"Akh..Akh..,"jeritan Shahnaz terdengar manja. Brams yang sudah ada di puncak yang paling tinggi,kini bertubi-tubi dan semangat mengeluarkan lahar panasnya.
"Brams..,lagi dong!"Ucap Shahnaz.
Shahnaz sangat puas dengan semua gaya yang telah dilakukan Brams untuk memuaskannya.Desahan demi desahan terdengar sering keluar dari dalam mulut Shahnaz.
"Oh.. Brams,kamu sangat perkasa sayang," aku tidak salah kalau telah memilih kamu jadi pasanganku.
Brams tidak begitu perduli dengan apa yang dikatakan Shahnaz.Dia hanya tetap berusaha agar dirinya bisa puas pada saat itu.
"Kamu yang lihai dong Shahnaz,aku sudah tidak tahan lagi.Aku ingin keluar secepatnya." Cemooh Brams.
"Iya sayang,kamu jangan khawatir.Aku akan membuat kamu puas agar kamu tidak mudah lupa dengan acara kita ini."jawab Shahnaz.
Brams semakin mengeliat karena tidak tahan lagi.Kini sesuatu yang telah ditahannya dari tadi telah keluar dengan sangat memuaskan Brams.
Brams yang
"Pagi pak Brams,"ucap para karyawan yang bekerja di perusahaan.Brams menjawab dengan sangat ramah namun tetap berwibawa.Brams perlahan berjalan menuju ruang kerjanya.Saat itu dia melihat Shahnaz ada dalam ruang kerjanya."Kenapa Shahnaz masih saja masuk kerja,"bathin Brams.Dia tidak melihat kearah Shahnaz lagi.Dia berjalan kembali menuju ruangannya.Shahnaz sangat mengetahui kalau Brams sudah datang.Dia kemudian melihat ke arah luar dari ruangannya."Semuanya Aman,"ujar Shahnaz.Shahnaz berjalan perlahan dengan hati-hati.Dia tidak mau kalau ada orang yang melihat dia masuk ke ruangan Brams.Bu Nisa dengan tidak sengaja melihat kalau Shahnaz sepertinya mencurigakan.Dia mengikuti langkah Shahnaz dari belakang."Ada apa dengan Shahnaz?"Kelihatannya dia sedang menyembunyikan sesuatu.Pintu ruangan pak Brams mulai terbuka, kaki Shahnaz melangkah masuk kedalam. Brams sangat kaget melihat kedatangan Shahnaz. Selain tidak suka, dia juga takut
"Aduhhh..,"Jesselyn tidak sengaja menyenggol fhoto pernikahannya dengan Brams.Dia lantas mengambil dan melihatnya."Ya tuhan,kaca bingkainya pecah,"ucap Jesselyn.Dia menaruh fhoto tersebut kembali,hatinya saat itu jadi tertuju pada Brams suaminya.Jesselyn berjalan kembali,dia melihat mamanya lagi sibuk di dapur."Mama,""Eh kamu Jesselyn," jawab mamanya."Jesselyn,sepertinya tadi mama mendengar ada yang jatuh.Apa itu Jesselyn?""Oh..,itu fhoto pernikahan Jesselyn ma.Entah kenapa fhoto tersebut kesenggol oleh Jesselyn saat berjalan ke sini."Apa kacanya pecah Jes..?""Iya ma,aku telah menaruh kembali diatas lemari.Nanti kalau Jesselyn keluar, Jesselyn akan mengganti bingkainya."Oh...,"jawab Mamanya sambil mengoles selai kacang pada lapisan roti yang ada di atas meja makan."Kamu lapar Jesselyn?"Tanya mamanya."Enggak kok ma,Jesselyn hanya kepikiran sama Brams."Jawab Jesselyn dengan manj
"Jesselyn...!"Jesselyn yang sudah sangat rindu dengan Brams, kini langsung memeluk Brams suaminya.Brams yang merasa seperti mimpi seakan belum yakin kalau apa yang dilihatnya adalah benar adanya."Sayang,aku merindukan kamu."Ucap Jesselyn.Brams yang juga merasa rindu,kini memeluk Jesselyn lebih erat lagi.Brams merasa kalau Jesselyn adalah seseorang yang paling dirindukannya saat itu.Brams sudah tidak ingat lagi dengan janjinya pada Shahnaz.Dia malah langsung mengajak Jesselyn masuk kedalam rumahnya."Sayang,kamu itu hebat.Kamu telah membuat kejutan yang membahagiakan padaku."Ucap Brams."Maaf sayang,aku sengaja melakukannya agar kamu terkejut. Aku juga melakukannya karena aku tidak tahan lagi untuk secepatnya bertemu dengan kamu sayang. "Ucap Jesselyn."Sayang,rumah kamu besar dan megah. Kenapa kamu tidak menyewa pembantu untuk bekerja disini? ""Kalau untuk membersihkan,aku punya bu Iyem,dia bekerja disini tapi tidak untuk tinggal
Saat mengenderai mobil,Shahnaz masih saja teringat pada wanita yang berada di rumah Brams.Shahnaz yang tidak suka dengan keberadaan wanita itu,masih saja bisa kagum dengan kecantikan Jesselyn."Pantasan saja Brams lebih memilih wanita itu.Selain orangnya cantik,dia juga ramah tamah pada siapapun."Tapi... hahhhh...!Shahnaz menarik napas dalam-dalam.Walau bagaimana juga,dia tetap tidak suka melihat wanita cantik tadi bersama dengan Brams.Dia membayangkan apa yang akan dikerjakan oleh keduanya di rumah tersebut.Shahnaz teringat kembali dengan perkutut yang besar dan perkasa.Shahnaz seakan tidak terima kalau wanita itu juga merasakan tendangannya yang begitu membuat lemah tidak berdaya.******Brams yang mempunyai hasrat tinggi,kini langsung menarik Jesselyn masuk ke dalam kamar.Dia melepas satu persatu pakaian yang menempel di tubuh Jesselyn.Demikian juga dengan Jesselyn dengan kerinduan yang amat sangat,dia mulai bermain. Jari dan bibir seksinya me
