Home / Fiksi Sejarah / Hurt ! Mr Duke / Kamu Anggap Apa Hati Ku

Share

Kamu Anggap Apa Hati Ku

Author: Sayonk
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Cukup!" Bentaknya.

Semua bangsawan bungkam, mereka saling melirik satu sama lainnya. Ada yang mengeluarkan kipasnya dan menoleh ke arah lain.

"Ini masalah keluarga ku." Duchess Anabella memejamkan matanya. "Tidak ada urusannya dengan kalian. Aku menderita atau pun bahagia, sama sekali tidak ada urusannya dengan kalian semua."

Duchess Anabella langsung pergi meninggalkan tempat menyesakkan itu. Ia berjalan dengan langkah berat. Seakan tubuhnya tak bisa ia tumpu. Ia langsung terduduk di tanah berumput itu.

"Nyonya," ujar Zoya seraya membantu memapah tubuh majikannya. Sama hal dengan dirinya, air matanya tak bisa ia tahan. Sudah ia duga, semuanya akan seperti ini. Sudah cukup penderitaan bagi majikannya. Sampai kapan majikannya bisa hidup bahagia.

Duchess Anabella di papah oleh Zoya sampai ke kereta. Selama di perjalanan, air matanya terus membasahi pipinya. "Ayah."

Flasback

"Anabell," seru seorang pria paruh baya dengan memperlihatkan deretan giginya yang putih, ia melihat seorang gadis yang tengah bercermin memandang pantulan wajahnya.

"Ayah," ujar gadis itu menoleh. Ia berlari memeluk sang ayah di ambang pintu kamarnya.

"Ayah ada sesuatu yang harus ayah sampaikan." Ucapanya sambil melepaskan pelukan putrinya. "Ayo duduk." Sambungnya lagi seraya merangkul pundak gadis itu agar duduk di tepi ranjangnya.

Sang pelayan pun pergi. Mereka memberikan ruang pada ayah dan anak itu.

"Ada apa Ayah?" Tanya gadis itu dengan wajah serius. Ia melihat ayahnya menarik nafasnya dalam-dalam. Jantungnya berdetak hebat, ia merasa ada sesuatu yang akan terjadi.

"Ayah ingin menjodohkan mu dengan anak dari teman ayah."

Bagaikan hujan anak panah, hatinya memanas. Dadanya naik turun, ia tidak percaya. Ia yakin salah mendengarkan perkataan ayahnya.

"Ayah, maksudnya apa? Anabell .."

"Ayah ingin menjodohkan mu dengan anak teman Ayah." Satu perkataan itu seolah menjungkit jiwanya. Bagaimana mungkin dia percaya? Dirinya sudah memiliki kekasih dan pria paruh baya di depannya tau akan hal itu.

"Ma-maksud Ayah?"

"Maaf Anabell, kamu tidak bisa bersamanya."

Air matanya langsung keluar, bukankah selama ini ayahnya mendukungnya. Lalu kenapa sekarang tiba-tiba tidak menyetujuinya. "Ma-maksud Ayah apa? Anabell tidak paham."

"Kamu tidak bisa bersamanya, Nak?"

"Ayah, Anabell dan dia saling mencintai. Saling menyayangi, kenapa tidak bisa bersamanya?" Tanya Anabell, ia tidak mengerti pikiran sang ayah saat ini.

"Anabell, terimalah kenyataan. Dia tidak bisa bersama mu. Dia akan menikah dari keluarga Duke."

"Me-menikah, tidak, itu tidak mungkin Ayah." Ia tidak percaya, ia hanya ingin menikah dengan kekasihnya. Bukan dengan orang lain.

"Anabell!" Bentak pria paruh baya itu. "Kamu harus tau, Baron kecil seperti kita tidak akan memperkuat kedudukan dan posisinya. Kamu harus paham, di dunia hanya ada pernikahan politik tidak ada yang namanya pernikahan tulus. Andia semua bangsawan memikirkan hal itu, tapi nyatanya keluarga Marquess tidak memikirkan cinta."

"Aku baru mendengarkan kabar, dia akan menikah."

