"Ada apa?" tanya Noah yang sengaja berdiri untuk menutupi bayangan Valerie. Tapi sayangnya Wendy sudah melihat sekilas wajah wanita yang ada di dalam mobil.
"Kamu sudah mau pulang? Padahal belum ada dua jam kamu di sini," kata Wendy dengan manja. Bahkan ujung jarinya menyentuh dada Noah dengan lembut, membuat sentuhan yang menjijikkan.Noah melihat jari Wendy dengan dingin kemudian menyingkirkan tangan itu dari tubuhnya."Aku harus pergi, dan itu bukan urusanmu." Noah pun masuk lalu mengarahkan mobil Valerie keluar dari kelab malam, meninggalkan Wendy yang berdecak kesal karena sudah diabaikan oleh Noah."Awas saja kamu Noah, kamu pikir aku akan menyerah begitu saja?"Tapi tunggu dulu, mobil dan wanita tadi sepertinya aku pernah melihatnya. Tapi di mana ya? Kelihatannya wajahnya sangat familier."Mata Wendy membulat saat menyadari bahwa wanita yang ada di dalam mobil tadi adalah Valerie."Apa apaan wanita itu, dia menggoKeesokan harinya, Valerie terbangun dengan tenggorokkan yang terasa kering dan kepala pusing.Joana masuk dan membawakan minuman untuk Valerie."Nona, sarapan sudah siap, Anda mau makan di kamar atau ruang makan?""Di sini saja, meja makan terlalu besar untukku sendirian.""Baik Nona." Ketika Joana membalikkan tubuhnya, dia teringat hendak mengatakan sesuatu pada Valerie."Nona, tadi malam apa Anda tidak ingat apa yang terjadi?"Valerie berpikir sebentar kemudian menggeleng."Anda mabuk berat dan dibawa pulang oleh seseorang," jelas Joana."Siapa?""Noah. Tadi malam dia juga berada di kelab, tiba tiba menghampiri meja nona dan menggendong Nona sampai mobil,""Kamu serius, Joana?""Bahkan Noah juga yang membawa Anda ke kamar ini."Mata Valerie melebar sempurna."Lalu?""Noah pergi, dan bilang kepada saya untuk menjaga Anda. Saya minta agar dia bisa menjadi pen
Valerie keluar dari lift dengan langkah yang mantap, wajahnya terlihat serius. Dia berjalan menuju lobi dengan langkah cepat, tatapannya lurus ke depan.Saat melewati area lobi, matanya tak sengaja bertemu dengan Jason, membuat ekspresi Valerie berubah menjadi dingin.la tahu bahwa Jason telah menunggunya cukup lama di sana. Karena Valerie mendapatkan telepon dari resepsionis yang mengatakan bahwa Jason ingin menemuinya hari itu.Dia menghentikan langkah sejenak, menatap Jason dengan tatapan tajam yang menyiratkan kebencian yang mendalam.Valerie telah mengetahui bahwa lelaki yang berdiri di depan itu lah yang sudah memperalat Raya dan membuat sahabatnya itu berubah menjadi orang jahat."Valerie, aku ingin bicara denganmu," kata Jason."Tidak ada hal yang perlu kita bicarakan lagi." Valerie hendak melangkah. Tapi tiba tiba Jason berlutut di depan Valerie dan meminta ampun pada Valerie.Hingga membuat karyawan yang melewa
