Share

Chapter 3

Penulis: Azeela Danastri
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Kalian seru-seruan kok nggak ajak Mama sih?” protes Lucy.

“Nanti Ma kalau rumah Bunga udah selesai. Lagi satu minggu ya Ma? Bunga baru cari perabotan untuk isi jadi Mama sama Papa bisa menginap di rumah Bunga nantinya.”

“Lho, sama Mama aja yuk? Cari perabotannya, gimana Nak?” ajak Lucy.

“Besok Papa sama Mama ke sana gimana?” Robert tak kalah semangatnya.

“Kami juga ikut dong besok ‘kan weekend,” kata Roby tak mau kalah. Perkataan Roby disetujui oleh  Jovan dan anak-anak mereka juga yang sudah ikut berkumpul.

Terlihat Bunga menengadahkan kepala berpikir. Kemudian Yanuar membisikkan sesuatu di telinganya. Mereka saling tatap dan sejurus kemudian Bunga menganggukkan kepalanya. Adegan itu tampak sangat mesra di mata Arya yang suah berkabut dan menggelap.

“Emmm tapi kalian nanti nginap di villa milik Yanuar ya?”

“Gampang itu nanti kami bisa atur,” jawab Jovan semangat.

Share lokasimu ya?” pinta Alma.

“Ok, Bunga tutup dulu video callnya ya? Teman-teman yang lain sudah datang. Bye ….”

Terdengar banyak suara laki-laki bercanda di belakang Bunga. Arya semakin terbakar api cemburu.

“Bagaimana jika kita berangkat sekarang?” saran Arya.

“Kita? Memangnya kamu mau ikut?” tanya Sekar.

Arya mengangguk. “Bolehkan?” Arya balik bertanya.

“Boleh saja sih, asal kamu nggak merasa capek. Tadi ‘kan seharian udah rapat dan seminar. Nggak mau istirahat dulu gitu?”

“Nanti aku bisa istirahat di sana.”

“Benar juga ya tapi sudah pukul enam sore sekarang. Coba aku suruh Bunga share lokasinya sekarang,” timpal Jovan.

Setelah mendapatkan notifikasi dari Bunga. Perjalanan ke tempat Bunga tidak jauh sekitar  tiga jam.

“Kalau kita berangkat sekarang sampai di sana mungkin sekitar jam sembilan atau sepuluh malam, bagaimana?” kata Roby sembari berpikir.

“Ya sudah, kalau begitu kita berangkat sekarang,” timpal Lucy dengan kemudian bangkit berdiri dan masuk ke kamarnya untuk berkemas-kemas diikuti oleh anggota keluarga yang lainnya juga segera ikut berkemas-kemas,meninggalkan Arya duduk sendirian di sana.

Arya tenggelam dalam pikirannya sendiri sembari meminum kopi buatan Sekar.

“Kamu sungguh ikut Sayang?” Sekar bertanya pada Arya. Setelah kembali dari kamarnya, membawa tas perlengkapannya.

“Iya, aku juga memiliki villa di sana kita bisa tinggal di tempatku dulu jika tempat temanmu itu penuh,” jawabnya tegas.

“Yanuar Pramudya itu nama teman Bunga tadi kan?” tanya Robert yang kini duduk di kursi penumpang bagian belakang bersama sang istri, Lucy.

“Iya Papa, dia sahabat Bunga,” jawab Sekar dari kursi depan.

Arya yang mengendarai mobil hanya menyimak percakapan keluarga Atmaja ini.

“Papa masih tak habis pikir, kira-kira siapa yang bantu dia ya? Nggak mungkin asistennya dari luar negeri juga. Pasti ada yang memegang kepercayaan dari sini,” kata Robert.

“Jangan-jangan dia yang bekerja sama dengan Bunga selama ini. Kalau Papa tidak salah mereka broker-broker handal.”

“Bisa jadi kalau kak Anton yang membantunya.” imbuh Sekar. Dalam benak Sekar juga bertanya-tanya, entah mengaka tiba-tiba yang ia pikirkan adalah Anton. Secara Anton itu adalah konsultan bursa saham tetapi terakhir kali ia bertemu dengan Anton. Tak sekalipun pria itu menyinggung tentang saudara kembarnya itu. Ah bisa saja demi pekerjaan tidak bisa sembarang dibicarakan dengan orang lain.

“Anton Jayadi maksudmu?” tanya Arya.

“Iya siapa lagi, dulu Bunga sering ikut Yanuar berkumpul dengan sepupunya.” Saat menyebut nama pria itu saja jantung Sekar berdebar-debar sarat kerinduan.

Cinta yang tak pernah terungkapkan.

“Kita sudah sampai,” ucap Arya, begitu pintu gerbang  villa keluarga Pramudya.

