Sal merasa kesal karena aturan keluarga.
Sal sangat tidak suka menggunakan gaun tetapi dia harus melakukannya demi pernikahan adik sepupunya.
Sal melihat gaunnya dari kaca besar yang terletak di kamar hotel.
Sal adalah anak satu-satunya dari keluarga Demian.
Keluarganya punya usaha bergerak dalam bidang industri berat.
Sal adalah satu-satunya pewaris dalam kelurganya.
Hal inilah yang membuatnya menyesal dilahirkan sebagai anak perempuan karena dia juga suka dengan pekerjaan ayahnya.
Ayahnya sering mengajaknya ke perusahaan saat dia masih belum mengenal bedanya perempuan atau laki-laki.
Hal inilah yang membuatnya tidak menyukai nama yang diberikan oleh neneknya.
Nama panjangnya adalah Salena Demian.
Nama yang menunjukkan jika dia memang seorang perempuan.
Hal inilah yang membuatnya suka dipanggil Sal.
Sal memilih untuk keluar dari kamar hotelnya yang terletak di lantai lima menuju ke lantai bawah.
Sal langsung menuju ke pintu keluar hotel.
Dia membutuhkan udara segar dengan menuju ke arah pantai.
Sal merasa sesak memakai gaun kuning ini dengan belahan dada yang terlihat dan sepanjang lututnya.
Sal melihat Dewa juga menuju ke pantai.
"Bukankah itu Dewa ?" tanya Sal mengikutinya dari belakang.
Sal heran dengan kekasih sepupunya yang pergi pagi-pagi sekali ke tepi pantai.
Bukannya mempersiapkan penampilannya untuk acara pernikahannya siang ini.
Sal dari awal tidak menyukai Dewa karena Dewa terlihat misterius sehingga dia tidak mempercayai Dewa.
Keluarga Dewa merupakan keluarga terpandang sama seperti keluarga Riya sepupu Sal.
Namun Sal merasa jika Dewa sangat berbeda dengan keluarga yang agak kaku itu.
Keluarganya sangat menjunjung tradisi dan dia terlihat hanya bermain aman saja dengan mengikuti beberapa aturan keluarganya.
Walaupun dari wajahnya terlihat dia kurang menyukainya.
Namun, dia tidak mengungkapkannya.
Keluarga Sal sangat terbuka sehingga perbedaaan pendapat biasanya sangat mudah dikemukakan.
Walaupun akhirnya menimbulkan pertengkaran atau perselisihan namun selesai hari itu juga.
Sal penasaran dan akhirnya mengikutinya.
Dewa sudah sampai di tepi pantai.
"Apa yang dilakukannya di sini di tengah-tengah persiapan pernikahannya ?" tanya Sal dalam hatinya
Dewa berjalan menuju ke tepi pantai dan menemui seorang laki-laki yang bertubuh tinggi, dada bidang dan berotot.
Laki-laki itu terlihat sangat metropolitan.
Penampilannya pun mendukung hal itu.
Kemeja putih, celana sepan selutut dan sandal sepatu.
Laki-laki itu menghadap ke arah laut.
Laki-laki itu membiarkan kakinya dihempaskan oleh ombak-ombak kecil.
Dewa memanggil laki-laki itu dan laki-laki menoleh ke arah Dewa.
Laki-laki itu sangat tampan.
Memiliki hidung mancung, wajah tirus, matanya teduh dan bibir seksi.
Laki-laki tersenyum ke arah Dewa.
Sal bersembunyi di balik karang supaya bisa mendengar percakapan mereka.
"Akhirnya kau datang juga," ucap laki-laki itu
"Ada apa lagi ini ?" tanya Dewa terlihat kesal
"Aku hanya ingin berjumpa denganmu," jawab laki-laki itu
"Apa maksudmu datang ke resort ini ?" tanya Dewa lagi
"Aku ingin berjumpa denganmu rasanya lama kita tidak bertemu," jawab laki-laki itu
"Sudahlah Alder, kita tidak perlu basa-basi disini," kata Dewa
"Namanya Alder," batin Sal merasakan kulitnya mulai membeku karena kena angin laut
"Aku sebentar lagi menikah," ucap Dewa.