Anabella mematung, ia menangis  terisak-isak. Benar, semuanya hanya karena politik. Seharusnya dari awal dia tau, tapi dirinya dan Marquess sudah berjuang. Tidak mungkin Marquess akan meninggalkannya.

"Aku tidak percaya,"

"Cukup Anabella, semakin kamu tidak menerima kenyataan. Semakin kamu akan tersakiti. Terimalah, Nak. Ayah sudah menjodohkan mu. Mau tidak mau, kamu harus menerimanya Anabell. Demi ayah," ujarnya. Ia memeluk putrinya yang terlihat rapuh. Lalu pergi, Ia tidak tega melihat kerapuhan putrinya. Ia tidak sanggup, hati ayah mana yang sanggup melihat kerapuhan putrinya.

Ia begitu mencintainya putrinya. Sejujurnya ia ingin putrinya bahagia bersama laki-laki yang dia cintai. Namun takdir berkata lain. Ia masih ingat dengan jelas. Dimana laki-laki itu meminta maaf padanya karena tidak bisa melanjutkan hubungannya. Waktu itu ia memang memarahinya. Namun, bagaimanapun juga, ia tidak bisa berbuat apa-apa. "Anabella, maafkan ayah. Nak."

Flasback off.

"Ayah." Duchess Anabella memegangi dadanya yang tak karuan. Ia menutup kedua telinganya, mencoba menghilangkan semua perkataan ayahnya. 

"Anabell, dia laki-laki baik. Ayah sangat yakin."

"Bagaimana jika dia memiliki kekasih Ayah?"

"Tidak mungkin, Ayah tidak mendengarkan dia memiliki kekasih. Justru Ayah mendengar kabar kehebatannya dan ketampanannya. Keluarga Duke Wilson sangat baik. Mereka mengutamakan cinta untuk putranya. Ayah yakin dan sangat yakin. Dia bisa menjaga mu."

"Nak, aku titip Anabell. Jangan menyakitinya." 

"Anabella, kamu putri ayah. Saat kecil, kamu menangis di dekapan ayah. Ayah menimang dirimu tanpa kenal lelah, di tangan ini kamu menangis. Saat kamu sakit, betapa khawatir dan takutnya ayah. Ayah sangat mencintai mu, Nak. Tidak ada seorang ayah yang ingin melepaskan putrinya untuk orang lain kecuali saat dia tak akan mampu melindunginya lagi. Ayah rapuh, Ayah sering sakit-sakitan. Kini waktunya, Ayah melepaskan tanggung jawab Ayah pada suami mu. Tundukkan kepala mu padanya. Hormati dan hargai dia."

Pria paruh baya itu memeluk Anabella yang saat ini menggunakan gaun putih. "Semoga bahagia sayang." Ucapnya lagi seraya mencium kening putrinya.

"Aku berjanji akan menjaga Nona Anabella."

"Ayah."

"Nyonya." Zoya memeluk Duchess Anabella. 

"Dia yang melanggar Ayah, dia tidak menjaga ku. Dia menghancurkan ku. Aku sudah menyerahkan hati ku, jiwa ku, tapi dia, dia ..." 

Duchess Anabella tidak sanggup meneruskannya lagi. Ia ingat dimana Duke masih mengacuhkannya. Pada saat itu, ia tidak tau tentang Duke yang mengacuhkannya. Ia kira Duke Alex hanya terkejut dengan pernikahan ini. Namun seiringnya waktu, ia tau. Duke Alex memiliki seorang kekasih. Ia tahu saat dirinya mengantarkan camilan siang dan melihat sebuah lukisan.

"Nyonya," 

Zoya menepuk punggung Duchess Anabella.

"Kenapa aku bisa bodoh Zoya? Kenapa aku menyerahkannya begitu saja? Aku kira dia akan melihat ku, tapi kenyataannya.."

Duchess Anabella meremas dadanya. Sungguh sakit, sangat sakit.

"Nyonya, kita sudah sampai."

Zoya melepaskan pelukannya. Secepatnya, Duchess Anabella menghapus air matanya. Ia turun dengan wajah menunduk. Memasuki kediaman Duke selangkah demi selangkah. 

