kertas kontrak itu dengan tegang. Halaman demi halaman ia baca dengan seksama takut ada poin yang dinilai merugikan dirinya. 

Semua poin terasa wajar untuk pekerjaan seorang pengasuh, atau lebih tepatnya ibu susu, sampai  pada poin ia dan Raka akan memiliki kamar terpisah. Terasa janggal untuk Aira, karena selama tiga bulan ini belum pernah semalam pun mereka terpisah. Bagaimana mungkin mereka harus tidur terpisah? 

"Ma-af Tuan, saya keberatan poin ini." Aira menunjuk sebuah halaman. 

"Kenapa saya dan Raka harus punya kamar terpisah? Kenapa kami tidak tidur di kamar yang sama? Bagaimana kalau Raka lapar tengah malam?" Aira bertanya dengan penuh keheranan. 

Wajah Alexander merengut. Lelaki es itu menyandarkan punggungnya dengan kasar ke sandaran kursi. Kemudian menarik napas panjang. 

"Begini, aku jelaskan dulu." Alexander mulai menjelaskan. 

"Alister punya alergi dengan susu formula. Aku sudah berusaha mencari susu paling bagus yang cocok dengannya, bahkan sampai mengimpor dari luar negeri. Tapi selalu ada efek samping yang mengikutinya, hingga aku tidak mau ambil resiko yang takutnya serius di kemudian hari. 

Aku juga sudah berkonsultasi dengan dokter anak, dokter gizi, dan entah dokter-dokter apalagi, tetapi mereka semua sepakat kalau susu yang paling cocok dan aman adalah ASI. 

Aku bisa saja membeli ASI dari donor ASI yang tidak diketahui siapa orangnya. Tapi lagi-lagi aku tidak mau mengambil resiko dengan membeli ASI dari pendonor berbeda. Sementara anakku butuh itu selama dua tahun. Aku ingin memberi makanan sehat untuk anakku dari orang yang jelas. Hanya satu orang. Terlebih, Alister juga tidak mau menyusu dari botol selain terpaksa. Ia hanya ingin menyusu langsung dengan seorang ibu, mungkin merasa lebih nyaman, entahlah. 

Karena itu aku berani membayar mahal siapa pun yang bersedia menyusui langsung anakku selama dua puluh empat jam. Pasti kau sudah membaca syarat itu sebelum datang ke sini, bukan?" Diakhiri pertanyaan, Alexander menjelaskan walaupun tetap dengan wajah dingin tanpa ekspresi. 

Aira diam. Ya, itu memang salah satu syarat untuk pelamar yang tertera di selebaran itu. Namun, ia tidak pernah menyangka akan seperti ini. 

Aira tidak menyangka kalau harus memisahkan anaknya sendiri demi pekerjaan ini. 

"Tapi Tuan, anak saya juga butuh ibunya, bukan? Bagaimana kalau Raka tengah malam terbangun ingin menyusu? Apa saya harus berlari ke kamarnya?" tanya Aira lemah dengan tetap tertunduk menatap kertas-kertas kontrak itu. 

"Anakmu tidak ada alergi dengan susu formula, bukan? Anakmu juga bisa minum dari botol. Kamu bisa memerah ASI-mu untuk anakmu saat sedang sibuk dengan Alister. Untuk anakmu bisa dibantu susu botol juga. Sementara untuk Alister, aku ingin kau standby setiap saat. Kau akan mendapatkan fasilitas kamar pribadi bersebelahan dengan kamar Alister. Tapi kau harus tidur di kamar anakku saat malam, agar mudahkanlah kalau Alister lapar. Sementara anakmu akan ada pengasuh khusus yang mengurusi."

Aira memejamkan matanya mendengar semua yang dikatakan Alexander. Tak tega rasanya harus menomorduakan Raka untuk anak orang lain. Ibu macam apa dirinya kalau sampai melakukan itu. Namun, ia pun tak bisa berbuat apa-apa. Pekerjaan ini sangat penting untuk dirinya dan Raka. Entah harus ke mana mereka seandainya harus pergi dari sana. 