"Kau yakin menikahinya karena cinta atau kau menikahinya karena takut dengan pandangan masyarakat soal hubungan kita," balas Alder.
Sal yang mendengar hal itu sangat terkejut dan nyaris limbung.
"Tidak ini tidak mungkin," ucap Sal dalam hatinya.
"Aku sudah bulat pada keputusanku," ucap Dewa.
"Sebaiknya kau pertimbangkan lagi," bujuk Alder berusaha mendekati Dewa.
Dewa berjalan mundur untuk menjauhinya.
Sal merasa seluruh bulu kuduknya berdiri.
"Riya harus tau tentang hal ini," kata Sal dalam hatinya.
Sal merasa jika ada sesuatu yang bergerak untuk menaiki kakinya.
Saat dia melihat ada umang-umang yang menaikinya, Sal langsung berteriak.
Teriakannya tentu saja menarik perhatian Alder dan Dewa.
"Siapa di situ ?" tanya Alder
Sal akhirnya memperlihatkan dirinya setelah membuang umang-umang itu ke laut.
"Haloo Dewa," ucap Sal dengan nada sarkasme
Dewa sangat terkejut mengetahui sepupu Riya berada di balik karang.
"Kau mendengar semuanya ?" tanya Dewa tercekat
"Tentu saja. Sangat cukup bagiku untuk memberitahukan Riya supaya dia membatalkan pernikahannya," ancam Sal
Riya langsung beranjak dari tepi pantai menuju ke hotel.
Dewa mengikutinya.
"Sal tunggu sebentar. Dengarkan penjelasanku dulu," teriak Dewa terlihat putus asa
"Dewaa," teriak Alder berusaha menghalanginya.
Dewa berbalik ke arahnya dan menunjuknya.
"Kau seharusnya jangan datang ke sini. Bukankah sudah jelas bagimu jika aku tidak punya perasaan apapun lagi bagimu. Aku hanya mencintai Riya," ucap Dewa tegas
Dewa berhasil mengejar Sal sebelum Sal tiba di depan pintu utama hotel.
Dewa berdiri di depannya.
Sal memandangnya dengan pandangan jijik.
"Tolong dengarkan aku sekali ini saja," ucap Dewa
"Kuberitahu padamu aku tidak peduli dengan orientasi seksualmu yang tidak kuterima kau berusaha menggunakan sepupuku sebagai tamengmu," jelas Sal
"Terserah kau memandangku seperti apa tetapi aku benar-benar mencintai Riya," ucap Dewa
Sal memandangnya dengan skeptis.
Dewa menyadari hal itu.
"Oke baiklah. Awalnya aku tidak mencintainya. Aku hanya mengikuti perkataan kedua orangtuaku saja. Aku tidak pernah membantah apapun perkataan mereka walaupun tidak suka. Walaupun begitu Riya adalah wanita ketujuh yang dijodohkan denganku. Aku menolak yang lainnya," jelas Dewa
"Itu karena kau sudah tidak punya pilihan lain selain menerima lamaran itu," potong Sal kesal
"Tidak. Aku bisa saja menolaknya tetapi aku menyukai dirinya. Kepribadiannya, penampilan, karakternya, kepintaraannya dan kebodohannya pun aku suka. Akhirnya aku jatuh cinta padanya. Percayalah padaku. Aku mohon padamu," ucap Dewa terdengar putus asa.
Sal tidak bergeming.
"Aku berjanji padamu akan berusaha membahagiakannya," bujuk Dewa
"Lalu bagaimana dengannya ?" tanya Sal melunak
"Aku sudah menegaskan dengannya bahwa perasaanku hanya untuk Riya," jawab Dewa
"Ada satu lagi soalnya ini berhubungan dengan kesehatan Riya kelak," ucap Sal merasa gerah
"Aku tidak pernah berhubungan seks dengannya bahkan dengan pria manapun jika itu maksudmu," jawab Dewa
Sal terlihat lega.
"Tolong rahasiakan ini," rayu Dewa
"Kau tau suatu saat ini pasti terbuka. Jika bukan olehku pasti yang oleh lainnya," ucap Sal
Dewa hanya bisa terdiam.
Akhirnya Sal menuju ke dalam kamarnya untuk menenangkan diri.
