Malam itu Noah tidak pulang ke rumah neneknya. Dia memutuskan untuk menginap di rumah Valerie meski perempuan itu tadinya menolak.
"Kamu memiliki rumah yang besar dan mewah, kenapa harus tidur di rumahku?" tanya Valerie."Itu rumah nenekku," jawab Noah pendek. Dia masuk mendahului Valerie. la terus berjalan dan berhenti di ujung tangga."Jadi aku harus tidur di kamarmu atau di sampingmu?" goda Noah.Valerie menggigit bibirnya. Noah berubah. Lelaki itu benar benar berubah setelah dia mengetahui bahwa suaminya itu bukanlah dari kalangan biasa."Tidur di kamar tamu, sejak kapan kita tidur berdua," sahut Valerie."Waktu itu, bukankah kita pernah tidur bersama?"Wajah Valerie memerah karena ejekan dari Noah, perempuan itu segera naik ke atas menuju kamarnya lalu menutup pintunya rapat rapat.Noah yang tahu jika Valerie malu, tersenyum melihat perempuan itu salah tingkah.Tak lama Zack menelpon Noah kembali dDan rupanya, Damian tidak menyerah. Pagi itu lelaki pengecut tersebut datang pagi pagi sekali membawakan sarapan untuk Valerie. Hal yang dulu tidak pernah dilakukannya saat masih berkencan dengan Valerie. Joana pun bingung haruskah menyuruh masuk Damian karena di dalam rumah juga ada Noah. "Joana, kamu tau kan siapa aku? Aku adalah mantan kekasih Valerie. Sejak tadi malam kamu sangat menyebalkan, jangan sampai kamu dipecat oleh Valerie karena tidak mengizinkanku masuk." "Nona Valerie belum bangun, sebaiknya makanan itu titipkan kepada saya." "Masalahnya, aku ingin bertemu dengan Valerie "Bertemu dengan siapa?" Suara berat muncul di belakang Joana. Lelaki bertubuh jangkung itu membuat Joana harus mendongak karena melihat Noah tiba tiba muncul di belakangnya. Damian terkejut bercampur kesal karena melihat Noah berada di rumah pagi itu. "Joana, kenapa kamu tidak adil
Sementara itu di tempat lain, di sebuah lokasi pembangunan yang sunyi, Antony tengah sibuk dengan pekerjaannya sebagai buruh bangunan.Dia tidak menyadari bahwa seseorang sedang memperhatikannya dari kejauhan.Ketika Antony sedang istirahat sebentar, seorang pria yang tak dikenal mendekatinya dengan langkah pasti."Aku punya informasi yang berguna untukmu," kata lelaki itu dengan senyumnya yang angkuh.Antony menoleh dan tidak tertarik dengan ucapan Jason."Masalahmu dengan Noah... apa kamu sudah melupakannya?"Mendengar nama Noah disebut membuat Antony sontak berdiri."Bagaimana kamu bisa mengenal lelaki brengsek itu?"Jason mendekati Antony dan memindai bayangannya dengan pandangan yang merendahkan."Aku juga memiliki masalah dengannya. Jika kamu ingin bekerjasama denganku. Aku akan membantumu. Tujuan kita sama, membuat hidupnya hancur, kan?"Antony yang merasa curiga tapi tertarik dengan taw
Valerie mengikuti masuk Noah ke apartemen. la terkejut dan terkesima dengan ruangan yang disajikan di hadapannya. Di ruang tamu, dia melihat furniture elegan dengan bahan bahan yang berkualtias tinggi, seperti sofa kulit yang nyaman dan meja dengan detail ukiran yang indah.Karpet mewah dengan motif indah menambah sentuhan di ruangan tersebut.Dalam hati Valerie dia bertanya-tanya, mengapa Noah bisa hidup dalam dunia yang bertolak belakang seperti itu? Maksudnya, bagaimana bisa dia tinggal di rumah tua yang sebelumnya, padahal dia memiliki apartemen dengan isi dan desain yang mewah.Tak hanya lukisan seni yang menghiasi dinding dan lampu kristal yang bersinar indah. Di dalam apartemen itu juga memiliki sistem kontrol suhu yang otomatis."Kamu mau tinggal bersamaku di sini?" tanya Noah tiba tiba.Valerie sontak menoleh ke arah Noah."... Ya?""Tinggallah di sini denganku." Noah harus membawa Valerie ke apartemennya, karen
