Sepulang kerja, Valerie menelpon Noah agar tidak menjemputnya karena dia ada urusan lain. Menggunakan taksi, Valerie kemudian pergi ke rumah orangtuanya. Meski dia malas, tapi dia ingin mengambil desain miliknya. Namun, ketika dia hendak masuk ke rumah. Para pelayan rumah itu mencegah Valerie masuk ke dalam karena larangan dari majikan mereka. "Aku cuma mau mengambil barangku!" "Tapi Nyonya dan Tuan melarang kami untuk membiarkan Anda masuk," kata pelayan itu. Valerie melirik ke sekitarnya. Fredison dan Anne tidak ada di rumah karena mobil mereka tak ada yang terlihat. "Aku hanya ingin masuk sebentar," desak Valerie. Lalu munculah Ruth dari dalam dengan wajahnya yang angkuh. "Biarkan dia masuk," kata Ruth. Dia masih kesal lantaran dia diusir oleh petugas keamanan kemarin di depan Valerie. Mau tak mau pelayan pun membiarkan Valerie masuk. Ruth memberikan kode pada pelayan agar membuntuti Valerie dan mengunci kamarnya. Valerie yang sudah ada di dalam kamar kemudian mencari-cari
Noah pun membawa Valerie ke rumah sakit. la membiarkan salah satu orangnya untuk menyetir mobilnya untuk sementara. "Jadi siapa yang sudah menyuruh mereka membawa Valerie ke sini?" tanya Noah. Kepala Valerie berada di atas pangkuan Noah. Rupanya Valerie diberi obat tidur dalam minumannya. Entah apa yang sudah mereka rencanakan, yang jelas kejadian serupa pasti akan terjadi lagi jika dia telat menolong Valerie. "Ruth, kakak tiri Valerie Bos." "Ruth?" Ponsel Noah bergetar, kali ini Raya yang menelponnya. "Kamu sudah menemukan Valerie, Noah?" tanya Raya terdengar cemas. "Aku sudah bersama Valerie, sekarang aku akan membawanya ke rumah sakit." "Apa terjadi sesuatu pada Valerie?" "Aku akan memastikannya nanti di rumah sakit, apakah dia baik baik saja atau tidak. Jadi, tolong katakan pada temanmu itu kalau Valerie tak bisa pergi bekerja hari ini." "Baiklah kalau begitu. Kabari aku jika Valerie sudah sadar." Valerie membuka matanya ketika dia melihat Noah sedang berbicara dengan se
Saat memasuki lift, Raya teringat dengan kekasihnya yang saat ini harusnya sudah kembali dari luar negeri. Dia pun langsung menghubunginya untuk menanyakan di mana dia saat ini. "Alex! Kamu sudah sampai?" tanya Raya. "Oh... ya... aku sudd ah sampai." "Ada apa dengan suaramu? Kamu kenapa?" "Tid tidaak apa apa." Lalu setelah beberapa detik kemudian suara Alex terdengar normal kembali. "Ada apa Ray?" tanya Alex. "Kamu ada di mana sekarang? Kenapa tidak menghubungiku jika sudah kembali?" "Aku baru saja memesan hotel, dan akan tidur sebentar di sini." "Hotel mana? Aku ke sana sekarang ya." Alex tak langsung menjawab dan meninggalkan keheningan cukup lama. "Alex?" "Nanti aku akan ke rumahmu Ray, sudah malam, kamu jangan keluar malam malam," kata Alex menolak kedatangan Raya. Namun gadis itu tidak berpikir macam macam dan mengiyakan rencana pacarnya. "Baiklah kalau begitu, aku tunggu kamu di rumah." Di sisi lain, seorang lelaki sedang memeluk perempuan dari belakang. Tanpa malu
Valerie menunggu Noah keluar dari kamarnya karena dia akan berangkat bekerja dengan suaminya. Tetapi, sudah cukup lama Noah berada di dalam kamarnya. Ada apa lagi? Tak mau kejadian kemarin terulang lagi, akhirnya Valerie memilih untuk menunggunya. Hingga beberapa menit kemudian Noah sudah keluar dengan pakaian kerjanya yang rapi. Mata Noah melihat bayangan Valerie dari atas sampai bawah kemudian memiringkan kepalanya. "Kamu yakin akan bekerja dengan pakaian itu?" tanya Noah. "Memangnya ada apa?" Rok selutut dengan blouse warna hitam membuat Valerie pagi itu terlihat agak berbeda dari sebelumnya. "Ganti pakaianmu, setelah itu baru boleh ikut denganku." "Tapi... ini sudah siang Noah," protes Valerie, tapi setelah melihat mata Noah menunjuk ke arah kamarnya. Anehnya Valerie menurut saja dan kembali ke kamarnya dan mengganti roknya dengan celana panjang. "Aku tau dia tidak suka aku memakai rok," gerutu Valerie. " Tapi kan..." Valerie tak berdaya, jadi akhirnya dia keluar dengan cemb