Sal memesan wine untuk diantarkan ke ruangannya.
Dia menyesap wine sambil berdiri di balkonnya.
Sal melihat laki-laki itu masih berdiri di tepi pantai.
"Dia pantang menyerah rupanya. Aku harus berhati-hatinya dengannya dia pasti punya rencana menggagalkan pernikahan Riya," batin Sal
Sal menghabiskan wine dalam sekali teguk.
Sal menelepon pihak WO untuk menemuinya di kamarnya.
"Ada apa Sal ?" tanya Robby sambil mencium pipi kiri dan kanannya
"Ada sedikit masalah untuk acara pernikahaan Riya hari ini. Aku butuh bantuanmu," jawab Sal
"Ada apa sayang ?" tanya Robby sambil merayunya
"Ada mantannya Riya datang dan berniat membatalkan pernikahan mereka," jawab Sal
"Kau serius soal ini ? Apakah Riya tau tentang hal ini ?" tanya Robby penasaran
"Tentu saja. Sayangnya Riya tidak tau tentang hal ini. Tadi aku sudah menyuruhnya untuk menyingkir tapi dia bersikeras. Kau tau sendiri acara ini sudah dipersiapkan dari tahun lalu. Aku tidak ingin jadi berantakan," jawab Sal memelas
"Kau katakan saja siapa orangnya dan wajahnya. Aku akan memastikan penjagaan untuk mempelai dan keluarganya. Acaranya pasti sukses," sahut Robby
Sal langsung memeluknya dan mengucapkan terima kasih dengan membisiknya ke telinganya.
Robby masih ingin lama dengan Sal namun dia sangat sibuk sehingga ditelpon oleh bawahannya.
"Aku undur diri dulu senorita," ucap Robby sambil mengecup punggung tangan Sal.
Sal hanya bisa menghela nafas.Sal tau jika Robby menaruh perasaan kepadanya semenjak di bangku SMA.Namun Sal hanya bisa menganggapnya sebagai teman.Sal sudah mengatakannya kepada Robby saat Robby mengatakan cinta padanya.Sal dan Robby bukan hanya satu SMA tetapi juga satu kampus.Namun Robby masih berharap padanya selama Sal belum memiliki pasangannya."Semoga pria itu tidak merusak acara pernikahan adikku," ucap Sal dalam hatinyaPersiapan pernikahan sudah selesai.Mereka akan mengadakan resepsi di outdor.Upacara pernikahan dibuat di salah satu balroom hotel yang disulap menjadi altar yang mewah dan anggun dengan nuansa gold dan white.Resepsi di halaman belakang resort dengan latar suasana malam di tepi pantai.Sal turun bersama kedua orangtuanya menuju ke ballroom yang terletak di lantai dua.Keluarga Sal duduk di barisan mempelai pe
Dewa terkejut melihat kedua sepupu Riya yang baru datang.Mereka memiliki badan yang besar dan tinggi.Mereka memberikan selamat kepada Riya dan memeluknya hangat.Saat mereka memeluk Dewa, rasanya badan Dewa akan remuk.Padahal Dewa salah satu langganan pusat kebugaran yang terkenal.Mereka langsung menuju ke pinggir pantai untuk menemui Sal, Seth dan Raya.****"Sepupumu itu kerja dimana sayang ?" tanya Dewa"Ohh mereka bukan kerja sayang tetapi memberikan pelayanan kepada tanah air. Mereka tentara. Mereka biasanya di lapangan jadi jarang pulang. Satunya di laut dan satunya di udara," jawab Riya tersenyum sambil menatap kagum ke arah suaminya."Pantas. Rangkulan mereka saja kuat," ucap Dewa"Mereka itu yang menghajar habis anak laki-laki yang membuat Sal menangis. Bibitnya sudah terlihat dari kecil. Tapi tenang saja kau pasti bisa berteman dengan mereka. Kau khan juga laki-l
