Share

Monster Berhati Malaikat

Hening. Hanya suara detik jarum jam yang mendominasi kamar tamu bernuansa putih dan biru itu. Di ranjang berukuran king, Ron masih belum sadar dari pingsannya. Dan, tepat di sebelahnya, di pinggiran ranjang, Harsha menangis sesenggukan sembari menggenggam telapak tangan Ron yang mulai hangat setelah tadi sempat sedingin es.

"Kenapa Kak Vick nggak bilang sebelumnya kalo badan tuan Ron penuh luka-luka kaya gini!" keluh Harsha sembari menyeka air matanya dengan hati pedih. "Kalo tahu tuan Ron sakit, aku--"

"Saya saja tidak tahu kenapa tuan Ron datang ke apartemen saya dengan tubuh penuh luka seperti itu, Nyonya. Maafkan saya." Vick membungkuk penuh sesal. "Saya memang tidak berguna."

Harsha menyentuh luka di wajah Ron yang memanjang dari pelipis ke bagian rahang, juga di lengan dan lehernya. Belum lagi, mata dan bibirnya mulai lebam dan membengkak pasca bertikai dengan Devan beberapa menit yang lalu.

"Apa kita perlu membawa dia ke rumah sakit?"

"Tuan Ron tidak mau, Nyonya. Kemarin saya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status