Beranda / Rumah Tangga / I'm The Queen / Konfrontasi di Malam Sunyi

Share

Konfrontasi di Malam Sunyi

Penulis: MbakMoll
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-17 08:00:45

Bab 60: Konfrontasi di Malam Sunyi

Malam itu, suasana di Istana Lily terasa sunyi dan tegang. Bulan bersinar terang, menerangi lorong-lorong istana yang megah. Baron Aldric, dengan langkah mantap dan mata yang menyala penuh amarah, berjalan menuju kamar Ratu Beatrice. Ia telah menunggu waktu yang tepat untuk melakukan konfrontasi ini, membawa rasa sakit dan dendam yang membakar di dadanya.

Di dalam kamar, Beatrice sedang duduk di meja riasnya, menyisir rambut panjangnya dengan gerakan pelan. Meski tampak tenang, pikirannya dipenuhi kegelisahan. Sejak Flynn berubah dingin dan Baron Aldric tiba di istana, ia merasa seperti berada di ambang kehancuran.

Tiba-tiba, pintu kamar terbuka dengan kasar tanpa izin. Baron Aldric berdiri di ambang pintu, wajahnya penuh amarah. Beatrice berhenti menyisir, menatap pantulan Baron Aldric di cermin.

"Ada apa, Baron?" tanyanya dengan nada dingin namun tetap anggun, seolah-olah ia tidak terg
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • I'm The Queen   Kenangan yang Tak Terhapuskan

    Bab 61: Kenangan yang Tak Terhapuskan  Flynn duduk di kursinya, menatap medali kecil di tangannya. Ruangan itu sunyi, dan pikirannya kembali melayang ke masa lalu, masa ketika segalanya terasa lebih sederhana. Ingatan itu begitu jelas, seolah baru terjadi kemarin.  Ia ingat bagaimana Elea selalu berada di sisinya, mengangkatnya saat ia terjatuh, menguatkannya saat ia merasa lemah. Ia tersenyum getir, lalu bergumam pada dirinya sendiri, "Kenapa semua itu harus berakhir seperti ini?"  Masa Kanak-Kanak  Flynn kecil berlari melewati lorong-lorong megah kediaman Grand Duke Marre. Suaranya terdengar memanggil, "Elea! Aku sudah sampai! Di mana kau?"  Tak lama, seorang gadis kecil berambut hitam panjang muncul dari taman. Dia mengenakan gaun putih sederhana, tetapi langkahnya penuh percaya diri. "Flynn! Kau terlambat! Kita seharusnya sudah mulai bermain sejak tadi!"  Flynn menggaruk kepalanya, tersenyu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • I'm The Queen   Luka yang Terkuak

    Bab 62: Luka yang Terkuak  Flynn duduk di ruang kerjanya, wajahnya suram. Di depannya, Lord Virel berdiri tegap, membawa laporan baru yang berhasil dia kumpulkan.  "Yang Mulia," ujar Virel pelan namun tegas. "Saya telah menemukan bukti bahwa Ratu Beatrice mengutus salah satu prajuritnya untuk menyewa pembunuh bayaran. Mereka ditugaskan untuk menghabisi Sir Edwin."  Flynn terdiam, jari-jarinya mengepal di atas meja kayu. "Jadi, benar ini semua adalah ulahnya?" tanyanya, suaranya rendah namun sarat emosi.  "Benar, Yang Mulia," jawab Virel. "Namun ini bukan satu-satunya hal yang mengkhawatirkan."  Flynn mengangkat alisnya, menatap Virel dengan tajam. "Apa maksudmu?"  Virel melanjutkan, "Baron Aldric, dalam pertemuan bangsawan hari ini, membongkar klaim bahwa Putra Mahkota Learre mungkin bukan darah daging Anda."  Flynn terkejut, wajahnya memucat. "Itu tuduhan yang tidak berdasar!" s

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • I'm The Queen   Bayangan Penghianatan

    Bab 63: Bayangan PengkhianatanKerajaan Landbird sedang berada di puncak kegaduhan. Para bangsawan memadati aula besar istana, saling bersahut-sahutan menuntut hukuman bagi Ratu Beatrice.  "Ini penghinaan bagi keluarga kerajaan! Ratu seperti itu harus dihukum mati!" seru Duke Geralt, memukulkan tongkatnya ke lantai marmer hingga gema suaranya terdengar.  "Bahkan pengusiran dari istana tidak cukup! Kehormatannya sudah menghancurkan seluruh Landbird!" sahut Lady Sabine dengan suara lantang.  Flynn yang duduk di singgasananya hanya menunduk, tatapannya kosong. Ia mencoba menahan gejolak emosinya sambil mendengar berbagai tuntutan dari bangsawan di sekitarnya.  "Yang Mulia, Anda harus bertindak!" desak Earl Heston, melangkah maju. "Jika tidak, kita semua akan menjadi bahan cemoohan kerajaan lain."  Flynn akhirnya mengangkat tangannya, meminta keheningan. "Cukup," ucapnya dengan suara serak. "Aku aka