Sal sudah tinggal terpisah dari rumah orangtua.Sal memilih untuk memiliki hunian sendiri. Saudara sepupunya yaitu Seth memilih apartemen sebagai tempat tinggalnya begitu pula Raya.Sementara itu, Robert dan Roland masih tinggal di rumah orangtuanya karena mereka sering sekali terbang dan menyelam.Sal tidak suka tinggal di apartemen.Dia lebih yakin untuk tinggal di hunian yang menyentuh tanah.Seperti biasanya Sal berolahraga pagi di taman dekat rumahnya bersama Ruby.Ruby adalah anjing pudel pemberian Seth saat ulang tahunnya.Sal tidak suka jenis anjing pudel karena sangat lambat untuk diajak berlari.Sal selalu menggendongnya saat berlari.Sal berlari sebanyak lima putaran lalu beristirahat di bangku taman.Di saat itu, Sal membiarkan Ruby untuk berjalan di sekitarnya.Di kejauhan ada sosok yang mengamati Sal dari balik pohon.Dia berjalan mendekat
Ayahnya Sal menghubungi Sal dalam perjalanan ke kantor."Bagaimana ?" tanya ayahnya Sal"Dia menyetujui kerjasama kita. Hanya beberapa perjanjian yang ingin disesuaikan," jawab Sal"Ohh itu biasa," ucap ayahnya SalSal hanya diam saja."Kapan pertemuan kalian selanjutnya ?" tanya ayahnya Sal"Dua hari lagi," jawab Sal"Baiklah. Nanti temui ayah di kantor," perintah ayahnya Sal"Baik ayah," jawab Sal****Sal hanya bisa menghela nafas."Kau sudah seperti nenek-nenek," sindir asisten Sal"Kalau begitu bagaimana kalau kau saja yang menghadapi mereka sendirian," bujuk Sal"Ohh tidak bisa. Ayahmu sudah menyuruhmu jadi kau yang maju. Lagipula kau tidak pernah seperti ini," jawab asisten Sal"Seperti apa ?" tanya Sal"Bersikap tidak bertanggung jawab," jawab asisten SalSal langsung cemberut.Asisten
"Kenapa dia ada di sini ?" tanya Sudra"Itu adalah haknya mau kemana saja," jawab Sal bersikap acuh tak acuh.Laki-laki itu keluar bersama seorang wanita.Wanita itu berpenampilan seksi dengan menggunakan gaun di atas lutut berwarna hijau.Wanita menggunakan make up yang cukup tebal.Laki-laki itu tersenyum ke arah wanitanya.Wanita itu tersentak melihat Sal.Laki-laki itu menoleh ke belakangnya dan terkejut saat melihat Sal di parkiran.Dia sepertinya tampak memikirkan untuk masuk kembali ke dalam mobilnya namun akan terlihat jelas.Sal melepas jaket kulitnya dan masuk ke dalam resto.****Pelayan resto sudah mengenal Sal dan mengajaknya ke meja yang biasa di tempatinya.Laki-laki itu memilih meja yang cukup jauh dari Sal.Pelayan resto langsung menghampiri Sal dan membawa buku menu."Apakah menunya seperti biasa nona ?" t
"Benar-benar sial," batin AlderAlder kembali ke kantor setelah mengantarkan wanita yang dijodohkan ayahnya kepadanya.****Wanita itu cukup menarik dan cerdas tetapi Alder bersikap acuh tak acuh padanya sejak awal bertemu.Ayah Alder yang mengatur pertemuan mereka.Ayahnya Alder menghubunginya."Ke ruanganku sekarang," perintah ayahnya Alder"Baik," jawab AlderAlder langsung menuju ke ruangan ayahnya yang terletak di lantai 7.Sementara ruangan kerja Alder ada di lantai 2.Alder mengetuk pintu terlebih dahulu."Masuk," perintah ayahnya AlderAlder langsung duduk di seberang meja kerja ayahnya."Hari ini ada klien penting yang datang. Kau akan menemuinya," perintah ayahnya Alder"Klien ? Bagaimana bisa kita datang tanpa persiapan ? Apakah rencana pertemuan kita sudah pernah dibuat sebelumnya ?" tanya AlderAyahnya
