Share

Hurt ! Mr Duke
Hurt ! Mr Duke
Author: Sayonk

Badai

Author: Sayonk
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Hurt ! Mr Duke.

Petir menggelagar, membelah langit dengan awan yang menghitam itu. Angin memasuki jendela kaca membuat gorden berwarna putih dengan motif mawar putih itu melambai-lambai. Seakan membuat suasana ruangan itu semakin dingin. Seperti pemiliknya yang saat ini merasakan sesak di dadanya. Tangannya bergetar saat menerima sebuah surat dimana kebutuhan anaknya akan di tanggung dan surat itu juga mengatakan dia akan bercerai setelah anaknya lahir.

Dia kira surat itu tentang sebuah hadiah. Karena besok adalah ulang tahun pertamanya. Namun siapa sangka surat itu malah membuat ulang tahunnya seakan mati dalam sekejap.

"Bercerai." Air matanya mengalir deras di sela-sela kedua pipinya. Ia tidak menyangka, pernikahan yang ia impikan, menikah hanya satu kali dalam seumur hidup. Dia kira suaminya yang lembut padanya telah menaruh hati dan menerimanya, tapi ia salah. Suaminya ternyata masih mencintai kekasihnya yang telah meninggalkannya. Suaminya masih mencari kekasihnya secara diam-diam selama satu tahun ini. Pantas saja, kadang suaminya pulang larut malam tidak lagi seperti dulu.

Dia melanjutkan membaca surat itu kembali. Suaminya sudah mengatakan akan menikahi kekasihnya kembali. Dia juga mengatakan pernikahan ini akan berpisah secara baik-baik. Tidak ada benci di antara keduanya.

"Nyonya," seru seorang gadis yang memakai kaca mata, Emelin. Pelayan setianya Duchess Anabella.

"Dia sudah menemukan kekasihnya. Pantas saja, selama satu Bulan ini dia selalu menghindar dari ku."

Duchess Anabella tersenyum kecut, ia meremas kertas itu. Dadanya naik turun menahan amarah. Kini waktunya tersisa tiga Bulan. Selama tiga Bulan itu, dia akan hidup tanpa seorang suami yang menemaninya.

"Siapkan makan malam, aku akan menyambutnya." Perintah Duchess Anabella disertai air mata yang semakin deras.

Sementara di tempat lain.

Seorang laki-laki tengah menatap intens wanita di depannya. Sekian lama dia mencari dan menunggu kehadirannya. Selama itu pula dia menahan rindu yang semakin menumpuk. Ia ingin tau alasan kekasihnya meninggalkannya.

Dan kini dia sudah menemukan jawabannya. Kekasihnya meninggalkan hanya karena penyakitnya, tapi ia bersyukur. Kekasihnya sudah di nyatakan sembuh. Bukan hal mudah baginya melupakan tiap kenangan yang mereka jalani selama dua tahun.

"Ikutlah dengan ku. Aku akan menjaga mu. Aku berjanji."

Wanita bernama Floria itu tersenyum lembut, sama seperti dulu. Laki-laki di depannya masih mencintainya. Dia kira kekasihnya sudah melupakannya karena sudah menikah. Entah dia harus bahagia atau sedih, tapi jujur. Di lubuk hatinya yang paling dalam. Dia takut, kehadirannya akan membuat hubungan kekasih lamanya hancur.

"Aku tidak mau, aku takut menjadi wanita perusak hubungan orang."

"Tidak," Duke Alex langsung memeluk wanita di hadapannya. "Kamu bukan perusak hubungan ku. Kamu jiwa ku Floria. Jiwa ku seakan hilang saat kamu meninggalkan ku. Percayalah, hati ku masih ada nama mu."

Floria begitu terharu, sebesar itu kah cinta laki-laki di hadapannya. "Ikutlah dengan ku, malam ini kamu akan tinggal di kediaman Duke. Aku akan membahagiakan mu. Aku akan menebus semua kesalahan ku di masa lalu."