Saat dirinya hendak membuka handle pintu. Ia mendengarkan seseorang tertawa. Ia mencoba tidak memperdulikannya. Akan tetapi, hati dan pikirannya sangat penasaran. Ia memutar tubuhnya ke samping kanan.

Melangkah, mendekati suara itu. Ia mengintip di balik pintu yang tidak tertutup rapat itu. Begitu banyaknya luka Duke yang dia torehkan. Dengan mudahnya dia tertawa bersama dengan Floria di atas kesedihannya. Tidakkah dia memikirkan perasaannya sedikit saja, tidakkah dia merasakan kekecewaan di hatinya. Istri mana yang kuat melihat suaminya bercanda dengan orang lain. Apa lagi kekasih masa lalu.

Matanya tidak bisa berkedip melihat Duke Alex tertawa, mencubit hidung Floria dengan lembut. Lalu mengambil sebuah kalung di tangan Floria dan memakaikan di lehernya. 

Deg

Nyilu dan perih melihat laki-laki mencium leher wanita lain dengan sangat mesra. 

"Duke, kamu anggap apa hati ku?"

Comments (3)
goodnovel comment avatar
Eni haerun
pergi wanita bodoh...
goodnovel comment avatar
ID Ina
nunggu part yg di kunci kebuka gratis bisa ya?
goodnovel comment avatar
felix hager
bikin Anabelle pergi aja Thor, biar s Duke nyesel.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Hurt ! Mr Duke   Menghapus Namanya

    Hurt eps 9."Uh, Romantisnya."Serentak keduanya melihat ke arah Duchess Anabella yang tersenyum."Duchess."Selangkah Duke Alex memundurkan langkahnya. Ia seperti seorang suami yang tertangkap basah berselingkuh. "Itu Duchess, tidak seperti yang Duchess pikirkan.""Oh, iya." Duchess Anabella mengerutkan keningnya. Ia tidak peduli dengan penjelasan basi dari Duke Alex. Telinganya sudah penuh dengan kisah mereka berdua."Duchess itu,""Kalungnya cantik Tuan Duke dan Nyonya Duchess. Tidak perlu menjelaska

  • Hurt ! Mr Duke   Aku Sudah Berbagi

    "Aku tidak bisa menghidupinya. Setidaknya aku berusaha ...""Berusaha apa? Berusaha apa?" Duchess Anabella memegangi dadanya. "Dengan tangan ini. Aku merasakan darah segar Emelin. Wanita yang selalu mendampingi ku. Sedih atau pun senang dia tau. Makanan apa kesukaan ku,minuman apa kesukaan ku. Dia tau semuanya. Dan pada saat itu, dengan teganya Tuan menghukumnya layaknya binatang. Aku bisa meminta maaf atas nama Emelin. Seandainya Emelin masih hidup. Dia hanya ingin membela ku. Hatinya tidak tega melihat ku menangis. Setidaknya kamu memahaminya.""Duchess aku tidak bermaksud ...".Duchess Anabella memberikan kode agar Duke Alex menghentikan tangannya yang ingin menyentuhnya. "Aku muak dan sudah bosan tinggal di rumah ini."Duchess Anabella melangkah dengan cepat. Zoya pun berlari mengikuti langkah sang majikan. "Zoya, cepat bereskan semua pakaian ku. Aku tidak mau tinggal di sini lagi.""Baik, Nyonya." Zoya mengambil sebuah kotak besar penyim

