"Al ... Al, bangun nak," Nina mencoba membangunkan putranya yang mengigau."Hah.""Mami, ini Alden dimana? ini bukan dirumah kan," ucapnya panik"Hei anak nakal, ini memang bukan di rumah tapi di rumahsakit. Ada apa kau mengigau sampai teriak keras, hem.""Hanya mimpi ternyata," pikir Alden"Ini di rumahsakit Mi, bagaimana Yasmine, Mi.""Tenanglah sayang, ayo ikut Mami."Alden turun ranjang dan berjalan mengikuti Mami nya, ia sungguh tak kuasa jika mimpi jadi kenyataan. Ia berpikir masa depan bersama anak-anak dan mimpi hidup bahagia hingga kakek nenek hancur.Sampai di sebuah ruangan vvip, Alden masih menunduk dengan wajah sedihnya. Ara melihat putranya seperti itu menyenggolnya."Mau sampai kapan kamu menunduk, cari uang koin. Pengusaha kok masih asyik cari koin," cibir Nina.Seketika mendongak dan betapa terkejutnya ada sosok ia sayangi tersenyum diatas brankar. Ia tak bisa menahan tangisnya ia berlari lalu memeluk istri tercintanya."I love you beibeh," Alden memeluk erat istrinya
Malamnya acara resepsi dilakukan pukul 5 sore sampai pukul 9 malam untuk sesi pertama dan sesi kedua pukul 9 malam hingga 11 malam. Kedua mempelai bersiap menuju acara resepsi dengan tema rock n roll sesuai keinginan Hilda. Setelah memastikan polesannya sudah bagus, ia memilih sepatu cats."Keren kalian," ucap mua"Ini ideku lo mbak.""Oh begitu, keren sekali ide nya.""Ya udah ayo sayang, kasihan udah pada nunggu.""Baiklah suamiku."Kedua mempelai pun akhirnya sudah di tempat acara tepatnya dekat kolam renang. Dan sebuah pertunjukan di persembahkan oleh Alden dan Yasmine untuk menambah suasana kegembiraan atas pernikahan adeknya."Selamat malam semua, saya Alden dan ini istri tercinta saya Yasmine. Kami akan mempersembahkan sebuah lagu untuk mempelai. Semoga terhibur."Dan semua memberikan tepukan riuh pada mereka berdua atas lagu romantis berjudul 'Dengarkanlah'.Dan pertunjukkan kedua, para cowok serta pasangan mempelai menari diatas panggung semua semakin bersorak karena gera
"Oh ya, kok aku nggak tahu ya," ucap Yasmine tanpa menoleh kearah perempuan yang mengaku mantan Alden suaminya."Kalau mau, tanya suami mu yang merenggut kesucianku," ucapnya dengan nada mengejek.Seketika Yasmine berbalik dan menarik lengan perempuan itu dan berkata, "Berarti kau yang murahan nona.""Brengsek, sialan tuh cewek," umpat ReviYasmine menghempaskan lengan perempuan itu kasar dan pergi berlalu saat akan masuk ke lobby ia berpapasan dengan suaminya."Kau kenapa sayang, kok mukanya di tekuk.""Aku mau pulang sekarang," Yasmine berlari naik ke liftAlden heran dengan istrinya dan mengejar saat berada di lift, Yasmine masih mode diam. Alden berusaha menggenggam erat tangan istri, tapi ditepisnya. Akhirnya lift terbuka, Yasmine dengan langkah cepat masuk ke dalam kamar karena ingin mendengar penjelasan dari suami."Ada apa sayang, kamu kok dingin.""Dingin itu kulkas, jadi tolong jawab pertanyaanku cukup iya atau tidak.""Oke.""Ada 10 kah mantanmu, Alden?""Iya.""Salah satun