"Sayang...sayang...!" Teriak Brams.Dia melihat ke semua ruangan namun tidak melihat Jesselyn.Dia mencoba keluar dari dalam rumah.Saat membuka pintu ternyata Jesselyn sedang berada di taman."Sayang,kamu ngapain disitu?"tanya Brams. Dia mendekati Jesselyn ikut bergabung duduk di taman."Jesselyn,kamu ikut enggak ke kantor?" Tanya Brams."Jesselyn sangat bahagia,dia senang dengan ucapan Brams."Sayang,aku mau dongAku juga ingin melihat keadaan kantor kamu." Lagian aku juga perlu tahu dimana dan bagaimana dengan perusahaan kamu Brams."Oke sayang,kalau begitu kamu pergilah berkemas,aku akan menunggu kamu disini,"ucap Brams.Jesselyn dengan langkah cepat berjalan masuk untuk berkemas, dia tidak ingin kalau suaminya kecewa dengan penampilannya."Jesselyn, apa kamu sudah siap?"Teriak Brams dari luar rumah."Iya sayang,sebentar lagi juga siap kok,"jawab Jesselyn.Jesselyn keluar dengan begitu cantik dan menawan.Balutan
Shahnaz memutuskan niatnya untuk tetap akan menjumpai pak Brams,dia tidak mau kalah dari Jesselyn yang kini sedang bersama Brams.Bu Nisa melihat Shahnaz datang,dia kemudian mengerutkan keningnya dan berpikir kalau Shahnaz adalah orang yang nekat."Ngapain lagi Shahnaz datang? bukankah dia telah berhenti bekerja di kantor ini?" Bathin Nisa.Nisa mencoba melihat kemana arah dari Shahnaz berjalan,dia ingin memastikan apa sebenarnya maksut dari Shahnaz yang begitu berani datang ke kantor tersebut."Wahh.. gawat,Shahnaz akan berjumpa dengan Bu Jesselyn di ruangan pak Brams."Cemooh Nisa.******Di dalam ruangan,Jesselyn sedang duduk di kursi kerja Brams.Dia terlihat begitu sempurna dan sangat sesuai duduk laksana Dirut dari perusahaan tersebut.Langkah kaki Shahnaz semakin dekat dengan ruangan pak Brams,dia sama sekali tidak percaya dengan omongan para karyawan.Shahnaz yang sudah berada di depan pintu langsung mengangkat tangannya untuk mengetuk p
"Brams,kamu kenapa diam?Apakah yang aku katakan benar?"Tanya Jesselyn.Brams melihat ke arah Jesselyn,dia takut kalau Jesselyn akan langsung pergi begitu saja.Shahnaz yang melihat suasana jadi mulai panas,kini mengambil sikap untuk keluar dari dalam ruangan."Bu Jesselyn,aku tidak tahu dengan cerita ini,Aku permisi keluar karena masih banyak tugas yang akan aku kerjakan."Shahnaz melangkah keluar dari ruangan Pak Brams.Dia seakan ingin menjauh karena tidak ingin terbawa masalah."Brams,kamu jujur padaku!Benarkan apa yang aku katakan?"tanya Jesselyn."Sayang,aku diam bukan berarti ucapan kamu itu benar.Aku diam karena terkejut dengan semua ucapanku.""Tapi.. kenapa kalian terlihat khawatir?" Kalau memang tidak ada masalah, apa hal yang akan kalian takutkan."Sayang, percaya padaku,antara aku dan Shahnaz tidak ada hubungan apa-apa.Kami selalu bersama hanya karena bisnis semata.Tidak lebih dari itu.Jesselyn terdiam,dia berpikir k
"Kringgg,"Suara handpone Brams terdengar berbunyi dari dalam kantongnya.Dia segera mengambil dan melihat siapa orang yang sedang menghubunginya."Hallo,"Terlihat Brams berjalan kearah kesudut ruangan.Dia berbicara dengan seorang rekan kerjanya yang kebetulan ingin mengadakan rapat.Jesselyn yang melihat kalau suaminya sedang sibuk berbicara,kini dia memilih untuk duduk di salah satu kursi yang ada di kantor itu.Bu Nisa kebetulan lewat,dia melihat si cantik istri bos sedang duduk di kursi tamu.Bu Nisa yang berkeinginan untuk terlihat akrap dengan Jesselyn,kini berjalan mendekatinya.Pak Brams yang kebetulan sudah siap dalam pembicaraan,kini berjalan ke arah Jesselyn,dia berkata pada istrinya."Sayang,aku sekarang juga harus berangkat ke perusahaan salah seorang sahabat.Dia baru saja menghubungi aku dan mengatakan ada rapat dadakan.Kamu pulang sama sopir aja ya!"Jesselyn terdiam,dia sebenarnya belum ingin pulang karena masih in