Home / Romansa / Hubungan Terlarang Penuh Tantangan / PERTEMUAN YANG TIDAK DIDUGA

Share

PERTEMUAN YANG TIDAK DIDUGA

Author: Aurora Belle
last update Last Updated: 2024-02-12 22:58:32

PERTEMUAN YANG TIDAK DIDUGA

Ava sudah sibuk di ruang meeting sejak dua jam sebelum waktu meeting dengan perwakilan dari Bio Group. Dia harus memastikan banyak hal. Ruang meeting dingin, meja kursi bersih, makanan dan minuman tersaji, hingga proposal presentasinya dapat digunakan dan bekerja dengan baik.

Aldo Aksara datang sepuluh menit sebelum pukul 10 pagi. Gayanya seperti biasa. Mengantongi sebelah tangan, berjalan santai, menatap sekeliling ruangan seolah sedang memastikan jika Ava tidak membuat cela.

“Udah beres semua kan untuk meeting hari ini?” tanya Aldo pada Ava yang sedang berdiri di depan layar projector.

“Sudah, Pak,” jawab Ava, berusaha untuk tetap sopan di depan atasannya.

Mata Aldo menatap tubuh Ava dari ujung kepala hingga ujung kaki.

“Kamu keliatan cantik banget hari ini,” goda Aldo. “Kamu keliatan sexy pakai baju warna merah.”

Ava berusaha tersenyum manis untuk menanggapi godaan Aldo.

“Tapi sayang, yang datang bukan Dirut Bio Group.”

“Oh ya?” Ava terlihat kecewa. Padahal sesuai rencana, Dirut Bio Group yang akan datang hari ini.

“Katanya sih Wakil Direktur yang menggantikan.”

“Ah, begitu. Saya baru dengar.”

Aldo berjalan mendekati Ava. “Tapi gak masalah…” lanjut Aldo sambil mengedipkan sebelah matanya. “Kamu tetap bisa menggoda dia dengan penampilan sexy kamu ini. Dirut dan Wakilnya itu adik-kakak. Mereka sama-sama masih single.”

Ava menarik napasnya. Dia mulai muak dengan ucapan dan sikap Aldo yang seolah menghinanya.

“Maaf, Pak Aldo!” Suara Ava meninggi. “Saya sama sekali gak berniat untuk menggoda siapapun dari Bio Group.”

“Tapi kamu keliatan kecewa waktu saya bilang Dirutnya gak jadi dateng,” sindir Aldo.

“Saya memang kecewa. Karena saya pikir, harusnya meeting hari ini bisa ditutup dengan keputusan pasti dari Dirut Bio Group. Tapi kalau perwakilannya yang datang, kemungkinan project kita akan tertunda lagi.”

Aldo tersenyum nyinyir. “Sabar lah. Alon alon asal kelakon. Yang penting, Bio Group sudah pasti pakai kantor kita untuk membuat iklan produk mereka. Urusan proposal iklan kita langsung diterima atau tidak, masih bisa menunggu. Yang penting, kamu deketin dulu bos-bosnya. Semua pasti beres kalau pakai jalur ordal.”

“Cih!” Ava mengeluh. Dia pikir Ava sama dengan dirinya. Semua orang di perusahaan ini tahu jika Aldo adalah saudara sepupu dari pemilik perusahaan ini. Makanya, pria tidak berkualitas seperti Aldo masih bisa menduduki jabatan manajer hingga saat ini.

“Ayo senyum,” pinta Aldo. Sengaja diucapkan dengan gaya manja. “Senyum kamu manis banget loh. Saya mau senyum itu bisa menaklukkan Bio Group.”

“Dasar brengsek!” Ava mengomel setelah Aldo pergi meninggalkan ruang meeting.

Mobil BMW hitam yang membawa Nico sudah tiba di depan gedung kantor Amazed Company. Fathan turun terlebih dahulu untuk membukakan pintu mobil bagi Nico.

“Oh, disini kantornya,” gumam Nico sembari melirik pada halte bus yang tidak jauh dari pintu gerbang gedung.