Sal menghembus nafas saat keluar dari pintu ruang rapat.Sudra mengikutinya dari belakang."Ada apa Sal ?" tanya Sudra"Aku tidak menyangka cukup alot hanya untuk menentukan lokasi," jawab Sal"Rapat direksi jika memutuskan lokasi memang yang paling alot dibandingkan yang lainnya," balas Sudra"Apa yang harus kulakukan ?" tanya Sal"Hanya ada satu cara. Kau harus melobi mereka," usul Sudra"Kau benar juga," balas Sal"Sudahlah kita makan dulu saja," usul Sudra"Okee. Makan dimana ?" tanya Sal"Restoran Nelayan," jawab SudraMereka menggunakan motor untuk menuju ke restoran Nelayan soalnya jalannya kecil dan setapak."Banyak pemancingan di sini," ucap Sal sambil menatap ke arah kanan dan kirinya.Mereka menuju ke tempat parkir motor.Angin bertiup sepoi-sepoi menyentuh wajah Sal dan rambutnya.Sal
Sal memilih untuk meninggalka restoran lebih cepat.Dia langsung bergegas menuju ke parkiran motor sementara Sudra sedang membayar makanan mereka di kasir.Sudra berjalan ke arah parkiran motor sambil menunjukkan wajah yang terlihat bingung."Ada apa ?" tanya Sal"Makanan kita sudah dibayar," jawab Sudra"Yang membayar makanan kita pasti Alder," ucap Sal"Iya," jawab Sudra terkejut"Cuma di kenalan kita di resto. Sudahlah. Kita harus kembali ke kantor," ucap Sal****Di atas motor Sal meratapi nasibnya."Bisa-bisa dia menjadi benalu dalam hidupku," ucap Sal.Saat Sal sudah sampai ke parkiran kantornya, Sal dihubungi oleh Seth."Haloo adikku. Kau dimana sekarang ?" tanya Seth"Ini lagi di parkiran kantor," jawab Sal"Bersama dengan Sudra ?" tanya Seth"Iyalah. Memangnya dengan siapa lagi," jawab Sal jengkel&nb
Orangtua Sal yang sedang berlibur ke Hawai kembali pulang ke tanah air karena mendapatkan kabar Sal masuk ke rumah sakit. Mereka langsung menaiki pesawat jet supaya bisa cepat sampai ke tanah air. Sal hanya bisa melongo saat melihat orangtuanya datang. Dia menatap tajam ke arah Sudra. "Kalau ini bukan gue," bisik Sudra Ibu Sal langsung memeluk Sal. Dia melihat Sal dari ujung rambut sampai ke ujung kaki. "Kau tidak apa-apa nak ?" tanya ibu Sal terlihat cemas "Sal baik-baik saja bu," jawab Sal Sal menatap Seth. Seth hanya bisa memalingkan wajah. "Sudah kuduga," bisik Sal "Kalian menemukan siapa pelakunya ?" tanya ayah Sal Seth menggelengkan kepalanya. Kening ayahnya Sal terlihat menunjukkan kerutan. "Bukankah lebih baik kau menyewa penjaga," usul ayah Sal Sal langsung mengerang. Ayahnya sudah berulang-ulang kali menyuruhnya untuk memiliki bodyguard. Sal selalu mengelak. Sal berhasil menyakinkan ayahnya saat dia menunjukkan kemampuan bela dirinya. Sal hanya tidak menyan
Alder langsung pulang ke apartemennya. Alder menghubungi Sudra. Alder merasa tidak enak karena membuat Sal masuk ke rumah sakit. "Malam pak," sapa Alder "Malam juga pak," jawab Sudra "Bagaimana kondisi Sal ?" tanya Alder "Dia sudah mulai membaik. Sekarang dia lagi sibuk menenangkan kedua kakaknya yang emosi karena kejadian tadi," jawab Sudra "Ohh begitu. Bapak masih di rumah sakit ?" tanya Alder "Iya. Besok Sal sudah boleh perawatan di rumah," jawab Sudra "Syukurlah," ucap Alder Alder memilih berendam dalam bathup sambil menyesap segelas wiski. Hari ini dia tidak bisa mendengar penyiar radio kesukaannya karena dia sakit. Itu yang diumumkan oleh penyiar penggantinya. "Aku harus menepis kecurigaan mereka terhadapku," bisik Alder Keesokan paginya, Alder langsung mengunjungi restoran itu. Dia berhenti di parkiran mobil. Dia keluar dari mobilnya sambil menatap lingkungan sekitar restoran. Dia memperhatikan setiap gedung yang berada di sekitar restoran. Matanya tertumbuk saat melih
