Sejak kalimat frontal yang Haris katakan tadi pada Naura di dalam mobil, Naura mendadak diam dan takut berbalas kata lagi dengan Haris, bahkan sampai mobil mereka pun berhenti di sebuah warung makan yang menjual beberapa menu sarapan pagi yang cukup menggugah selera.Haris turun dari mobil lebih dulu, disusul Naura setelahnya. gadis itu memilih mengekor di belakang Haris ketimbang berjalan beriringan. setelah keduanya memesan, Haris dan Naura mencari kursi kosong yang memang tak terlalu banyak. mereka memilih kursi yang ada di sudut warung yang memang bisa diisi untuk dua orang saja.selama menunggu pesanan mereka tiba, Naura tak berani menatap mata Haris. dan hal itu disadari oleh Haris. pria itu bahkan terus menatap Naura sampai membuat Naura gugup."Kau sariawan?" tanya Haris secara tiba-tiba."Tidak." jawabnya."Lalu kenapa kau diam?""Ha? tidak. aku hanya ingin diam.""Jangan ngelawak di sini. apa ini karena kalimat yang terakhirku di mobil tadi?"Naura mendongakkan kepalanya dan
Alin berlari ke dalam rumah saat mobil Tian yang ia tumpangi sampai di rumah. saat mendapat panggilan dari Haris, Alin dan Tian langsung pulang ke rumah. bahkan sepanjang perjalanan Alin tak berhenti menangis membuat Tian ikut cemas.ia langsung berlari ke dalam kamar Naura dan mendapati Naura tengah tertidur dalam selimut dan sedang ditangani dokter."Bagaimana Kak Naura?" tanya Alin pada Haris yang juga sedang menunggu di samping Naura. Haris ingin menjawab, namun karena dokter sudah selesai memeriksa Naura, Haris menyerahkan semuanya pada dokter tersebut."Dia hanya terkejut dan syok. hal itu yang membuatnya demam. sekarang panasnya mencapai 39,4 derajat celcius. dan ini sangat panas. saya sudah menyuntikkan obat penurun panas padanya. kita lihat reaksi obatnya beberapa jam kemudian. dan jika dalam waktu empat-lima jam panasnya tak ada perubahan, beri dia obat ini. ini alternativ terakhir sebelum dibawa ke rumag sakit." ucap dokter tersebut.Alin mengangguk. "Dan jika saya cerna ka
kehebohan terjadi di kediaman Tian pagi-pagi sekali. bukan karena si pemilik rumah, melainkan karena kehadiran Delon dan juga Tiara. pasalnya jam sepuluh nanti, mereka harus berangkat ke Jepang dan semuanya harus berkumpul di rumah Tian.Alin keluar dari kamar dengan pakaian yang sudah rapi melekat di tubuhnya. tak hanya Alin, Naura juga sudah siap sedari tadi. Alin memperkenalkan Naura pada Tiara."Haris mana?" tanya Tiara pada Alin yang langsung menarik perhatian Naura. gadis itu melirik ke arah Tiara yang sedang tersenyum manis pada Alin."Masih di Paviliun." jawab ALin. seperti orang yang sudah paham, Tiara langsung keluar dan melangkah menuju Paviliun. sementara Naura yang penasaran langsung mengekori dari belakang. terlihat dari kejauhan, HAris yang baru keluar sambil membawa kandang Hana dan juga Hana."Haris." sapa Tiara yang langsung membuat gerak Haris terhenti."Tiara? kapan sampai?""Barusan. ih kucingnya lucu banget. punya kamu?" Haris hanya tersenyum menanggapi. sementar
angin dingin di malam hari menusuk tulang jika tak mengenakan pakaian hangat. untuk destinasi mereka di malam pertama mereka di Jepang ini, Tian sudah menyiapkan sebuah destinasi romantis di malam hari. destinasi mereka malam ini sengaja diambil Tian karena jika dilihat, mereka bertiga bisa berpasangan. jadi apa salahnya mereka berenam sama-sama menikmati walaupun hanya dirinya dan Alin saja yang sepasang kekasih.Tokyo, Skytree menjadi tempat pilihan Tian. karena memang Alin ingin ke tempat ini. sebenarnya ALin ingin siang hari. namun apa salahnya mereka pergi di malam hari bukan? menikmati keindahan Tokyo di malam hari dari puncak Sky tree.dan mereka baru saja sampai di puncak menara tersebut. Saat lift terbuka, ALin langsung berseru takjub. ia bahkan sampai berlari sampai pembatas kaca dinding menara dan memperlihatkan begitu kerlap-kerlipnya Jepang di malam hari.Tian bahkan dibuat gemas dengan reaksi Alin. mungkin karena ini memang yang pertama untuk Alin sendiri. dan ia sangat
