Valerie merasakan dingin yang menusuk tulang saat pintu ruangan tertutup rapat di belakangnya. Sudah seharian dia terkurung di sana, tanpa cahaya matahari atau udara segar.
Ruangan itu gelap, hanya cahaya dari lampu remang yang menggantung di langit langit yang memberikan sedikit sinar. Dia mencoba untuk memanggil bantuan, tetapi suaranya terdengar mati di dinding dinding yang tebal. Tangisnya tak berguna, hanya memantul kembali ke telinganya sendiri, mengingatkan betapa sendirinya dia di sana. Setiap detik terasa seperti jam, dan satu jam terasa seperti satu abad. Valerie meraih ujung roknya, mencoba untuk mencari kehangatan atau kenikmatan dalam sentuhan lembut dalam kain tersebut. Tetapi yang dia temukan hanyalah dingin dan kesepian. Dia berbaring di lantai yang keras, menyadari betapa lemahnya dia. Air matanya bergulir di pipinya saat dia merenungkan apakNoah terlihat sedang memikirkan sesuatu ketika Zack masuk ke ruangannya."Tuan Muda, ada yang ingin saya sampaikan kepada Anda," kata Zack."Apa Zack? Apakah itu penting?""Valerie sudah keluar dari rumah sakit, tapi dia sedang bersama dengan Jason. Kita harus bagaimana, Tuan Muda?" tanya Zack.Noah tak menjawab. Dia cukup terkejut saat hendak menyelamatkan Valerie waktu itu. Karena melihat Jason tiba lebih dulu ke tempat penyekapan.Mengapa laki laki itu tahu jika Valerie diculik? Atau apakah Jason berhubungan dengan Fredison dan merencanakan semuanya? Tapi hal itu langsung ditepis oleh pikiran Noah."Sebaiknya Anda katakan pada Valerie, jika polisi yang datang ke sana karena Anda yang melaporkannya.""Tak perlu, aku sudah tidak perlu bersikap baik lagi di depannya."Zack terkejut mendengar ucapan Noah.Mengapa cinta bisa berubah secepat itu?Noah turun dari mobilnya, ia melihat lampu rumahnya
Valerie membuka pintu kamarnya, masih terlihat sama meski berdebu karena tidak pernah dibersihkan oleh pelayannya. la pun duduk di tepi ranjang, memandang foto ibunya yang sedang tersenyum ke arahnya. Setelah ibunya, neneknya pun telah pergi. Kini dia sudah tidak memiliki siapa siapa, bahkan Noah yang berjanji akan selalu bersamanya. "Nona Valerie," panggil seorang pelayan. Valerie pun bergerak ke arah pintu dan melihat pelayan Ruth di depan kamarnya. Hanya satu, karena satunya lagi lebih memilih bersama dengan Ruth. "Ada apa?" tanya Valerie. "Saya... saya akan berada di pihak nona Valerie mulai sekarang," jawabnya. "Baiklah. Tapi aku harus mengetes kesungguhanmu." Mata pelayan itu membulat. Terkejut. "Kamu tau kan di mana Joana sekarang?" "Itu... sebenarnya... " Pelayan itu terlihat ragu dan ketakutan. Tapi akhirnya dia
Noah datang ke tempat rahasianya, di mana Zack sudah mendapatkan orang yang telah membunuh calon banyinya. Zack dengan langkah yang dipercepat menghampiri Noah yang baru saja turun dari mobil. "Tuan Muda, Anda pasti tidak akan percaya siapa yang sudah melakukan hal keji itu pada Valerie," kata Zack dengan cemas. "Memangnya siapa?" pikir Noah yang melakukan perbuatan jahat itu adalah Jason. Lagi pula siapa lagi orang yang tega melakukan hal itu hanya demi untuk mencapai tujuannya sendiri. Zack menutup mulutnya, dia tidak menjawab pertanyaan Noah. Hal itu membuat lelaki itu makin tak sabar untuk melihat siapa dalang di balik Valerie yang keguguran malam itu. Noah membuka pintu ruang bawah tanah. Dia melihat sosok wanita berambut pendek sedang terikat tangannya dengan mulut dilakban oleh Zack. Awalnya Noah tak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini. la tahu bayangan wanita itu. Sangat familier
Sampai malam itu, Raya masih berada di ruang bawah tanah bersama dengan Noah dan Zack.Wanita itu masih belum mengatakan pada Noah siapa yang menyuruhnya hingga membuat Noah frustrasi."Zack, kalau dia belum mau mengatakan. Katakan pada CEO Gold Holding untuk memecat karyawan yang bernama Theo, jika tidak, maka kerjasama kali ini akan dibatalkan.""Baik Tuan Muda."Wajah Raya yang mendengar hal itu langsung panik. Sampai sejauh itu Noah melakukannya agar dia mau membuka mulutnya."Tunggu! Tunggu!" cegah Raya. "Baiklah, aku akan mengatakan kepadamu siapa yang sudah menyuruhku," kata Raya."Tapi berjanjilah jangan sentuh keluargaku."Noah memandang tajam Raya.Raya mengambil napasnya dalam dalam kemudian mengatakan pada Noah bahwa yang sudah menyuruhnya untuk menggugurkan kandungan Valerie adalah Jason.Noah tersenyum puas, dugaannya tidak pernah meleset. Firasatnya sejak bertemu dengan Jason memang tidak