Akhirnya Valerie berangkat bekerja dengan River. Sementara Noah bersama Zack dengan arah yang berbeda."Tuan Muda, Anda tidak perlu khawatir. River bisa dipercaya.""Bukan itu masalahnya."Zack tidak bisa bertanya lagi. Tapi dia dapat melihat jika Noah sedang memikirkan sesuatu.Sementara itu Noah jelas melihat pandangan Valerie kepadanya terlihat berubah. Apakah Valerie tidak percaya padanya, jika dia memang tidak melakukan apa apa terhadap Lisa?Malahan, dia yang memanggil ambulans untuk membawa Lisa ke rumah sakit.Mungkin Antony merasa tak adil karena orang orang yang sudah melakukan hal itu kepada Lisa tidak dipenjara. Mereka masih bisa hidup bebas sementara adiknya harus mengalami gangguan jiwa.Di tempat lain, Valerie terus melihat ke arah River yang sedang menyetir mobil. Dia terus mencuri pandang ke arah River seakan ingin menanyakan sesuatu kepadanya."Apakah ada yang ingin Anda katakan, Nona?" tanya R
Valerie yang panik melihat luka Noah yang dalam, dengan hati-hati mendekatinya dan meraih tangan Noah yang berdarah."Kita harus segera ke rumah sakit," desisnya cemas sambil mencoba menopang tubuh Noah.Dengan susah payah, Valerie membantu Noah berdiri dan berjalan menuju pintu.Mereka segera menuju mobil dan Valerie dengan hati-hati membantu Noah masuk ke dalam mobil."Valerie, yang terluka hanya tanganku. Aku masih bisa masuk ke mobil sendiri," kata Noah yang terlihat puas melihat Valerie yang begitu mengkhawatirkannya."Benar juga," sahut Valerie yang menyadari jika dirinya terlalu berlebihan terhadap Noah.Namun, dia yang menyetir ke rumah sakit karena tidak mungkin membiarkan lelaki itu mengendalikan kemudi.Sesampainya di rumah sakit, Valerie segera meminta bantuan tenaga medis untuk menangani luka Noah.Dokter dengan hati-hati menjahit luka Noah yang cukup dalam. Sementara itu Valerie duduk di kursi sebe
Jam delapan malam.Valerie pulang ke apartemen membawa Joana, setelah dia diberi kartu akses oleh Noah.Joana yang masuk ke dalam apartemen itu untuk pertama kali merasa takjub karena isinya yang mewah dan semua barang itu serba mahal."Nona, sebenarnya kita sedang berada di tempat siapa? Kenapa Nona Muda bisa masuk ke sini menggunakan kartu akses itu, bukankah hanya penghuni saja yang memilikinya?""Pemiliknya yang memberikanku, Jo.""Benarkah? Siapa dia? Apakah kekasih Nona Muda?"Valerie tersenyum. la tahu Joana pasti akan terkejut jika tahu bahwa apartemen tersebut adalah milik Noah."Nona Muda, sebaiknya kita keluar saja. Perasaan saya tidak enak.""Tak apa-apa Joana, aku sudah bilang kepada pemilik apartemen ini kalau aku akan mengajakmu tinggal sementara di sini.""Lalu siapa pemiliknya?""Noah."Joana tersenyum tak percaya. "Jangan bercanda Nona Muda. Noah hanya seorang pengawa
Kevin terkejut ketika mendapati Noah malam itu datang ke rumah sakitnya dengan luka di tangan yang cukup parah."Kamu belum mau pulang, kan?" tanya Noah.Kevin mengangguk tapi pandangan matanya tidak bisa terlepas dari tangan Noah."Obati lukaku," kata Noah singkat.Kevin yang sebenarnya hendak pulang terpaksa harus mengobati sahabatnya itu.Tak perlu bertanya, Kevin tahu apa yang sudah dilakukan oleh Noah. Dia pasti sudah melakukan hal yang dapat membahayakan dirinya."Aku sudah mendengar masalah video itu hari ini," kata Kevin. Dia membuka perban yang sedikit terlepas dari tangan Noah. Noah menahan rasa sakitnya untuk kedua kali dalam hari itu."Ryan yang bilang?" tanya Noah."Hmm. Lalu bagaimana?""Aku sudah memberikan pelajaran kepada mereka bertiga."Kevin menatap Noah penasaran. "Apa maksudmu? Pelajaran apa? Jangan bilang kamu begini karena memukuli mereka.""Sedikit.""
