Pagi mulai menyapa. sinar mentari mulai masuk melalui jendela kaca mobil Haris membuat Haris mengerjab. pria itu mengeliat dan meregangkan tubuhnya. ia menatap pet shop dan terjyata sudah buka. sebelum keluar, Haris membersihkan dulu wajahnya dengan tisu yang ada di dalam mobil lalu mengenakan masker. pasalnya ia belum gosok gigi sama sekali. kalau Naura tahu hal ini, gadis itu pasti sudah akan menertawakannya sebagai pria yang jorok. Haris keluar dari mobil. ia mengeluarkan bukti penitipan kucing di tempat tersebut dan masuk ke dalam. "Selamat pagi." sapa Haris pada salah satu staff. "Selamat pagi mas. ada yang bisa saya bantu?" "Ini mbak, saya nitip kucing di sini tiga hari yang lalu. jadi mau diambil sekarang." Haris menyerahkan bukti penitipan tersebut pada staff yang ada di depannya. "Tunggu sebentar ya Mas." Haris mengangguk. staff itu langsung masuk ke dalam dan tak lama, ia membawa dua buah rumah kucing. satu adalah Hana, dan yang satunya milik Alin. "Kucingnya sudah dibe
Pagi ini, Tian harus buru-buru ke kantornya. pasalnya staff dari tuan Hirada akan datang ke Indonesia dan saat ini sudah sampai di bandara. dan ia juga sudah memerintahkan Haris untuk menjemput ke sana. "Aku pergi sebentar ya." ucap Tian pamit pada Alin. Alin mengangguk. TIan mengusap puncak kepala Alin sembari tersenyum. pria itu berbalik meninggalkan Alin namun baru saja dua langkah ia maju, Tian kembali mundur dan menatap dengan tatapan memohon pada Alin, "Kamu ikut saja ya ke kantor." ucapnya memohon.Alin kembali menggeleng. "Aku bosan di sana. kamu pasti sibuk dengan tamunya. dan aku? pasti kesepian. kalau di rumah, aku bisa tiduran."mendengar alasan Alin, Tian seketika tersenyum manis. kalau hanya tiduran, di ruang kerjaku ada ruangan rahasia sayang." ucap Tian.Alin menautkan alisnya, "Ruangan rahasia?"Tian mengangguk. "ruangan itu biasa dimiliki oleh bos bos besar.""Ada apa di sana?""Kamar tidur dan kamar mandi."ALin melotot tak percaya, "Kamar?" tanya ALin syok.Tian m
Naura menyalakan pendingin ruangan di apartemennya. sudah memasuki Desember, Melbourn akan memasuki musim panas dan suhu di luar sangat membuatnya gerah. ia juga malas kemana-mana karena cuaca yang tak terlalu ia sukai. jika November kemarin ia mendapati musim salju di Jepang, di sini justru ia ditabrak dengan musim panas.Naura masih cuti kuliah. karena memang maunya seperti itu. ia bisa bersantai di rumah dna tak kemana-mana selama musim panas. bahkan untuk mandi di pantai pun ia tak mau. lebih baik dirumah. bisa mengademkan diri sekaligus menghemat.jam sudah menunjukkan pukul sebelas siang. biasanya memasuki Desember ini, akan banyak bermunculan ornamen ornamen natal yang menghiasi pertokoan, jalan-jalan dan juga Mall. dan orang-orang dengan kostum santa nya juga akan bertebaran di mana-mana. dan biasanya akan banyak pembagian makanan gratis dari beberapa toko yang sedang merayakan euforia natal. dan Naura suka moment ini. ia bisa makan enak dan tentu saja tak mengeluarkan uang se