"Semua terserah kamu, Aira. Sekarang bawa saja berkas kontrak itu dan pelajari dulu. Pikirkan dengan matang. Kalau kau setuju, besok pagi aku tunggu kertas itu di sini, sebelum sarapan. Tapi kalau kau tidak mau, berikan saja pada Hasna. Lalu segera tinggalkan rumah ini. Minta antar siapa saja, agar kau tidak tersesat lagi. Tidak perlu menemuiku dulu." 

Alexander berdiri setelah mengatakan semua itu. Tak peduli Aira yang sejak tadi diam dalam kegamangan. Bahkan, hingga meninggalkan ruangan itu, Aira tak bersuara lagi. Wanita itu terus diam tertunduk memikirkan bagaimana nasib dirinya dan Raka kelak. 

Comments (5)
goodnovel comment avatar
Rossa Lina
sehrs nya Krn Aira butuh pekerjaan dan tempat tinggal...hrs nya hrs berterima kasih dpt pengasuh utk anaknya toh tdk jauh dan gaji yg besar, utk masa depan anak nya kelak kn bisa berpikir bgtu. lagian dimn mau dpt kerja dgn bawa bayi tempat tinggal pun ndak ada .... toh asi bisa diperas masuk ke dot
goodnovel comment avatar
Winda Ike
kasian raka...
goodnovel comment avatar
Rya Mom's Wilzy
lebih baik terima saja Aira, itu juga demi Raka kan? apalagi Aira sudah tidak punya siapa-siapa lagi
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • IBU SUSU UNTUK ANAK PEWARIS   HARUS KUAT

    8Aira memasuki kamar Raka dengan gontai. Wanita itu mulai mengenali seluk beluk rumah besar itu, hingga tak perlu ditemani untuk sekadar mencari kamar anaknya. Dengan lemah ia mendudukkan dirinya di kursi samping box Raka. Bayi tiga bulan yang sedang ia perjuangkan masa depannya itu terlihat sudah pulas. Raka memang anak yang tidak menyusahkan sejak lahir. Tidak pernah nangis rewel yang membuat kedua orang tuanya kerepotan kecuali sedang sakit. Aira yang sejak melahirkan, harus mengurus bayinya sendiri karena sudah tak memiliki orang tua dan jauh dari mertua, tak pernah merasa kerepotan walaupun Randi tidak pernah mau membantu pekerjaan rumah. Anehnya, walaupun Raka begitu anteng untuk ukuran bayi, tak pernah membuat Randi –sang ayah bahagia dan bangga atas kelahiran bayi itu. Randi malah lebih sering menyalahkan Aira yang terlalu terburu-buru hamil, dan tidak lagi fokus mengurus suami gara-gara kehadiran Raka di antara mereka. Ayah yang aneh bagi Aira. Namun, itulah Randi. Sejak

    Last Updated : 2022-09-07
  • IBU SUSU UNTUK ANAK PEWARIS   LIHAT PENAMPILANMU!

    9Pagi-pagi sekali Aira sudah bersiap. Selepas salat Subuh, dan menyusui Alister, wanita itu menyempatkan diri ke kamar Raka, yang juga tengah disusui dengan ASI yang ia perah semalam. Miris memang, bayi orang lain disusui langsung dengan dipeluk penuh kasih sayang, sedangkan bayi sendiri harus disusui dengan cara diperah. Bahkan bila masih kurang, terpaksa dibuatkan susu formula. Namun, lagi-lagi Aira meyakinkan dirinya kalau semua demi kebaikan Raka juga. "Mbak. Biar saya susui langsung Raka, sebentar. Mumpung Alister sudah kenyang dan tidur lagi." Aira meraih tubuh mungil Raka yang berbaring di box-nya, kemudian disusui sambil duduk. "Raka, Sayang. Anak ganteng Mama. Gimana tidurmu, Nak? Raka nggak rewel, kan?" Aira mengajak ngobrol Raka yang juga menatap dirinya sambil menyusu. Melihat sepasang bola mata bening milik sang anak, rasa bersalah kembali menyeruak. Apalagi membayangkan tadi malam Raka tidur tanpa pelukan dirinya seperti biasa. Dada yang tiba-tiba sesak mendorong a