"Raka."Rere dan Ari terkejut saat putra semata wayangnya mengetahui jika diam-diam menjenguk. Ari bergegas keluar dari ruangan namun sebuah ucapan membuat ia terhenti sejenak"Ada apa anda mencari Mama saya."DegUcapan Raka membuatnya sakit hati Ari tak mau merespon yang tahu hanya dia dan Tuhan tentang perasaannya saat ini. Ia keluar dan berpapasan dengan Hilda menantunya."Pa," panggil Hilda dan membuat Ari menoleh"Papa menyayangi kalian."Ari pun pergi dari rumahsakit, saat ia menyusuri jalan betapa hancurnya putra semata wayang membenci akibat jebakan itu. Dari kejauhan ada seorang wanita tersenyum miring melihat suami tak berguna.Ari kini tak tahu harus kemana karena ia sudah tak punya apa-apa lagi. Ia diusir karena hartanya atas nama istri pertama dan putranya dan disimpan di situ juga. Wanita itu geram dan menyuruh mengganti nama ahli waris tapi Ari tak mau melakukan itu lalu ia mengusirnya.....Di rumah sakitAlden menjenguk Rere sejenak lalu berpamitan karena melihat
Esoknya, tubuh Ari merasakan panas dingin. Ia memakai selimut namun tak mempan malahan semakin menggigil. Dan terdengarlah suara ketukan dari pintu ia beranjak pelan dan membukanya."Alden.""Om, Om sakit kenapa pucat sekali," Alden panik"Om hanya demam, Al.""Alden bawa ke rumahsakit aja ya, takut tambah parah. Mari Om.""Tapi Al.""Nggak apa Om."Alden membantu memapah pria paruh baya itu dan saat akan keluar dari ruang tamu, ia berpapasan dengan Yasmine."Loh Al, kenapa Om Ari.""Sakit yang, kamu di rumah dulu ya.""Ya udah hati-hati."Alden dan Ari masuk ke dalam mobil dan tak lama mobil yang dikendarai Alden sudah sampai di rumahsakit. Alden yang tak tega mengambil kursi roda agar memudahkan ia mendorong. Saat berjalan di lorong, ia bertemu dengan Rere, Raka serta Hilda."Ri, kamu kenapa," tanya Rere panik melihat wajah Ari pucatRaka melihat kepanikan di raut wajah sang Mama membuat ia tahu jika sesungguhnya perasaan tetap sama seperti dulu."Aku nggak pa, Re.""Alden bawa ke r
Alden dan Yasmine turun dari mobil lalu, pandangan para mahasiswa menatap kearah Yasmine dengan tatapan aneh ia menyadari jika ia memakai pakaian dengan syal melingkar di leher putihnya dan rambut hitamnya tergerai indah. Para mahasiswa berpikiran jika ada sesuatu dibalik syal Yasmine. Yasmine yang ditatap merasa risih dan memarahi Alden saat sampai di depan kelas."Ini semua gara-gara kau, Al " bisik Yasmine"Kok bisa sih, sayang. Salah kanda apa, hem.""Masih pakai tanya pula, lihat dandananku akibat ulahmu.""Biarin, biar tahu semua kalau kau milikku sayang. Udah dunk jangan cemberut," ucap Alden sambil memegangi pipi tirus istrinyaTiba-tiba, ada seseorang sengaja menyenggol Alden agar menyudahi romantisme keduanya. Siapalagi kalau bukan Revi."Sok romantis," cibir Revi dan duduk di bangkunya"Syirik.""Udah Al, masuk sana.""Iya, kalau ada apa-apa hubungi aku. Aku akan musnahkan binatang apapun itu," teriak Alden agar di dengar Revi"Iya sayang, udah sana dosenku killer hari i
"Papa, Mama," panggil Yasmine memeluk bergantian menghampiri"Hai sayang, apa kabarmu nak?" tanya lembut Reyhan"Baik Pa, Papa gimana kok gemukan ya sekarang.""Iya dunk, cocok berarti sama Mama," canda Reyhan"Lah, berarti aku jadi nggak cocok sama Yasmìne, Pa," Alden tak terima"Siapa yang bilang, kalau nggak cocok kalian udah bubar. Papa hanya becanda kok tadi, Al.""Iya-iya Pa tahu, he ..." Alden mencium punggung tangan mertuanya"Kalian darimana kok baru pulang, kasihan aku lihat Axel dan Sha nyari kau sayang," Dewi"Itu sidang Kenzi Pa, tadi di jatuhi hukuman 20 tahun. sesungguhnya Alden tak terima menurutku terlalu ringan seharusnya mati aja tuh anak.""Macam mafia aja kamu, Al.""He ... calon.""Apa!" pekik semua"He ... becanda lagi, Pa," ucap Alden sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal"Udah kalian mandi dulu, baru kesini lagi.""Baik Pa, Ma. Kita keatas dulu.""Iya sayang."Alden dan Yasmine naik ke kamar dan mulai membersihkan diri karena lengket badannya. Sesaat Alde