Tiga mobil sudah terparkir rapi. Sekar buru-buru turun saat dilihatnya Yanuar berjalan ke arah mereka. Arya membiarkan saja. Matanya malah sibuk mencari keberadaan Bunga, tetapi tak ditemukannya sosok gadis itu.

"Di mana Bunga?" Roby bertanya terlebih dahulu. Arya melirik ke arah Roby untung saja calon kakak iparnya itu bertanya terlebih dahulu sehingga ia masih bisa menahan rasa keingin tahuannya.

“Tadi dia sempat pergi sebentar dan ….“ Suara Yanuar terputus saat terdengar suara helikopter mendarat di helipad tak jauh dari sana. Semua mata melihat ke arah helikopter tersebut.

“Itu dia datang!” seru Yanuar dengan tatapannya yang berbinar ke arah helikopter tersebut, sedangkan Arya menatap reaksi Yanuar itu dengan menyipitkan matanya. Intuisinya merasakan ada sesuatu yang tidak beres, entah apa itu.

“Yanuar apa kabar? Masih ingat padaku?” tanya Sekar malu-malu, mengulurkan tangannya.

Sapaan Sekar mengalihkan sejenak pandangan Yanuar pada Bunga. Yanuar menatapnya kemudian menyambut uluran menyambut jabatan tangan Sekar.

“Tentu saja aku ingat,” ucapnya ramah. Kemudian pandangannya teralih kepada Arya.

“Bung Arya Mahendra benar bukan?” tanya Yanuar dengan ramah.

“Betul itu saya.”

“Suatu kehormatan untuk saya, Anda datang ke sini.” Yanuar mengulurkan tangan kepada Arya yang di sambut Arya dengan mantab. Jabat tangan khas laki-laki.

Bunga yang sengaja tidak kembali ke rumah karena menghindari bertemu dengan Arya. Namun yang terjadi di depan matanya sekarang adalah Arya ikut serta beserta keluarganya ke mari.

Bunga berusaha mati-matian meredam rasa cintanya kepada pria tersebut. Dirinya masih tahu diri, ia juga tidak pantas bersanding dengan Arya. Wanita cacat sepertinya tak pantas untuk lelaki manapun. Banyak hal yang ia sembunyikan dari keluarganya, itu karena ia tak mau mereka bersedih.

Bunga baru saja kembali dari mendatangi pengacaranya untuk mengurusi semua asetnya. Bunga menyunggingkan senyum terbaiknya, “Wah kalian sungguh sudah tidak sabar rupanya ya ? Ayo kita ke tempat api unggun.”

Lucy menatap dalam diam anak bungsunya terseebut, menurut kaca mata seorang ibu sang putri bekerja terlalu keras untuk dirinya sendiri. Seperti sedang berusaha menghindari sesuatu. Satu bulan belakangan ini juga Bunga tampak enggan untuk pulang, walaupun yang diutarakan memang masuk akal.

Setelah acara api unggun selesai, mereka berkumpul di ruang tengah rumah Yanuar.

“Ayo Nak kita ke villa milik Arya. Kami akan beristirahat di sana malam ini dan besok kita bisa mencari furniture untuk rumahmu,” ajak Lucy.

“Bunga di sini saja, terserah Mama boleh menginap di sini atau ikut dengan Kak Arya,” tolak Bunga. Ikut ke villa pria itu yang benar saja. Bagaimana ia bisa satu atap dengan pria yang sudah dengan telak menolak cintanya?

“Kenapa begitu memang ada apa jika kamu ikut ke villaku?” tanya Arya, ia tidak terima saat  ada penolakan dari Bunga. Dirinya juga tidak mau jika Bunga menginap satu atap dengan Yanuar. Sepasang lelaki dan perempuan tinggal satu atap yang sama dan tidak melakukan apa-apa, yang benar saja ! Pemikiran buruk tidak mau pergi dari benak Arya dan semakin membuat batinnya menjadi gusar.

“Loh, emangnya kenapa jika aku tinggal di sini? Ini bukan kali pertama aku menginap di rumah Yanuar. Bahkan di rumah orangtua dan sepupunya pun pernah. Aku ini tamu Yanuar bukan tamu Kak arya,” balas Bunga. Bunga tidak suka dengan nada bicara Arya. Seolah-olah tersinggung dengan sikap Bunga, apalagi seperti mencoba mengatur-atur dirinya. Arya tersinggung, buat apa? Toh dia tak ada perasaan apa-apa denganku, ya kan?!

Yanuar melingkarkan lengan kanannya di bahu Bunga. Arya yang melihat hal tersebut mengetatkan rahangnya, dirinya tanpa sadar menggeram lirih. Sedangkan Sekar membuang mukanya, tampak sorot terluka dimatanya melihat kedekatan Yanuar dengan Bunga, rasa cintanya terhadap pria ini masih sangat kuat menghantam jiwanya.