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • I'm The Queen   Selir Ular Tahun Ini

    Bab 64: Selir Ular Tahun IniDi tengah keramaian pesta dan acara minum teh para bangsawan, nama Beatrice menjadi bahan pembicaraan utama.  "Sudah kuduga, dia terlalu licik," ujar Lady Clarissa sambil menyesap tehnya perlahan. "Ratu Elea jauh lebih mulia dibandingkan perempuan itu."  Lady Adrienne menimpali, "Ironis, bukan? Dulu mereka memuja-muja Beatrice. Sekarang, dia bahkan disebut sebagai 'Selir Ular Tahun Ini'."  "Dan kau tahu apa yang lebih memuakkan?" tambah Lady Eloise dengan nada berbisik namun penuh semangat. "Dia berani mengkhianati Raja Flynn. Seorang raja, Lady Adrienne! Seolah-olah tak ada konsekuensi."  Di sudut lain istana, Flynn duduk termenung di ruang kerjanya. Lord Virel berdiri di hadapannya dengan laporan di tangan.  "Yang Mulia," kata Lord Virel, memecah keheningan. "Aku sudah mengatur semua yang Anda minta. Learre akan dikirim ke desa kecil di perbatasan dan diberi identi

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • I'm The Queen   Takhta yang Terguncang

    Bab 65: Takhta yang Terguncang Di sebuah kastil terpencil di wilayah selatan Landbird, para bangsawan yang bersekongkol untuk menggulingkan Raja Flynn berkumpul di ruang pertemuan yang gelap dan beraroma lilin. Wajah mereka menunjukkan berbagai ekspresi ambisi, kebencian, dan determinasi.  Baron Asher membuka diskusi dengan suara berat. "Kita tidak bisa lagi membiarkan Flynn duduk di atas takhta. Setiap keputusan yang dia buat adalah aib bagi kerajaan ini."  Lady Elda, dengan gaun mewahnya yang berkilauan, mengangguk setuju. "Dia bahkan tidak bisa menghasilkan seorang pewaris yang sah. Bayangkan, kita semua pernah percaya pada kebohongan seorang wanita seperti Beatrice. Apa lagi yang akan menghancurkan Landbird setelah ini?"  Duke Rowan, seorang pria berbadan besar dengan mata tajam, bersandar di kursinya. "Dan kini, Flynn membiarkan dirinya dihina dengan mengasingkan Beatrice alih-alih menghukumnya. Itu kelemahan yang tida

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-21
  • I'm The Queen   Kabar dari Landbird

    **Bab 66: Kabar dari Landbird**  Di taman istana Veridion yang dipenuhi bunga musim semi, Elea dan Alaric duduk di bawah naungan pohon besar. Meja kecil di depan mereka dipenuhi hidangan teh sore dan camilan ringan. Suasana tenang itu terganggu ketika seorang pelayan mendatangi mereka dengan membawa surat dari Landbird.  "Yang Mulia, surat dari Grand Duke Marre baru saja tiba," ujar pelayan itu sambil membungkuk.  Elea segera membuka surat tersebut dan membaca dengan seksama. Wajahnya yang semula tenang berubah menjadi ekspresi campuran antara lega dan prihatin.  "Apa kabar dari Landbird?" tanya Alaric, menatap istrinya dengan penuh perhatian.  Elea meletakkan surat itu di pangkuannya. "Grand Duke Marre telah mengambil alih takhta Landbird. Flynn secara resmi telah turun dari posisinya sebagai raja."  Alaric mengangguk pelan, tidak tampak terkejut. "Itu langkah yang bijaksana. Flynn sudah kehil

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-22
  • I'm The Queen   Pewaris Cahaya Veridion

