AKu ndak tahu cerita ini masih ada yang baca atau nggk karena update yang sangat lama. jika teman2 masih ada yang menunggu lanjutannya, yuk tulis di kolom komentar. agar aku semakin semangat buat nulis.
Pagi ini, Tian harus buru-buru ke kantornya. pasalnya staff dari tuan Hirada akan datang ke Indonesia dan saat ini sudah sampai di bandara. dan ia juga sudah memerintahkan Haris untuk menjemput ke sana. "Aku pergi sebentar ya." ucap Tian pamit pada Alin. Alin mengangguk. TIan mengusap puncak kepala Alin sembari tersenyum. pria itu berbalik meninggalkan Alin namun baru saja dua langkah ia maju, Tian kembali mundur dan menatap dengan tatapan memohon pada Alin, "Kamu ikut saja ya ke kantor." ucapnya memohon.Alin kembali menggeleng. "Aku bosan di sana. kamu pasti sibuk dengan tamunya. dan aku? pasti kesepian. kalau di rumah, aku bisa tiduran."mendengar alasan Alin, Tian seketika tersenyum manis. kalau hanya tiduran, di ruang kerjaku ada ruangan rahasia sayang." ucap Tian.Alin menautkan alisnya, "Ruangan rahasia?"Tian mengangguk. "ruangan itu biasa dimiliki oleh bos bos besar.""Ada apa di sana?""Kamar tidur dan kamar mandi."ALin melotot tak percaya, "Kamar?" tanya ALin syok.Tian m
Naura menyalakan pendingin ruangan di apartemennya. sudah memasuki Desember, Melbourn akan memasuki musim panas dan suhu di luar sangat membuatnya gerah. ia juga malas kemana-mana karena cuaca yang tak terlalu ia sukai. jika November kemarin ia mendapati musim salju di Jepang, di sini justru ia ditabrak dengan musim panas.Naura masih cuti kuliah. karena memang maunya seperti itu. ia bisa bersantai di rumah dna tak kemana-mana selama musim panas. bahkan untuk mandi di pantai pun ia tak mau. lebih baik dirumah. bisa mengademkan diri sekaligus menghemat.jam sudah menunjukkan pukul sebelas siang. biasanya memasuki Desember ini, akan banyak bermunculan ornamen ornamen natal yang menghiasi pertokoan, jalan-jalan dan juga Mall. dan orang-orang dengan kostum santa nya juga akan bertebaran di mana-mana. dan biasanya akan banyak pembagian makanan gratis dari beberapa toko yang sedang merayakan euforia natal. dan Naura suka moment ini. ia bisa makan enak dan tentu saja tak mengeluarkan uang se
Naura masih terbangun dengan posisinya yang berada dalam dekapan Haris. sementara pria itu sudah tertidur sedari tadi. Naura masih berpikir dalam benaknya kenapa hari ini Haris berada di sini. apa tujuan sebenarnya Haris seperti ini. yang ia tahu Haris dan dirinya tak pernah akur. bahkan selalu bertengkar. namun sekarang, haris di hadapannya, memeluknya dan tertidur. banyak hal yang ingin ia tanyakan, termasuk tentang Tiara. bagaimana hubungan Haris saat ini dengan Tiara. apa masih baik atau justru sebaliknya.ia kembali menatap lamat wajah Haris. jujur, ia pun mengantuk. ia sudah mencoba melepaskan dirinya dalam dekapan pria di depannya ini, namun selalu gagal. Naura tak bisa lagi menahan rasa kantuknya yang membuatnya akhirnya terlelap dalam dekapan Haris.jam sudah menunjukkan pukul tiga sore saat Haris terbangun. dan pria itu terbangun lebih dulu. ia membuka matanya secara perlahan dan mendapati Naura yang terlelap dengan tenang dalam dekapannya. ia menatap lekat wajah Naura. waj
Haris mengulum senyumnya saat Naura yang tiba-tiba memeluknya. ia ingin membalikkan tubuhnya namun ditahan oleh Naura. "Kenapa ditahan?" tanya Haris.Haris bisa merasakan Naura menggeleng di punggungnya. pria itu tersenyum tipis. ia melepaskan pelukan Naura di pinggangnya lalu memutar tubuhnya menghadap gadis tersebut. Naura menatap tepat di mata Haris, begitupun dengan pria tersebut. sembari tersenyum ia menatap Naura yang terlihat merona.Ia tak bisa menebak apa yang saat ini ada dalam pikiran Naura. yang ia lihat saat ini, gadis itu tersipu malu. "Jadi,?" Tanya Haris."jadi apa?""Hahaha. maksudnya ini Naura." gemasnya lalu tertawa sembari mengacak rambut Naura."Apa? Maksud apa." Naura tertunduk malu."Mana nih Naura yang selalu cari ribut sama aku. kok tinggal Naura yang malu malu kucing?" goda Haris. Naura semakin malu dibuatnya. namun ia memberanikan diri menatap Haris. "Jangan pulang dulu." ucapnya."Apa?" goda Haris."Iiihh, usil banget sih. aku bilang jangan pulang dulu. di