  • Hurt ! Mr Duke   Aku Tidak Akan Menceraikan mu

    "Bagaimana keadaannya?" tanya Duke Alex dengan cemas. Kali ini, dapat ia rasakan. Ia tidak bisa melihat wanita di depannya terbaring lemah."Nyonya Duchess terlalu banyak pikiran dan stress. Sepertinya Nyonya tertekan." Jelas sang Dokter.Duke Alex mengusap kepalanya secara kasar. Ia sadar, akhir-akhir ini telah membuat Duchess Anabella tertekan. Seandainya dia tidak menghukum Emelin, kehidupan rumah tangganya tidak akan seperti ini."Tuan, jangan khawatir. Keadaan Duchess pasti baik-baik saja." Ucap Floria. Ia meraih lengan Duke Alex untuk meyakinkannya.Pria ber jas putih, itu melirik dan menggeleng pelan. Hidupnya saja sudah susah menahan kemarahan istrinya. Apa lagi dua istri, mungkin telinganya akan meledak."Baiklah, saya pamit Tuan Duke."Duke Alex pun mengangguk, ia melepaskan tangan Floria. Lalu menghampiri ranjang Duchess, ia duduk tepi ranjangnya. "Duchess, aku minta maaf." Duke Alex mencium kening Duchess Anabella.Floria la

  • Hurt ! Mr Duke   Terima kasih atas luka mu

    "Apa maksud mu? Pungutan orang lain apa?" tanya Duke Alex seraya melangkah ke arahnya.Duchess Anabella menutup bukunya dengan kasar, ia menaruhnya di atas meja. Lalu menoleh, "Apa Tuan memberikannya karena tidak di sukai oleh nona Floria atau jangan-jangan Tuan merasa tidak cocok pada nona Floria."Duke Alex memegangi dadanya, tuduhan itu membuatnya nyeri. Sekalipun ia tidak pernah meminta pendapat Floria tentang gaun itu. Semuanya itu murni pilihannya sendiri, tanpa bantuan orang lain."Semuanya itu aku yang membelinya, tidak ada campur Floria sedikit pun."Duchess Anabella berdiri, benar atau tidak. Hatinya tidak percaya. "Aku tidak mempercayainya. Silahkan bawa semua barang itu ke tempat semestinya.""Duchess, aku memilihnya sendiri, tangan ku sendiri yang merasakannya. Floria tadi membeli gaun sendiri tanpa aku menemaninya. Aku yang memilihnya sendiri tanpa campur tangan siapa pun.""Zoya,""Saya Nyonya." Zoya sedikit melihat ke ar

  • Hurt ! Mr Duke   Kenangan

    UmmmDuke Alex membuka matanya, ia merasakan sesuatu di atas tubuhnya. Matanya langsung membulat sempurna. Ia memindahkan tangan yang melingkar di atas perutnya. Lalu menyingkapi selimutnya, ia bernafas lega. Tidak terjadi apa-apa pada dirinya. Masih berpakaian utuh. Ia pun turun dari ranjangnya dengan hati-hati. Agar tidak ada yang tau, ia tidur dengan Floria. Tidak enak, jika sampai di telinga Duchess. Bagaimanapun juga, wanita itu masih istri sahnya.krek"Tuan."Wanita berpakaian pelayan itu pun menunduk, entah apa yang terjadi tadi malam. Ia hanya berharap tidak terjadi sesuatu. Ia begitu kasihan pada Duchess Anabella. Perkataan Duchess Anabella masih memenuhi di telinganya."Kamu siapkan keperluan Floria, aku akan memakai kamar lain. Dan panggilkan pelayan untuk menyiapkan semua keperluan ku.""Baik Tuan." Sahut Emma. Ia pun langsung memasuki kediaman Duke. Lagi-lagi ia bisa bernafas lega. Majikannya tidak menghabiskan waktu deng

  • Hurt ! Mr Duke   Kenangan di Masa Lalu

    "Alban," Laki-laki itu langsung membantu tubuh Alban yang tersungkur ke tanah. "Maaf aku tidak sengaja, aku minta maaf," ucap Duchess Anabella merasa bersalah pada anak kecil yang menabraknya tadi. Hingga matanya terbuka lebar, melihat laki-laki yang didekorasi dengan sempurna. Dagunya pun sampai terjatuh. "Hah," Duchess Anabella langsung menunduk. "Tidak apa-apa, seharusnya kami ya

  • Hurt ! Mr Duke   Jangan Menyesalinya

    Kesatria Luis menarik pedangnya. Kemudian menyodorkan ke leher Duke Leon. Ujung pedang itu sedikit menusuk Duke Leon. Dari awal dia memang curiga, tapi ia mengembangkan-pura untuk mengelabui mereka. Dan dua ekor tikus itu akhirnya keluar dari sarangnya. Siapa sangka, ia akan menemukan di kamar majikannya. melihat keduanya menaiki teras sang majikannya membuat darah. Ia takut terjadi sesuatu dan akhirnya masuk setelah Zoya jika ada seseorang yang memasuki kamar Duchess Anabella. Duchess Anabel