    Last Updated : 2022-09-07
  • IBU SUSU UNTUK ANAK PEWARIS   DICARI SESEORANG

    10Alexander membuang pandangan setelah keduanya terlibat saling tatap nyalang. Lelaki itu memutuskan kontak mata lebih dulu. "Hanya saja sayang, kalau pegawai salon tidak ada kerjanya. Padahal aku juga sudah membayar mereka," ujarnya dengan suara tidak setinggi tadi. Pandangannya tertuju keluar jendela. Ya, ia memang memiliki salon pribadi di rumah. Pekerja salon yang dulu ia pekerjakan atas permintaan Vallery. Aira tidak menjawab. Ia sudah terlanjur kesal dengan pria dingin dan menyebalkan itu. Tangannya terulur hendak meraih kertas kontrak yang tadi diletakkan di atas meja. Niatnya membatalkan saja pekerjaan itu sekalian, daripada terus berada dalam tekanan lelaki aneh seperti Alexander. Namun, sedetik saja tangannya berhasil meraih kertas-kertas itu, tangan lain dengan cepat mendahului. Tangan kekar mengambil kertas kontrak dan menggenggamnya erat, hingga Aira tak dapat meraihnya. Tangan Alexander. "Mulai hari ini kau resmi jadi ibu susu Alister. Masa kerjamu selama dua tahun

    Last Updated : 2022-09-08
  • IBU SUSU UNTUK ANAK PEWARIS   KELAKUAN ANEH

    11"Ai," panggil Randi dengan bibir bergetar, setelah beberapa saat lalu terpaku melihat Aira dan penampilannya. "Mas Randi?" Kening Aira berkerut. Ia sedikit mundur saat tangan lelaki itu nyaris menyentuhnya. Wanita itu berdiri agak jauh. Sempat menarik napas panjang setelah memperhatikan dengan seksama sosok lelaki yang masih berstatus suaminya. Heran melanda, melihat Randi yang sekarang jauh berbeda dengan Randi yang ia tinggal sebulan lalu. Tubuh kurus, rambut sedikit gondrong, wajah layu, pipi tirus, dan lingkar mata yang menghitam. Lelaki itu terlihat lebih tua dari usianya. Padahal usia Randi baru dua puluh enam tahun. Selisih empat tahun saja dengannya yang baru dua puluh dua tahun. Apa yang terjadi dengan lelaki itu sepeninggal dirinya? Bukankah dia sedang bersenang-senang dengan selingkuhannya? "Ada yang bisa dibantu, Mas?" tanya Aira pada akhirnya setelah mereka hanya saling memperhatikan penampilan masing-masing. "Kamu cantik sekali, Ai," ucap Randi dengan tatapan ka

    Last Updated : 2022-09-08
  • IBU SUSU UNTUK ANAK PEWARIS   MAAF

    12Alexander berdiri kaku di tempatnya. Menatap wanita yang berjalan menuju jendela dengan terus berusaha menenangkan bayi Alister yang nangis kejer, akibat kaget, juga karena tidurnya terganggu. Alexander masih berdiri kaku di sana tanpa tahu apa yang harus dilakukan. Sekilas ia melihat kilat kemarahan di mata Aira. Namun, sepertinya bagi wanita itu menenangkan Alister lebih penting daripada mengurus kemarahannya. Alexander sendiri kaget bukan kepalang. Ia tidak tahu kalau Aira sedang berpenampilan seperti itu di dalam. Gara-gara tak sengaja melihat foto-foto Vallery, sakit hatinya kembali menyeruak. Tak percaya rasanya wanita yang begitu ia cintai tega meninggalkan dirinya, juga buah cinta mereka yang masih bayi hanya demi mengejar cita-cita masa mudanya menjadi model internasional. Untuk mengusir rasa sakit hati dari luka yang menganga akibat kepergian sang mantan istri, Alexander berniat menemui Alister yang ia kira sudah tidur. Ia ingin memeluk dan mencium bayinya itu sebelum