Floria semakin terisak di dalam pelukan Duke Alex. Ia memang masih ingin bersamanya, tapi ia takut dan khawatir akan ada hati yang tersakiti karena hubungan mereka.

"Aku mohon, ikutlah dengan ku."

Duke Alex melepaskan pelukannya. Menatap netra hitam di hadapannya. "Percayalah, tidak akan terjadi apa-apa. Lagi pula kita menikah hanya karena perjodohan. Ayah dari istri ku teman baik ayah ku dan aku yakin. Dia juga belum mencintai ku. Maukah kamu ikut dengan ku."

Floria mengangguk, dia kembali memeluk Duke Alex.

"Emelin, kamu berjaga di luar. Jika kereta Tuan terlihat. Panggil aku, aku akan menjemputnya." Ucap Duchess Anabella seraya melihat makan malam yang sudah tertata rapi.

Dengan patuhnya Emelin menuju ke arah luar. Di sana dia mondar mandir menunggu kedatangan sang Tuan. Beberapa saat kemudian, dia melihat kereta sang majikan memasuki gerbang. Emelin pun langsung berlari kecil mengabari Duchess Anabella. Jika Duke sudah tiba.

Duchess Anabella melangkah dengan tergesa-gesa. Ia membuka pintu kediaman Duke.

"Tuan." Ucap Duchess Anabella tersenyum.

Seorang wanita pun muncul dari belakang Duke Alex dengan memakai gaun berwarna hijau dan sederhana. Wanita itu menarik kedua sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman.

Senyuman di wajahnya terlihat senang, tapi senyuman untuk Duchess Anabella bagaikan pisau yang mengiris hatinya.

"Duchess," Duke Alex melirik wanita di sampingnya. Lalu meranngkul pundaknya.

"Dia akan tinggal di sini. Kamu tau kan aku memiliki kekasih. Dia lah orang yang aku cari. Floria, dia istri ku."

"Salam Duchess." Floria tersenyum lembut.

"Ayo, aku akan ajak kamu ke kamar mu."

Seiring langkah Duke Alex yang melewatinya, seiring pula air mata itu langsung terjatuh. Dadanya seperti di remas. Tubuhnya hampir limbung. Emelin yang berada di sampingnya segera menangkap tubuh Duchess Anabella.

"Nyonya, mari saya bawa ke kamar Nyonya."

Duchess Anabella mengikuti arahan Emelin. Dia menaiki anak tangga itu dengan wajah shok dan air mata yang turun deras. Sesampainya di kamarnya. Duchess Anabella duduk di sisi ranjangnya. Matanya kosong, bibirnya bergetar. Matanya memerah. Kesakitan kedua kalinya.

"Menangislah Nyonya, keluarkan semua kesakitan di hati Nyonya."

"Emelin ..." Duchess Anabella memeluk Emelin yang berada di depannya.

"Apa salah ku? Takdir mempermainkan ku seperti ini."

"Bersabarlah Nyonya." Emelin pun menangis. Ia bisa merasakan apa yang di rasakan mejikannya. Orang yang dia cintai menusuknya secara perlahan-lahan.

"Sampai kapan aku akan bertahan?"

"Nyonya ..."

Tenggorokan Emelin terasa kering. Suaranya seolah tak bisa keluar. Ia hanya bisa menggigit bibir bawahnya sekuat-kuatnya.

Duchess Anabella melepaskan pelukannya. Ia menghapus jejak air matanya di pipinya itu. Berulang kali dia menarik nafasnya dalam-dalam.

"Emelin, bukankah aku harus kuat."

Emelin mengangguk sebagai jawabannya.

"Duchess."

Kedua wanita itu menoleh ke arah pintu. Orang yang belum bisa ia lihat dan suara yang belum bisa ia dengarkan, kini mendekatinya.

"Biar saya saja yang buka Nyonya. Nyonya beristirahatlah." Emelin memebalikkan tubuhnya. Secepat kilat Duchess Anabella menahan pergelangan tangannya.

"Aku tidak bisa lari Emelin. Setiap harinya aku pasti melihatnya. Berbalik pun, aku akan tetap melihatnya. Untuk apa aku berlari dari kesakitan ini?"

