Share

Story 10

Setelah dia mendapatkan kabar baik, Valerie pun memberitahu pada Raya jika dirinya diterima bekerja perusahaan yang direkomendasikan olehnya.

"Wah selamat! Aku masih di lobi menunggumu, bagaimana kalau kita merayakannya!"

"Boleh, aku akan turun sekarang."

Mereka berdua pun pergi ke sebuah restoran. Namun, mereka tidak menduga jika akan bertemu dengan Ruth dan kedua temannya di sana.

"Apa kita pindah saja?" tanya Raya. Dia tahu raut wajah Valerie berubah saat melihat Ruth.

"Tidak. Kita akan makan di sini. Ini bukan restoran mereka."

Valerie pun masuk dengan Raya. Duduk di meja yang agak jauh dari mereka bertiga.

Tapi, bukan Ruth namanya jika tidak membuat keributan dengan Valerie. Dia dengan kedua temannya lalu menghampiri meja Valerie dan Raya dan mengolok-olok mereka berdua.

"Ray, harusnya kamu lebih pandai memilih teman, bagaimana bisa kamu makan di sini dengan teman miskin mu ini ," ejek Ruth.

"Benar, dia tidak akan mampu membayar makanan di restoran ini. Kenapa kamu mengajaknya untuk makan di sini?" tambah Karina.

Raya mengepalkan kedua tangannya dengan wajah yang merah karena marah.

"Valerie tidak semiskin itu sampai tidak bisa makan di sini."

"Hati-hati, nanti pacar kamu direbut oleh Valerie. Kamu tau sendiri Damian dulu direbut Valerie, untungnya Damian langsung sadar." Kali ini Wendy tertawa seolah apa yang dia katakan adalah hal lucu.

"Kamu mau menyindir Valerie? Atau teman kalian Karina?" tanya Raya dengan nada yang datar karena sudah kesal.

"Apa maksudmu!"

"Memangnya siapa sih yang tidak tahu kalau Karina menjadi simpanan om om selama ini? Sampai istri sahnya diceraikan karena Karina."

"Jaga bicaramu! Kamu tahu kan bicara dengan siapa sekarang!" Karina membalas dengan gusar.

"Kenapa? Kamu tidak terima? Sebaiknya kalian berkaca, lagi pula. Kalian tidak tahu siapa suami Valerie nantinya. Barangkali dia bisa membeli harga diri kalian bertiga."

Mendengar hal itu, Ruth langsung tertawa.

"Siapa yang akan menjadi suami adikku tersayang ini? Maksudmu pengawal pribadinya yang sudah tidur dengannya itu? Pengawal pribadi yang miskin itu maksudmu?" Ruth menyilangkan kedua tangannya seolah dia berada di atas angin.

"Sudahlah, kita saja yang pergi. Aku tidak nafsu makan melihat mereka di sini," kata Valerie dia hendak berdiri. Namun dua orang petugas keamanan menghampiri mereka semua.

"Usir mereka berdua, mereka tidak bisa membayar makanan di sini," suruh Ruth dengan semena-mena.

Tetapi, alih alih membawa Valerie dan Raya, petugas keamanan tadi malah membawa Ruth dan kedua temannya menyingkir dari sana.

"Maaf, tapi tempat ini sudah dibooking oleh seorang tuan muda kaya raya. Anda bisa pergi karena menganggunya," kata petugas itu.

"SIAPA TUAN MUDA KAYA RAYA ITU! TUNJUKKAN PADAKU! DIA TIDAK TAHU SIAPA KELUARGAKU HAH!" Ruth meronta seperti kambing yang hendak dipotong. Dia malu karena kalah dengan Valerie secara tidak langsung.

Mereka dibuang ke depan restoran bersama dengan rasa malu karena sudah diusir seperti itu.

"Siapa tuan muda kaya raya itu?" bisik Raya.

"Aku juga tak tau. Apa dia juga ada di sini?" Valerie melihat ke sekeliling tapi tidak menemukan siapa siapa di sana.

"Cuma ada kita di sini," bisik Raya. "Gila ini benar benar gila!"

Noah memijat kepalanya karena mendengar suara berisik di restoran siang itu. Padahal dia membutuhkan ketenangan saat ini.

"Zack panggil manajer di sini," perintah Noah pada Zack.

Tak lama kemudian manajer menghampiri Noah dan memberi hormat padanya seakan tahu siapa Noah.

"Kenapa di sini berisik sekali, bukankah di sini seharusnya menjadi tempat makan yang tenang dan elegan?"

Manajer melihat keributan di ujung sana lalu mengernyitkan keningnya.

"Saya akan memberitahu mereka semua baik baik, Pak."

Noah melihat dari kejauhan dan terkejut saat melihat ada Valerie dan Raya di sana.

"Usir saja ketiga orang itu, keluarkan dari restoran ini dan blacklist mereka agar tidak bisa masuk ke sini lagi."

"Ta.. tapi.."

"Panggilkan bosmu kalau kamu tidak berani mengusir mereka.

"Zack panggil pemilik restoran ini, katakan padanya aku akan membeli restoran ini."

Belum sempat Zack melangkahkan kakinya, manajer tadi langsung memberitahu sekuriti agar mengusir mereka bertiga.

Tak lama kemudian, Ruth dan kedua temannya sudah keluar dari restoran. Barulah setelah itu Noah keluar dari restoran dan mengenakan kacamata bingkai hitamnya.

"Sialan! Siapa yang sudah mengusir kita! Berani sekali dia," rutuk Wendy sambil menepuk-nepuk bagian belakang roknya yang kotor.

"Tuan muda kaya raya," gumam Karina. "Mungkin aku bisa memilikinya."

"Memangnya kamu tau siapa dia?" tanya Ruth dengan kesal. Dia melihat ke arah Valerie dan Raya bisa makan sambil tertawa seperti itu membuatnya semakin kesal.

Sesampainya di kantor, Ruth mendapatkan telepon dari ayahnya. Ayahnya sangat kesal karena pekerjaan Ruth tak ada yang beres sedikit pun.

"Kamu bilang itu bekerja Ruth? Semua desain kamu ditolak !" bentak ayahnya sambil memaki Ruth.

"Tapi.. mana mungkin ditolak, aku mengajukan 4 desain. Tak mungkin semuanya tak ada yang lolos satu pun."

"Selama di luar negeri kamu belajar atau bermain-main! Cepat selesaikan pekerjaanmu atau aku akan membawa kembali Valerie ke rumah kita!"

"Tapi Valerie sudah membuat skandal, dan ayah bilang kalau dia tak akan kembali ke rumah kan?"

"Kalau kamu tidak becus apa boleh buat. Adikmu jauh lebih tau bagaimana memberikan desain yang baik daripada kamu."

Lalu telepon pun ditutup ayahnya sepihak.

"Mana mungkin, mana mungkin ayah sampai bilang begitu ," geram Ruth.

Ruth langsung menelpon Damian dan menceritakan masalah yang dihadapi oleh Ruth saat ini.

"Valerie keluar tanpa membawa apa apa, kan? Kenapa kamu tidak coba periksa desain yang dia buat di kamarnya? Atau gudang penyimpanan milik Valerie. Aku yakin dia memilikinya, dulu dia pernah membual desainnya kepadaku berkali-kali."

"Benarkah?"

"Kamu bisa mencarinya nanti. Yang penting kamu bisa menyenangkan hati ayahmu saat ini," kata Damian.

"Baiklah kalau begitu, aku akan mencarinya nanti malam. Rupanya dia masih berguna," kekeh Ruth.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status