    Last Updated : 2022-09-09
  • IBU SUSU UNTUK ANAK PEWARIS   PESAN DARI RANDI

    13"Tidak, Tuan! Tetap harus dimasukkan ke dalam kontrak, untuk melindungi hakku sebagai wanita!" Aira menyambar dengan cepat, lalu bicara tegas penuh penekanan seraya melemparkan tatapan tajam ke arah wajah dingin yang juga menatapnya. Alexander memutuskan kontak mata lebih dulu, dengan kembali menatap lurus ke depan. Membuang napas kasar berkali-kali. "Baik, besok tanda tangani lagi suratnya di ruang kerjaku!" jawabnya dengan sedikit getar kesal dalam suaranya. Hening. Tak ada yang bicara lagi setelah itu. Baik Alex ataupun Aira hanya diam memperhatikan hamparan kerlap-kerlip di kejauhan sana. Aira merasa tak ada lagi yang perlu dibicarakan. Sementara Alex tidak tahu harus berkata apa. Hanya desau angin malam yang semakin dingin menerpa tubuh keduanya. "Hampir setiap malam kau berdiri di sini menatap bintang. Kau suka sekali berdiri di sini malam-malam, ya? " tanya Alex pada akhirnya. Membuat Aira menoleh heran. Keningnya berkerut dalam. Dari mana Alexander tahu kalau ia serin

    Last Updated : 2022-09-09
  • IBU SUSU UNTUK ANAK PEWARIS   BELAJAR

    14Hampir saja Aira membanting ponsel yang sejak tadi diremasnya kuat. Marah? Tentu saja. Bagaimana ada manusia seperti Randi? Setelah apa yang dilakukan kepada dirinya, dengan tidak tahu malu laki-laki itu datang lagi menceritakan semua kesusahannya. Memohon bantuan. Memaksa lebih tepatnya. Sungguh laki-laki tidak tahu diri. Apa ia lupa bagaimana perlakuannya? Apa Randi pikir, dirinya manusia tanpa hati, yang walaupun sudah disakiti masih bisa dimanfaatkan? Sayangnya, Aira sudah tak peduli lagi apa yang terjadi dengan laki-laki itu. Ingin Aira mematikan ponsel agar Randi tak bisa menghubunginya lagi. Namun, ia ingat masih ada urusan yang belum selesai dengan laki-laki itu. Mereka belum bercerai resmi. Aira takut Randi menyerangnya dengan alasan itu. Ia takut Randi nekat dan berbuat ulah. Aira menarik napas panjang. Sepertinya ia harus bersabar untuk saat ini. Jangan terpancing emosi. Jangan gegabah. Ikuti dulu arusnya. Sampai mereka benar-benar bercerai. Ia harus mulai menyusu

    Last Updated : 2022-09-10
  • IBU SUSU UNTUK ANAK PEWARIS   RANDI

    "Jangan merengut! Tidak baik pagi-pagi memasang wajah masam di ruang makan!" tutur Alexander saat mereka sudah berada di ruang makan dan siap sarapan. Aira memutar bola mata malas. Tentu sambil menunduk agar sang boss tidak melihat. 'Tidak baik pagi-pagi memasang wajah masam.' Aira menirukan kalimat Alexander. Tentu hanya dalam hati juga. Dia bilang apa? Tidak baik? Helow, dia sendiri selalu memasang wajah dingin. Bukan hanya pagi-pagi, tetapi setiap saat. Bukan hanya di ruang makan, tetapi di semua tempat dan situasi. "Habiskan makananmu, lalu siapkan perlengkapan Alister!" lanjut lelaki itu lagi, setelah meneguk segelas air dan mengelap mulutnya dengan tisu. Kemudian berdiri dan meninggalkan ruang makan dibuntuti pria bernama Jo. Aira hanya menatap punggung yang selalu terbalut kemeja hitam itu dengan kesal sambil memiringkan salah satu ujung bibirnya. Wanita itu kesal. Masa pergi keluar sebentar saja harus membawa dua bayi. Bagaimana bisa ia leluasa menyelesaikan masalahnya?