Nico jadi ingat lagi pada gadis yang pernah mengajaknya tidur bersama. Gadis itu juga yang Nico lihat tadi malam di halte. Dan di halte yang sedang Nico lihat, berada tidak jauh dari gedung yang akan Nico datangi.

“Not bad.” Nico berkomentar ketika memasuki gedung perkantoran yang tidak terlalu besar, namun tidak juga bisa dibilang kecil.

“Amazed company bukan cuma handle masalah periklanan. Mereka juga bikin beberapa drama pendek yang di tayangin di situs online,” Fathan menerangkan sembari menyontek pada tab yang dibawanya.

Lift yang Nico dan Fathan naikin berhenti tepat di lantai lima. Aldo Aksara langsung terlihat dengan senyum lebarnya ketika pintu lift terbuka.

“Selamat datang di Amazed,” sapa Aldo dengan riang. “Ini pasti Pak Nicholas Biolanda.” Aldo mengulurkan tangannya pada Nico.

“Nico. Panggil aja Nico.”

“Benar-benar. Biar dekat, sebaiknya memang kita panggil nama pendek aja ya.” Aldo tertawa lebar, seolah dia sudah merasa sangat akrab dengan Nico. “Saya Aldo Aksara. Tapi Pak Nico boleh panggil saya, Aldo, aja. Supaya kita makin akrab.”

“Ok.” Nico menanggapi singkat. Dia tidak terlalu suka dengan orang yang bersikap sok kenal – sok dekat dengan dirinya.

“Kalau gitu, mari! Silahkan masuk.” Aldo berjalan cepat agar bisa membukakan pintu di ruang kerja lantai lima.

Ava buru-buru keluar dari ruang meeting setelah melihat Aldo berjalan ke ruang kerjanya bersama dua orang tamu pria.

“Shitt!” Ava langsung tertunduk tanpa diminta.

Jantung Ava rasanya ingin melompat dari tubuhnya ketika melihat pria dengan setelan jas biru dongker yang tengah berjalan mendekatinya.

“Ava!” teriak Aldo saat melihat Ava berdiri di depan ruang meeting.

“Ah, iya, Pak.” Ava berjalan sambil sesekali menunduk.

“Pak Nico, Pak Fathan, ini asisten manajer saya yang baru. Namanya Avalia Kirana. Tapi kami biasa panggil dia, Ava,” ucap Aldo mengenalkan Ava pada Nico dan Fathan. “Iya, kan Ava!” sambung Aldo sambil menyentuh lengan Ava.

“Iya, Pak. Saya Ava.” Ava mengenalkan diri. Kepalanya masih menunduk sesekali. Dia khawatir Nico akan mengenali dirinya.

“Ava?!” Mata Nico memicing ketika melihat wajah Ava yang sempat bertatapan dengannya tadi.

Meskipun hanya sebentar, tapi rupanya Nico masih tetap bisa mengenali Ava dengan mudah.

“Kamu, Nia kan?” tanya Nico, to the point.

Sial! Ava mengumpat dalam hati. Ternyata Nico masih mengingat wajah dan nama yang Ava gunakan malam itu.

“Bukan, Pak. Saya Ava,” jawab Ava.

“Are you sure?” Nico berjalan mendekati Ava. Dia bahkan sengaja menundukkan kepalanya agar bisa melihat wajah Ava yang tertunduk.

Fathan dan Aldo yang kebingungan dengan sikap Nico, jadi saling bertatapan.

“Aku yakin kamu Nia. Kita kan pernah…”

“Saya yakin Bapak salah orang!” dengan cepat Ava memotong ucapan Nico. Dia takut jika Nico akan mengatakan kalau mereka pernah tidur bersama.

Ava berusaha menguatkan mentalnya. Dengan berani Ava mengangkat wajahnya dihadapan Nico. Percuma saja Ava menunduk, toh Nico tetap berusaha untuk menatapnya.

“Gak mungkin. Kamu yang malam itu kan…” Nico masih penasaran.

“Malam apa ya?” celetuk Aldo, jadi ikutan penasaran.

