Zack terus menunduk di hadapan Noah karena baru saja membuat kesalahan, sebab dia lupa tidak memberitahu jika Valerie akan datang ke perusahaan.
Akan tetapi, Noah tak bisa menyalahkan Zack sepenuhnya karena asistennya itu tidak tahu jika antara dirinya dan Valerie sedang ada masalah. "Maafkan saya, Tuan Muda." Noah mendengus. "Tapi... siang ini sangat panas, kasihan jika Valerie pulang begitu saja. Bagaimana kalau..." "Kamu mau apa?" Zack langsung diam. Noah berdiri dari tempat duduknya, ia lalu melihat ke arah luar. Dari tempatnya berdiri, dapat terlihat Valerie sedang berjalan dengan lemah di bawah panasnya matahari siang itu. "Kamu sudah selidiki yang aku minta?" tanya Noah. "Sudah Tuan Muda, tapi sayangnya CCTV di hari itu kebetulan rusak semua." "Dan kamu tidak curiga?" "Saya akan mengeceknya sekali lagi."Valerie merasakan dingin yang menusuk tulang saat pintu ruangan tertutup rapat di belakangnya. Sudah seharian dia terkurung di sana, tanpa cahaya matahari atau udara segar. Ruangan itu gelap, hanya cahaya dari lampu remang yang menggantung di langit langit yang memberikan sedikit sinar. Dia mencoba untuk memanggil bantuan, tetapi suaranya terdengar mati di dinding dinding yang tebal. Tangisnya tak berguna, hanya memantul kembali ke telinganya sendiri, mengingatkan betapa sendirinya dia di sana. Setiap detik terasa seperti jam, dan satu jam terasa seperti satu abad. Valerie meraih ujung roknya, mencoba untuk mencari kehangatan atau kenikmatan dalam sentuhan lembut dalam kain tersebut. Tetapi yang dia temukan hanyalah dingin dan kesepian. Dia berbaring di lantai yang keras, menyadari betapa lemahnya dia. Air matanya bergulir di pipinya saat dia merenungkan apak
Noah terlihat sedang memikirkan sesuatu ketika Zack masuk ke ruangannya."Tuan Muda, ada yang ingin saya sampaikan kepada Anda," kata Zack."Apa Zack? Apakah itu penting?""Valerie sudah keluar dari rumah sakit, tapi dia sedang bersama dengan Jason. Kita harus bagaimana, Tuan Muda?" tanya Zack.Noah tak menjawab. Dia cukup terkejut saat hendak menyelamatkan Valerie waktu itu. Karena melihat Jason tiba lebih dulu ke tempat penyekapan.Mengapa laki laki itu tahu jika Valerie diculik? Atau apakah Jason berhubungan dengan Fredison dan merencanakan semuanya? Tapi hal itu langsung ditepis oleh pikiran Noah."Sebaiknya Anda katakan pada Valerie, jika polisi yang datang ke sana karena Anda yang melaporkannya.""Tak perlu, aku sudah tidak perlu bersikap baik lagi di depannya."Zack terkejut mendengar ucapan Noah.Mengapa cinta bisa berubah secepat itu?Noah turun dari mobilnya, ia melihat lampu rumahnya