Malam hari di kediaman Ivanov, Noah cukup terkejut ketika melihat mobil asing ada di rumahnya.Ada acara apa malam ini? Apakah neneknya sedang mengadakan perjamuan makan malam?Zack menaikkan kedua bahunya saat Noah menatapnya dengan penuh tanya.Karena merasa tidak ada hubungannya dengan dirinya, Noah pun akhirnya masuk ke rumah dengan tenang.Akan tetapi, saat dia baru saja memegang gagang pintu, seorang perempuan setinggi bahunya tiba tiba memeluknya dari belakang."Akhirnya kamu sudah pulang!" ujarnya dengan penuh semangat.Noah melihat kedua lengan itu dengan kesal, ia tak tahu siapa wanita yang sudah sembarangan memeluk dirinya."Lepaskan," kata Noah.Tangan itu terlepas, wanita itu kemudian maju ke hadapan Noah menghalangi pintu."Kamu tidak merindukanku? Padahal sudah lama kita tidak bertemu. Lihat, aku sudah bukan gadis remaja lagi, aku sudah menjadi wanita. Kamu harus menikah denganku, Noah,"
Usai kepergian Maxim, Valerie kembali menunggu ayahnya. la memutuskan untuk masuk ke mobilnya karena cuaca malam itu semakin dingin. Dan ia tak tahu sampai kapan ayahnya akan kembali ke rumah. Saat menunggu ayahnya di dalam mobil. Valerie merasakan ponselnya bergetar, ia melihat nama Jason di layar gawainya. Valerie enggan mengangkat telepon dari Jason, karena hubungannya dengan lelaki itu sudah berakhir sebagai teman atau apapun itu. la pun akhirnya memutuskan mematikan ponselnya dan fokus menunggu ayahnya. Sementara itu, Maxim yang melihat mobil Hendrick di halaman rumahnya sudah tahu jika akan ada acara perjodohan malam ini. Namun entah mengapa ia yakin jika Noah akan menolaknya. Maxim sempat berpikir, apakah kakaknya itu tak normal? Mengapa dia tidak pernah menjalin hubungan dengan perempuan? Maxim masuk ke rumah, menyapa Hendrick dan Renata sebentar. Lalu sebelum kelupaan, d
Hendrick baru teringat jika dia sudah meninggalkan anak dan istrinya di kediaman Ivanov cukup lama. Dirinya baru sadar ketika mendengar suara ocehan Emma dari luar rumah."Astaga aku melupakan mereka berdua," gumam Hendrick."Ayo Valerie, ayah kenalkan dengan adik dan ibu tirimu. Mereka tadi ayah tinggalkan di kediaman Ivanov karena buru buru ingin menemuimu."Valerie pun menurut, dia mengikuti ayahnya dari belakang dan berkenalan dengan keluarga ayahnya.Namun, ada sosok yang membuat Valerie cukup terkejut.Ketika perempuan yang bernama Emma itu terus memaksa seorang lelaki yang berada di dalam mobil agar segera keluar."Perempuan itu adalah adikmu, dia masih kekanak-kanakkan, tapi dia sudah beurmur dua puluh satu tahun sekarang. Dan wanita itu adalah istriku." Saat memperkenalkan istrinya, ada nada rasa bersalah terdengar dari ucapan Hendrick.Mereka berdua pun menghampiri di mana Emma, Renata dan mobil Noah berhenti.
Di meja makan, hanya Emma yang banyak bicara. Dia membual tentang prestasinya yang dia dapatkan selama ini. Termasuk akan menjadi penerus di perusahaan ayahnya nantinya.Dia sengaja mengatakan hal itu untuk menaikkan nilainya agar bisa mendapatkan perhatian dan pujian dari Noah.Akan tetapi, meski Noah duduk di sebelah Emma, tapi matanya diam diam mencuri ke arah Valerie.Valerie yang merasa bahwa dirinya ditatap oleh Noah seperti itu jadi tidak nyaman. Apalagi untuk melakukan kontak mata. Dia harus menjaga sikapnya agar tidak membuat kekacauan di rumah ayahnya."Valerie, kamu harus sering datang ke sini," kata Hendrick tiba tiba. Emma yang sejak tadi mengoceh langsung berhenti dan memandang Valerie dengan keberatan."Kami adalah keluargamu, kamu harus sering datang ke sini, Valerie," tambah Renata dengan senyum yang dipaksakan.Valerie hanya mengangguk kecil. Jika dia terlalu sering datang ke sana pasti dirinya akan bertemu deng