Di kamar, badan Alden sampai menggigil saat ia ingat tadi dikejutkan topeng reog yang bikin ketakutan . Ia phobia dari kecil saat ada yang iseng padanya dulu. Yasmine membuka pintu kamar pelan-pelan dan celingukan mencari keberadaan suami. Dan sebuah gundukan di atas ranjang sudah dipastikan itu adalah suami."Sayang, kamu nggak apa."Yasmine tak mendengar respon Alden, segera mendekati suaminya."Sayang," Yasmine segera membuka selimut yang menutupi badan suami. Ia terkejut Alden menggigil dan demam. Tak mau menunggu lama, pun menelpon dokter Erik agar segera ke rumah."Halo assalamualaikum Om Erik, ini Yasmine.""Waalaikumsalam Yas. ada apa kau telpon pagi ini.""Itu Om, Alden demam, bisa kesini. Buruan ya Om, Yasmine takut.""Dia itu kuat Yas, udahlah nggak usah khawatir.""Kalau Om nggak segera datang kesini, Yasmine akan ke rumahsakit aja," ucapnya kesal"Eh, iya-iya. Kamu itu sama aja dengan Alden. Ya udah meluncur nih.""Assalamulaikum.""Waalaikumsalam."Beberapa menit E
Raka berjalan menyenggol lengan Alden yang tertawa namun tak berlangsung lama, karena Yasmine menjewernya agar tak iseng. Sedangkan Raka memilih tidur di sofa ruang tamu. Nina dan yang lain menghela nafas berat melihat kelakuan Hilda mengusir suaminya sendiri.......Pagi nya, Hilda bangun pagi sekali dan membangunkan suamnya"Kak, bangun.""Emmm, astaga," ucap Raka terkejut ada Hilda di depannya"Kamu pikir aku hantu, ayo bangun.""Ada apa sayang.""Ayo mandi, aku mau kerumah Bunda Sarah. Ayo.""Hah, tumben.""Udah ah, ayo buruan. Awas aja uler keket ikut lagi.""I-iya, nih bangun."Raka pun mengikuti istrinya menuju kamar membersihkan diri segera. Selesai ritual mandinya mereka bersiap untuk ke rumah Bunda Sarah."Udah semua, sayang.""Udah kak."Mereka keluar, Hilda menggendong Berlian yang masih terlelap dalam mimpi indahnya. Saat sampai di ruang makan, Raka dan Hilda menitip pesan karena Mami da Daddy belum bangun."Bik, kita titip pesen Mami dan Daddy jika ke rumah Bunda Sarah,
"Sayang, udah dunk. Capek nih. Nih," Alden memelas pada istrinya"Hahhahaaha, kau lucu sekali sayang. Aduh perutku sakit.""Ih nyebelin deh."Saat ini Alden di dandani seperti cewek memakai pink polkadot dress serta higtheels pink. Sungguh menggemaskan sekali, jika orangtuanya tahu mungkin diketawain dua hari dua malam."Sini, aku bersihin. Kacian amat."Yasmine pun dengan telaten membersihkan wajah Alden, setelah bersih ia memberi kecupan hangat di seluruh wajah suaminya. Alden mengulas senyuman lalu mencari kesempatan dan menarik dagunya memperdalam pagutannya. Namun, saat dia merasa ingin lebih, Yasmine mencegahnya"Puasa dulu, hahahhaha."Alden mendengus kesal karena hasratnya tak tertuntaskan, dan ia memilih untuk bersolo karier di kamar mandi. Setelah hampir satu jam lamanya, Alden keluar dengan wajah ceria kembali. Ia mendekati istrinya yang mulai gemar nonton drakor dilaptopnya."Sayang, kok nonton drakor mulu.""Seneng aja, romantis sayang. Oh ya kita ke rumah Mami yuk. Aku