    Season 2Bab 67: Pewaris Cahaya Veridion Embun pagi masih menggantung di taman kerajaan saat suara tangisan bayi pertama kali menggema di istana. Elea terbaring lelah di pembaringan, namun wajahnya bersinar penuh kebahagiaan. Di sisinya, Alaric memandangi putra mereka dengan tatapan haru yang tak mampu disembunyikan. Bayi itu kecil, namun kuat, seolah tak gentar menghadapi dunia yang menantinya.  “Kaelen... Nama itu akan cocok untuknya,” bisik Alaric dengan suara serak, matanya tak lepas dari wajah mungil putra mereka.  “Kaelen Alaric Veridion,” gumam Elea sambil tersenyum. “Harapan baru bagi kerajaan kita.”  Berita kelahiran sang putra mahkota disambut suka cita oleh rakyat Veridion. Di setiap sudut kota, para petani, pedagang, hingga prajurit bersorak-sorai. Perayaan berlangsung selama tujuh hari tujuh malam. Namun di balik kebahagiaan itu, Elea tahu perjalanan putranya baru saja dimulai—penuh ujian dan tant

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-23
  • I'm The Queen   Pertemuan Singkat

    Bab 68- Pertemuan SingkatKaelen berdiri dengan tenang di samping meja, matanya mengamati ruangan yang penuh dengan orang-orang terkemuka dari berbagai kalangan. Tuan-tuan dan nyonya-nyonya mengenakan pakaian mewah, berbicara dengan suara rendah, namun cukup untuk menunjukkan status mereka yang luar biasa. Namun, perhatian Kaelen justru teralih saat seorang wanita muda dengan pakaian yang elegan, namun tidak mencolok, melangkah masuk ke ruangan bersama seorang gadis."Ini adalah putri dari Grand Duke, Lady Aveline," suara seorang pelayan perempuan terdengar pelan, memperkenalkan sosok yang baru saja memasuki ruangan.Lady Aveline melangkah anggun, kepalanya tegak dan wajahnya yang cantik dihiasi senyuman ramah. Di sebelahnya, seorang gadis berpenampilan sederhana namun cukup cantik berjalan mengikuti langkahnya, mengenakan gaun yang sedikit lebih sederhana dibandingkan orang-orang lainnya di ruangan itu. Namun, sesuatu di dalam diri Kaelen m

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24

Bab terbaru

  • I'm The Queen   Jaring Intrik

    Elea menatap suaminya dengan penuh selidik. Ia mengenal Alaric dengan baik, terlalu baik. Dan ekspresi yang baru saja melintas di wajah pria itu bukanlah sesuatu yang bisa ia abaikan begitu saja. "Alaric," ucap Elea pelan, suaranya lembut, tetapi penuh tekanan. "Apa yang dikatakan Grand Duke kepadamu sebelum pergi?" Alaric tetap diam sejenak, lalu beranjak dari kursinya dan berjalan ke arah jendela. Ia menatap ke luar, seolah mencari jawaban di balik langit Veridion yang mulai meredup. "Tidak ada yang perlu kau khawatirkan," jawabnya akhirnya. Elea menyipitkan mata. "Jangan meremehkanku." Alaric menghela napas, lalu berbalik menghadapi istrinya. "Grand Duke hanya mengingatkanku tentang beberapa hal di masa lalu. Tidak ada yang penting." "Jika tidak penting, kau tidak akan bereaksi seperti tadi," sahut Elea cepat. Raja Veridion itu menatap Elea beberapa saat sebelum akhirnya mengusap wajahnya dengan lelah. "Grand Duke mengungkit sesuatu yang seharusnya tetap terkubur."

  • I'm The Queen   Api yang Berkobar

    Bab 84 – Api yang BerkobarDi mansion Grand Duke Elvenhart, Aveline duduk di ruang pribadinya, jemarinya mencengkeram surat dari Baron Reynard dengan kuat. Matanya membara penuh kemarahan saat membaca isi laporan yang ia terima. Putra Mahkota Kaelen membela Edith. Dan yang lebih buruk lagi, ia mengaku bahwa Edith adalah kekasihnya. Aveline tidak bisa menerima ini. Tidak. Ini tidak bisa dibiarkan. Dengan langkah cepat, ia keluar dari kamarnya dan langsung menuju ruang kerja ayahnya. Tanpa ragu, ia mengetuk pintu keras sebelum masuk. Grand Duke Elvenhart, yang tengah membaca dokumen di mejanya, menoleh dengan alis berkerut. Melihat ekspresi putrinya yang tegang, ia meletakkan penanya dan menatapnya dengan tajam. "Aveline," katanya dengan nada dalam. "Ada apa?" Aveline menegakkan tubuhnya, berusaha menjaga nada suaranya tetap terkendali. "Ayah, saya baru saja menerima kabar dari Baron Reynard," katanya dengan tenang, meskipun ada ketegangan dalam suaranya. "Putra Mahkota Ka