Naura masih terbangun dengan posisinya yang berada dalam dekapan Haris. sementara pria itu sudah tertidur sedari tadi. Naura masih berpikir dalam benaknya kenapa hari ini Haris berada di sini. apa tujuan sebenarnya Haris seperti ini. yang ia tahu Haris dan dirinya tak pernah akur. bahkan selalu bertengkar. namun sekarang, haris di hadapannya, memeluknya dan tertidur. banyak hal yang ingin ia tanyakan, termasuk tentang Tiara. bagaimana hubungan Haris saat ini dengan Tiara. apa masih baik atau justru sebaliknya.ia kembali menatap lamat wajah Haris. jujur, ia pun mengantuk. ia sudah mencoba melepaskan dirinya dalam dekapan pria di depannya ini, namun selalu gagal. Naura tak bisa lagi menahan rasa kantuknya yang membuatnya akhirnya terlelap dalam dekapan Haris.jam sudah menunjukkan pukul tiga sore saat Haris terbangun. dan pria itu terbangun lebih dulu. ia membuka matanya secara perlahan dan mendapati Naura yang terlelap dengan tenang dalam dekapannya. ia menatap lekat wajah Naura. waj
Haris mengulum senyumnya saat Naura yang tiba-tiba memeluknya. ia ingin membalikkan tubuhnya namun ditahan oleh Naura. "Kenapa ditahan?" tanya Haris.Haris bisa merasakan Naura menggeleng di punggungnya. pria itu tersenyum tipis. ia melepaskan pelukan Naura di pinggangnya lalu memutar tubuhnya menghadap gadis tersebut. Naura menatap tepat di mata Haris, begitupun dengan pria tersebut. sembari tersenyum ia menatap Naura yang terlihat merona.Ia tak bisa menebak apa yang saat ini ada dalam pikiran Naura. yang ia lihat saat ini, gadis itu tersipu malu. "Jadi,?" Tanya Haris."jadi apa?""Hahaha. maksudnya ini Naura." gemasnya lalu tertawa sembari mengacak rambut Naura."Apa? Maksud apa." Naura tertunduk malu."Mana nih Naura yang selalu cari ribut sama aku. kok tinggal Naura yang malu malu kucing?" goda Haris. Naura semakin malu dibuatnya. namun ia memberanikan diri menatap Haris. "Jangan pulang dulu." ucapnya."Apa?" goda Haris."Iiihh, usil banget sih. aku bilang jangan pulang dulu. di
Menyambut minggu pertama Desember, Jakarta di sambut hujan lebat yang sudah menyebabkan titik banjir di beberapa tempat. beruntung hari itu hari minggu. jadilah tak ada yang terlalu buru-buru untuk bekerja, kecuali mereka yang memang bekerja satu minggu full.Alin melirik jendela rumah yang menembus pada taman luar. padahal hari ini ia berencana ingin membeli bahan untuk membuat kue. karena ia sangat ingin berkreasi kembali dengan kue-kue yang dulu ingin ia buat. tapi siapa sangka, rencana tersebut hanya tinggal rencana karena hujan yang tak kunjung berhenti.Alin memeluk lengannya. ia berbalik saat mendengar suara deheman dari belakangnya. ia yang tadi suntuk langsung tersenyum manis saat netranya melihat keberadaan Tian yang mendekat ke arahnya."Apa melihat hujan dari jendela membuat suasana hatimu membaik?" tanya Tian lalu memeluk kekasihnya tersebut. Ia paham betul bagaimana kesalnya Alin karena menunda jadwal belanjanya. Sebelumnya Alin berencana untuk berbelanja dua hari yang l
Sudah dua hari Haris berada di Australia. dan hubungannya dengan Naura juga sudah membaik, bahkan jauh lebih baik dari sebelumnya. walaupun belum ada kata cinta dari Haris dan mengikat Naura sebagai pacar, namun perlakuan Haris pada Naura terlihat seperti perlakuan cowok pada pacarnya. contohnya saja saat ini. Naura belum bangun dan keluar kamar, namun Haris yang tidur di sofa sudah bangun sejak tadi, bahkan sedang berkutat di dapur membuatkan sarapan untuknya dan Naura.sementara Naura, gadis itu dalam tidurnya tanpa sadar mengendus aroma yang membuatnya terbangun. ia langsung menyibak selimutnya dan keluar dari kamar. perutnya mendadak keroncongan. mungkin karena semalam ia tak makan juga. saat ia sudah keluar dari kamar, ia melihat Haris sedang berkutat di dapur.ia menutup pintu dan langsung melangkah mendekati haris, "Sedang apa?" tanya Naura pada pria tersebut."Oh, kamu sudah bangun? aku buat sarapan enak." jawabnya.Naura melangkah semakin medekat pada Haris. indra penciumann