HAris masih betah terjaga. suasana hatinya justru semakin buruk. karena otakny selalu memikirkan Nauda dan Delon yang akan tertawa bersama dan saling menggoda. ia kembali mengeram kesal. Haris meraih ponselnya dan mencari kontak Naura. ia mencoba menghubungi Naura dan berdering. itu artinya Naura menggunakan jaringan internet di Jepang. Haris membuka room chat dengan Naura. Hai.kata itulah yang Haris kirim sebagai pesan pembukanya dengan Naura. ia tak ingin menghapusnya. karena ia sendiri memang ingin mengirim pesan pada Naura. biasanya yang ia tahu, orang-orang akan menghapus kembali karena takut dikatakan sok asik. tapi hal itu tak berlaku untuknya.cukup lama Haris menunggu sampai pesan tersebut berwarna centang biru. namun semenit sampai dua menit ia tunggu, pesan balasan tak kunjung masuk.Jangan dianggurin. aku lagi suntuk di sini.Haris kembali mengirim pesan yang kedua. dan tak berapa lama ia langsung bersemangat saat Naura sedang menulis balasan.Ting!pesan balasan pun ma
Jam sudah menunjukkan pukul sebelas lewat dan semua rombongan sudah kembali ke Hotel. Naura, Tiara dan Alin ada di kamar yang sama sementara Haris, Tian dan Delon juga dikamar yang sama. sebenarnya Tian sudah memberontak jika ia ingin satu kamar dengan Alin. namun yang namanya Delon, pria itu pasti akan mengacaukannya. alhasil, Tian harus pasrah untuk sekamar dengan Haris dan juga Delon.di kamar para cewek, Alin dibuat bingung dengan Naura dan Tiara yang tak saling sapa. sedari tadi ia melihat Naura dan Tiara berlalu lalang namun tak ada yang saling menyapa membuat Alin bingung."STOP!" Teriakan Alin menghentikan kesibukan Naura dan Tiara. Naura menatap sang adik lebih dulu, "Kakak sama Tiara itu kenapa sih? kok diam-dimana gitu?"Naura menatap Tiara, "Nggak diam-diaman kok. yang mau dibicarakan itu nggak ada.""Masa sih? kan banyak yang bisa dibicarakan. aku perhatikan saat di Indonesia dan di sini, kalian nggak saling ngomong. ada masalah apa?" Alin menatap Tiara.Tiara hanya menga
Suasana sarapan mereka kali ini benar-benar menegangkan. tak ada yang mulai berbicara bahkan untuk sekelas Tiara yang periang pun memilih untuk diam. tatapan Naura tak lepas dari ALin yang terus menunduk. ia meraih ponselnya dan mencari layanan tiket pesawat. ia tak mau melihat Alin seperti ini. saat ini ia melihat orang-orang memperlakukan adiknya sebagai perempuan murahan. dan ia terluka karena itu.sebagai seorang kakak, ia tak terima. walaupun pemicu ketegangan ini adalah Alin sendiri. namun balasan yang ALin dapatkan sama sekali tak setimpal. ia merasa ALin seperti direndahkan."Aku dan Alin akan kembali ke Jakarta jam sebelas nanti. jadi setelah sarapan ini, kami akan bersiap-siap untuk pulang. aku juga sudah membeli tiketnya." kalimat sempurna yang keluar dari mulut Naura membuat Tian, Delon, Tiara dan Haris langsung menatap ke arahnya."Tian, aku tahu Alin bersalah. Adikku hanya seorang perempuan kecil yang tak pernah merasakan kebahagiaan seperti ini. dia hanya seorang gadis k
ternyata yang pakar cinta itu bilang kalau cinta itu butuh komunikasi adalah benar. faktanya dialami oleh Alin sendiri. ia pikir hubungannya dengan Tian akan selesai. tapi ternyata ia salah. Tian mampu membuat semuanya kembali dengan baik. walaupun ada keraguan di hati Alin, namun pria itu mampu meyakinkan Alin jika semua akan baik-baik saja. tak ada yang dirugikan dengan hubungan mereka seperti yang dituduhkan Delon padanya.dan ini sudah masuk hari ketiga mereka di Jepang dan saat ini mereka baru saja sampai di Sapporo. permainan ski sangat mereka inginkan siang ini."Aku di sini saja." ucap Alin mendadak takut saat melihat hamparan salju menutupi gunung yang saat ini mereka injak. di depan ALin begitu banyak orang dari berbagai negara yang sedang menikmati ski."Nggak apa-apa sayang. aku ajarin." ucap Tian meyakinkan.Alin kembali menggeleng. ia menatap Naura, Tiara, Delon dan Haris sudah berada di tengah-tengah wahana.Alin mendadak ngereok seperti orang gila karena saking takutny