Duchess Anabella berdiri. Dia berjalan ke arah pintu. Memandang handle pintu itu.

"Tuan," seperti biasa dia akan memberikan penghormatan baginya.

"Maaf aku mengganggu waktu mu, boleh aku masuk."

"Silahkan." Duchess Anabella melangkah ke samping. Membiarkan Duke Alex memasuki kamarnya. Sedangkan Emelin dia menunduk. Duke Alex menatap intens Emelin.

"Emelin, sebaiknya kamu keluar. Ada hal penting yang akan tuan sampaikan pada ku."

Emelin memberikan hormat, memberikan waktu pada sang majikan. Dalam hatinya berdoa, semoga badai rumah tangga majikannya segera berlalu.

"Ada apa Tuan?" Masih dengan senyuman khasnya. Senyuman yang menyembunyikan kepahitan mendalam.

"Apa Tuan perlu sesuatu?" Duchess Anabella memejamkan matanya. "Apa, apa kekasih Tuan membutuhkan sesuatu?" Imbunya lagi, ucapan yang menusuk langsung hatinya. Pantaskah seorangnistri menanyakan kabar kekasihnya.

Duke Alex memutar tubuhnya. "Untuk masalah Floria dan surat itu. Maaf aku tidak bisa berbicara langsung pada mu. Maaf jika aku menyakiti mu, tapi aku tau. Kamu tidak mungkin mencintai ku. Aku mohon, jangan menekan Floria, aku ingin dia hidup bahagia. Setelah kita bercerai, aku akan menanggung semua kebutuhan hidup mu dan bayi mu. Aku yakin, kamu bisa mendapatkan suami yang lebih baik dari pada diri ku." Tutur Duke Alex dengan santai.

"Bagaimana jika aku tidak ingin bercerai?"

Duke Alex menatap Duchess Anabella. "Tidak mungkin, aku tidak bisa menduakan Floria. Aku akan menikahinya."

Duchess Anabella tersenyum, ia tidak tahan menahan air mata yang menggenang di pelupuk matanya. "Ah, aku hanya bercanda Tuan. Aku akan menuruti semua permintaan Tuan."

Duke Alex bernafas lega, ia kira Duchess Anabella tidak akan mau bercerai dan susah di bujuk.

"Baiklah, aku akan menemui Floria."

Selepas kepergian Duke Alex. Tubuh Duchess Anabella langsung bersimpuh di lantai. Lagi-lagi air mata itu harus keluar. Ia memukul dadanya.

"Haruskah aku mengatakan mencintai. Haruskah aku mengatakan perasaan ku. Kenapa dia tidak bisa melihat perlakuan ku? Kenapa dia tidak bisa merasakan ketulusan ku. Tuhan ... Sampai kapan aku harus bertahan?"

Comments (3)
goodnovel comment avatar
Khorik Istiana
Halo semua salam kenal, mampir yuk baca "SURAT WASIAT SANG DUKE" siapa tahu suka hehe ......
goodnovel comment avatar
hulalala Lvsong
ahahah iya bener. skrg setelah bc crita ini jadi aneh. penulisnya menurunkan gelar duke jd seperti sebutan tuan aja. duchess jd seperti nyonya, nona. aaaah aneh
goodnovel comment avatar
Jemyadam
Maaf, Kak, aku banyak koreksi. Sekedar untuk meluruskan karena sebuah tulisan sebaiknya juga bisa jadi bahan pembelajaran bagi pembaca.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Hurt ! Mr Duke   Sakit Ini