Tian dan ALin kini sudah berada di dalam mobil. Tian menatap Alin yang sedari tadi tak berhenti menangis. "Aku pikir papa sudah sadar dan tak mau berhutang lagi, tapi ternyata apa? dia semakin menjadi." ucap ALin sembari terisak.Tian menarik Alin dalam pelukannya. "AKu janji akan cari papa sama mama kamu sayang." Ucap Tian namun Alin langsung menggeleng."aku nggak mau. biarin saja Tian. aku nggak mau lagi." ucap ALin membuat Tian iba. ia tahu Alin sangat kecewa. tapi apa boleh buat. faktanya Alin darah daging Yanto. "Kak Naura bagaimana? Dia juga belum tahu sepertinya." Ucap Alin lagi.Tian terdiam sejenak. Apa ia harus menghubungi Haris di sana dan meminta Naura kembali ke Indonesia dalam waktu dekat. Karena jika dipikir-pikir, hanya Haris yang bisa ia kontak di sana dan tak mungkin langsung pada Naura."Aku akan bicara dengan Haris nanti. Semoga dia bisa bawa Naura cepat tanpa menunggu jadwal pernikahan kita dulu."Alin mengangguk. "Kita pulang saja." Ucap Alin.Tian mengangguk. u
Tak jauh beda dengan Delon, Haris dan Naura pun baru saja merasakan pelepasan mereka. Dan kini keduanya sedang berada di bawah selimut, setelah tadi Haris berkali-kali melepaskan benihnya dalam rahim Naura. "Capek?" Tanya Haris pada sang istri.Naura mengangguk, "Ngantuk yank." Ucapnya."Ya udah, kamu tidur ya. Aku mandi dulu." Naura lagi-lagi mengangguk. Ia mengeratkan selimutnya untuk kembali tidur, sementara Haris memilih untuk mandi. Tubuhnya terasa begitu lengket setelah pertempuran penuh nikmat yang ia lakukan bersama Naura.Seperempat jam setelahnya, Haris selesai dan kembali masuk ke dalam selimut. Ia memeluk Naura Yang sudah terlelap dan sama-sama mengarungi mimpi.*****Paginya, Kediaman Tian sedang Tak baik-baik saja. Pasalnya sang istri merajuk karena perkara ia minum pakai gelas warna merah. Bahkan keributan itu menarik perhatian pengantin baru.Naura yang saat itu baru masuk ke dalam langsung dibuat heran dengan Alin yang sedang menangis sesenggukan di sofa keluarga. Di
Tita masih syok. satu kalimat yang tak ia bayangkan akan keluar dari mulut Mas Delon, satu kalimat yang tak pernah ia bayangkan akan ada yang meminta itu padanya, berhasil membuat kerja jantungnya meningkat. Tita menyentuh dadanya lalu menatap Delon. "Mas, Jantung aku." bisik Tita. Delon langsung panik. ia mengeluarkan ponselnya dan mencoba menghubungi seseorang, namun langsung dicegat Tita. "Mas mau ngapain?" tanya Tita cepat."Nelpon dokter. tapi jantung kamu--""Iiiihh Mas Delon. kok dokter sih." Dengan tanpa sadar dan spontan, Tita menarik telapak tangan Delon dan meletakkannya tepat di dadanya. sebenarnya tujuan Tita ingin meminta Delon merasakan detaknya, namun sepertinya yang Tita lakukan adalah sebuah kesalahan. karena bukan merasakan detak jantung Tita, justru Delon yang dibuat berdetak tak karuan."Kerasa nggak?" Tanya Tita polos.Delon belum menjawab. Ia menatap Tita Lamat. Sampai Tita sadar jika ia sudah sedikit keterlaluan. Tia langsung menarik tangan Delon dari dadany