Valerie membuka pintu kamarnya, masih terlihat sama meski berdebu karena tidak pernah dibersihkan oleh pelayannya. la pun duduk di tepi ranjang, memandang foto ibunya yang sedang tersenyum ke arahnya. Setelah ibunya, neneknya pun telah pergi. Kini dia sudah tidak memiliki siapa siapa, bahkan Noah yang berjanji akan selalu bersamanya. "Nona Valerie," panggil seorang pelayan. Valerie pun bergerak ke arah pintu dan melihat pelayan Ruth di depan kamarnya. Hanya satu, karena satunya lagi lebih memilih bersama dengan Ruth. "Ada apa?" tanya Valerie. "Saya... saya akan berada di pihak nona Valerie mulai sekarang," jawabnya. "Baiklah. Tapi aku harus mengetes kesungguhanmu." Mata pelayan itu membulat. Terkejut. "Kamu tau kan di mana Joana sekarang?" "Itu... sebenarnya... " Pelayan itu terlihat ragu dan ketakutan. Tapi akhirnya dia
Noah datang ke tempat rahasianya, di mana Zack sudah mendapatkan orang yang telah membunuh calon banyinya. Zack dengan langkah yang dipercepat menghampiri Noah yang baru saja turun dari mobil. "Tuan Muda, Anda pasti tidak akan percaya siapa yang sudah melakukan hal keji itu pada Valerie," kata Zack dengan cemas. "Memangnya siapa?" pikir Noah yang melakukan perbuatan jahat itu adalah Jason. Lagi pula siapa lagi orang yang tega melakukan hal itu hanya demi untuk mencapai tujuannya sendiri. Zack menutup mulutnya, dia tidak menjawab pertanyaan Noah. Hal itu membuat lelaki itu makin tak sabar untuk melihat siapa dalang di balik Valerie yang keguguran malam itu. Noah membuka pintu ruang bawah tanah. Dia melihat sosok wanita berambut pendek sedang terikat tangannya dengan mulut dilakban oleh Zack. Awalnya Noah tak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini. la tahu bayangan wanita itu. Sangat familier
Sampai malam itu, Raya masih berada di ruang bawah tanah bersama dengan Noah dan Zack.Wanita itu masih belum mengatakan pada Noah siapa yang menyuruhnya hingga membuat Noah frustrasi."Zack, kalau dia belum mau mengatakan. Katakan pada CEO Gold Holding untuk memecat karyawan yang bernama Theo, jika tidak, maka kerjasama kali ini akan dibatalkan.""Baik Tuan Muda."Wajah Raya yang mendengar hal itu langsung panik. Sampai sejauh itu Noah melakukannya agar dia mau membuka mulutnya."Tunggu! Tunggu!" cegah Raya. "Baiklah, aku akan mengatakan kepadamu siapa yang sudah menyuruhku," kata Raya."Tapi berjanjilah jangan sentuh keluargaku."Noah memandang tajam Raya.Raya mengambil napasnya dalam dalam kemudian mengatakan pada Noah bahwa yang sudah menyuruhnya untuk menggugurkan kandungan Valerie adalah Jason.Noah tersenyum puas, dugaannya tidak pernah meleset. Firasatnya sejak bertemu dengan Jason memang tidak
Saat ini Raya benar benar dalam masalah. Dia mendapatkan kabar dari ayahnya bahwa dia dipecat dari perusahaan hari itu begitu tiba tiba.Pikiran Raya mengarah pada Noah yang sudah mengancamnya tadi malam. Dan rupanya, ancaman itu tidak main main.Sebenarnya siapa Noah? Mengapa dia memiliki pengaruh yang menakutkan?Ketika dia dalam keterpurukan. Valerie muncul dari ambang pintu kamarnya. Dia melihat Raya yang benar benar dalam kondisi yang berantakan."Valerie!" panggil Raya. la turun dari ranjang dengan bermaksud ingin mengadukan apa yang baru dialami oleh ayahnya saat ini.Valerie memandang Raya dengan kaku."Noah sudah memecat ayahku. Kamu tau? Dia melakukannya karena aku mengadu padamu!""Kamu pembohong, Ray. Kenapa kamu tega melakukan hal itu kepadaku?" tanya Valerie dengan nada yang datar."... Ya?" Raya tak mengerti apa maksud Valerie."Kamu yang sudah membunuh calon bayiku. Kamu bahkan memfitnah