  • Hurt ! Mr Duke   Milik Ku

    "Tidak, aku tidak suci lagi. Aku seorang janda." Pungkas Duchess Anabella. Laki-laki itu mendesah pelan, sepertinya dia lelah menjelaskan semuanya. Bahwa apa pun yang terjadi, hatinya masih sama mencintai Anabella. "Lihat aku, Anabella." Duchess Anabella menatap netra biru itu. "Aku tidak memandang status mu. Aku akan membuat dirimu bahagia seperti dulu. Jangan khawatirkan masalah lain. Yang terpenting kita bersama seperti dulu lagi.

Latest chapter

  • Hurt ! Mr Duke   Kehangatan keduanya

    Tiga bulan telah berlalu. Hubungan Duchess Anabella dan Duke Alex semakin membaik. Bahkan keduanya sangat harmonis. Dimana ada Duke Alex sudah pasti ada Duchess Anabella. Tak heran, jika keduanya menjadi perbincangan panas di antara para bangsawan. Pernikahan yang awalnya sempat hancur. Kini telah membaik. Duke Alex selalu menempel pada Duchess Anabella. Jika ada sesuatu yang mendesak di istana. Duke Alex selalu meminta Duchess Anabella ikut menemaninya. Kelengketannya, membuat Duchess Anabella semakin jengah. Menurutnya terlalu berlebihan, dan alasannya hanya satu. Tidak bisa berjauhan.Dan seperti saat ini, keduanya turun dari kereta kuda. Duchess Anabella seharian ikut Duke Alex ke istana. Di saat Duke Alex sedang membahas sesuatu dengan Kaisar, barulah Duchess Anabella mengobrol hangat dengan sang Ratu."Aku mencintai mu." Duke Alex terus membujuk Duchess Anabella yang merasa kusut. Ia selalu memaksa istrinya ikut bersamanya. "Sayang, maaf aku tid

  • Hurt ! Mr Duke   Hukuman Floria

    Pelayan Zoya yang melihat dari jauh kedatangan Duchess Anabella, beranjak menghampirinya. "Nyonya."Duchess Anabella menghentikan langkahnya, ia memandang Duke Alex yang berceloteh sendiri. Yang tengah asik mencium, menimang-nimang bayi gembulnya."Selama saya berkerja di kediaman ini. Saya tidak pernah melihat Tuan sebahagia itu. Saya yakin, Duke Alex sangat mencintai Duchess.""Apakah Emelin juga bahagia setelah melihat ini?""Saya yakin Emelin bahagia, pasti saat.ini dia sedang tersenyum."Duchess Anabella menatap langit, berusaha air matanya agar tidak tumpah. "Ya, aku sangat merindukannya.""Duchess."Duke Alex melangkah tergesa-gesa menghampiri istrinya. "Lihat, aku tidak kaku lagi menggendongnya."Duchess Anabella menggerakkan tangannya, mengelus pipinya. Tidak ada yang paling membahagiakan baginya, kecuali melihat kebahagian Duke Alex. Laki-laki yang sangat ia cintai. "Aku sangat senang, melihat mu seperti ini."

  • Hurt ! Mr Duke   Rencana Floria

    Suara tangisan itu, membuat Duke Alex melepaskan benda kenyal itu. Dia bergegas turun menghampiri putranya yang sedang menangis. "Sayang, sudah bangun."Duke Alex memeriksa bokong baby Oliver. Dan benar saja dugaannya, baby Oliver mengompol. "Sayang." Duke Alex kembali menaruh baby Oliver di box bayi. Kemudian mengganti popok dan pakaiannya. "Sekarang waktunya baby mengisi perut."Duchess Anabella tersenyum, ia mengulurkan kedua tangannya menyambut putranya itu. "Sini sayang."Duchess Anabella memasukkan benda kenyal berwarna hitam itu ke mulut baby Oliver. Dengan lahapnya, baby Oliver menyedot semua asinya. "Uh, lapar ya sayang." Gemesnya seraya menyentuh pipi gembulnya."Jadi pengen," ujar Duke Alex melihat putranya yang menyusu dengan rakus. Duke Alex mendekati salah satu milik istrinya. Namun kepalanya di hentikan oleh tangan Duchess Anabella."Sudah, sana mandi.""Tapi sayang, aku ma ...""Sayang, sana mandi atau tidak akan menda