Pesta pernikahan sudah usai. yang tersisa hanyalah lelahnya saja. namun beda dengan penagntin baru. bukan sisa, melainkan hal baru. bagaimana tidak, keduanya bahkan tak canggung lagi sama sekali berbicara soal malam pertama. dan itu membuat Delon menatap keduanya kesal. adn saat ini mereka sedang berkumpul di rumah Tian. di sana juga ada Tita."Bisa disortir sedikit kalimat kalian?" Ucap Delon sewot. Naura menatap Delon dengan tatapan usil, "Makanya, buruan nikah. jangan sampai Tita disalip yang lain."Tita langsung tersipu. sementara Delon menggerutu kesal."Bro, kalimat yang di pesta tadi serius?" kini giliran Tian mengambil alih."Yang mana?""Kamu lihat? Dia yang saat ini sedang abang--"Buugghh!Sebuah bantal kursi melayang ke arah Tian. dan pelakunya adalah Delon sendiri. gugupnya Delon membuat semuanya tertawa."Ngapain malu. kalau benar ya diakui saja. toh nggak ada yang salah kok. kalau Tita sendiri, mau nggak sama om om seperti Delon?" Delon menatap tajam Alin. namun hanya
Hari pernikahan."Kak, selamat ya. Akhirnya nikah juga." Ucap Alin dengan bahagia. Ia tak menyangka jika kakaknya akhirnya berakhir di pelaminan dengan kak Haris.Dan status Naura berubah menjadi istri orang tepat satu jam yang lalu. Pesta pernikahan yang bertemakan white garden itu dihadiri banyak tamu. Khususnya dari rekan-rekan Haris dan Tian di perusahaan dan kawan nongkrong.Di tengah-tengah tamu yang hadir, juga ada Delon dan Tita. Gadis itu terlihat begitu cantik. Delon berhasil menyulap Tita menjadi seorang ratu yang begitu sempurna. Dan selama pesta berlangsung, Tita hanya duduk dan sesekali saja berdiri. Delon juga terlihat melayani Tita dengan sangat baik. Sepertinya pria itu sudah tersihir dengan pesona Tita.Sebelum h-1 pernikahan Haris dan Naura berlangsung, Delon datang ke kediaman Tian. Pria itu berkunjung untuk berkumpul bersama sekaligus mengatakan jika besok Tita akan datang ke pesta dan Delon juga mengatakan bagaimana kondisi Tita sebenarnya membuat Naura dan Alin
Haris dan Naura melihat tim dari WO sedang menyulap aula gedung perusahaan di kantor Tian menjadi ruangan yang dipenuhi berbagai jenis bunga dan lebih mendominasi warna putih. Dan persiapan itu sudah hampir rampung. Setelah dua Minggu pengurusan semuanya, mulai dari surat-surat yang dibutuhkan sampai penentuan konsep pernikahan, bahkan Haris menemui ayah kandung Naura yang sudah pindah ke Bandung untuk memberitahukan rencananya tersebut. Dan kini tibalah saatnya memasuki H-3 pernikahan dirinya dan Naura.Haris merangkul pinggang Naura. "Kamu suka?" Tanyanya pada Naura. Naura mengangguk. "Sangat." Jawab Naura penuh haru. Ia tak menyangka jika dirinya dan Haris akan menikah juga. Dan setelah menikah, mereka tak perlu dipisahkan jarak, karena Haris sudah mendapat izin cuti dari Tian untuk menemani dirinya selama kuliah di Aussie."Oya, kamu sudah dapat info terbaru dari Delon?" Haris menatap Naura yang tiba-tiba menanyakan soal Delon. "Jangan mikir yang aneh-aneh dulu. Kamu sadar nggak
Alin dan Tian baru saja sampai di Jakarta setelah satu minggu lamanya mereka berbulan madu. dan kedatangan mereka siang ini di sambut oleh Haris dan Naura di bandara. dan sepasang kekasih itu sudah menunggu pengantin baru sejak setangah jam yang lalu.Naura asik menyantap es krim yang Haris belikan di cafe bandara. "Enak banget kayaknya." Goda Haris pada gadis itu."Banget yank. kamu mau?"Haris menggeleng, "Kamu aja. aku lagi nggak mau makan es krim.""Kenapa? panas-panas gini mending makan atau minum yang dingin dingin." Tak tergoda sama sekali, Haris tetap menggeleng. Naura mencibir. Ia kembali menyantap es krim coklat kesukaannya. Dari tempatnya berdiri, Haris bisa melihat pengantin baru tersebut keluar dari pintu kedatangan. Ia segera melambaikan tangannya memberi kode pada Tian di mana posisinya saat ini.Naura yang melihat kehadiran sang adik langsung keluar dari mobil dan berlari mengejar Alin. "Aaaaa kangeeennn." Teriak Naura yang langsung memeluk Alin saat dia sudah sampai