Malam itu Noah tidak pulang ke rumah neneknya. Dia memutuskan untuk menginap di rumah Valerie meski perempuan itu tadinya menolak."Kamu memiliki rumah yang besar dan mewah, kenapa harus tidur di rumahku?" tanya Valerie."Itu rumah nenekku," jawab Noah pendek. Dia masuk mendahului Valerie. la terus berjalan dan berhenti di ujung tangga."Jadi aku harus tidur di kamarmu atau di sampingmu?" goda Noah.Valerie menggigit bibirnya. Noah berubah. Lelaki itu benar benar berubah setelah dia mengetahui bahwa suaminya itu bukanlah dari kalangan biasa."Tidur di kamar tamu, sejak kapan kita tidur berdua," sahut Valerie."Waktu itu, bukankah kita pernah tidur bersama?"Wajah Valerie memerah karena ejekan dari Noah, perempuan itu segera naik ke atas menuju kamarnya lalu menutup pintunya rapat rapat.Noah yang tahu jika Valerie malu, tersenyum melihat perempuan itu salah tingkah.Tak lama Zack menelpon Noah kembali d
Dan rupanya, Damian tidak menyerah. Pagi itu lelaki pengecut tersebut datang pagi pagi sekali membawakan sarapan untuk Valerie. Hal yang dulu tidak pernah dilakukannya saat masih berkencan dengan Valerie. Joana pun bingung haruskah menyuruh masuk Damian karena di dalam rumah juga ada Noah. "Joana, kamu tau kan siapa aku? Aku adalah mantan kekasih Valerie. Sejak tadi malam kamu sangat menyebalkan, jangan sampai kamu dipecat oleh Valerie karena tidak mengizinkanku masuk." "Nona Valerie belum bangun, sebaiknya makanan itu titipkan kepada saya." "Masalahnya, aku ingin bertemu dengan Valerie "Bertemu dengan siapa?" Suara berat muncul di belakang Joana. Lelaki bertubuh jangkung itu membuat Joana harus mendongak karena melihat Noah tiba tiba muncul di belakangnya. Damian terkejut bercampur kesal karena melihat Noah berada di rumah pagi itu. "Joana, kenapa kamu tidak adil
Ponsel Kevin berdering, Julian mengambil ponselnya dari saku celana milik Kevin."... Ya?""Ini ponsel milik Kevin, kan?" tanya seorang perempuan di ujung telepon."Ya benar, tapi pemilik ponselnya pingsan. Kamu bisa menjemputnya ke sini karena aku tidak mau mengantarnya," kata Julian."Di mana dia? Beri aku alamatnya sekarang."Setelah meminta izin pada Emily, akhirnya Julian memberikan alamat tersebut kepada Karina."Sepertinya yang menelpon adalah kekasihnya," kata Julian usai menutup teleponnya."Biarkan saja dia begitu, kamu mau minum?" tanya Emily. "Oh ya, aku akan mengobati lukamu dulu."Emily membawa Julian masuk ke dalam.Sejak dia putus dengan Kevin, Emily tidak pernah membawa lelaki masuk ke apartemennya. Dan baru kali ini dia mengizinkan pria yang baru dia kenal untuk masuk ke sana.Emily pikir karena Julian adalah sepupu Noah, maka dari itu dia mengizinkannya untuk masuk.