"Ada apa?" tanya Noah yang sengaja berdiri untuk menutupi bayangan Valerie. Tapi sayangnya Wendy sudah melihat sekilas wajah wanita yang ada di dalam mobil."Kamu sudah mau pulang? Padahal belum ada dua jam kamu di sini," kata Wendy dengan manja. Bahkan ujung jarinya menyentuh dada Noah dengan lembut, membuat sentuhan yang menjijikkan.Noah melihat jari Wendy dengan dingin kemudian menyingkirkan tangan itu dari tubuhnya."Aku harus pergi, dan itu bukan urusanmu." Noah pun masuk lalu mengarahkan mobil Valerie keluar dari kelab malam, meninggalkan Wendy yang berdecak kesal karena sudah diabaikan oleh Noah."Awas saja kamu Noah, kamu pikir aku akan menyerah begitu saja?"Tapi tunggu dulu, mobil dan wanita tadi sepertinya aku pernah melihatnya. Tapi di mana ya? Kelihatannya wajahnya sangat familier."Mata Wendy membulat saat menyadari bahwa wanita yang ada di dalam mobil tadi adalah Valerie."Apa apaan wanita itu, dia menggo
Keesokan harinya, Valerie terbangun dengan tenggorokkan yang terasa kering dan kepala pusing.Joana masuk dan membawakan minuman untuk Valerie."Nona, sarapan sudah siap, Anda mau makan di kamar atau ruang makan?""Di sini saja, meja makan terlalu besar untukku sendirian.""Baik Nona." Ketika Joana membalikkan tubuhnya, dia teringat hendak mengatakan sesuatu pada Valerie."Nona, tadi malam apa Anda tidak ingat apa yang terjadi?"Valerie berpikir sebentar kemudian menggeleng."Anda mabuk berat dan dibawa pulang oleh seseorang," jelas Joana."Siapa?""Noah. Tadi malam dia juga berada di kelab, tiba tiba menghampiri meja nona dan menggendong Nona sampai mobil,""Kamu serius, Joana?""Bahkan Noah juga yang membawa Anda ke kamar ini."Mata Valerie melebar sempurna."Lalu?""Noah pergi, dan bilang kepada saya untuk menjaga Anda. Saya minta agar dia bisa menjadi pen
Ponsel Kevin berdering, Julian mengambil ponselnya dari saku celana milik Kevin."... Ya?""Ini ponsel milik Kevin, kan?" tanya seorang perempuan di ujung telepon."Ya benar, tapi pemilik ponselnya pingsan. Kamu bisa menjemputnya ke sini karena aku tidak mau mengantarnya," kata Julian."Di mana dia? Beri aku alamatnya sekarang."Setelah meminta izin pada Emily, akhirnya Julian memberikan alamat tersebut kepada Karina."Sepertinya yang menelpon adalah kekasihnya," kata Julian usai menutup teleponnya."Biarkan saja dia begitu, kamu mau minum?" tanya Emily. "Oh ya, aku akan mengobati lukamu dulu."Emily membawa Julian masuk ke dalam.Sejak dia putus dengan Kevin, Emily tidak pernah membawa lelaki masuk ke apartemennya. Dan baru kali ini dia mengizinkan pria yang baru dia kenal untuk masuk ke sana.Emily pikir karena Julian adalah sepupu Noah, maka dari itu dia mengizinkannya untuk masuk.