Noah menghubungi seseorang ketika dia sudah sampai di kantor. Dia tersenyum dan mengucapkan terima kasih pada laki laki yang ada di ujung sana karena sudah menyebarkan berita yang sangat panas pagi ini. "Harusnya aku yang berterima kasih kepadamu, karena berkatmu. Berita ini banyak yang menyukainya," kata Rian sahabat Noah. "Tapi kapan kamu menikah? Kenapa tidak mengundangku? Gadis mana yang berhasil membuatmu jatuh cinta, Noah?" Noah tersenyum. "Nanti saja merayakannya, yang terpenting sekarang aku sudah memiliki istri dan ada alasan untuk tidak datang ke acara perjodohan yang dilakukan oleh nenekku." Setelah percakapan selesai, Zack kemudian muncul ke ruangan Noah mengantarkan laporan yang diminta olehnya tadi malam. Noah melihat laporan di tangannya sementara Zack menunggu perintah dari bosnya lagi. "Apa dia berbahaya?" tanya Noah. "Maksudku, apa dia pernah memiliki skandal dengan wanita sebelumnya?" "Skandal dengan wanita bersih, Tuan. Tapi dia pernah bertengkar dengan sepup
"Wah, tumben kakakku ada di rumah ini." Suara itu mengejutkan Noah, tapi sebisa mungkin Noah tidak menolehnya dan hanya menatap depannya. "Sombong sekali." Maxim mendekati Noah kemudian berdiri di sebelahnya. Noah menoleh dan menatap tajam Maxim dengan pandangan tak senang. "Jangan pura pura dekat denganku," kata Noah dengan tatapan yang mengintimidasi. la tahu bahwa Maxim adalah seseorang yang sangat ceria, dia memiliki pikiran positif dan selalu tersenyum seperti itu. Noah tahu itu semua karena Maxim memiliki segalanya sejak kecil, kasih sayang ayah dan ibunya dan juga semua yang ia inginkan selalu mudah dia dapatkan. "Kenapa melihatku seperti itu? Kamu mau memakanku ya?" goda Maxim. Noah mengerutkan keningnya, tak mengerti mengapa ada lelaki bodoh di keluarga Ivanov. "Max!" panggil Ivana. Noah melihat bayangan ibunya tak jauh dari sana. "Makan malam sudah tiba, ayah sudah menunggumu." "Ya Bu!" Maxim menoleh ke arah Noah dan tersenyum. Tapi entah mengapa senyuman itu diart
Jason masih berada di kantor, lalu seorang lelaki muncul kemudian membawakan kabar mengejutkan untuk dirinya. "Bagaimana? Apakah kabar yang beredar itu benar?" tanya Jason. "Saya masih memastikannnya, Pak." "Pecat orang yang pertama kali menyebarkan berita jika Valerie hamil. Dan jangan biarkan kabar ini sampai keluar perusahaan," kata Jason. "Baik Pak." *** Meski tahu jika keputusannya untuk datang ke pesta pertunangan Ruth bukanlah hal yang benar untuk dia lakukan. Tapi Valerie tetap nekat untuk datang ke sana setelah mendapatkan izin dari Noah. Menggunakan dress berwarna sapphire sepanjang selutut. Memberikan kesan yang mewah pada Valerie. Potongan gaunnya ramping di pinggang dan meluas ke bawah dengan lekuk yang mengikuti tubuhnya, menciptakan siluet yang anggun. Rambut panjang Valerie ia gerai malam itu, tersorot wajahnya yang bercahaya dengan riasan wajahnya yang lembut. Valerie memadukannya dengan anting kristal yang berkilauan. Tak berani mengenakan hak tinggi, dia han
Sudah cukup dengan makanan dan minumannya, Valerie akhirnya memutuskan untuk pulang dan kembali. Karena setengah jam sudah berlalu, dan dia harus pergi dari sana. Akan tetapi, baru saja Valerie hendak pergi, dia menyadari jika kapal sudah pergi agak menjauh dari dermaga. la tidak tahu berapa menit kapal ini akan berlayar, tapi dia sungguh ingin segera pergi ke sana apalagi dirinya sudah mulai mengantuk. Di sisi lain, seluruh tamu sudah berkumpul di lantai dek utama kapal saat pestanya dimulai. Hanya tinggal Valerie yang berdiri di geladak kapal. "Baiklah, aku akan menahannya sedikit lagi, aku tak akan tidur di sini. Aku akan pulang," kata Valerie untuk meyakinkan dirinya sendiri. Pandangan laut yang indah tak bisa membuatnya menghilangkan rasa kantuknya. la malah semakin terbuai dan hampir saja terjatuh karena sempat kehilangan kendali. Hingga beberapa menit kemudian, Valerie sudah tidak tahan lagi dan ambruk tanpa ada orang yang menyadarinya. Tapi, satu orang berpakaian hitam da