    Keesokan harinya.Hembusan angin sejuk itu menyeludup masuk ke ceruk lehernya, surai hitamnya terbawa angin. Matanya panas dan sembab. Semalam dia menangisi semuanya yang terjadi padanya. Ia mengelus perutnya, sesuatu bergerak di perut itu membuatnya tersenyum. Hanya anak itu harapan dan kenang-kenangannya. Dia menyandarkan kedua tangannya ke pagar pembatas itu.Sudut bibirnya tertarik, baru sekarang pemandangan itu sangat indah. Suaminya tengah bersama dengan wanita lain. Menikmati dengan senyuman indahnya."Kamu tampan juga, tapi sayang senyuman itu bukan milik ku."Hah"Nyonya." Sapa Emelin, ia sangat khawatir pada keadaannya majikannya. Tadi malam majikannya tidak ingin di ganggu oleh siapa pun.Mata Emelin mengikuti tatapan Duchess Anabella. "Bukankah pemandangannya sangat indah." Duchess Anabella mendongak agar air matanya tidak terjatuh. "Bunga mawar yang sangat indah.""Nyonya harus kuat demi tuan muda.""Ak

  • Hurt ! Mr Duke   Kemarahan Duke Alex & Duka Duchess

    Panasnya matahari mulai terasa, Duchess Anabella hanya berdiam diri dengan mata kosong dan duduk di bawah pohon yang rindang. Ia lelah dan sangat lelah. "Nyonya, sebaiknya masuk ke dalam." Ucap Emelin melihat matahari yang tadinya panas kini mulai tenggelam. Tak terasa majikannya berdiam diri di halaman belakang seharian. Ia yakin, pikirannya pasti memikirkan Duke Alex. "Aku masih ingin di sini Emelin." Lirih Duchess Anabella. Masuk ke dalam membuatnya terasa sesak. "Pikirkan kesehatan Nyonya." Ucap Emelin. Sedari tadi ia sudah mengajak majikannya masuk ke dalam. Namun tidak di jawab sedikit pun. "Baiklah, sepertinya mulai terasa dingin." Duchess Anabella pun berdiri, ia melangkah dengan wajah lesu. Sesampainya di kamarnya ia langsung menyandarkan tubuhnya yang terasa letih. Mengusap pelan perut buncitnya yang bergerak. Kehamilannya akan memasuki usia tujuh bulan. Tinggal dua bu

  • Hurt ! Mr Duke   Jangan Menyentuh Ku

    "Duchess, aku bukan ..""Puas! apa Tuan sudah puas? Apa salah Emelin sampai di hukum seperti dan merenggang nyawa." Duchess Anabella menutup mulutnya, air matanya membasahi tangannya. Ia tidak sanggup harus kehilangan Emelin."Aku menghukumnya karena ..."Duchess Anabella berbalik, kilatan api muncul di kedua matanya. Dadanya naik turun merasakan pisau yang mengiris hatinya. "Hanya karena wanita itu," Duchess Anabella menghapus air matanya. "Hanya karena wanita itu, Tuan sampai membunuh Emelin.""Dia bersalah ...""Apa dia mati? Tidak kan," Duchess Anabella tertawa. "Kamu kejam Tuan, Emelin hanya berusaha membela ku, tetapi Tuan." Duchess Anabella memutar tubuhnya kembali. "Aku ingin keluar dari rumah ini."DegDuke Alex tersentak, sesuatu menjalar di dadanya, ia merasa panas. "Apa maksud mu? Jangan kamu pikir, hanya karena seorang pelaya

  • Hurt ! Mr Duke   Tragedi Ruang Makan

    Kesatria Luis mengantarkan Dokter pribadi kediaman Duke ke kamar Duchess Anabella. Sesampainya di sana, ia mengetuk pintu kokoh itu. Dari dalam kamar, terdengar langkah tergesa-gesa mendekati mereka."Tuan," ujar Zoya seraya membuka pintu. Ia menoleh. "Maaf, Nyonya tidak ingin di ganggu.""Tapi, Nyonya harus di periksa." Ucap Kesatria Luis."Aku tidak butuh pemeriksaan Dokter. Biarkan luka ini terlihat. Luka ini tidak sebanding apa yang Tuan Duke perbuat." Ucap Duchess Anabella seraya berjalan menghampiri Kesatria Luis dan pria paruh baya itu."Nyonya, biar saya memeriksa keadaan Nyonya." Sanggah pria berjas putih itu. Ia merasa iba melihat kondisi Duchess Anabella. Semua orang pun sudah mendengar rumor tentangnya. Apa lagi dirinya, tentu ia merasa prihatin. "Tolong, Nyonya.""Pergilah, aku tidak ingin di ganggu. Emelin yang akan mengobati ku." Duchess Anabella tersadar apa yang ia ucapkan. Bi