Iwan dan Ratas sedang berkendara menuju ke tempat pertemuan mereka."Kau tidak curiga ?" tanya Iwan "Maksudmu ?" tanya Ratas menoleh ke arah Iwan"Begini sayang, Alder dan Dewa itu bukan seperti kita. Mereka tidak pernah memiliki hubungan seperti kita," jawab Iwan Ratas seperti berpikir keras "Iya juga sih. Mereka selalu pulang ke rumahnya masing-masing," ucap Ratas "Gue tau kalo sayang ada utang budi sama Alder tapi kita harus mengakui kalo mereka itu beda dengan kita," jawab Iwan "Iya juga sihh," ucap Ratas "Benci dengan cewek bukan berarti mereka suka sama cowok khan," jawab Iwan "Jadi maksud sayang, Alder itu suka sama Sal ?" tanya Ratas Iwan langsung tertawa lepas. "Lohh kok sayang tertawa sihh," ucap Ratas jengkel"Gini lohh sayang kalaupun seandainya itu benar maka itu musibah bagi Alder. Sayang khan tau kalo kakaknya Sal itu banyak dan protektif sama Sal," jelas Iwan "Ahh itu... tapi Dewa aman aja kok," ucap Ratas "Beda sayang. Dewa belum ketahuan saja tapi seandainy
Sudra terlihat tidak tenang. Dia berjalan mondar mandir di depan pintu ruang UGD. Alder berdiri sambil menyandarkan tubuhnya di dinding rumah sakit. Seth menuju ke arah mereka dengan setengah berlari. "Bagaimana kondisinya ?" tanya Seth cemas "Masih di dalam," jawab Sudra "Jika terjadi sesuatu dengannya aku tidak pernah memaafkanmu," ancam Seth Dokter pun menghampiri mereka. "Siapa keluarganya ?" tanya dokter "Kami," jawab Seth dan Sudra bersamaan Seth terlihat kesal saat menatap Sudra."Baiklah. Dia baik-baik saja sekarang. Dia sudah bisa masuk ruang perawatan," ucap dokter Seth dan Sudra menghembuskan nafas "Tadi saya mendengar dia mengalami hal traumatis sehingga dia takut ruangan gelap dan sempit. Tadi dia hampir terkena serangan jantung dan sesak nafas. Untuk sementara waktu jangan diingatkan soal kejadian tadi," saran dokter "Baik dok," jawab Sudra "Kalau begitu saya undur diri," ucap dokter Mereka menemani S
Paginya di kantor, Sal masih setengah mengantuk. Dia langsung meminta untuk dibuat kopi hitam. Dia melihat tumpukan berkas di atas mejanya. "Untung tidak ada rapat hari ini," ucap Sal Dia hanya akan mengecek ke lapangan saat pukul 09.00 nanti. Sudra mengetuk pintu ruangan Sal. "Masuk," ucap Sal "Ini minumannya bos," jawab Sudra langsung meletakkan kopi hitam di meja kerja Sal dan duduk di depannya.Sal terlihat bingung. "Bibi tadi mau membuatnya tapi kubilang biar aku saja tohh yang paling tau selera kopimu khan hanya aku," jelas Sudra bangga "Terima kasih," jawab Sal tersenyum tulus ke arah Sudra "Apapun untuk nona manis lima watt," goda Sudra "Lima watt," ucap Sal bingung "Matamu itu sudah seperti bohlam yang redup," jawab Sudra Sal hanya bisa tertawa. "Hari ini kita jadi khan ke lapangan," ucap Sal "Tentu saja. Semua persiapan sudah beres plus mereka tidak tau kalau kita meninjau hari ini," bisik Sudra memajukan tubuh
