Disebuah rumah sakit di negara A, Dirga nampak mondar mandir didepan ruang operasi tranplantasi kornea mata untuk Shena wanita yang selama ini menjadi obsesi cintanya, sedangkan Danu terduduk lesu di kursi tunggu dan asistennya yang masih setia menemaninya. Operasi itu sudah berjalan sekitar satu jam dan masih butuh satu jam lagi untuk mengetahui berhasil atau tidaknya operasi tersebut. Keadaan nampak sunyi hanya terdengar langkah kaki Dirga yang dari tadi mondar mandir tidak tenang.
Ting
Nampak sebuah pesan masuk pada ponsel Dirga, namun Dirga mengacuhkannya dan sekali lagi ponsel itu berbunyi dan sekarang nada panggilan yang masuk, dilihatnya siapa yang mengirim pesan dan yang kini meneleponnya ternyata adalah bosnya.
"Halo bos? sapa Dirga sopan.
"Kenapa lama sekali mengangkatnya? maaf bos saya menunggui ipar anda operasi saat ini ucap Dirga perlahan yang takut terdengar oleh Danu yang masih menunggu di kursi tunggu ruang operasi." Pastikan setela
Hari ini seharian kenandra tidak mau berangkat kekantor setelah Mera kembali dari mode kaburnya pria itu belum sekali pun bekerja di kantor ia terus meminta Rudy membawa berkas kerjanya ke rumah, sekarang rumah adalah kantor kedua Kenandra.Mera mulai bosan dengan ulah suaminya yang terus bergelayut manja dan bermalas-malasan dirumahnya yang terus mengganggu kegiatan Mera dan bahkan rengekan suaminya yang pengen menjenguk baby-nya masih terus berdengung seperti seekor nyamuk yang mengincar mangsanya. Mengikuti kemanapun induknya melangkah pergi."Sayang kenapa tidak bekerja di kantor? omel Amera di pagi hari yang mulai lelah dengan sikap suaminya yang mulai menggila."Sayang uangku takkan pernah habis walaupun aku setahun tidak bekerja biarkan aku menjagamu disini ," Ucap Kenandra memberi alasan dengan pura-pura membaca surat kabar dengan model terbalik gaya baru padahal dari tadi matanya tidak berkedip melihat tampilan istrinya yang merias wajah
Prang...Pecahan gelas kaca itu bertaburan dilantai, dengan mimik wajah ketakutan gadis itu berusaha merapikannya, namun sebuah tangan kekar dengan cepat meraih jari jemari yang kini mulai meneteskan darah segar itu."Sayang apa yang telah kamu lakukan? biarkan pelayan yang membersihkannya. Butiran bening jatuh tak terhalang di pipi mulus gadis cantik itu."Sekarang aku tak berguna lagi," ucap gadis itu dengan berderai air mata. Matanya yang sayu dan cekung dengan guratan hitam melingkar disisinya menunjukkan adanya kesedihan yang mendalam dalam dirinya, tubuh ramping yang kini tak terurus namun kecantikan diwajahnya tak sepenuhnya pudar."Beristirahat lah sayang," perintah pria itu lembut dan mengambil kotak pertolongan pertama untuk mengobati tangan yang terluka milik gadis itu. Pria itu dengan penuh kelembutan mengobati goresan luka yang terkena serpihan kaca pada jari tangan wanita yang selama ini sangat dicintainya. Ia takkan berpaling wanita itu adalah
Sore hari tepat pukul empat sore Kenan sudah mulai kesal menggebrak-gebrak meja kedua karyawan nya padahal sejak dari masuk keruangan itu kedua karyawannya lah yang bekerja sedangkan dirinya sibuk tersenyum sendiri dengan khayalannya seperti orang gila."Kenan lama-lama aku juga kesal melihat tingkah gila mu itu." ucap Rudy kehilangan kesabaran sedang kan Rita tidak berani berkutik karena baru saja ia masuk dirinya sudah mendapatkan ultimatum terlebih dulu karena berani centil dihadapan bos tapi tetap ia memilih mendukung Rudy dan ikut membenarkan ucapannya."Beraninya kamu bersikap lancang terhadapku," ucap Kenan menoleh kearah Rudy sahabat sejak kecil sekaligus asisten nya itu."Ini bukan jam kerja lagi jadi tidak ada aturan lagi untuk bersikap formal ucap Rudy datar dan ingin segera membereskan pekerjaan yang sama sekali tak tersentuh oleh tangan bosnya itu dan beranjak ingin pergi dari ruangan itu." Heh mau kemana kalian!"tanya Kenan yang nampak tidak te
Setelah malam ini tidak ada lagi kecanggungan diantara mereka berdua. Mera bangun dengan wajah berseri nampak senyuman disudut bibirnya sedangkan suaminya masih tertidur pulas karena pertempuran semalam. Mera segara membereskan pakaian yang berserakan menaruhnya di keranjang pakaian kotor dan masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Dilihat nya pantulan tubuhnya di cermin dan ini adalah kedua kalinya ia melihat dirinya dengan keadaan yang sama tubuhnya memiliki banyak sekali tanda kepemilikan dari suaminya lain dengan yang dulu ia merasa jijik dengan semua tanda itu namun sekarang dirinya sangat menyukainya apalagi dengan perut yang mulai sedikit membuncit menambah kesan yang seksi."Sayang." Tiba-tiba Kenadra masuk karena kamar mandi tidak di kunci dari dalam pria itu dengan mudah masuk dan memeluk tubuh mungil istrinya mengelus perut buncit yang nampak seksi."Sayang kamu seksi sekali, aku suka," dicium nya puncak kepala istrinya yang basah karena guyura