“Iya, Pak. Malam apa ya?” Ava ikutan bertanya, seolah-olah tidak paham dengan maksud ucapan Nico. “Sepertinya kita baru pertama kali ketemu.”

Nico tersenyum tipis. Dia yakin serratus persen dengan ingatannya. Tapi, jika gadis dihadapannya ini bersikeras untuk tidak mengenalnya, maka Nico juga yakin jika gadis ini sedang ingin menyembunyikan sesuatu.

“Bagaimana kalau kita mulai aja meeting nya.” Ava mencoba mengalihkan pembicaraan. “Ruang meeting nya sudah siap.” Ava lantas membukakan ruang meeting untuk para tamunya.

Mata Nico masih tidak lepas memandangi wajah Ava. Sekarang Nico bukan lagi ingin menebak-nebak jika Nia adalah Ava, atau Ava bisa saja Nia. Saat ini, Nico justru ingin tahu, kenapa gadis cantik yang pernah dengan sangat berani memintanya untuk tidur bersama, justru berpura-pura tidak mengenalnya seperti seorang pengecut.

“Terima kasih sudah mau berkunjung ke kantor kami.” Ava membuka meeting di pagi itu.

Bersambung…

Related chapters

  • Hubungan Terlarang Penuh Tantangan   MENCARI YANG TERSEMBUNYI

    MENCARI YANG TERSEMBUNYIAva mematung cukup lama di balik pintu kaca ruang meeting kantornya. Matanya menatap lurus pada dua pria yang sedang berbicara dengan Aldo di pintu depan. Satu pria berjas hitam dan satunya lagi berjas biru dongker. Keduanya terlihat gagah dan tampan. Tapi pria berjas biru terlihat … familiar.“Ah, sial!” Ingatan Ava akhirnya mampu menemukan pria berjas biru itu. “Sial! Sial! Sial!.” Ava mengumpat terus menerus.Fix! Pria berjas biru itu Nico. Pria yang Ava ajak bercinta secara random. Ava sadar, suatu saat mereka pasti bakalan ketemu lagi. Jakarta memang tidak seluas yang dibayangkan. Tapi, bukan di momen seperti ini. Dimana Ava adalah penjual, dan pria itu pembelinya.Tangan Ava bergerak cepat untuk mengambil ponselnya. Ava mengetik ‘Nico Bio Group’ di situs pencarian google.“Hah!” Ava menutup mulutnya sendiri dengan tangan. Wajah Nico muncul bertebaran di layar ponsel Ava. Jadi pria yang Ava ajak bercinta, ternyata Wakil Direktur dari Bio Group.“Gila! Gil

    Last Updated : 2024-02-13
  • Hubungan Terlarang Penuh Tantangan   TANDA TANYA YANG MENGANGA

    TANDA TANYA YANG MENGANGA Sepanjang mendengarkan penjelasan Ava, Nico terus berpikir keras. Nico sudah tahu permainan Alex selama menjabat menjadi Direktur Utama setelah ayah mereka memutuskan untuk pension di usia enam puluh lima tahun. Alex bukanlah seorang pebisnis yang jujur. Meski tidak bisa dipungkiri jika Alex mampu menaikkan pendapatan Bio Group sepanjang dirinya mengepalai perusahaan besar tersebut. Selama ini Nico memilih untuk menutup mata, telinga, bahkan suaranya oleh semua tindak tanduk Alex. Nico juga memilih untuk tidak pernah mau ikut campur terlalu dalam pada manajemen perusahaan. Mungkin karena itu, Nico dianggap tidak memperdulikan perusahaan keluarganya. “Jadi, bagaimana menurut Bapak dengan konsep iklan yang kami tawarkan?” tanya Ava di ujung penjelasannya. Nico menatap Ava untuk beberapa lama. Entah apa yang Alex inginkan dari Amazed Company. Nico tahu betul, jika Alex sudah memilih salah satu perusahaan untuk dijadikan mitra, pasti Alex sedang mengincar ses