Valerie mengajak Emily untuk makan malam di sebuah restoran mewah dengan pencahayaan lembut dan dekorasi yang elegan. Karena Emily adalah teman Noah, jadi tidak ada salahnya jika dia ingin membangun hubungan yang baik dengan Emily. Apalagi profesinya yang sangat berhubungan dengan pekerjaan Valerie."Maafkan aku, tapi dia memaksa untuk ikut," kata Noah menunjuk Julian dengan matanya."Tak apa-apa, lebih ramai lebih baik, kan?"Mereka berempat pun duduk di sebuah meja bulat yang sudah dipesan oleh Valerie sebelumnya.Julian yang berkarakter mudah akrab dengan orang baru pun tidak kesulitan ketika memulai obrolannya dengan Valerie."Untuk keberhasilan peragaan busana malam ini. Terima kasih karena telah bekerja keras," kata Valerie pada Emily.Emily tersenyum. "Aku hanya melakukan pekerjaanku, dan terima kasih sudah mempercayakannya kepadaku."Mereka berempat pun mulai mengobrol membicarakan masalah pekerjaan dan kehidupan
Valerie duduk di meja kerjanya, ia melihat-lihat desain terbaru untuk pertunjukkan busana yang akan datang.Pintu dibuka oleh sekertarisnya kemudian muncul seorang wanita tinggi yang cantik. Emily masuk dengan senyum yang menawan.Valerie menyambutnya dengan senyum yang ramah. Emily adalah model yang dikenalkan Noah kepadanya. Dia mengatakan bahwa Emily adalah seorang model yang berbakat dan profesional."Selamat datang, saya sangat senang karena Anda bisa bergabung dengan kami untuk pertunjukkan busana ini," kata Valerie.Emily tersenyum. "Mana mungkin saya bisa menolaknya ketika Valerie langsung yang memintanya," Emily terkekeh." Dia jarang meminta bantuan, jadi saya sangat senang bisa membantunya."Valerie menjabat tangan Emily. "Tapi tetap saja, saya ingin mengucapkan terima kasih." Apalagi saat melihat potongan video Emily ketika berada di atas panggung catwalk, dia langsung tertarik pada model tersebut saat pertama kali melihatnya.
"Julian!" teriak Isadora sangat senang saat melihat bayangan sepupunya itu muncul di ambang pintu rumahnya.Dia menghampiri Julian kemudian memeluk lelaki itu."Sekarang kenapa kamu agak berbeda?" tanya Isadora, dia memindai wajah Julian dengan serius."Kenapa? Apa aku bertambah tampan?"Isadora memukul lengan Julian, lelaki itu hanya meringis. Sepupunya itu mencari keberadaan Maxim, tapi siang itu suami Isadora tentu saja sedang bekerja tidak seperti dirinya. Yang keluyuran tidak jelas seperti sekarang."Tiga pria bodoh akhirnya dapat berkumpul lagi," kata Isadora dia mempersilakan Julian masuk."Siapa maksudmu? Havier, Maxim dan Noah?"Isadora mendecakkan lidahnya. "Anakku, jangan sampai kamu mirip dengan pamanmu ini ya. Mama tidak mau kamu mirip dengannya," kata Isadora sambil mengusap perutnya."Kamu tidak ingin punya anak?" tanya Isadora.Julian yang sedang mengambil apel tanpa sengaja menjatuhkan
Noah duduk dengan tidak tenang setelah dia menyuruh River untuk mengobati lukanya.Ada rasa bersalah yang mendalam saat dia tahu bahwa asisten pribadinya itu hampir terbunuh karena perintahnya.Hidup Zack di masa lalu sudah terlalu berat, dan kini dia harus bertemu dengan dirinya yang selalu memberikan tugas berbahaya kepada asistennya tersebut.Suara langkah mendekat, Noah melihat River berjalan ke arahnya."Bagaimana dengan keadaanmu." Noah mendongak, matanya tak bisa berbohong. Dia akan merasa bersalah jika terjadi apa-apa pada Zack."Saya baik-baik saja, Tuan."Hening."Apa ada hal yang menganggu pikiran Anda, Tuan?" River merasa jika Noah sedang memikirkan sesuatu.Noah mengangguk pelan."Aku ingin melepaskan Zack," kata Noah. River terkejut mendengar Noah berkata seperti itu."Apa karena Zack tidak melakukan tugasnya dengan baik? Itu murni bukan kesalahannya, Tuan. Kerjasama kami tidak...