Maxim belum tidur malam itu. Alih-alih sibuk dengan pekerjaannya di kantor yang belum selesai, adik Noah itu malah berdiri di balkon sambil memandang ke arah rumah Hendrick."Kenapa kamu belum tidur? Apa kamu memikirkan sesuatu ?" tanya Ivana pada anaknya.Maxim tersenyum lebar dan menghampiri ibunya dengan semangat."Ibu sudah tahu belum kalau Pak Hendrick memiliki anak perempuan satu lagi. Dia lebih tua dari Emma," kata Maxim."Oh ya? Kamu tau dari mana?""Aku sempat mengobrol dengannya kemarin, kami bertemu saat pulang ke rumah.""Lalu?""Dia cantik.""Kamu suka?"Maxim mengangguk. "Tolong undang dia ke acara ulang tahun nenek nanti Bu. Aku mau bertemu dengannya lagi, tapi tak punya alasan untuk bertemu dengannya."Ivana tersenyum melihat Maxim baru kali ini mau bercerita tentang perempuan yang dia sukai. Karena meski Maxim anak yang ceria, tapi di mata ibunya, Maxim tidak terlalu terbuka.
Ponsel Kevin berdering, Julian mengambil ponselnya dari saku celana milik Kevin."... Ya?""Ini ponsel milik Kevin, kan?" tanya seorang perempuan di ujung telepon."Ya benar, tapi pemilik ponselnya pingsan. Kamu bisa menjemputnya ke sini karena aku tidak mau mengantarnya," kata Julian."Di mana dia? Beri aku alamatnya sekarang."Setelah meminta izin pada Emily, akhirnya Julian memberikan alamat tersebut kepada Karina."Sepertinya yang menelpon adalah kekasihnya," kata Julian usai menutup teleponnya."Biarkan saja dia begitu, kamu mau minum?" tanya Emily. "Oh ya, aku akan mengobati lukamu dulu."Emily membawa Julian masuk ke dalam.Sejak dia putus dengan Kevin, Emily tidak pernah membawa lelaki masuk ke apartemennya. Dan baru kali ini dia mengizinkan pria yang baru dia kenal untuk masuk ke sana.Emily pikir karena Julian adalah sepupu Noah, maka dari itu dia mengizinkannya untuk masuk.