    Last Updated : 2024-02-14
  • Hubungan Terlarang Penuh Tantangan   MENCARI NIA

    MENCARI NIA“Wah, tingginya!” Ava menatap gedung Bio Group yang berdiri gagah di tengah kota Jakarta. “Perusahaan elit emang beda.” Ava menghenal napasnya cukup panjang.Tepat jam sembilan lewat tiga puluh menit, Ava sudah tiba di loby gedung perkantoran Bio Group. Dia sengaja datang lebih awal dari janji temu di jam sepuluh pagi. Ava tidak pernah membiarkan dirinya datang terlambat di janji temu dengan klien-kliennya. Untuknya, ketepatan waktu adalah hal yang utama.“Silahkan. Pak Nico sudah menunggu di lantai lima belas,” pegawai resepsionis di gedung Bio Group memberikan kartu akses agak Ava bisa memasuki gedung dan menaiki lift.Sejujurnya, Ava tidak ingin menemui Nico lagi. Tapi Ava tidak punya alasan untuk menolak permintaan Nico. Lagipula, Nico adalah kliennya. Lebih tepatnya, klien besar di kantornya. Klien yang membuat Ava bisa menduduki jabatan asisten manajer seperti saat ini.“Selamat pagi…” sapa Ava sambil membuka pintu ruang kerja Nico.“Come!” suruh Nico dari meja kerja

    Last Updated : 2024-02-15
  • Hubungan Terlarang Penuh Tantangan   TERBUKANYA RAHASIA

    TERBUKANYA RAHASIA“Video?!” Ava berpikir keras setelah Nico mengatakan jika dirinya memiliki video mereka di malam itu.Tidak. Tidak! Ava ingat betul jika tidak ada rekaman yang dibuat Nico. Tapi … Ava kembali berpikir. Yakin tidak yakin dengan pikirannya sendiri. Bisa jadi, Nico merekamnya dengan diam-diam.“Sial!” Ava meremas jari jemarinya sendiri. Dia mencoba mengingat, dimana Nico meletakkan ponsel malam itu.Mungkin lewat ponsel Nico? Jadi Ava tidak menyadarinya. “Brengsek!” Ava lantas mengumpat. Pantas aja, Nico semudah itu diajak tidur bersama. Mungkin konglomerat ini memang ingin memanfaatkan Ava sejak awal.Isi kepala Ava hanya berkutat dengan pertanyaanya sendiri.Apa iya? Mungkin tidak. Tapi, bisa jadi iya? Ah, gak mungkin.Kalimat -kalimat itu berputar terus menurus di pikirannya.“Sepertinya, itu jalan satu-satunya untuk menemukan Nia.” Nico merogoh kantongnya dan mengeluarkan ponsel miliknya.“Jangan!” Ava berusaha mengambil ponsel Nico.“Kenapa jadi kamu yang panik?”

    Last Updated : 2024-02-18
  • Hubungan Terlarang Penuh Tantangan   EKSISTENSI ATAU POTENSI

    EKSISTENSI ATAU POTENSI Seorang pelayanan pria berpakaian rapi dan bersih mendatangi Ava dengan ramah. Tangannya dengan sigap membuka napkin yang sebelumnya terlipat di atas meja untuk kemudian di s***k dan di simpan di atas pangkuan Ava. Ini memang bukan pertama kalinya Ava makan malam dengan konsep ‘Fine Dining’. Sebelumnya Ava pernah Fine Dining, tepatnya saat dia mengikuti kursus Table Manner setelah lulus sekolah. Itupun, karena tantenya yang memaksa. Katanya, seorang wanita harus mengerti tata krama, entah dari cara bicara, bersikap, bahkan saat makan. Saat itu, Ava pikir kursus yang terpaksa dia ikuti hanyalah sia-sia belaka. Kursus seperti itu lebih cocok untuk anak pengusaha, bukan anak biasa macam dirinya. Tapi, ternyata moment untuk menggunakan hasil kursus tiba juga. “Saya udah pilihan makanan untuk kita. Semoga kamu gak keberatan,” ucap Nico dengan santun. “Gak pa-pa,” balas Ava singkat. Entah karena tempatnya, entah karena suasanya, atau entah karena tamu-tamunya ya