    Last Updated : 2022-09-11

Latest chapter

  • IBU SUSU UNTUK ANAK PEWARIS   KEHEBOHAN

    Extra partKepanikannya semakin menjadi saat nomor Aira tak kunjung diangkat. Sementara Anyelir menjerit-jerit merasakan rasa mulas di perutnya yang seolah diperas.Wanita paruh baya asisten rumah tangga mereka yang melihat kepanikan itu gegas menyuruh Aldo membawa Anyelir ke rumah sakit. Sebagai wanita yang sudah berpengalaman melahirkan, ia tahu jika Anyelir akan segera melahirkan.Tanpa pikir panjang, Aldo mengangkat tubuh Anyelir yang beratnya sudah mencapai dua kali lipat dari berat normalnya karena kehamilan ini. Terlebih ada dua bayi kembar dalam perutnya. Untunglah rumah mereka kini bukan apartemen bertingkat. Hingga ia dengan mudah mengevakuasi sang istri.Berdua saja, Aldo membawa Anyelir ke rumah sakit yang sudah mereka tunjuk untuk tempat bersalin. Sang asisten ia minta untuk terus menghubungi kelurganya, dan menyusul ke rumah sakit setelah urusan di rumah selesai.Selama perjalanan, Anyelir terus mencengkeram lengan Aldo karena merasakan mulas tak terkira. Belum lagi sese

  • IBU SUSU UNTUK ANAK PEWARIS   KEPANIKAN

    Extra part“Kenapa, sayang?” Aldo yang baru memasuki rumah, menatap sang istri yang bibirnya maju.Anyelir tidak menjawab. Ia meraih tangan sang suami dan menciumnya takzim. Walaupun usia Aldo lebih muda, tetapi posisinya tetap kepala keluarga. Anyelir tetap menghormati dan memperlakukan bagaimana seharusnya memperlakukan suami.Aldo menarik tubuh sang istri tetapi dengan hati-hati agar tak mengganggu perut besarnya. Sebuah kecupan mendarat di kening berpoles bedak tipis. Kemudian beralih kedua pipi dan terakhir menghisap bibir majunya dengan gemas hingga si empunya bibir meronta minta dilepaskan.“Kau membuatku sesak napas.” Anyelir mendorong dada Aldo. “Ciuman macam apa itu?” lanjutnya dengan bibir semakin maju, ditambah tangan yang dilipat di dada.“Itu ciuman penawar marah. Juga penawar rasa lelah di kantor.”Anyelir menoleh. Ia tahu Aldo lelah bekerja seharian di kantor tetapi pulang langsung disuguhi sikap manja dan sensitifnya yang semakin menjadi sejak hamil. Namun, ia tak dap

  • IBU SUSU UNTUK ANAK PEWARIS   HANYA ADA BAHAGIA

    528 “Tetaplah di sisiku sampai salah satu di antara kita menutup mata. Aku bahkan ingin kebersamaan ini berlanjut hingga kehidupan kekal kita kelak. Jangan pernah tinggalkan aku. Terus dampingi dan bantu aku dalam memperbaiki diri agar menjadi suami yang bisa membimbingmu dan anak-anak kita menjalani kehidupan ini dalam koridor yang lurus. Aku ingin menjadi imam dambaanmu, sayang.” Anyelir mendongak. Hatinya trenyuh. Sejak kejadian itu, Aldo memang banyak berubah. Ia membuktikan dirinya layak mendapatkan maaf dan kesempatan kedua. Anyelir sendiri membuktikan memaafkan dengan tidak pernah membahas masalah yang sama. Jika Aldo mulai mellow, meminta maaf dan terindikasi membahas hal sama, Anyelir sendiri yang mengingatkan dan mengajak melupakan semuanya dengan menatap ke depan. Ia sadar dirinya pun bukan manusia tanpa dosa. Ia bahkan bersikap kekanakan dalam menghadapi masalah ini. Saling memaafkan, saling sadar dan terus berbenah diri, itu yang mereka lakukan saat ini. Terlebih sebent