Valerie mengajak Emily untuk makan malam di sebuah restoran mewah dengan pencahayaan lembut dan dekorasi yang elegan. Karena Emily adalah teman Noah, jadi tidak ada salahnya jika dia ingin membangun hubungan yang baik dengan Emily. Apalagi profesinya yang sangat berhubungan dengan pekerjaan Valerie."Maafkan aku, tapi dia memaksa untuk ikut," kata Noah menunjuk Julian dengan matanya."Tak apa-apa, lebih ramai lebih baik, kan?"Mereka berempat pun duduk di sebuah meja bulat yang sudah dipesan oleh Valerie sebelumnya.Julian yang berkarakter mudah akrab dengan orang baru pun tidak kesulitan ketika memulai obrolannya dengan Valerie."Untuk keberhasilan peragaan busana malam ini. Terima kasih karena telah bekerja keras," kata Valerie pada Emily.Emily tersenyum. "Aku hanya melakukan pekerjaanku, dan terima kasih sudah mempercayakannya kepadaku."Mereka berempat pun mulai mengobrol membicarakan masalah pekerjaan dan kehidupan
Valerie duduk di meja kerjanya, ia melihat-lihat desain terbaru untuk pertunjukkan busana yang akan datang.Pintu dibuka oleh sekertarisnya kemudian muncul seorang wanita tinggi yang cantik. Emily masuk dengan senyum yang menawan.Valerie menyambutnya dengan senyum yang ramah. Emily adalah model yang dikenalkan Noah kepadanya. Dia mengatakan bahwa Emily adalah seorang model yang berbakat dan profesional."Selamat datang, saya sangat senang karena Anda bisa bergabung dengan kami untuk pertunjukkan busana ini," kata Valerie.Emily tersenyum. "Mana mungkin saya bisa menolaknya ketika Valerie langsung yang memintanya," Emily terkekeh." Dia jarang meminta bantuan, jadi saya sangat senang bisa membantunya."Valerie menjabat tangan Emily. "Tapi tetap saja, saya ingin mengucapkan terima kasih." Apalagi saat melihat potongan video Emily ketika berada di atas panggung catwalk, dia langsung tertarik pada model tersebut saat pertama kali melihatnya.
"Julian!" teriak Isadora sangat senang saat melihat bayangan sepupunya itu muncul di ambang pintu rumahnya.Dia menghampiri Julian kemudian memeluk lelaki itu."Sekarang kenapa kamu agak berbeda?" tanya Isadora, dia memindai wajah Julian dengan serius."Kenapa? Apa aku bertambah tampan?"Isadora memukul lengan Julian, lelaki itu hanya meringis. Sepupunya itu mencari keberadaan Maxim, tapi siang itu suami Isadora tentu saja sedang bekerja tidak seperti dirinya. Yang keluyuran tidak jelas seperti sekarang."Tiga pria bodoh akhirnya dapat berkumpul lagi," kata Isadora dia mempersilakan Julian masuk."Siapa maksudmu? Havier, Maxim dan Noah?"Isadora mendecakkan lidahnya. "Anakku, jangan sampai kamu mirip dengan pamanmu ini ya. Mama tidak mau kamu mirip dengannya," kata Isadora sambil mengusap perutnya."Kamu tidak ingin punya anak?" tanya Isadora.Julian yang sedang mengambil apel tanpa sengaja menjatuhkan
Noah duduk dengan tidak tenang setelah dia menyuruh River untuk mengobati lukanya.Ada rasa bersalah yang mendalam saat dia tahu bahwa asisten pribadinya itu hampir terbunuh karena perintahnya.Hidup Zack di masa lalu sudah terlalu berat, dan kini dia harus bertemu dengan dirinya yang selalu memberikan tugas berbahaya kepada asistennya tersebut.Suara langkah mendekat, Noah melihat River berjalan ke arahnya."Bagaimana dengan keadaanmu." Noah mendongak, matanya tak bisa berbohong. Dia akan merasa bersalah jika terjadi apa-apa pada Zack."Saya baik-baik saja, Tuan."Hening."Apa ada hal yang menganggu pikiran Anda, Tuan?" River merasa jika Noah sedang memikirkan sesuatu.Noah mengangguk pelan."Aku ingin melepaskan Zack," kata Noah. River terkejut mendengar Noah berkata seperti itu."Apa karena Zack tidak melakukan tugasnya dengan baik? Itu murni bukan kesalahannya, Tuan. Kerjasama kami tidak...