    Last Updated : 2024-02-19
  • Hubungan Terlarang Penuh Tantangan   CURIGA

    CURIGARokok dengan harga mahal yang Nico beli dari luar negeri, mendadak jadi terasa tidak nikmat. Mungkin karena teman merokoknya adalah Alex. Atau mungkin karena isi pembicaraannya dengan Alex yang tidak enak hingga membuat rokok di tangannya juga jadi terasa tidak nikmat.Nico tidak menjawab pertanyaan terakhir Alex. Bisa dibilang sengaja – tidak sengaja Nico tidak menjawabnya. Nico kebingungan alasan. Dia khawatir, alasan-alasan yang dia paksakan justru akan menjadi boomerang untuk dirinya.Seperti pertanyaan Alex tadi. Nico sendiri yang mengatakan jika Amazed punya potensi, makanya Nico menyarankan Alex untuk membeli perusahaan yang sedang berkembang itu. Namun, ucapan Alex ada benarnya. Jika Amazed memang sudah punya potensi, untuk apa lagi Nico membantu Ava.“Shitt!” kata itu yang terbersit di pikiran Nico saat mendengarkan ucapan Alex. Alex memang selalu bisa memutarbalikkan ucapan Nico. Membuat Nico jadi termakan oleh ucapannya sendiri.“Belum selesai juga makannya?” tanya N

    Last Updated : 2024-02-21
  • Hubungan Terlarang Penuh Tantangan   Mr. AROGAN

    Mr. AROGAN“Ada yang aneh ya di muka saya?” tanya Alex tiba-tiba.“Eh. Oh. Gak, pak. Gak ada,” Ava jadi malu sendiri.Sepertinya Ava terlalu lama menatap Alex. Sampai dia tidak sadar jika Alex memperhatikannya.“Terpesona ya sama saya?”Ava tersenyum malu. “Sepertinya sih begitu,” Ava mengakuinya. “Abisnya Bapak hebat ya. Pak Alex bukan cuma bisa jadi pemimpin yang berwibawa, tapi sayang banget sama keluarga. Terutama Pak Nico.”Alex tersenyum bangga pada pujian Ava.“One more thing…” ucap Alex saat mobilnya berhenti di depan sebuah rumah dengan cat berwarna merah. “Saya kasih project Amazed ke Nico bukan karena saya gak percaya sama kemampuan kamu ataupun Amazed. Tapi karena saya juga ingin Nico punya andil di perusahaan kami. Jadi, kamu jangan tersinggung ya karena tiba-tiba Nico yang handle project kamu.”“Gak kok, Pak.” Ava mengangkat kedua tangannya. “Saya sama sekali gak tersinggung. Saya malah merasa terhormat karena Wakil Direktur seperti pak Nico masih mau mengurusi project ke

    Last Updated : 2024-02-26
  • Hubungan Terlarang Penuh Tantangan   ALUNA

    ALUNA Lagi-lagi Nico memilih untuk mengalah. Meskipun ingin melawan, namun Nico memutuskan untuk tetap diam. Wajah angkuh Alex akan terlihat makin sombong ketika dia melihat Nico tidak lagi membantah ucapannya. “Lebih baik lu kerja aja yang benar…” ucap Alex, masih berdiri di hadapan Nico. “Kumpulin duit sebanyak mungkin,” lanjut Alex sambil menyentuh pundak Nico. “Mumpung gue masih kasihan sama lu dan Ibu lu. Karena, gue gak jamin gimana nasib lu dan Ibu lu setelah Papi kita meninggal nanti.” “Lu ngancem gue?” akhirnya Nico buka suara. Kata-kata Alex membuatnya naik darah. Alex tersenyum. “Buat apa gue ngancem lu. Lu bukan siapa-siapa tanpa Papi. Lu! cuma hasil dari iseng-iseng Papi sama sekretarisnya. Jadi jangan pernah berharap kalau lu bakalan punya hak di Bio Group.” “Jaga mulut lu!” Nico berang. Alex akan selalu membahas masalah itu saat mereka sedang ribut. “Iseng-iseng atau bukan, gue tetap mewarisi darah Biolanda. Jadi lu harus tetap waspada. Bisa jadi, besok gue yang men

    Last Updated : 2024-03-03

Latest chapter

  • Hubungan Terlarang Penuh Tantangan   PACARAN?!