Suara langkah kaki wanita mendekat, “Maaf mengganggu, sekarang saatnya nona Bunga minum obat?” ucap Yora perawat Bunga.

Seketika wajah Bunga pucat pasi dan panik. Alamat seluruh keluarganya akan tahu rahasianya. Salahnya juga lupa memberi tahu Yora tadi dan benar saja serta merta, ayahnya sudah merengsek maju dengan raut keterkejutan di wajahnya.

“Obat apa maksudmu? Dan siapa kamu?” Robert menatap tajam ke arah wanita bule berambut pirang yang berdiri di depannya.

“Obat luka bakar nona Yora dan saya pera ...,” ucapan Yora terhenti karena bekapan tangan Bunga di mulutnya dan mendorongnya mundur ke dapur.

“Tolong jangan bicara apa-apa lagi. Aku tak mau keluargaku tahu apa yang terjadi,” pinta Bunga dengan manik mata yang berkaca-kaca.

“Mereka harus tahu Nona, anda sudah menyelamatkan keluarga saya.”

“Sudah kamu diam saja.” Bunga menyentuhkan jari telunjuk di bibirnya.

Sebelum kembali ke depan ia berbalik lagi. “Sebentar lagi aku akan minum obatku.”

Bab terkait

  • I love you, Calon Ipar   Chapter 4

    Yora menatap sang nona sedih, ia ingin agar pria pujaan nonanya mengetahui. Entah mengapa saat menatap Arya dirinya tahu jika lelaki itu juga memendam rasa dengan majikannya. Kenapa dirinya bisa tahu? Karena Bunga menyimpan banyak foto Arya yang tak sengaja pernah dilihatnya.Seluruh keluarganya sudah duduk semua di sofa. Yanuar juga ada di sana. Bunga melihat Yanuar memberi kode agar dia dud

  • I love you, Calon Ipar   Chapter 5

    “Jangan menghindariku,” desis Arya, terlihat jakunnya naik turun. Saat ini Bunga sungguh merasa terintimidasi.“Itu hakku, terserah apa yang ak

  • I love you, Calon Ipar   Chapter 6

    Keesokan harinya, setelah membersihkan diri dan bersiap-siap. Bunga membuka pintu kamar dan terperanjat saat mendapati Arya sudah berdiri bersandar di daun pintu kamarnya dengan melipat kedua tangannya di depan dadanya.Bunga mengerutkan dahinya, “Kenapa kamu belum turun?” tanya bunga.

  • I love you, Calon Ipar   Chapter 7

    Ponsel Bunga berdering, Yora mengulurkan ponsel pribadi milik Bunga. Bunga memeriksa id penelepon, senyum tersungging disudut bibirnya. Hatinya tergelitik menggoda Arya, apakah Arya akan merasa cemburu ataukah tidak? Padahal yang meneleponnya adalah Adyatama putra Almira dan Davka Alsaki.“Ya Sayang?” saya Bunga dengan halus.Diliriknya Arya melalui kaca tengah mobil. Raut wajah Ar

  • I love you, Calon Ipar   Chapter 8

    Bunga sedang disibukkan dengan pekerjaan di kantor barunya, saat sang bunda masuk dan membawakan bekal makan siangnya.“Sayang sepertinya kamu lebih berisi sekarang. Mama senang Nak, apalagi minggu depan ada pesta pertunangan Sekar. Bagaimana jika kamu juga segera menyusul?” ujar Lucy.

  • I love you, Calon Ipar   Chapter 9

    Arya semakin mengetatkan pelukannya, ia tak suka jika Bunga merasa Arya adalah milik Sekar. Sebelah tangannya yang lain sudah naik merengkuh tengkuk Bunga sembari mendongakkan wajah sang gadis kemudian melumat bibirnya, dengan ciuman dalam dan memabukkan.Bunga bisa merasakan sisa wine di lidah Arya yang masuk membelit lidahnya dan mengusap dengan lembut langit-langit mulutnya.

  • I love you, Calon Ipar   Chapter 10

    Bunga akan segera pergi, ia harus mengorbankan banyak hal untuk kebahagiaan Sekar. Menjauh dari orangtuanya, keluarga besarnya. Mungkin sang bunda sudah memiliki firasat tidak enak maka tadi menelepon, tetapi Bunga bisa apa. Ia juga punya andil dalam kesalahan karena terlibat dengan Arya.Bunga dan bayinya akan pergi jauh, ya Bunga hamil. Dirinya menyadari jika ia sudah terlambat haid saat bundanya datang beberapa waktu yang lalu ke ka

  • I love you, Calon Ipar   Chapter 11

    Tiga bulan telah berlalu dan Bunga masih bersikukuh tidak mau kembali sedangkan kehamilannya sudah memasuki bulan keenam.Bunga sedang menikmati teh camomile di beranda rumah kecilnya di Bali. Sudah dua bulan ia berada di Indonesia karena usaha yang dirintis olehnya tidak bisa ditinggal terlalu lama.