PLAK!Irena menampar wajah Noah. Sontak lelaki itu memandang tajam wajah Irena."Jika bukan karena Felix, aku pasti sangat menderita waktu itu. Aku hamil anak Havier. Aku masih muda saat itu. Aku bisa apa saat ada seseorang yang memberikanku bantuan, meski dia meminta imbalan. Dia mengajakku bekerjasama untuk membalas perbuatan kalian.""Padahal kamu menyukainya, kan? Jangan menyalahkan orang lain atas perbuatanmu sendiri. Kalau saja kamu tidak menggoda Havier, kalau kamu tidak membuat nenekku marah, kamu tidak akan diusir dari rumah itu."Noah melewati Irena begitu saja.Sementara itu perasaan Irena bercampuraduk. Dia khawatir, takut dan juga merasa bersalah karena sudah melakukan hal itu di masa lalu."Tolong kembalikan Theo kepadaku, Noah. Aku sudah melakukan kesalahan karena sudah menyia-nyiakan anakku dengan Havier. Dan sekarang, aku ingin menebusnya.""Kamu bisa menebusnya di penjara nanti." Pintu pun ditutup. Hati
Akhirnya hari yang ditunggu oleh Tatiana tiba juga. Dia pergi ke bandara untuk menjemput anak semata wayangnya.Tatiana menatap layar kedatangan di bandara dengan gelisah, mencari nama Julian.Kegugupan Tatiana berubah menjadi senyum yang merekah saat melihat nama yang dia cari muncul di layar. Dengan cepat ia menuju pintu kedatangan dan menunggu penuh dengan harap.Setelah beberapa saat, pintu itu terbuka dan dari sana muncul seorang pria muda yang wajahnya sedikit berubah."Ada apa dengan anak itu, kenapa dia terlihat agak kurus?" gumam Tatiana cemas. "Apa dia tidak makan teratur "Meskipun anaknya sudah dewasa, tapi ada kelembutan dan kepolosan dari anaknya yang masih terpancar dari matanya."Julian!" panggil Tatiana, langkahnya mendekati pria itu dengan cepat.Julian menoleh ke arah suara itu, matanya memancarkan kebingungan sejenak sebelum akhirnya terpancar kegembiraan dan kelegaan. Dia pun tersenyum dengan lebar.
Ivana siang itu terkejut ketika mendapati Noah masuk ke ruangan di kantornya."Apa yang kamu lakukan di sini? Aku sudah mengatakan kepadamu untuk tidak datang ke sini lagi," kata Ivana dengan sinis.Tanpa berkata apa-apa, Noah memberikan sebuah bukti rekam medis kepada Ivana.Ivana melirik ke arah Noah sebentar lalu mengambil dokumen yang ada di atas meja."Apa maksudmu? Jangan bermain-main denganku. Aku tidak peduli apakah dia sudah punya anak atau belum. Karena hal itu tidak ada urusannya denganku." Ivana melemparkan dokumen itu ke atas meja dengan kasar. Dia kembali ke pekerjaannya."Benarkah? Kamu tidak peduli dengan hal itu?"Ivana mengernyitkan keningnya.la melihat Noah mengeluarkan amplop cokelat dari sakunya dan memberikannya kepada wanita itu."Mungkin ini hadiah kejutan untukmu tahun ini."Noah lalu keluar, dia merasa tidak perlu berdiri di sana sampai Ivana mau membuka amplopnya.Us
Tatiana bersama dengan Becca di rumah sakit selama semalaman. Bahkan dia tertidur di bahu Becca karena sangat mengantuk malam itu.Ponselnya bergetar ketika Julian menelponnya tengah malam. "Bu, aku akan tiba besok pagi. Bisa jemput aku di bandara?""Besok kamu sudah sampai?""Hmm, tapi jangan katakan pada siapapun kalau aku sudah pulang. Ibu saja yang tahu masalah kepulanganku. Ada hal yang harus kuberitahu pada ibu.""Apa? Jangan buat ibu penasaran.""Besok saja. Bagaimana keadaan Havier, apa dia baik-baik saja?""Havier koma."Julian mengembuskan napasnya dengan kasar."Untuk sekarang, ibu jangan bertindak ceroboh. Jangan menyentuh wanita itu, dan jangan membuat masalah.""Wanita siapa? Wanita kuda itu?""Ya dia, dia sangat berbahaya Bu. Masih ingat masalah kasus kematian istri pengusaha itu? Sekarang kasus itu dibuka lagi karena pihak keluarga perempuan menemukan kejanggalan."