  • Hurt ! Mr Duke   Perlahan Mundur

    Ke esokan harinya.Sinarnya matahari menyeludup memasuki jendela kaca itu, membuat sang empu menggeliat. Ia meraba seseorang di sampingnya. Namun tidak ada siapa pun. Bunyi burung yang bertengger pun di pohon cemara memasuki telinganya. Ia membuka matanya, silaunya cahaya matahari membuatnya mengucek matanya."Emmm,"Ia menoleh, tidak melihat siapa pun. Ia beringsut duduk. Lalu menggelengkan kepalanya. Pikirannya mulai tenang, semenjak berpisah ranjang dengan istrinya karena kedatangan Floria. Ia harus berpisah ranjang. Ia takut membuat Floria cemburu dan selama itu pula ia susah untuk tidur, biasanya Duchess Anabella akan mengelus kepalanya sampai ia tertidur pulas. Namun sekarang tidak lagi. Entah, pernikahannya bahagia atau tidak dengan Floria. Ia yakin akan bahagia. Saat itu ia akan memeluk mesra wanita yang ia cintai. Namun, bukannya wajah Floria, tetapi wajah Duchess Anabella yang menghantuinya. Ia menggeleng, mungkin karena sem

  • Hurt ! Mr Duke   Hati Menangis Darah

    Pantas saja aku merasakan sesuatu ternyata ini penyebabnya batin Kesatria Luis menunduk.Ia melepaskan nafas beratnya, ada rasa tak suka di hatinya. Semenjak kedatangan wanita ini lah Duchess Anabella sering menangis. Ia paham, bukan kematian Emelin yang membuatnya sedih, tapi kedatangan Floria. Duke Alex cerdas dan pintar dalam strategi perang. Namun bodoh dalam mengerti perasaan wanita.Apa aku coba saja mendekati Duchess dan membuatnya cemburu? Dengan begitu kan aku bisa tau isi hati Duke Alex batin Kesatria Luis."Kesatria Luis.""Ah, iya." Kesatria Luis langsung menunduk. "Maaf mengganggu waktunya Tuan dan Nona Floria. Tuan diminta untuk ke Istana.""Tunggu aku." Duke Alex mencium kening Floria dengan sangat dalam.Keduanya pun keluar dari kediaman Duke. Namun sampai di halaman istana. Matanya melihat Duchess Anabella. Rambutnya torambang ambing terbawa angin. Matanya sendu, tersimpan beribu kesedihan."Dengan cara apa aku menghi

  • Hurt ! Mr Duke   Kamu Anggap Apa Hati Ku

    "Cukup!" Bentaknya. Semua bangsawan bungkam, mereka saling melirik satu sama lainnya. Ada yang mengeluarkan kipasnya dan menoleh ke arah lain. "Ini masalah keluarga ku." Duchess Anabella memejamkan matanya. "Tidak ada urusannya dengan kalian. Aku menderita atau pun bahagia, sama sekali tidak ada urusannya dengan kalian semua." Duchess Anabella langsung pergi meninggalkan tempat menyesakkan itu. Ia berjalan dengan langkah berat. Seakan tubuhnya tak bisa ia tumpu. Ia langsung terduduk di tanah berumput itu. "Nyonya," ujar Zoya seraya membantu memapah tubuh majikannya. Sama hal dengan dirinya, air matanya tak bisa ia tahan. Sudah ia duga, semuanya akan seperti ini. Sudah cukup penderitaan bagi majikannya. Sampai kapan majikannya bisa hidup bahagia. Duchess Anabella di papah oleh Zoya sampai ke kereta. Selama di perjalanan, air matanya terus membasahi pipinya. "Ayah." Flasback "Anabell," seru seorang pria paruh baya dengan memp