  • I'm The Queen   Api yang Menyala dalam Bayangan

    Edith tahu keputusan Grand Duke Elvenhart akan membawa dampak besar, tetapi ia tidak menduga seberapa cepat situasi akan berubah. Dua hari setelah pengumuman bahwa Kota Velfenne menjadi tanggung jawabnya, Edith menerima surat dari salah satu pejabat di kota tersebut. Isinya bukanlah ucapan selamat, melainkan peringatan. "Ada gerakan yang mencurigakan di antara beberapa bangsawan lokal. Mereka tidak secara terang-terangan menentang keputusan ini, tetapi banyak yang meragukan legitimasi Anda. Saya khawatir ada sesuatu yang direncanakan di balik layar."Edith membaca surat itu dengan dahi berkerut. Ia sudah menduga bahwa tidak semua orang akan menerima posisinya, tetapi jika ada sesuatu yang direncanakan di balik layar, itu berarti masalah lebih besar akan datang. Sementara itu, di sisi lain mansion, Aveline duduk di ruang pribadinya dengan tenang. Di hadapannya berdiri seorang pria dengan wajah kaku dan pakaian bangsawan sederhana. Ia adalah Baron Reynard, salah satu pemilik tanah

  • I'm The Queen   Hadiah yang Membakar Dendam

    Bab 82 – Hadiah yang Membakar DendamDi dalam mansion Grand Duke Elvenhart, ketegangan terasa semakin pekat. Edith berusaha untuk tetap tenang, tetapi rumor yang terus berkembang membuatnya semakin sulit bernapas. Malam itu, ia berjalan melewati koridor yang diterangi cahaya lilin, pikirannya dipenuhi berbagai kemungkinan. Saat ia sampai di depan pintu kamarnya, langkahnya terhenti. Di ujung lorong, seseorang berdiri menunggunya. Gaun ungu lembut yang membalut tubuh wanita itu tampak begitu anggun di bawah cahaya lilin, tetapi sorot matanya yang tajam mengisyaratkan sesuatu yang lain. "Akhirnya kau pulang juga," suara Aveline terdengar lembut, tetapi ada sesuatu yang membuat bulu kuduk Edith meremang. Edith menghela napas. "Apa yang kau inginkan, Lady Aveline?" Aveline tersenyum kecil, melangkah mendekat. "Kau terdengar begitu kaku, Edith. Aku hanya ingin berbicara." Edith menegang, tetapi tetap berdiri tegak. "Jika kau ingin membicarakan rumor itu, aku tidak tertarik." Av

  • I'm The Queen   Ombak Fitnah

    Hari-hari setelah perburuan itu tidak berjalan seperti yang diharapkan Edith. Sejak kepulangannya dari hutan bersama Roderic, namanya tiba-tiba memenuhi setiap bisikan dan percakapan para bangsawan. Di setiap perjamuan teh, di lorong-lorong istana, di antara tawa para lady yang mengenakan gaun-gaun indah, hanya ada satu topik yang mereka bahas. "Lady Edith sudah tidak suci lagi."Rumor itu menyebar seperti api yang melahap hutan kering. Tidak ada yang tahu pasti dari mana asalnya, tetapi bisikan-bisikan itu menjadi semakin liar setiap harinya. Di Ruang Teh Para LadyDi sebuah taman indah di dalam istana, para lady tengah menikmati perjamuan sore. Teh harum memenuhi udara, diiringi suara-suara lembut yang penuh kepalsuan. "Benar-benar mengejutkan," kata Lady Vivienne dengan nada dramatis. "Aku mendengar bahwa Lady Edith menghabiskan malam di hutan bersama Lord Roderic. Berdua saja!" Lady Marielle, yang duduk di sampingnya, menutup mulutnya seolah terkejut. "Astaga, kalau itu