Valerie mengajak Emily untuk makan malam di sebuah restoran mewah dengan pencahayaan lembut dan dekorasi yang elegan. Karena Emily adalah teman Noah, jadi tidak ada salahnya jika dia ingin membangun hubungan yang baik dengan Emily. Apalagi profesinya yang sangat berhubungan dengan pekerjaan Valerie."Maafkan aku, tapi dia memaksa untuk ikut," kata Noah menunjuk Julian dengan matanya."Tak apa-apa, lebih ramai lebih baik, kan?"Mereka berempat pun duduk di sebuah meja bulat yang sudah dipesan oleh Valerie sebelumnya.Julian yang berkarakter mudah akrab dengan orang baru pun tidak kesulitan ketika memulai obrolannya dengan Valerie."Untuk keberhasilan peragaan busana malam ini. Terima kasih karena telah bekerja keras," kata Valerie pada Emily.Emily tersenyum. "Aku hanya melakukan pekerjaanku, dan terima kasih sudah mempercayakannya kepadaku."Mereka berempat pun mulai mengobrol membicarakan masalah pekerjaan dan kehidupan
Valerie duduk di meja kerjanya, ia melihat-lihat desain terbaru untuk pertunjukkan busana yang akan datang.Pintu dibuka oleh sekertarisnya kemudian muncul seorang wanita tinggi yang cantik. Emily masuk dengan senyum yang menawan.Valerie menyambutnya dengan senyum yang ramah. Emily adalah model yang dikenalkan Noah kepadanya. Dia mengatakan bahwa Emily adalah seorang model yang berbakat dan profesional."Selamat datang, saya sangat senang karena Anda bisa bergabung dengan kami untuk pertunjukkan busana ini," kata Valerie.Emily tersenyum. "Mana mungkin saya bisa menolaknya ketika Valerie langsung yang memintanya," Emily terkekeh." Dia jarang meminta bantuan, jadi saya sangat senang bisa membantunya."Valerie menjabat tangan Emily. "Tapi tetap saja, saya ingin mengucapkan terima kasih." Apalagi saat melihat potongan video Emily ketika berada di atas panggung catwalk, dia langsung tertarik pada model tersebut saat pertama kali melihatnya.
"Julian!" teriak Isadora sangat senang saat melihat bayangan sepupunya itu muncul di ambang pintu rumahnya.Dia menghampiri Julian kemudian memeluk lelaki itu."Sekarang kenapa kamu agak berbeda?" tanya Isadora, dia memindai wajah Julian dengan serius."Kenapa? Apa aku bertambah tampan?"Isadora memukul lengan Julian, lelaki itu hanya meringis. Sepupunya itu mencari keberadaan Maxim, tapi siang itu suami Isadora tentu saja sedang bekerja tidak seperti dirinya. Yang keluyuran tidak jelas seperti sekarang."Tiga pria bodoh akhirnya dapat berkumpul lagi," kata Isadora dia mempersilakan Julian masuk."Siapa maksudmu? Havier, Maxim dan Noah?"Isadora mendecakkan lidahnya. "Anakku, jangan sampai kamu mirip dengan pamanmu ini ya. Mama tidak mau kamu mirip dengannya," kata Isadora sambil mengusap perutnya."Kamu tidak ingin punya anak?" tanya Isadora.Julian yang sedang mengambil apel tanpa sengaja menjatuhkan
Noah duduk dengan tidak tenang setelah dia menyuruh River untuk mengobati lukanya.Ada rasa bersalah yang mendalam saat dia tahu bahwa asisten pribadinya itu hampir terbunuh karena perintahnya.Hidup Zack di masa lalu sudah terlalu berat, dan kini dia harus bertemu dengan dirinya yang selalu memberikan tugas berbahaya kepada asistennya tersebut.Suara langkah mendekat, Noah melihat River berjalan ke arahnya."Bagaimana dengan keadaanmu." Noah mendongak, matanya tak bisa berbohong. Dia akan merasa bersalah jika terjadi apa-apa pada Zack."Saya baik-baik saja, Tuan."Hening."Apa ada hal yang menganggu pikiran Anda, Tuan?" River merasa jika Noah sedang memikirkan sesuatu.Noah mengangguk pelan."Aku ingin melepaskan Zack," kata Noah. River terkejut mendengar Noah berkata seperti itu."Apa karena Zack tidak melakukan tugasnya dengan baik? Itu murni bukan kesalahannya, Tuan. Kerjasama kami tidak...