  • Hurt ! Mr Duke   Menghapus Namanya

    Hurt eps 9."Uh, Romantisnya."Serentak keduanya melihat ke arah Duchess Anabella yang tersenyum."Duchess."Selangkah Duke Alex memundurkan langkahnya. Ia seperti seorang suami yang tertangkap basah berselingkuh. "Itu Duchess, tidak seperti yang Duchess pikirkan.""Oh, iya." Duchess Anabella mengerutkan keningnya. Ia tidak peduli dengan penjelasan basi dari Duke Alex. Telinganya sudah penuh dengan kisah mereka berdua."Duchess itu,""Kalungnya cantik Tuan Duke dan Nyonya Duchess. Tidak perlu menjelaska

Latest chapter

  • Hurt ! Mr Duke   Kehangatan keduanya

    Tiga bulan telah berlalu. Hubungan Duchess Anabella dan Duke Alex semakin membaik. Bahkan keduanya sangat harmonis. Dimana ada Duke Alex sudah pasti ada Duchess Anabella. Tak heran, jika keduanya menjadi perbincangan panas di antara para bangsawan. Pernikahan yang awalnya sempat hancur. Kini telah membaik. Duke Alex selalu menempel pada Duchess Anabella. Jika ada sesuatu yang mendesak di istana. Duke Alex selalu meminta Duchess Anabella ikut menemaninya. Kelengketannya, membuat Duchess Anabella semakin jengah. Menurutnya terlalu berlebihan, dan alasannya hanya satu. Tidak bisa berjauhan.Dan seperti saat ini, keduanya turun dari kereta kuda. Duchess Anabella seharian ikut Duke Alex ke istana. Di saat Duke Alex sedang membahas sesuatu dengan Kaisar, barulah Duchess Anabella mengobrol hangat dengan sang Ratu."Aku mencintai mu." Duke Alex terus membujuk Duchess Anabella yang merasa kusut. Ia selalu memaksa istrinya ikut bersamanya. "Sayang, maaf aku tid

  • Hurt ! Mr Duke   Hukuman Floria

    Pelayan Zoya yang melihat dari jauh kedatangan Duchess Anabella, beranjak menghampirinya. "Nyonya."Duchess Anabella menghentikan langkahnya, ia memandang Duke Alex yang berceloteh sendiri. Yang tengah asik mencium, menimang-nimang bayi gembulnya."Selama saya berkerja di kediaman ini. Saya tidak pernah melihat Tuan sebahagia itu. Saya yakin, Duke Alex sangat mencintai Duchess.""Apakah Emelin juga bahagia setelah melihat ini?""Saya yakin Emelin bahagia, pasti saat.ini dia sedang tersenyum."Duchess Anabella menatap langit, berusaha air matanya agar tidak tumpah. "Ya, aku sangat merindukannya.""Duchess."Duke Alex melangkah tergesa-gesa menghampiri istrinya. "Lihat, aku tidak kaku lagi menggendongnya."Duchess Anabella menggerakkan tangannya, mengelus pipinya. Tidak ada yang paling membahagiakan baginya, kecuali melihat kebahagian Duke Alex. Laki-laki yang sangat ia cintai. "Aku sangat senang, melihat mu seperti ini."

  • Hurt ! Mr Duke   Rencana Floria

    Suara tangisan itu, membuat Duke Alex melepaskan benda kenyal itu. Dia bergegas turun menghampiri putranya yang sedang menangis. "Sayang, sudah bangun."Duke Alex memeriksa bokong baby Oliver. Dan benar saja dugaannya, baby Oliver mengompol. "Sayang." Duke Alex kembali menaruh baby Oliver di box bayi. Kemudian mengganti popok dan pakaiannya. "Sekarang waktunya baby mengisi perut."Duchess Anabella tersenyum, ia mengulurkan kedua tangannya menyambut putranya itu. "Sini sayang."Duchess Anabella memasukkan benda kenyal berwarna hitam itu ke mulut baby Oliver. Dengan lahapnya, baby Oliver menyedot semua asinya. "Uh, lapar ya sayang." Gemesnya seraya menyentuh pipi gembulnya."Jadi pengen," ujar Duke Alex melihat putranya yang menyusu dengan rakus. Duke Alex mendekati salah satu milik istrinya. Namun kepalanya di hentikan oleh tangan Duchess Anabella."Sudah, sana mandi.""Tapi sayang, aku ma ...""Sayang, sana mandi atau tidak akan menda