  • IBU SUSU UNTUK ANAK PEWARIS   BAHAGIA TIADA TARA

    527Semua orang terdiam mendengar ucapan Sandra. Semua orang tahu jika Gita dirawat di RSJ karena saat ditahan sering mengamuk dan beberapa kali mencoba bunuh diri lagi, bahkan bayi dalam kandungannya sampai gugur karena perilakunya sendiri. Gita akhirnya dirawat di RSJ.Keluarga Aldo menganggap semua telah selesai, karena akhirnya Gita dinyatakan bersalah. Semua bukti dan saksi menunjukkan jika Aldo tidak bersalah. Andika dan istrinya kembali ke Kalimantan. Gita tidak menuntut apa pun kepada Andika, mungkin karena melihat kondisi laki-laki itu yang mengenaskan.Justru perseteruan dengan Aldo yang ia pertahankan walaupun pada akhirnya Gita harus merasakan kehidupan di balik jeruji besi dalam kondisi hamil.Publik juga sudah mulai melupakan kasus ini, hingga Aldo dan keluarga bebas bergerak tanpa banyak yang memperhatikan.Semua sudah berjalan normal dan baik-baik saja. Aldo dan Anyelir menjalani pernikahan dengan bahagia. Terlebih mereka akan memiliki anak. Hubungan mereka bahkan sema

  • IBU SUSU UNTUK ANAK PEWARIS   PELAJARAN BERHARGA

    526 “Aku mau poliandri, apa kau setuju?” Anyelir menatap serius. Hening. Binar penuh harap di mata Aldo seketika pudar dan meredup. Senyum yang tadi sempat tersungging, raib dalam waktu singkat. Dada pemuda itu mendadak sesak. Diteguknya ludah dengan susah payah karena kerongkongan yang mendadak kemarau. Napasnya tersengal seolah telah berlari puluhan kilo meter. Bibirnya bergetar. “Mana ada seperti itu, sayang?” tanyanya dengan senyum miris. Anyelir tersenyum. “Ada, ini bukan sungguhan. Jadi, aku hanya pura-pura saja.” “Maksudnya?” Mata Aldo memicing. Anyelir menarik napas panjang. “Begini, orang tua Haris menuntutnya untuk segera menikah. Sementara ia belum menemukan wanita yang cocok. Tapi ia menolak jika harus dijodohkan dengan gadis pilihan orang tuanya. Jadi, ia memintaku untuk berpura-pura menjadi….” “Tidak!” Dengan napas yang semakin tersengal dan dada makin sesak, Aldo memotong ucapan Anyelir. “Apa kau sudah gila, sayang?” “Kenapa?” Anyelir memiringkan kepala. Tawan

  • IBU SUSU UNTUK ANAK PEWARIS   SYARAT APA PUN

    525“Makanya jangan petakilan. Sudah mau jadi ayah kelakukan masih bocah.” Anyelir berkata ketus seraya melipat tangan di dada. Sementara Aldo terus meringis merasakan sakit di pinggangnya. Terpaksa harus dipijat lagi. Harus menahan lagi sakit yang lebih dari sebelumnya. Namun, di balik itu semua hatinya bahagia tiada tara. Sang istri sudah kembali seperti dulu. Hanya ketus karena kesal. Baginya tak apa diberi wajah ketus seperti itu, daripada harus mendapati wajah dingin yang membuatnya putus asa.Kini, bahkan Anyelir tengah menyuapinya. Ia yang untuk sementara hanya bisa tengkurap dengan kepala hanya bisa mendongak, kesulitan untuk sekadar menyuap. Praktis makan pun harus disuapi. Anyelir geleng-geleng kepala. Ini piring ketiga yang Aldo tandaskan. Pemuda itu seperti kelaparan. Memakan apa pun yang Anyelir suapkan dengan sangat rakus. Bahkan saat piring ketiga tandas pun, lelaki itu masih meminta tambah.“Berapa hari kau tidak makan?” tanya Anyelir heran saat menyuapi dari piring k