"Uda ayo buruan anter aku pergi.""Yas tunggu, sebenarnya kamu kenapa dengan Alden.""Aku hamil, La. Hiks ... hiks. Tapi Alden nggak mau," ucapnya sesegukanLala heran kenapa dengan Alden hingga nggak mau menerima kehadiran buah hati mereka."Kenapa dia nggak mau, itu buah hati kalian, Yas.""Dia trauma dulu pas aku ngelahirin sudah kayak orang gila, saat aku berjuang melawan maut.""Astaga, Alden kau gila.""Lalu, aku mau anter kamu kemana Yas," tambahnya"Kita cari tempat yang nggak mungkin di jangkau Alden."Yasmine berfikir ia akan ke New york menemui Bu Rose. Pasti dia akan di tampung lagi pikirnya."Aku ke Bu Rose aja, La.""Hah, New york.""Hem.""Tapi Yas, kalau mertua mu tahu gimana kalian ini.""Tolong jaga rahasia ini, dari semua La."Lala dan Yasmine masuk ke dalam mobil menuju bandara. Sepanjang perjalanan perasaan Yasmine campur aduk. Tiba-tiba, ada dering ponselnya terlihat panggilan dari Alden. Namun ia tak menggubrisnya.Alden baru saja di telpon oleh suster jika Yas
Nina melihat raut wajah Yasmine pucat segera menghampiri menantunya."Yas, kamu kenapa? Kenapa wajahmu pucat.""Kepala Yasmine pusing Mi.""Mana Alden?""Aku usir Mi.""Hah, kenapa sayang. Tumben biasanya kalian kayak perangko.""Pengen sendiri aja Mi.""Mami anter ya ke kamar hotel, ya.""Nggak usah Mi, Yasmine hanya lelah aja kok.""Ya udah kalau butuh Mami, panggil ya. Mami sama Daddy ada di sebelah sana ada Papa Mama mu juga.""Baik Mi."Nina pun berpamitan gabung dengan para sahabat lain, sedangkan Yasmine memijat pelipisnya mersakan kepalanya berdenyut kembali."Kenapa kepalaku pusing banget sih."Tak lama twins dan Babaysitter datang mendekatinya."Mami, kita foto sama aunti dan Om yuk," ajak Sha"Boleh, ayo."Yasmine berjalan bersama kedua buah hatinya menuju pelaminan, Alden melihat istri serta anaknya naik kepelaminan tanpa mengajaknya, merasa diacuhkan ia pun segera mengikuti."Mau kemana kak," tanya Dira"Mau ngejar kakakmu itu."Willi, Revan, Lala dan Dira melihat Yasmin
Setelah kepergian Herlina dari ruangannya, Alden menelpon salah satu bodyguardnya. "Halo bos.""Bagaimana situasi.""Tawanan tak mau makan, bos.""Paksa atau robek mulutnya, setelah itu lempar perempuan itu ke kampung terpencil yang tak ada yang mengenalinya.""Siap bos."Alden menutup telpon lalu beralih mengajak istri untuk pulang karena persiapan ke kampung Ega."Come on ladies, kita siap-siap ke kampung Ega.""Siap tuan raja."Alden menoel hidung macung istrinya lalu mereka turun bersama sampai di lobby pasangan muda tersebut jadi pusat perhatian karena santun dan berwibawa."Sumpah, ceo kita sungguh membuatku baper sama istrinya.""Iya dulu tuan Arkha sekarang keturunannya.""Iya dunk lihat dulu bebet nya makanya jadinya begini.""Udah-udah ghibah nanti lagi, kasihan yang diomongin.""Siap sayang."Alden dan Yasmine bersiap meluncur ke kediamannya, sebelum itu mereka mampir ketempat babyshop membeli keperluan twins karena kebetulan ada yang habis."Udah sayang, ayo.""Oke."Mere
Lala sengaja pagi sekali menemui Revan untuk meluruskan masalah yang ada. Yasmine dan Alden pun mundur masuk ke dalam rumah membiarkan mereka berdua menyelesaikan masalah.Revan menatap gadis yang ia cintai saat ini kebencian, dia hanya bisa membiarkan nya entah omongan yang akan keluar dari mulutnya."Honey, aku minta maaf. Kamu salah paham kemarin dia sepupuku Reno, dia dari kampung. Kalau kamu nggak percaya bisa dateng ke rumahku," ucapnya lirih"Hanya itu saja.""Lalu, apa yang harus aku jelaskan honey. Tak ada lagi.""Kalau ponsel kenapa kamu matiin.""Kemarin aku matiin karena lowbat sekarang udah beli batrenya lagi. Kamu masih nggak percaya sama aku. Kita udah lama, udah 5 tahun. Aku juga sabar menghadapi hubungan kita, terus kamu mau nya harus sabar kayak apalagi, Van."Revan melirik ke arah wajah yang sudah terisak itu, lalu memeluknya."Maafin aku, jika kamu terlalu sabar denganku.""Aku juga minta maaf jika egois memaksamu.""Udah sekarang, senyum dunk," ucap Revan sambil m