  • Hurt ! Mr Duke   Juga Milik Mu (21+)

    OekOek Suara tangisan bayi itu, membuat Duke Alex langsung mengucek matanya. Ia langsung menyingkapi selimutnya, agar tangisan putranya tidak membangunkan wanita yang tengah tidur pulas itu. "Sayang, kenapa?" Tangannya yang terasa kaku itu, mencoba menggendong Baby Olive. Oliver yang artinya kesayangan. Sebuah nama yang Duke Alex berikan untuk putra pertamanya sekaligus putra tercintanya. Ia berharap, nama indah ini akan menjadikan sosok yang tangguh dan pemberani Saat tangannya menyentuh bokong bayi mungil yang terasa hangat itu. Dia langsung mengerti, putranya tengah ngompol. "Shut, sayang. Jangan menangis ya. Jangan bangunkan ibu mu, ayah akan menggantinya.". Ucap Duke Alex dengan lembut. Selama sebulan ini, ia berusaha menjadi suami yang baik. Menghabiskan waktu untuk istri dan putranya. Membantunya, sebisa mungkin. Agar istrinya, Duchess Anabella tidak terlalu lelah menjaga putranya. Meskipun ada ibu asuh, Duchess Anabella tetap menjaga putra

  • Hurt ! Mr Duke   Kebahagiaan Duchess Anabella

    "Duchess,"Wanita itu memberikan hormat layaknya putri bangsawan ketika kesadarannya mulai memenuhi otaknya. Melihat Duchess Anabella, selain cantik dan anggun. Wanita di depannya mencerminkan wanita yang penuh kelembutan. Bahkan matanya saja tak bisa ia kedipkan. Pantas saja, Duke Leon sangat menyukai Duchess Anabella."Saya, Violet. Tunangan Duke Leon.""Silahkan," ujarnya Duchess Anabella mempersilahkan Violet duduk di depannya. "Dimana Duke Leon? Aku tidak melihatnya.""Tadi, Duke Alex ingin berbicara berdua dengan Duke Leon.""Kamu sangat cantik Violet,""Terima kasih atas pujian dari Duchess. Tetapi saya tidak secantik Duchess."Kini waktunya akhiri dan juga meminta maaf. Ia tidak ingin terlalu jauh menyakiti wanita di hadapannya. Ia pernah merasakan sakitnya, jadi ia tahu sakitnya. "Aku meminta maaf atas hubungan ku dengan Duke Leon. Sejujurnya aku tidak memiliki niat apapun. Kita hanya teman, masa lalu tetaplah akan menjad

  • Hurt ! Mr Duke   Duke Alex vs Duke Leon

    "Tuan,"Masih tersenyum, Duchess Anabella merasakan sentuhan cinta Duke Alex dan penyesalannya. Tapi, hatinya masih belum bisa menerimanya. "Aku tidak bisa membahagiakan Tuan. Kejarlah, Floria. Cegah dia pergi.""Aku tidak mau, satu atap dengan mu aku sudah bahagia. Sebaiknya kamu istirahat, nanti malam kita akan mengadakan pertemuan."Harapan tidak akan pernah pupus dari hati manusia, termasuk dirinya. Biarlah nantinya jika dia di anggap bodoh sekalipun. Dia hanya mencintai istrinya, ini sudah jadi tugasnya membuat Duchess Anabella bahagia dan betah bersamanya."Baiklah, sejenak aku istirahat."Duke Alex mengangguk, ia pun mengantar Duchess ke kamarnya. Setelah ia membaringkan tubuh Duchess Anabella, mencium keningnya dan yang terakhir mencium perut buncitnya."Tidurlah dan maaf, aku telah memaksa mu untuk tetap di sisi ku. Meskipun kamu tidak menginginkannya." Ucap Duke Alex.Duchess Anabella memutar tubuhnya, ia tidak tahu harus mela