Saat ini Raya benar benar dalam masalah. Dia mendapatkan kabar dari ayahnya bahwa dia dipecat dari perusahaan hari itu begitu tiba tiba.Pikiran Raya mengarah pada Noah yang sudah mengancamnya tadi malam. Dan rupanya, ancaman itu tidak main main.Sebenarnya siapa Noah? Mengapa dia memiliki pengaruh yang menakutkan?Ketika dia dalam keterpurukan. Valerie muncul dari ambang pintu kamarnya. Dia melihat Raya yang benar benar dalam kondisi yang berantakan."Valerie!" panggil Raya. la turun dari ranjang dengan bermaksud ingin mengadukan apa yang baru dialami oleh ayahnya saat ini.Valerie memandang Raya dengan kaku."Noah sudah memecat ayahku. Kamu tau? Dia melakukannya karena aku mengadu padamu!""Kamu pembohong, Ray. Kenapa kamu tega melakukan hal itu kepadaku?" tanya Valerie dengan nada yang datar."... Ya?" Raya tak mengerti apa maksud Valerie."Kamu yang sudah membunuh calon bayiku. Kamu bahkan memfitnah
"Ada apa?" tanya Noah yang sengaja berdiri untuk menutupi bayangan Valerie. Tapi sayangnya Wendy sudah melihat sekilas wajah wanita yang ada di dalam mobil."Kamu sudah mau pulang? Padahal belum ada dua jam kamu di sini," kata Wendy dengan manja. Bahkan ujung jarinya menyentuh dada Noah dengan lembut, membuat sentuhan yang menjijikkan.Noah melihat jari Wendy dengan dingin kemudian menyingkirkan tangan itu dari tubuhnya."Aku harus pergi, dan itu bukan urusanmu." Noah pun masuk lalu mengarahkan mobil Valerie keluar dari kelab malam, meninggalkan Wendy yang berdecak kesal karena sudah diabaikan oleh Noah."Awas saja kamu Noah, kamu pikir aku akan menyerah begitu saja?"Tapi tunggu dulu, mobil dan wanita tadi sepertinya aku pernah melihatnya. Tapi di mana ya? Kelihatannya wajahnya sangat familier."Mata Wendy membulat saat menyadari bahwa wanita yang ada di dalam mobil tadi adalah Valerie."Apa apaan wanita itu, dia menggo
Keesokan harinya, Valerie terbangun dengan tenggorokkan yang terasa kering dan kepala pusing.Joana masuk dan membawakan minuman untuk Valerie."Nona, sarapan sudah siap, Anda mau makan di kamar atau ruang makan?""Di sini saja, meja makan terlalu besar untukku sendirian.""Baik Nona." Ketika Joana membalikkan tubuhnya, dia teringat hendak mengatakan sesuatu pada Valerie."Nona, tadi malam apa Anda tidak ingat apa yang terjadi?"Valerie berpikir sebentar kemudian menggeleng."Anda mabuk berat dan dibawa pulang oleh seseorang," jelas Joana."Siapa?""Noah. Tadi malam dia juga berada di kelab, tiba tiba menghampiri meja nona dan menggendong Nona sampai mobil,""Kamu serius, Joana?""Bahkan Noah juga yang membawa Anda ke kamar ini."Mata Valerie melebar sempurna."Lalu?""Noah pergi, dan bilang kepada saya untuk menjaga Anda. Saya minta agar dia bisa menjadi pen
Valerie keluar dari lift dengan langkah yang mantap, wajahnya terlihat serius. Dia berjalan menuju lobi dengan langkah cepat, tatapannya lurus ke depan.Saat melewati area lobi, matanya tak sengaja bertemu dengan Jason, membuat ekspresi Valerie berubah menjadi dingin.la tahu bahwa Jason telah menunggunya cukup lama di sana. Karena Valerie mendapatkan telepon dari resepsionis yang mengatakan bahwa Jason ingin menemuinya hari itu.Dia menghentikan langkah sejenak, menatap Jason dengan tatapan tajam yang menyiratkan kebencian yang mendalam.Valerie telah mengetahui bahwa lelaki yang berdiri di depan itu lah yang sudah memperalat Raya dan membuat sahabatnya itu berubah menjadi orang jahat."Valerie, aku ingin bicara denganmu," kata Jason."Tidak ada hal yang perlu kita bicarakan lagi." Valerie hendak melangkah. Tapi tiba tiba Jason berlutut di depan Valerie dan meminta ampun pada Valerie.Hingga membuat karyawan yang melewa