  • IBU SUSU UNTUK ANAK PEWARIS   MAAFKAN PAPAMU

    524“Sakit ….” Aldo merengek manja dengan wajah menengadah. Tangannya memeluk erat pinggang Anyelir yang pangkuannya ia jadikan bantal.Wajah lelaki itu terlihat berkeringat. Ringisan masih sesekali menghiasi wajahnya. Pemuda itu baru saja berteriak-teriak merasakan sakit akibat pijatan bapak tua penjaga villa.Akibat terlalu bersemangat dan terlampau bahagia karena melihat wanita yang dirindukannya selama ini ada di depan mata, ia berlari hingga tak memperhatikan apa pun lagi. Tangannya menyenggol keranjang buah di atas meja, hingga isinya jatuh ke lantai dan terinjak. Aldo terpeleset karena menginjak buah apel yang jatuh menggelinding, hingga tak terelakkan tubuhnya melayang jatuh. Namun, sebelumnya pinggangnya terbentur tepian meja hingga sakitnya menjadi berlipat-lipat.Beruntunglah bapak penjaga villa bisa memijat urat keseleo. Hingga ia langsung mendapat penanganan.Anyelir yang tengah memasak dibantu istri penjaga villa, kaget karena suara benturan keras. Wanita itu langsung me

  • IBU SUSU UNTUK ANAK PEWARIS   TAMU SIAPA?

    524Aldo mengeratkan pelukan demi mendengar nasihat Aira. Kalau boleh memilih, ia ingin pernikahannya lanjut. Tak ingin tercerai berai karena anak yang akan menjadi korban. Kalau boleh ia ingin bertemu Anyelir dulu agar bisa bicara dari hati ke hati. Sayangnya, bahkan di mana keberadaan wanita itu, ia tidak tahu. “Jika Tuhan masih memberimu kesempatan, ingat gunakan sebaik-baiknya. Namun, jika semuanya hanya sampai di sini karena manusia hanya punya keinginan dan usaha, kau tetap harus bisa mengambil hikmahnya, Nak. Mungkin ini takdir kalian. Takdirmu. Jangan menyalahkan Tuhan. Apa yang terjadi sudah digariskan. Jika kalian harus bercerai, itu pasti takdir karena kau sudah berusaha memperbaiki semuanya. Yakin akan ada pelangi setelah hujan, Nak. Jika Tuhan memberi ujian ini, pasti disertai jalan keluar dan hikmah di baliknya.”Aldo hanya diam meresapi setiap kalimat sang ibu. Sungguh, ia tidak sanggup jika harus berpisah dengan Anyelir. Namun, jika wanita itu tetap memaksa, ia bisa

  • IBU SUSU UNTUK ANAK PEWARIS   JIKA DAPAT AKU MEMILIH

    523“Anye, kamu di mana?” Aldo duduk lesu di lobi hotel. Kepalanya menunduk dalam. Tangannya meremas rambut dengan kuat. Berkali-kali mengembus napas kasar. Beban di dadanya terasa ingin meledak. Setelah menunggu berminggu-minggu dengan setumpuk rindu dan penyesalan, kini hanya mendapati Anyelir yang sudah tidak berada di tempat.Aldo menyandar lemah seraya merogoh ponsel dalam saku. Mencoba keberuntungan. Menghubungi lagi Anyelir. Namun hingga berkali-kali dilakukannya, tetap hanya dijawab operator.Pemuda itu memejam sebelum bangkit dan berjalan keluar. Para pengawal berwajah datar sigap mengiringi.“Putari kota ini, Pak. Siapa tahu aku melihat keberadaan istriku,” titahnya kepada sopir setelah duduk di dalam mobil. Sang sopir hanya mengangguk sebelum menjalankan mobil dengan kecepatan sedang. Mengitari kota Surabaya seperti perintah sang majikan.Hampir seharian Aldo dan rombongan berputar-putar di sana. Semua jalan disusuri bahkan hingga jalan-jalan kecil hanya agar mendapat keber

DMCA.com Protection Status