  • Hurt ! Mr Duke   Aku Memilih mu

    "Kamu ingin menyuruh pergi, seharusnya kamu yang pergi, Floria. Aku menemaninya sampai aku mengandung anaknya. Sedangkan kamu, kamu egois." Teriak Duchess Anabella. Ia bangkit dari kursinya, berjalan ke arah Floria."Duchesslah yang tak tahu malu, masuk ke kehidupan orang .... "plakTamparan keras itu langsung melayang di pipi kanan Floria. Duchess Anabella meluapkan semua emosinya. Ia marah, sangat marah mengingat kematian Emelin. Bahkan dia tidak bisa menuruti permintaan terakhir Emelin."Ada apa ini?" tanya Duke Alex.Floria pun langsung berhambur memeluk Duke Alex. Menangis dalam pelukannya. "Apa salah ku, Tuan?"Duke Alex pun memegangi pipi Floria yang lebam. Ia menatap tak percaya pada istrinya."Pergilah, jangan pernah datang ke kediaman ini lagi. Kali ini aku tidak bisa menahan lagi. Aku ingin kita berpisah, Duke. Aku tidak tahan dengan keberadaan mu dan juga Floria. Kalian anggap apa diriku, di sakiti lalu seenaknya saja kal

  • Hurt ! Mr Duke   Pertengkaran Duchess dan Floria

    Duke Alex yang merasa pusing pun di temani Duchess Anabella tidur di kamarnya. Setengah hari keduanya berbincang, entah masa kecil Duke Alex atau masa kecil Duchess. Duke Alex juga mengatakan tidak ingin di ganggu oleh Floria. Padahal Floria sudah menawarkan untuk menemaninya. Namun Duke Alex tetap menolaknya. Berbagai cara Floria menawarkan diri, membuatkan camilan siang atau yang lainnya. Duke Alex tetap menolaknya, karena Duke Alex berpikir tidak akan ada lain hari lagi jika dia menolak di temani Duchess. Entahlah, dia merasa seperti itu. Seolah dia memiliki firasat akan berpisah jauh.Duchess Anabella pun menanyakan bagaimana dulu Duke Alex bertemu dengan Floria. Duke Alex bingung, ia tidak ingin mengulang masa lalunya atau membicarakan masa lalunya dengan Duchess Anabella."Ceritakan saja, kenapa harus melihat ku seperti itu? Jangan sungkan." Duchess Anabella bisa membaca wajah Duke Alex yang merasa ragu. Sepertinya dia memang tidak ingin membahasnya.Duke

  • Hurt ! Mr Duke   Bisa Menebak pikirannya

    "Apa maksud mu, Tuan?" Suara itu begitu dingin dan menekan. Duke Alex pun merangkul kedua pundaknya. Suka atau tidak, di curigai atau tidak. Sakit luar dalam jelas ia rasakan. Ia hanya ingin istrinya bahagia walaupun tidak bersamanya. Tidak ada seorang suami yang ingin memberikannya pada laki-laki lain, tidak ada seorang suami saat jatuh cinta menyuruhnya bersama orang lain. Bibirnya melengkung ke atas. "Aku tidak ada maksud tujuan apa pun Duchess. Aky hanya ingin menuruti semua permintaan mu,aku tidak bisa membuat mu bahagia. Setidaknya aku ingin kamu bahagia meskipun bersama orang lain." Duchess Anabella bisa merasakan laki-laki di depannya tengah menahan sakit hatinya. Apa benar dia melakukan itu hanya ingin membuatnya bahagia? Merasakan sakitnya dulu, hatinya menolak percaya. "Aku tidak percaya, apa yang Tuan lakukan? Aku akan mengajak Floria." Tangan Duke Alex pun mencegah Duchess Anabella melangkah. Giginya mengeluarkan gesekan tajam.

DMCA.com Protection Status