    PACARAN?! Tya merebahkan tubuhnya di atas ranjang tidurnya yang besar. Kepalanya terasa sakit, layaknya ada ribuan kerikil yang bertumpang tindih di dalam otaknya. Tya merasa bersalah, gundah, gelisah, dan entah apalagi istilahnya. Rasanya dia ingin mengucapkan sumpah serapah, tapi hanya diam yang lantas mampu dia ungkapkan. Air matanya menetes tanpa diminta. Tya merasa sudah gagal menjadi ibu dan bapak untuk Ava. Pengorbanannya, kerja kerasnya, dan lelahnya dibayar dengan luka dan nista. "Huh..." napas Tya terasa berat. Matanya mencoba terpejam meski air matanya terus mengalir dengan kejam. "Tan, makan dulu. Ava bikin telor dadar kesukaan Tante." ucap Ava dari depan pintu kamar Tya yang tertutup rapat. Hening. Tanpa balasan apalagi jawaban. Tante Tya masih juga tidak mau meladeni Ava yang sedari tadi berusaha untuk membuatnya keluar dari dalam kamar. Ava menggulung rambutnya yang panjang. Mengikatnya dengan tali karet berwana hitam. Dia berencana untuk membuat mie rebus d

  • Hubungan Terlarang Penuh Tantangan   MENIKAH DENGAN ORANG ASING

    MENIKAH DENGAN ORANG ASINGSuasana di ruang tamu rumah Tya mendadak hening setelah Ava mengeluarkan kalimat ampuhnya.Nico merasa lega, tapi entah kenapa, dia juga merasa kecewa. Ada sisi dari dirinya yang benar-benar ingin memiliki Ava. Menikahi gadis itu untuk menjadi pendamping hidupnya. Tapi sisi lain dari Nico juga mencoba melawan. Ingin tetap memegang prinsip bahwa pernikahan bukanlah jalan keluar dari cinta.Tante Tya mulai bisa bernafas lega. Keponakan satu-satunya tidak hamil di luar nikah. Dia tidak perlu merasa salah karena tidak becus dalam mendidik anak dari kakak satu-satunya.Sedangkan Ashanti, mungkin satu-satunya orang yang terpaksa harus menanggung marah. Dia kehilangan alasan kuat untuk memaksa Ava menikah dengan puteranya. Ashanti sebenarnya tidak terlalu peduli dengan kehamilan Ava. Dia hanya butuh alasan untuk menyelamatkan puteranya dari kehancuran yang dia yakini diperbuat oleh Alex.“Jadi…” Ava membuka suaranya lagi. “Pembicaraan soal pernikahan sebaiknya tida

  • Hubungan Terlarang Penuh Tantangan   DIDATANGI CALON MERTUA

    DIDATANGI CALON MERTUABukan Ashanti namanya jika hanya menerima. Ashanti mungkin bisa sabar saat dijadikan istri simpanan. Dia juga masih terima saat anak semata wayangnya dicatatkan sebagai anak dari istri sah suaminya. Tapi, Ashanti tidak bisa terima jika anaknya tidak bisa mendapatkan harta warisan suaminya.“Kita pergi ke rumah Ava,” perintah Ashanti kepada supir pribadinya.Ashanti sudah mengantongi alamat rumah Ava dari Fathan. Meskipun Ashanti harus memaksa dan meninggikan suaranya di depan asisten pribadi Nico, tapi Ashanti berhasil mendapatkan alamat Ava.“Tumben kamu mau nemenin tante lari pagi,” ucap Tya dengan nafas terengah-engah.“Aku butuh udara segar supaya berpikir tenang,” balas Ava sekenanya.Sebenarnya bukan itu alasan utama Ava menemani Tya olah raga pagi. Ava ingin memastikan tantenya tidak membuka me