Menyambut minggu pertama Desember, Jakarta di sambut hujan lebat yang sudah menyebabkan titik banjir di beberapa tempat. beruntung hari itu hari minggu. jadilah tak ada yang terlalu buru-buru untuk bekerja, kecuali mereka yang memang bekerja satu minggu full.Alin melirik jendela rumah yang menembus pada taman luar. padahal hari ini ia berencana ingin membeli bahan untuk membuat kue. karena ia sangat ingin berkreasi kembali dengan kue-kue yang dulu ingin ia buat. tapi siapa sangka, rencana tersebut hanya tinggal rencana karena hujan yang tak kunjung berhenti.Alin memeluk lengannya. ia berbalik saat mendengar suara deheman dari belakangnya. ia yang tadi suntuk langsung tersenyum manis saat netranya melihat keberadaan Tian yang mendekat ke arahnya."Apa melihat hujan dari jendela membuat suasana hatimu membaik?" tanya Tian lalu memeluk kekasihnya tersebut. Ia paham betul bagaimana kesalnya Alin karena menunda jadwal belanjanya. Sebelumnya Alin berencana untuk berbelanja dua hari yang l
Sudah dua hari Haris berada di Australia. dan hubungannya dengan Naura juga sudah membaik, bahkan jauh lebih baik dari sebelumnya. walaupun belum ada kata cinta dari Haris dan mengikat Naura sebagai pacar, namun perlakuan Haris pada Naura terlihat seperti perlakuan cowok pada pacarnya. contohnya saja saat ini. Naura belum bangun dan keluar kamar, namun Haris yang tidur di sofa sudah bangun sejak tadi, bahkan sedang berkutat di dapur membuatkan sarapan untuknya dan Naura.sementara Naura, gadis itu dalam tidurnya tanpa sadar mengendus aroma yang membuatnya terbangun. ia langsung menyibak selimutnya dan keluar dari kamar. perutnya mendadak keroncongan. mungkin karena semalam ia tak makan juga. saat ia sudah keluar dari kamar, ia melihat Haris sedang berkutat di dapur.ia menutup pintu dan langsung melangkah mendekati haris, "Sedang apa?" tanya Naura pada pria tersebut."Oh, kamu sudah bangun? aku buat sarapan enak." jawabnya.Naura melangkah semakin medekat pada Haris. indra penciumann
Tian dan ALin kini sudah berada di dalam mobil. Tian menatap Alin yang sedari tadi tak berhenti menangis. "Aku pikir papa sudah sadar dan tak mau berhutang lagi, tapi ternyata apa? dia semakin menjadi." ucap ALin sembari terisak.Tian menarik Alin dalam pelukannya. "AKu janji akan cari papa sama mama kamu sayang." Ucap Tian namun Alin langsung menggeleng."aku nggak mau. biarin saja Tian. aku nggak mau lagi." ucap ALin membuat Tian iba. ia tahu Alin sangat kecewa. tapi apa boleh buat. faktanya Alin darah daging Yanto. "Kak Naura bagaimana? Dia juga belum tahu sepertinya." Ucap Alin lagi.Tian terdiam sejenak. Apa ia harus menghubungi Haris di sana dan meminta Naura kembali ke Indonesia dalam waktu dekat. Karena jika dipikir-pikir, hanya Haris yang bisa ia kontak di sana dan tak mungkin langsung pada Naura."Aku akan bicara dengan Haris nanti. Semoga dia bisa bawa Naura cepat tanpa menunggu jadwal pernikahan kita dulu."Alin mengangguk. "Kita pulang saja." Ucap Alin.Tian mengangguk. u
"Kau menyukaiku?" ulang Naura kembali pada Haris.Tatapan mata Haris masih sama. lekat pada tatapan mata Naura, "Jika kukatakan iya, apa yang akan kamu lakukan? dan jika tidak, apa yang akan kamu lakukan?" Naura berdehem mendengar pertanyaan balik dari Haris. apa yang akan ia lakukan? ia sendiri tak tahu apa jawabannya. Haris yang melihat kebingungan di mata Naura, langsung tertawa. ia mengacak puncak kepala Naura pelan, "SUdah!. jangan dipikirkan. anggak pertanyaan balik dariku sebagai sebuah lelucon semata." ucap Haris namun entah kenapa Naura merasakan ada kekecewaan di hatinya. ia tak tahu apa penyebab kekecewaan itu. otaknya seketika mengarah pada bayangan Tiara yang tertawa lepas dengan Haris. mendadak hatinya kesal."Kalau aku larang kamu dekat dengan Tiara, apa kamu menyanggupi." tanya Naura.Haris tertawa, "Kalau itu mau kamu, aku akan menyanggupi.""Tapi kan, kamu jauh lebih lama kenal dengan Tiara.""tak berdekatan lagi bukannya tanda benci kan? aku memang lebih lama ken