"Wow coach kalau laki-laki itu yang akhirnya harus berhadapan dengan kak Seth pasti sulit. Soalnya menang dan kalah baginya biasa," bisik Sal"Ahh kau memperhatikan juga yaa. Kalau pada akhirnya ini bukan sekedar pertandingan fisik melainkan mental juga," jawab coach terlihat bangga."Dia punya kepercayaan diri yang cukup tinggi," ucap SalAlder hanya menyimak perkataan mereka.Pertandingan selanjutnya adalah pertandingan Seth.Sal berteriak riuh saat Seth masuk ke dalam ring. Rivalnya memberikan kecupan angin kepada Sal. Ketiga kakaknya yang melihat itu kelihatan kesal."Kau pasti menang, my champ," teriak SalSeth menoleh ke arah Sal dan tersenyum ke arah Sal sambil menunjuk ke arahnya.Peserta lomba menuju ke tengah ring dipanggil oleh wasit untuk mengingatkan kembali mengenai aturan dalam bertanding.Seth memberikan penampilan yang optimal sehingga hasilnya tidak mengecewakan
Sal langsung menghubungi Seth. "Kakak," teriak Sal Seth sampai harus menjauhkan telinganya dari handphone. "Iya. Ada apa ?" tanya Seth "Apa maksud kakak dengan ngomong kayak gitu ke coach ?" tanya Sal "Itu untuk kebaikanmu," jawab Seth "Kak, Sal bukan anak kecil lagi untuk tau maba yang baik atau ga. Lagipula Sal cuma mau nonton," rengek Sal "Nahh ini katanya sikap dewasa," ucap Seth "Oke kalo gitu. Kakak ga boleh menghubungi Sal selama sebulan," ancam Sal ***** "Lohh kok gitu. Ini bisa dibicarakan khan. Kakak cuma ga mau konsentrasi kakak terganggu saat lomba nanti," jawab Seth "Kakak cukup ajak kak Raya saja buat nemenin Sal kalo kakak cemas," bujuk Sal Seth terlihat lama berpikir membuat Sal menjadi tegang. Akhir dari perdebatan Seth dengan Sal akhirnya dimenangkan Sal. Seth tau tidak ada gunanya jika Sal sudah nekat. Sal akan menggunakan segala macam cara untuk bisa melihat pertandingan malam ini. Sal puas karena akhirnya dia mendapatkan persetujuan Seth
Pertandingan akan dimulai jam 7 malam. Namun antusias Sal terbawa sampai ke kantor. Sal lagi memeriksa berkas saat Sudra masuk ke ruangan membawa berkas lain. "Bawa ke sini," ucap Sal saat melihat berkas itu. Sudra memperhatikan hal itu dan meletakkan berkas di meja kerja Sal. " Ada kabar baik hari ini," pancing Sudra "Tentu saja," jawab Sal tersenyum padanya Sudra mengeryitkan dahinya "Kabar apa ?" tanya Sudra penasaran "Coach memperbolehkanku untuk menonton pertandingan malam ini," jawab Sal ceria "Kak Drew juga setuju ?" tanya Sudra heran "Kau sama saja dengan kak Raya sangsi dengan perkataan coach. Kak Drew juga setuju," jawab Sal "Woww luar biasa. Sangat jarang ehh tidak pernah dia mengajak satu wanita pun ke acara itu," ucap Sudra "Kalau begitu aku yang pertama mungkin karena aku spesial," jawab Sal enteng "Kalau itu memang suatu hal yang tidak bisa dipungkiri. Hanya saja mengajakmu sama besar resikonya dengan menginjak bom," ucap Sudra "Ini nii tem
Alder masih di kantornya.Dia masih disibukkan dengan lembaran berkas yang ada di atas mejanya saat hpnya berdering.Alder langsung mengangkatnya saat mengetahui yang menghubunginya."Halo bos jadi khan latihannya sore ini," rayu trainer Alder"Tentu saja," jawab Alder"Bos, cowok yang bos ajak makan akan latihan juga sore ini," ucap trainer Alder"Baguslah," jawab Alder singkat"Bos seperti tidak tertarik dengan info ini yaa," ucap trainer Alder"Begitulah," jawab Alder"Ohh kalo begitu bos tenang saja Aca akan bereskan semuanya untuk bos. Bos datang saja," bujuk Aca"Oke. Terima kasih yaa Aca," jawab Alder"Apa sihh yang ga buat bos," rayu AcaAlder langsung membereskan semua berkas yang dikerjakan dan memanggil sekretarisnya untuk menyimpan berkas tersebut.Alder bertemu dengan wanita yang menabraknya di lift beberapa hari yang lalu.&nbs