  • Hubungan Terlarang Penuh Tantangan   MENANTU YANG TAK DIINGINKAN

    MENANTU YANG TAK DIINGINKAN Dugaan Ava benar terjadi. Video keributan dirinya dengan Aluna tersebar dalam hitungan detik. Netizen Indonesia terbukti tidak pernah tidur. Ratusan bahkan mungkin ribuan komentar bermunculan di semua media social yang menayangkan video tersebut. Ratu viral ‘Aluna’ memang tengah disorot atas kasus kehamilannya di luar nikah. Jadi berita apapun yang berhubungan dengan nama Aluna, sudah pasti ikutan viral. Nico menaruh ponselnya di atas meja kerja yang ada di dalam kamar tidurnya. Tangannya memijit keningnya yang tiba-tiba terasa sakit setelah melihat video dan membaca beragam artikel yang membicarakan tentang isi dari keributan Aluna dan Ava. Nico mengingat salah satu komentar yang menyebutkan bahwa Nico ternyata sudah menghamili dua wanita dalam kurun waktu yang hampir sama. Sekarang namanya bukan lagi disebut sebagai pria yang tidak bertanggung jawab. Tetapi sudah dicap sebagai pria ‘Red Flag’ yang meniduri wanita disana sini. Namun bukan sebutan ‘Red

  • Hubungan Terlarang Penuh Tantangan   BENCANA ATAU RENCANA

    BENCANA ATAU RENCANAAva berdiri cukup lama di depan televisi yang sedang menampilkan berita skandal Nico dan Aluna. Sebenarnya, hingga saat ini Aluna belum memberikan konfirmasi apapun terkait ayah dari bayi yang dikandungnya. Namun foto-foto Nico dan Aluna di hotel sudah cukup untuk membuat natizen berkesimpulan bahwa Nico adalah pria tidak bertanggung jawab.“Udah hampir sebulan, tapi beritanya masih panas aja.” Agnes berkomentar di samping Ava yang sama-sama sedang menonton berita di televisi.“Gimana gak panas, beritanya di gosok terus.” Suara Gita terdengar menyahut, membuat Ava dan Agnes bergegas meninggalkan tontonan mereka.“So, gimana?” tanya Ava, penasaran.Gita menganggukkan kepala beberapa kali. “Gue beneran hamil.” Senyum cantik Gita tersembul.Ava, Agnes, dan Tiwi bersamaan memeluk Gita. Mereka tidak tahu apa arti pelukan itu. Entah pelukan sayang atau pelukan kasihan. Mereka juga belum tahu, apakah kehamilan Gita akan menjadi bencana atau justru rencana indah dari Tuha

  • Hubungan Terlarang Penuh Tantangan   HAMIL

    HAMILNico hanya mematung. Menatap punggung Ava yang pergi menjauh hingga menghilang ditelan lift yang membawa gadis itu semakin jauh darinya.Nico tersenyum tipis.Lucu tapi juga dongkol. Ini pertama kalinya dia merasa tidak dihargai oleh seorang wanita. Wanita yang bukan apa-apa, bahkan siapa-siapa. Nico jadi menyesal karena sudah berusaha memberikan penjelasan pada Ava. Tapi, dia juga yakin jika dirinya akan lebih menyesal jika hanya diam sama, tanpa berusaha memberikan penjelasan kepada gadis itu.Lucu. Nico tersenyum lagi. Dia merasa seperti orang bodoh saat ini.Ava duduk terdiam di kursi halte bus yang sudah sepi. Gigi depannya mengigit ujung kuku jari tangannya tanpa dia sadari sepenuhnya. Pikirannya melayang. Merasa bersalah karena sudah bersikap kasar pada Nico. Tapi batinnya juga terus berteriak, memastikan apa yang dilakukannya sudah benar.Matanya lantas tertuju pada sebuah mobil yang melintas lambat di depan halte bus. Mobil yang bisa langsung Ava kenali pemiliknya. Mobil