PLAK!Irena menampar wajah Noah. Sontak lelaki itu memandang tajam wajah Irena."Jika bukan karena Felix, aku pasti sangat menderita waktu itu. Aku hamil anak Havier. Aku masih muda saat itu. Aku bisa apa saat ada seseorang yang memberikanku bantuan, meski dia meminta imbalan. Dia mengajakku bekerjasama untuk membalas perbuatan kalian.""Padahal kamu menyukainya, kan? Jangan menyalahkan orang lain atas perbuatanmu sendiri. Kalau saja kamu tidak menggoda Havier, kalau kamu tidak membuat nenekku marah, kamu tidak akan diusir dari rumah itu."Noah melewati Irena begitu saja.Sementara itu perasaan Irena bercampuraduk. Dia khawatir, takut dan juga merasa bersalah karena sudah melakukan hal itu di masa lalu."Tolong kembalikan Theo kepadaku, Noah. Aku sudah melakukan kesalahan karena sudah menyia-nyiakan anakku dengan Havier. Dan sekarang, aku ingin menebusnya.""Kamu bisa menebusnya di penjara nanti." Pintu pun ditutup. Hati
Akhirnya hari yang ditunggu oleh Tatiana tiba juga. Dia pergi ke bandara untuk menjemput anak semata wayangnya.Tatiana menatap layar kedatangan di bandara dengan gelisah, mencari nama Julian.Kegugupan Tatiana berubah menjadi senyum yang merekah saat melihat nama yang dia cari muncul di layar. Dengan cepat ia menuju pintu kedatangan dan menunggu penuh dengan harap.Setelah beberapa saat, pintu itu terbuka dan dari sana muncul seorang pria muda yang wajahnya sedikit berubah."Ada apa dengan anak itu, kenapa dia terlihat agak kurus?" gumam Tatiana cemas. "Apa dia tidak makan teratur "Meskipun anaknya sudah dewasa, tapi ada kelembutan dan kepolosan dari anaknya yang masih terpancar dari matanya."Julian!" panggil Tatiana, langkahnya mendekati pria itu dengan cepat.Julian menoleh ke arah suara itu, matanya memancarkan kebingungan sejenak sebelum akhirnya terpancar kegembiraan dan kelegaan. Dia pun tersenyum dengan lebar.
Ivana siang itu terkejut ketika mendapati Noah masuk ke ruangan di kantornya."Apa yang kamu lakukan di sini? Aku sudah mengatakan kepadamu untuk tidak datang ke sini lagi," kata Ivana dengan sinis.Tanpa berkata apa-apa, Noah memberikan sebuah bukti rekam medis kepada Ivana.Ivana melirik ke arah Noah sebentar lalu mengambil dokumen yang ada di atas meja."Apa maksudmu? Jangan bermain-main denganku. Aku tidak peduli apakah dia sudah punya anak atau belum. Karena hal itu tidak ada urusannya denganku." Ivana melemparkan dokumen itu ke atas meja dengan kasar. Dia kembali ke pekerjaannya."Benarkah? Kamu tidak peduli dengan hal itu?"Ivana mengernyitkan keningnya.la melihat Noah mengeluarkan amplop cokelat dari sakunya dan memberikannya kepada wanita itu."Mungkin ini hadiah kejutan untukmu tahun ini."Noah lalu keluar, dia merasa tidak perlu berdiri di sana sampai Ivana mau membuka amplopnya.Us
Tatiana bersama dengan Becca di rumah sakit selama semalaman. Bahkan dia tertidur di bahu Becca karena sangat mengantuk malam itu.Ponselnya bergetar ketika Julian menelponnya tengah malam. "Bu, aku akan tiba besok pagi. Bisa jemput aku di bandara?""Besok kamu sudah sampai?""Hmm, tapi jangan katakan pada siapapun kalau aku sudah pulang. Ibu saja yang tahu masalah kepulanganku. Ada hal yang harus kuberitahu pada ibu.""Apa? Jangan buat ibu penasaran.""Besok saja. Bagaimana keadaan Havier, apa dia baik-baik saja?""Havier koma."Julian mengembuskan napasnya dengan kasar."Untuk sekarang, ibu jangan bertindak ceroboh. Jangan menyentuh wanita itu, dan jangan membuat masalah.""Wanita siapa? Wanita kuda itu?""Ya dia, dia sangat berbahaya Bu. Masih ingat masalah kasus kematian istri pengusaha itu? Sekarang kasus itu dibuka lagi karena pihak keluarga perempuan menemukan kejanggalan."