Share

Bab 52

Valerie merasakan dingin yang menusuk tulang saat pintu ruangan tertutup rapat di belakangnya. Sudah seharian dia terkurung di sana, tanpa cahaya matahari atau udara segar.

Ruangan itu gelap, hanya cahaya dari lampu remang yang menggantung di langit langit yang memberikan sedikit sinar.

Dia mencoba untuk memanggil bantuan, tetapi suaranya terdengar mati di dinding dinding yang tebal.

Tangisnya tak berguna, hanya memantul kembali ke telinganya sendiri, mengingatkan betapa sendirinya dia di sana.

Setiap detik terasa seperti jam, dan satu jam terasa seperti satu abad.

Valerie meraih ujung roknya, mencoba untuk mencari kehangatan atau kenikmatan dalam sentuhan lembut dalam kain tersebut. Tetapi yang dia temukan hanyalah dingin dan kesepian.

Dia berbaring di lantai yang keras, menyadari betapa lemahnya dia. Air matanya bergulir di pipinya saat dia merenungkan apak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status