Bab terbaru

  • I love you, Calon Ipar   Extra Part 4

    Cempaka Akshita Atmaja tiba di bengkel besarStromderdilmilik ayahnya Jovan Adhi Atmaja. Tadi ayahnya menyuruhnya singgah ke bengkel guna mengambil vitamin ayahnya yang tertinggal di kantor sedangkan bengkel yang sudah pasti tutup jam delapan seperti ini karena bengkel sudah tutup sejak jam lima sore.Cempaka memarkirkan mobilnya persis di sebelah mobil city car berwarna merah. Kemudian melangkah membuka pintu samping menggunakan kunci cadangan miliknya.

  • I love you, Calon Ipar   Extra part 3

    Yanuar berdiri di pinggir jalan tepat di seberang restoran tempat keluarga Bunga berada. Ia sedang menunggu seseorang untuk bergabung makan malam bersama. Ia kembali teringat saat dahulu ia mengamuk di rumah sakit tempat Bunga melahirkan kemudian ia yang terpaksa di masukkan ke rumah sakit jiwa.Di bulan ketiga ia berada di rumah sakit itu. Louis menyarankan agar ia pindah ke panti rehabilitasi.

  • I love you, Calon Ipar   Extra Part 2

    “Mau apa kamu kemari?!” ketusnya suara Arya membuat si kembar merengsek mendekati bunda mereka.“Kak, sabar. Jaga emosi, anak-anak ketakutan nih,” bujuk Bunga.Arya yang tadinya sudah naik pitam, mencoba mengendalikan diri karena teringat dengan sang buah hati.

  • I love you, Calon Ipar   Extra Part 1

    Bunga dan Sekar sibuk mengurusi anak-anak mereka yang akan pentas tutup tahun ajaran, tahun ini mereka bertiga akan masuk ke Sekolah Dasar. Sekar dan putranya Helmi Jayadi tetap meneruskan di sekolah Harapan Bangsa, sedangkan kedua anak kembar Bunga akan dibawa ke Amerika. Adalah berita bahwa Yanuar akan segera keluar dari rumah sakit jiwa. “Bunda, ajak anak-anak ke dalam deh. Ayah sama Papi yang bawain kuenya,” usul Arya setelah memastikan perlengkapan pentas anak-anak tidak ada yang tertinggal di mobil.

  • I love you, Calon Ipar   Chapter 21

    Di luar kamar dengan daun pintu yang sedikit terbuka, Yanuar mengintip kemesraan Bunga dengan Arya. Tangannya terkepal sampai buku tangannya memutih. Pancaran matanya yang memerah penuh amarah, sakit hati dan kecemburuan.“Bangs**! Kau Arya, segera Bunga akan menjadi milikku.”

  • I love you, Calon Ipar   Chapter 20

    Bunga menangis semakin kencang bukan karena sakitnya jalan lahir yang sedang dibersihkan dokter tetapi karena ungkapan Arya, seolah pria yang sudah menjadi suaminya ini amat sangat mencintainya. Sesak sekali rasa di hatinya. Rasa nyeri saat melahirkan sudah ia lupakan.Seluruh keluarga yang bersuka cita berhamburan mengelilingi keduanya. Saat Bunga sudah dipindahkan ke dalam ruang rawat inap.

  • I love you, Calon Ipar   Chapter 19

    Sekar menelepon Anton suaminya, supaya memberikan ijin untuknya ke rumah sakit menemani Bunga. Namun ternyata Anton pun tak memberikan ia ijin. Bahkan sekarang Anton yang tadi ada di kantor Arya ikut pergi ke rumah sakit. Jadi sekarang hanya tertinggal Sekar dengan para keponakannya.Suara deru mobil memasuki halaman rumah mereka. Narendra melihat keluar siapa gerangan yang datang.

  • I love you, Calon Ipar   Chapter 18

    Lea mengucapkan selamat kepada pengantin. Mata Bunga bertemu dengan mata sang pria pasangan Lea.“Louis Cruz, is that you?” tanya Bunga. Rupanya dia mengenali pasangan Lea.Arya y

  • I love you, Calon Ipar   Chapter 17

    Asti mengangguk pasti. “Kalau begitu aku hubungi orangtua Bunga dulu.”“Siapa?!” seru Bunga dari dalam kamar.“Cempaka nan cantik jelita hadir!” Suara merdu si gadis cilik membahana.

DMCA.com Protection Status