PLAK!Irena menampar wajah Noah. Sontak lelaki itu memandang tajam wajah Irena."Jika bukan karena Felix, aku pasti sangat menderita waktu itu. Aku hamil anak Havier. Aku masih muda saat itu. Aku bisa apa saat ada seseorang yang memberikanku bantuan, meski dia meminta imbalan. Dia mengajakku bekerjasama untuk membalas perbuatan kalian.""Padahal kamu menyukainya, kan? Jangan menyalahkan orang lain atas perbuatanmu sendiri. Kalau saja kamu tidak menggoda Havier, kalau kamu tidak membuat nenekku marah, kamu tidak akan diusir dari rumah itu."Noah melewati Irena begitu saja.Sementara itu perasaan Irena bercampuraduk. Dia khawatir, takut dan juga merasa bersalah karena sudah melakukan hal itu di masa lalu."Tolong kembalikan Theo kepadaku, Noah. Aku sudah melakukan kesalahan karena sudah menyia-nyiakan anakku dengan Havier. Dan sekarang, aku ingin menebusnya.""Kamu bisa menebusnya di penjara nanti." Pintu pun ditutup. Hati
Akhirnya hari yang ditunggu oleh Tatiana tiba juga. Dia pergi ke bandara untuk menjemput anak semata wayangnya.Tatiana menatap layar kedatangan di bandara dengan gelisah, mencari nama Julian.Kegugupan Tatiana berubah menjadi senyum yang merekah saat melihat nama yang dia cari muncul di layar. Dengan cepat ia menuju pintu kedatangan dan menunggu penuh dengan harap.Setelah beberapa saat, pintu itu terbuka dan dari sana muncul seorang pria muda yang wajahnya sedikit berubah."Ada apa dengan anak itu, kenapa dia terlihat agak kurus?" gumam Tatiana cemas. "Apa dia tidak makan teratur "Meskipun anaknya sudah dewasa, tapi ada kelembutan dan kepolosan dari anaknya yang masih terpancar dari matanya."Julian!" panggil Tatiana, langkahnya mendekati pria itu dengan cepat.Julian menoleh ke arah suara itu, matanya memancarkan kebingungan sejenak sebelum akhirnya terpancar kegembiraan dan kelegaan. Dia pun tersenyum dengan lebar.
Ivana siang itu terkejut ketika mendapati Noah masuk ke ruangan di kantornya."Apa yang kamu lakukan di sini? Aku sudah mengatakan kepadamu untuk tidak datang ke sini lagi," kata Ivana dengan sinis.Tanpa berkata apa-apa, Noah memberikan sebuah bukti rekam medis kepada Ivana.Ivana melirik ke arah Noah sebentar lalu mengambil dokumen yang ada di atas meja."Apa maksudmu? Jangan bermain-main denganku. Aku tidak peduli apakah dia sudah punya anak atau belum. Karena hal itu tidak ada urusannya denganku." Ivana melemparkan dokumen itu ke atas meja dengan kasar. Dia kembali ke pekerjaannya."Benarkah? Kamu tidak peduli dengan hal itu?"Ivana mengernyitkan keningnya.la melihat Noah mengeluarkan amplop cokelat dari sakunya dan memberikannya kepada wanita itu."Mungkin ini hadiah kejutan untukmu tahun ini."Noah lalu keluar, dia merasa tidak perlu berdiri di sana sampai Ivana mau membuka amplopnya.Us
Tatiana bersama dengan Becca di rumah sakit selama semalaman. Bahkan dia tertidur di bahu Becca karena sangat mengantuk malam itu.Ponselnya bergetar ketika Julian menelponnya tengah malam. "Bu, aku akan tiba besok pagi. Bisa jemput aku di bandara?""Besok kamu sudah sampai?""Hmm, tapi jangan katakan pada siapapun kalau aku sudah pulang. Ibu saja yang tahu masalah kepulanganku. Ada hal yang harus kuberitahu pada ibu.""Apa? Jangan buat ibu penasaran.""Besok saja. Bagaimana keadaan Havier, apa dia baik-baik saja?""Havier koma."Julian mengembuskan napasnya dengan kasar."Untuk sekarang, ibu jangan bertindak ceroboh. Jangan menyentuh wanita itu, dan jangan membuat masalah.""Wanita siapa? Wanita kuda itu?""Ya dia, dia sangat berbahaya Bu. Masih ingat masalah kasus kematian istri pengusaha itu? Sekarang kasus itu dibuka lagi karena pihak keluarga perempuan menemukan kejanggalan."