  • I'm The Queen   Berbagi Rahasia

    Di dalam hutan yang gelap, cahaya bulan mengintip di antara celah dedaunan, memberikan sedikit penerangan bagi Edith dan Roderic yang masih terjebak. Suara jangkrik dan hembusan angin menjadi latar belakang keheningan di antara mereka. Edith menggigit bibirnya, mencoba mengabaikan rasa dingin meskipun mantel Roderic sudah membalut tubuhnya. Ia melirik pria di sebelahnya, yang tampak santai bersandar pada batang pohon, seolah-olah keadaan ini bukan masalah besar. "Kau terlihat tenang," kata Edith akhirnya, suaranya lirih namun cukup jelas. Roderic menoleh dengan senyum kecil. "Harus ada yang tetap tenang, kan?" Edith menghela napas, lalu menatap langit yang terbuka di antara pepohonan. "Aku tidak menyangka perburuan akan berakhir seperti ini." Roderic terkekeh. "Sama. Biasanya aku hanya berburu sebentar, lalu kembali dengan kemenangan kecil. Kali ini... kurasa kita tidak bisa mengandalkan keberuntungan." Keheningan menyelimuti mereka lagi, hingga akhirnya Edith berbicara le

  • I'm The Queen   Festival Berburu

    Langit cerah membentang luas di atas tanah perburuan kerajaan, udara dipenuhi dengan semangat dan obrolan para bangsawan yang berkumpul dalam festival tahunan ini. Bendera-bendera kerajaan berkibar di sepanjang jalur masuk, sementara para pelayan berlalu-lalang, menyiapkan segala keperluan untuk berburu. Di singgasana yang telah disediakan di tengah area utama, Raja Alaric duduk dengan penuh wibawa, didampingi oleh Ratu Elea yang tampak anggun dalam gaun biru langit. Putra Mahkota Kaelen berdiri di sisi mereka, mengenakan jubah ringan yang menunjukkan statusnya, matanya tajam mengamati kerumunan. Di antara para peserta, Grand Duke Elvenhart tiba bersama Lady Aveline, Edith, dan asistennya, Alex. Aveline mengenakan pakaian berkuda yang mewah, sementara Edith berdiri sedikit di belakangnya dengan pakaian sederhana yang tetap rapi. “Festival perburuan ini selalu ramai, ya?” gumam Alex sambil menatap sekeliling. “Memang. Ini bukan hanya soal berburu, tetapi juga ajang politik,” ja

  • I'm The Queen   Rencana Pertunangan

    Di dalam kediaman keluarga Marquis Laurent, Lord Roderic duduk di ruang kerjanya, menatap surat yang baru saja ia tulis untuk Edith. Ia menggulirkan pena di antara jarinya, berpikir apakah ia harus mengirimnya atau tidak. "Roderic," sebuah suara berat terdengar dari ambang pintu. Roderic menoleh dan mendapati kakak laki-lakinya, Lord Gilbert Laurent, berdiri dengan tangan bersedekap. Wajahnya seperti biasa, penuh dengan sikap superior seorang pewaris utama. "Kau masih sibuk dengan surat-surat itu?" tanya Gilbert, nada suaranya terdengar meremehkan. Roderic tersenyum tipis. "Hanya sekadar korespondensi pribadi." Gilbert mendekat, mengambil surat di atas meja tanpa meminta izin, dan membaca sekilas. Senyum miring muncul di wajahnya. "Edith Manesse? Gadis yang bekerja di bawah Grand Duke Elvenhart?" Roderic mengulurkan tangannya untuk mengambil kembali surat itu, tapi Gilbert menahannya lebih lama sebelum akhirnya menyerahkannya. "Kau benar-benar tidak tahu bagaimana memili

  • I'm The Queen   Kisah Edith

    Di Kediaman Grand Duke ElvenhartEdith duduk di ruang baca dengan setumpuk dokumen di depannya, tetapi perhatiannya tidak sepenuhnya tertuju pada pekerjaannya. Di sampingnya, terdapat beberapa surat yang baru saja dikirim oleh seorang pelayan, semuanya dari Lord Roderic. Ia menghela napas sebelum mengambil salah satu surat dan membukanya. Tulisan tangan yang rapi dan sedikit miring menyambutnya. "Lady Edith, Aku harap hari ini menyapamu dengan baik. Aku tidak bisa berhenti memikirkan percakapan terakhir kita di kafe itu. Rasanya begitu menyenangkan bisa berbicara dengan seseorang yang tidak hanya berbasa-basi dalam sopan santun. Aku bertanya-tanya apakah aku bisa mengajakmu berjalan-jalan suatu hari nanti? Dengan hormat, Roderic Laurent"Edith menggeleng pelan. Sudah hampir seminggu sejak mereka pertama kali bertemu di kafe, dan sejak itu, surat-surat Roderic terus berdatangan. Ia tidak yakin apakah ini hanya cara pria itu bersikap sopan atau jika ada sesuatu yang lebih dala

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status