Alin melenguh dalam tidurnya. ia merasakan tubuhnya remuk seketika saat ia baru saja terbangun. ia membuka matanya dan melihat suaminya masih terlelap. Alin menatap wajah tenang Tian. ia sangat suka dengan pahatan wajah Tian yang sempurna baginya. bahkan saking sempurnanya, ia akan memasang mata elangnya saat ada perempuan yang melirik pada sang suami. bahkan saat mereka di sini pun, Tian tak lepas dari tatapan para pemangsa. dan ia tak akan pernah mengizinkan pemangsa itu mendekati miliknya.Alin menyentuh pipi Tian lembut membuat Tian terbangun. "Suamiku tersayang, bangun." bisik Alin. Tian tersipu. ia menarik Alin semakin masuk dalam pelukannya membuat Alin tertawa. "bangun sayangku. sudah jam sebelas. kita melewatkan sarapan kita sayang." "Sebentar lagi istriku. atau aku ganti sarapan saja gimana?"Alin menautkan alisnya tak paham. "Ganti sarapan? maksudnya?"Tian tersenyum penuh makna. ia masuk ke dalam selimut dan detik berikutnya Alin memekik saat Tian bermain dengan puncak ke
Tian menatap istrinya yang sudah terlelap. Seharian jalan-jalan membuat Alin lelah dan memilih untuk cepat tidur. Baginya juga tak masalah, biar besoknya Alin punya tenaga lagi untuk kembali menjelajahi Jepang. Masih banyak tempat yang ingin ia tunjukkan pada Alin. Tian turun dari tempat tidur. Ia meraih ponselnya lalu berjalan keluar menuju balkon. Ia mencari kontak ponsel Haris dan langsung menghubungi pria tersebut.Tak lama panggilan itu pun tersambung dan langsung diangkat oleh Haris."Bagaimana di Indonesia?" Tanya Tian tanpa basa-basi."Ck! apa kau tak bisa basa-basi terlebih dahulu?" ucap Haris membuat Tian berdecak kesal.. "Kau tahu aku tak terlalu suka hal itu. bahkan darahku mendidih saat melihat pria sialan itu berani masuk ke dalam rumahku. sialnya aku tak meminta orang-orangku untuk berjaga di sana." jawab Tian dengan nada suara yang begitu dingin.Haris paham itu. ia sangat tahu jika Tian tak suka rumahnya dimasuki oleh orang sembarangan. bahkan untuk Naura bisa di sa
Haris dan Naura menikmati makanan yang mereka pesan dengan sangat nikmat. Naura yang awalnya ingin Haris makan bersamanya di tempat tidur rumah sakit, berubah menjadi ia yang mengikuti Haris makan di meja beserta sofa yang sudah di siapkan di ruangan tersebut.Setelah makanan habis, Naura belum ingin kembali ke tempat tidur. Toh ia juga tak butuh apa di tempat tidur. Makanya ia mengatakan jika ia sudah bisa pulang sebenarnya. Namun karena dokter mengatakan belum, jadi ia pasrah saja. Dari pada ia ribut lagi dengan pria yang ada di sampingnya ini."Alin kapan balik?" Tanya Naura pada Haris yang sedang mengupas buah."Katanya sih cuma liburan seminggu. Kamu tahu sendiri Tian. Dia bos nya di sini. Jadi seminggu katanya, belum tentu seminggu. Bisa jadi sebulan.""Ih jangan. Kok sebulan."Haris langsung menatap Naura,"kenapa kalau sebulan?""Kalau sebulan, berarti aku udah balik dong ke Aussie, terus kita nikahnya kapan?" Ucapnya cemberut. Tawa Haris nyaris meledak kalau ia tak menahannya