Gilang.... ! jeritan gadis itu nyaring terdengar menggema dalam ruangan itu bersamaan dengan dua suara tembakan yang tepat mengenai jantung korban, darah segar dengan deras mengalir memancar menodai gaun putih milik gadis itu. Hingga hilanglah keseimbangan nya tangan kekar dengan sigap meraih tubuh gadis itu."Pembunuh."cicit gadis itu dengan berderai air mata dan jatuh terkulai dalam pelukan pria itu. Sedangkan pria itu memandang sinis pada tubuh korbannya."Bereskan!" perintah pria itu dan menggendong gadis dihadapannya dengan ala bridal style meninggalkan ruangan berdarah itu.***"Perban di mata nona sudah bisa dibuka," kata seorang dokter yang dengan teliti dan berhati-hati membuka perban yang menutup mata indah milik seorang gadis dengan perlahan. Setelah perban putih itu terbuka matanya yang indah dengan bulu mata lentik nampak beberapa kali berkedip dan senyuman kepuasan nampak tersungging disudut bibirnya semua nampak terang dan jelas jauh dengan
Ayah, aku sudah kembali gadis itu memeluk tubuh renta yang kini duduk di kursi roda itu. Pria tua itu tersenyum dengan meneteskan air mata bahagia di pipinya."Ayah jangan menangis, aku sudah sembuh Sekarang dan semua akan kembali baik-baik saja seperti semula," ucap gadis itu menenangkan. Putri sulungnya kini sudah dewasa dan telah menikah pantas Danu menangis karena putrinya satu-persatu meninggal kan rumahnya."Gadis itu mengusap air mata ayahnya dengan lembut dan mendorong Kursi roda itu masuk kedalam rumah dan didampingi oleh suaminya.Didepan pintu gerbang mobil Alphard berwarna hitam nampak masuk ke halaman rumah itu dan menghentikan langkah Shena dan juga ayahnya. Wanita pemilik mobil itu keluar dan nampak tersenyum dengan pria tampan yang nampak menggenggam erat tangan gadis itu tak membiarkan nya lari begitu saja ia sangat takut terjadi hal buruk menimpa anak dan istri nya karena dokter sudah berpesan bahwa kandungan istrinya sangat lemah wanita itu ta
Perasaan cinta adalah sesuatu yang menakjubkan,tidak perlu mengambilnya dari seseorang untuk memberikannya kepada orang lain, sudah memilikinya itu lebih dari cukup untuk diberikan kepada orang lain. Seseorang dicintai karena ia berhak untuk dicintai. Tak ada alasan yang dibutuhkan untuk mencintai seseorang.Pagi yang cerah, secerah hati yang kini berbunga-bunga karena cinta yang mengubah segalanya sehingga hidup lebih terasa berwarna. Pria muda gagah tampan dan kaya dengan kepribadian yang tegas juga merupakan anak konglomerat negara ini, itu lah predikat yang diberikan kepada seorang Kenandra Hutama Wijaya pewaris tunggal perusahaan properti terbesar seperti Central Group yang menaungi banyak perusahaan lain dibawahnya.Pria muda yang terkenal kejam dan juga angkuh, predikat itu seketika luntur dengan perubahan dirinya hari ini wajah yang cerah dan berseri dengan secercah senyum disudut bibirnya menjadi menarik perhatian bagi siapapun yang melihatnya. Perubahan yang cu
Di sudut lain seorang pria paruh baya sudah siap menerima segala kenyataan pahit yang akan menimpa hidupnya dengan pasrah pria ini mengakui segala kesalahan nya menjadi seorang penjahat merenggut paksa kebahagiaan orang lain yang ia lakukan puluhan tahun yang lalu bukan berarti ia dengan mudah melupakan rasa bersalah itu. Bayangan kesakitan yang gadis itu alami selalu hadir turut menghantui dalam hidup nya.Hari ini dimana dirinya telah menyerah dan pasrah ingin mengakhiri semua kesalahan dengan satu kata maaf."Maafkan aku," Ucap pria itu lirih menundukkan kepalanya dan berlutut di kaki seorang wanita yang usianya kini tak muda lagi. Tatapan mata wanita itu sulit diartikan selama puluhan tahun ia memendam semua rasa sakitnya dan semua penghinaan itu sendiri, hanya dengan ucapan sekali maaf bagi pria itu semua tidak semudah itu akan selesai."Maaf, apa semudah itu meminta maaf bagi anda?" wanita itu kembali bertanya, sikapnya yang dingin menunjukkan bahwa semuanya