  • Hurt ! Mr Duke   Juga Milik Mu (21+)

    OekOek Suara tangisan bayi itu, membuat Duke Alex langsung mengucek matanya. Ia langsung menyingkapi selimutnya, agar tangisan putranya tidak membangunkan wanita yang tengah tidur pulas itu. "Sayang, kenapa?" Tangannya yang terasa kaku itu, mencoba menggendong Baby Olive. Oliver yang artinya kesayangan. Sebuah nama yang Duke Alex berikan untuk putra pertamanya sekaligus putra tercintanya. Ia berharap, nama indah ini akan menjadikan sosok yang tangguh dan pemberani Saat tangannya menyentuh bokong bayi mungil yang terasa hangat itu. Dia langsung mengerti, putranya tengah ngompol. "Shut, sayang. Jangan menangis ya. Jangan bangunkan ibu mu, ayah akan menggantinya.". Ucap Duke Alex dengan lembut. Selama sebulan ini, ia berusaha menjadi suami yang baik. Menghabiskan waktu untuk istri dan putranya. Membantunya, sebisa mungkin. Agar istrinya, Duchess Anabella tidak terlalu lelah menjaga putranya. Meskipun ada ibu asuh, Duchess Anabella tetap menjaga putra

  • Hurt ! Mr Duke   Kebahagiaan Duchess Anabella

    "Duchess,"Wanita itu memberikan hormat layaknya putri bangsawan ketika kesadarannya mulai memenuhi otaknya. Melihat Duchess Anabella, selain cantik dan anggun. Wanita di depannya mencerminkan wanita yang penuh kelembutan. Bahkan matanya saja tak bisa ia kedipkan. Pantas saja, Duke Leon sangat menyukai Duchess Anabella."Saya, Violet. Tunangan Duke Leon.""Silahkan," ujarnya Duchess Anabella mempersilahkan Violet duduk di depannya. "Dimana Duke Leon? Aku tidak melihatnya.""Tadi, Duke Alex ingin berbicara berdua dengan Duke Leon.""Kamu sangat cantik Violet,""Terima kasih atas pujian dari Duchess. Tetapi saya tidak secantik Duchess."Kini waktunya akhiri dan juga meminta maaf. Ia tidak ingin terlalu jauh menyakiti wanita di hadapannya. Ia pernah merasakan sakitnya, jadi ia tahu sakitnya. "Aku meminta maaf atas hubungan ku dengan Duke Leon. Sejujurnya aku tidak memiliki niat apapun. Kita hanya teman, masa lalu tetaplah akan menjad

  • Hurt ! Mr Duke   Duke Alex vs Duke Leon

    "Tuan,"Masih tersenyum, Duchess Anabella merasakan sentuhan cinta Duke Alex dan penyesalannya. Tapi, hatinya masih belum bisa menerimanya. "Aku tidak bisa membahagiakan Tuan. Kejarlah, Floria. Cegah dia pergi.""Aku tidak mau, satu atap dengan mu aku sudah bahagia. Sebaiknya kamu istirahat, nanti malam kita akan mengadakan pertemuan."Harapan tidak akan pernah pupus dari hati manusia, termasuk dirinya. Biarlah nantinya jika dia di anggap bodoh sekalipun. Dia hanya mencintai istrinya, ini sudah jadi tugasnya membuat Duchess Anabella bahagia dan betah bersamanya."Baiklah, sejenak aku istirahat."Duke Alex mengangguk, ia pun mengantar Duchess ke kamarnya. Setelah ia membaringkan tubuh Duchess Anabella, mencium keningnya dan yang terakhir mencium perut buncitnya."Tidurlah dan maaf, aku telah memaksa mu untuk tetap di sisi ku. Meskipun kamu tidak menginginkannya." Ucap Duke Alex.Duchess Anabella memutar tubuhnya, ia tidak tahu harus mela