  • Hubungan Terlarang Penuh Tantangan   TIDAK ISTIMEWA

    TIDAK ISTIMEWANico sadar, ada yang berbeda di masa tenang saat ini.Hampir tiga minggu, Alex tidak mengganggu Nico banyak permintaan dan suruhan yang kadang di luar nalar. Tapi masa damai seperti ini justru membuat Nico curiga. Terlebih lagi, Alex tidak terlihat bertindak apapun setelah Ava dengan berani mengancam dirinya.“Ada yang salah!” Nico bergumam sendiri di dalam ruangannya.Matanya tanpa sengaja menatap Ava yang sedang mengaitkan tas kerja dan berjalan menjauh dari meja kerjanya. Gadis itupun, memilih untuk tidak menyapa Nico sama sekali. Dan Nico pun, memutuskan mengikuti saran Fathan untuk berdiam diri dan tidak berusaha untuk menyapa Ava sementara ini.Tapi semua ini terasa salah untuk Nico. Genjatan senjata yang Alex lakukan, sangat mencurigakan. Bersikap acuh tak acuh pada Ava, juga bukan hal yang Nico inginkan. Huft! Serba salah.“Problem!”Nico mendapat pesan singkat dari Fathan. Dibawahnya, ada sebaris link website yang membawa Nico ke sebuah laman Youtube.“Masa tena

  • Hubungan Terlarang Penuh Tantangan   KEMARAHAN AVA

    KEMARAHAN AVASeorang wanita setengah baya terlihat sedang berdiri di dekat pintu masuk kamar tamu ketika Ava membalikkan badannya setelah puas mengomel pada Nico. Di tangan wanita itu ada sepasang pakaian Ava yang sudah tergantung rapi di gantungan pakaian berwarna hitam."Maaf, itu kayaknya baju saja." Ava mendekati wanita itu untuk mengambil pakaian yang dikenalnya."Silahkan." Kepala pelayan di rumah Nico itu tidak banyak bicara meskipun dia sudah cukup banyak melihat hal yang tidak biasa di hari ini."Makasih banyak udah di cuciin dan di gosokin bajunya." Ava mendadak canggung.Wanita itu tidak menjawab apapun. Hanya tersenyum manis pada Ava yang lantas pergi ke kamar tamu, tempat dia bermalam tadi.Walaupun tidak banyak bicara, tetapi lirikan wanita itu sudah berarti banyak untuk Nico. "I don't know. Dia marah-marah." Nico mengangkat bahunya. Berbicara pelan kepada wanita yang setia menjaganya selama ini.Wanita itu hanya mengangkat dagunya dan mengarahkannya ke kamar tamu. Mem

  • Hubungan Terlarang Penuh Tantangan   CANGGUNG

    CANGGUNGNico menatap wajah gadis yang tidur disebelahnya dengan serius. Jadi, seperti ini rasanya punya istri?Ada seseorang yang akan ditatap saat bangun pagi. "Konyol!" Nico lantas tersenyum sendiri. Bisa-bisanya dia berpikir soal istri. Padahal selama ini, dia berprinsip untuk tidak ingin menikah.Nico beranjak dari atas ranjang dengan perlahan. Dia tidak ingin membangunkan Ava yang masih tertidur dengan pulas. Gadis itu benar-benar terlihat menggemaskan saat sedang tidur. Membuat Nico enggan untuk pergi.Namun Nico tetap pergi juga. Meninggalkan kamar tamu yang sebenarnya tidak pernah digunakan untuk menerima tamu. Nico memang tidak suka ada orang lain yang menyambangi rumahnya. Dia suka ketenangan. Dia memilih untuk menjauhkan diri dari orang-orang yang hanya ingin mengambil keuntungan dari hidupnya."Tolong cuci cepat ya." Nico memberikan pakaian Ava kepada seorang pelayan wanita yang bekerja di rumahnya. "Hmm, kamar tamu gak usah di bersihin. Saya lagi ada tamu." "Baik, Pak."

DMCA.com Protection Status