Revan menghela nafas berat saat mendengar nasihat dari Mamanya. Padahal ia tengah menyiapkan sesuatu untuk kekasihnya itu. Revan mencoba menelpon kekasihnya Lala namun tak aktif."Huh, kemana dia. Apa dia masih marah."Revan sungguh tak enak hati, ia buru-buru mandi dan ingin segera menemui kekasihnya lagi. 15 menit kemudian, Revan sudah rapi dan terlihat tampan. Ia menyambar hoodie hitamnya dan kunci mobil llu turun ke bawah. Saat di bawah ada Oma Opa serta orangtuanya sedang asyik berbincang di ruang tamu."Van, kau mau kemana nak," tanya Aldo"Revan mau keluar bentar, Pa," ucapnya sambil melirik Mama nya."Kamu jadi cowok jangan males, Van," Elena menyindir Revan membuat semua menatapnya bingung"Maksudnya apa Ma," tanya Aldo pada istrinya"Tanya sendiri pada putramu.""Ada apa sebenarnya, Van.""Nanti aja ya Pa, Revan jelasin. Revan keluar bentar.""Baiklah, kamu hati-hati."Revan mengangguk dan menyalami punggung tangan kedua orangtua dan Opa, Oma nya."Assalamualaikum.""Waa
"Sayang, kau kenapa?"Alden membopong tubuh istrinya berjalan keluar, Yamsine panik dan berpura-pura lemas"Al,mau kemana," ucap Yasmine lirih"Mau bawa kamu ke dokter sayang, masak mau ke club.""Ih kamu ya, aku minta ke rumah aja.""Kamu kan sakit ngapain ke rumah, sayang. Udah mending nurut.""Aku nggak mau , ayo buruan ke rumah atau kamu nggak dapet jatah sebulan."GlegSeketika Alden menelan ludah kasar mendengar ancaman istri tercinta mau tak mau ia menurutinya. Tanpa berprasangka buruk, Alden segera menuju kediamannya. Yasmine tersenyum geli melihat raut muka panik Alden.Sampai di rumah, Alden mngerutkan dahi melihat suasana ramai . Ia tak ma berprasangka buruk kembali ia melirik istri namun Yasmine pura-pura tidak mengerti. Saat Alden turun mobil dan ingin menggendong istrinya, ditolak."Kenapa sayang.""Pegang tanganku aja," ucapnya manka"Aneh," pikir Alden pada istrinya Dan keduanya berjalan gontai masuk ke dalam rumah dan"Surprise," sorak semuaAlden tersenyum kebingun
"Sayang, kenapa teriak.""Kami merindukan Mommy, hiks ... hiks."Cup ... cup"Jangan nangis dunk, sayang. Mommy nggak akan pergi lagi."Yasmine menenangkan kedua buah hatinya yang memang merindukannya selama dua tahun ini."Udah ya, nggak boleh nangis dunk," ucap Alden membelai keduanya"Ada permintaan nggak buat Mommy dan Daddy, hem.""Apa akan dikabulkan Dad.""Diusahakan pasti.""Kita mau adek," ucap kompak keduanya"Apa!" Kompak Alden dan YasmineSha dan Axel cekikikan melihat keterkejutan orangtua mereka..............Waktupun berganti malam hari, keluarga besar Wiliam dan Wijaya telah merayakan kebahagiaan atas kembalinya Yasmine dan mengadakan pesta resepsi pernikahan Alden dan Yasmine. Mereka juga gak lupa berbagi pada seribu anak yatim piatu di Indo agar merasakan kebahagiaan yang sama.Di kamar pengantin"Sayang," sapa Alden melihat istrinya masih dirias sungguh ia terpesona dengan kecantikan Yasmine."Bentar lagi, Al.""Baiklah aku tunggu."Sembari menunggu istrinya sele