  • Hurt ! Mr Duke   Aku Memilih mu

    "Kamu ingin menyuruh pergi, seharusnya kamu yang pergi, Floria. Aku menemaninya sampai aku mengandung anaknya. Sedangkan kamu, kamu egois." Teriak Duchess Anabella. Ia bangkit dari kursinya, berjalan ke arah Floria."Duchesslah yang tak tahu malu, masuk ke kehidupan orang .... "plakTamparan keras itu langsung melayang di pipi kanan Floria. Duchess Anabella meluapkan semua emosinya. Ia marah, sangat marah mengingat kematian Emelin. Bahkan dia tidak bisa menuruti permintaan terakhir Emelin."Ada apa ini?" tanya Duke Alex.Floria pun langsung berhambur memeluk Duke Alex. Menangis dalam pelukannya. "Apa salah ku, Tuan?"Duke Alex pun memegangi pipi Floria yang lebam. Ia menatap tak percaya pada istrinya."Pergilah, jangan pernah datang ke kediaman ini lagi. Kali ini aku tidak bisa menahan lagi. Aku ingin kita berpisah, Duke. Aku tidak tahan dengan keberadaan mu dan juga Floria. Kalian anggap apa diriku, di sakiti lalu seenaknya saja kal

  • Hurt ! Mr Duke   Pertengkaran Duchess dan Floria

    Duke Alex yang merasa pusing pun di temani Duchess Anabella tidur di kamarnya. Setengah hari keduanya berbincang, entah masa kecil Duke Alex atau masa kecil Duchess. Duke Alex juga mengatakan tidak ingin di ganggu oleh Floria. Padahal Floria sudah menawarkan untuk menemaninya. Namun Duke Alex tetap menolaknya. Berbagai cara Floria menawarkan diri, membuatkan camilan siang atau yang lainnya. Duke Alex tetap menolaknya, karena Duke Alex berpikir tidak akan ada lain hari lagi jika dia menolak di temani Duchess. Entahlah, dia merasa seperti itu. Seolah dia memiliki firasat akan berpisah jauh.Duchess Anabella pun menanyakan bagaimana dulu Duke Alex bertemu dengan Floria. Duke Alex bingung, ia tidak ingin mengulang masa lalunya atau membicarakan masa lalunya dengan Duchess Anabella."Ceritakan saja, kenapa harus melihat ku seperti itu? Jangan sungkan." Duchess Anabella bisa membaca wajah Duke Alex yang merasa ragu. Sepertinya dia memang tidak ingin membahasnya.Duke

  • Hurt ! Mr Duke   Bisa Menebak pikirannya

    "Apa maksud mu, Tuan?" Suara itu begitu dingin dan menekan. Duke Alex pun merangkul kedua pundaknya. Suka atau tidak, di curigai atau tidak. Sakit luar dalam jelas ia rasakan. Ia hanya ingin istrinya bahagia walaupun tidak bersamanya. Tidak ada seorang suami yang ingin memberikannya pada laki-laki lain, tidak ada seorang suami saat jatuh cinta menyuruhnya bersama orang lain. Bibirnya melengkung ke atas. "Aku tidak ada maksud tujuan apa pun Duchess. Aky hanya ingin menuruti semua permintaan mu,aku tidak bisa membuat mu bahagia. Setidaknya aku ingin kamu bahagia meskipun bersama orang lain." Duchess Anabella bisa merasakan laki-laki di depannya tengah menahan sakit hatinya. Apa benar dia melakukan itu hanya ingin membuatnya bahagia? Merasakan sakitnya dulu, hatinya menolak percaya. "Aku tidak percaya, apa yang Tuan lakukan? Aku akan mengajak Floria." Tangan Duke Alex pun mencegah Duchess Anabella melangkah. Giginya mengeluarkan gesekan tajam.

DMCA.com Protection Status