"Benar-benar sial," batin Alder
Alder kembali ke kantor setelah mengantarkan wanita yang dijodohkan ayahnya kepadanya.
****
Wanita itu cukup menarik dan cerdas tetapi Alder bersikap acuh tak acuh padanya sejak awal bertemu.
Ayah Alder yang mengatur pertemuan mereka.
Ayahnya Alder menghubunginya.
"Ke ruanganku sekarang," perintah ayahnya Alder
"Baik," jawab Alder
Alder langsung menuju ke ruangan ayahnya yang terletak di lantai 7.
Sementara ruangan kerja Alder ada di lantai 2.
Alder mengetuk pintu terlebih dahulu.
"Masuk," perintah ayahnya Alder
Alder langsung duduk di seberang meja kerja ayahnya.
"Hari ini ada klien penting yang datang. Kau akan menemuinya," perintah ayahnya Alder
"Klien ? Bagaimana bisa kita datang tanpa persiapan ? Apakah rencana pertemuan kita sudah pernah dibuat sebelumnya ?" tanya Alder
Ayahnya
Sal menghembus nafas saat keluar dari pintu ruang rapat.Sudra mengikutinya dari belakang."Ada apa Sal ?" tanya Sudra"Aku tidak menyangka cukup alot hanya untuk menentukan lokasi," jawab Sal"Rapat direksi jika memutuskan lokasi memang yang paling alot dibandingkan yang lainnya," balas Sudra"Apa yang harus kulakukan ?" tanya Sal"Hanya ada satu cara. Kau harus melobi mereka," usul Sudra"Kau benar juga," balas Sal"Sudahlah kita makan dulu saja," usul Sudra"Okee. Makan dimana ?" tanya Sal"Restoran Nelayan," jawab SudraMereka menggunakan motor untuk menuju ke restoran Nelayan soalnya jalannya kecil dan setapak."Banyak pemancingan di sini," ucap Sal sambil menatap ke arah kanan dan kirinya.Mereka menuju ke tempat parkir motor.Angin bertiup sepoi-sepoi menyentuh wajah Sal dan rambutnya.Sal
Sal memilih untuk meninggalka restoran lebih cepat.Dia langsung bergegas menuju ke parkiran motor sementara Sudra sedang membayar makanan mereka di kasir.Sudra berjalan ke arah parkiran motor sambil menunjukkan wajah yang terlihat bingung."Ada apa ?" tanya Sal"Makanan kita sudah dibayar," jawab Sudra"Yang membayar makanan kita pasti Alder," ucap Sal"Iya," jawab Sudra terkejut"Cuma di kenalan kita di resto. Sudahlah. Kita harus kembali ke kantor," ucap Sal****Di atas motor Sal meratapi nasibnya."Bisa-bisa dia menjadi benalu dalam hidupku," ucap Sal.Saat Sal sudah sampai ke parkiran kantornya, Sal dihubungi oleh Seth."Haloo adikku. Kau dimana sekarang ?" tanya Seth"Ini lagi di parkiran kantor," jawab Sal"Bersama dengan Sudra ?" tanya Seth"Iyalah. Memangnya dengan siapa lagi," jawab Sal jengkel&nb
Bukan hanya itu saja, kakak sepupu Sal membawa banyak sekali makanan untuk dimakan bersama.Sal, kakak-kakak sepupunya beserta pelatih Sal duduk dalam satu meja untuk menyantap makanannya.Sal cemas dengan kedatangan Dewa."Kak, aku mau ke kamar mandi sebentar," bisik Sal ke SethSeth menganggukkan kepala.Sal menuju ke kamar ganti pakaian dan mengambil hpnya.Sal langsung mengirim pesan singkat ke Dewa."Dewa, jangan ke sini. Ada Alder. Nanti kuceritakan. Buatlah alasan yang bagus."****"Ayolaaa kita sudah telat," teriak Raya di bawah tangga lantai satu.Dewa sudah berada di lantai satu tepatnya ruang tamu sambil duduk di sofa.Raya akhirnya memilih untuk ke ruang tamu juga."Dia bahkan tidak berubah setelah menikah denganmu," ucap RayaDewa menggeleng-geleng kepalanya."Jangan terlalu memanjakannya," lanjut Raya"Siap
Ayahnya Dewa menatap punggung anaknya.Ayahnya Dewa cemas jika masa lalu anaknya ketahuan oleh keluarga Riya.Dewa langsung mengirim pesan singkat dengan Sal."Kakak ipar besok jam 3 sore di cafe Collac."Sal membaca pesan tersebut."Oke."****Setelah perayaan, semua sepupunya sudah pulang kecuali Seth."Ayoo," ajak Seth yang sudah berganti pakaian."Siapa takut," tantang SalMereka bertanding di ring.Tentu saja Sal tidak bisa menandingi kekuatan Seth.Seth dan Sal duduk di tepi ring."Kakak pasti sering latihan," ucap Sal"Aku hanya latihan di rumah," jawab Seth""Di rumah ?" tanya Sal tidak percaya"Iya. Aku mengundang kak Dre ke rumah," jawab Seth nyengir."Yaa itu sama saja," balas Sal tertawa"Kak kalo seandainya kita berbohong untuk kebaikan semua orang. Menurut
Sal dan Sudra menuju ke parkiran bersama-sama.Sal pulang menggunakan mobilnya untuk berjaga-jaga.Dia membuka pelindung mobilnya.Mobil sedan berwarna putih."Tumben," ucap Sudra"Mau ketemuan dengan adik ipar," jawab Sal"Ohh gitu. Kayaknya jadwalmu padat hari ini," kata Sudra"Family time. Family bisnis," jawab Sal singkat"Okelah. Hati-hati," ucap Sudra"Sipp bos," jawab SalSudra tertawa.****Mobil ini jarang digunakan Sal kecuali untuk pertemuan penting.Sal lebih suka dengan tunggangan yang biasanya digunakan.Sal lebih suka ketika wajahnya ditiup oleh angin dibandingkan AC.Sal lebih suka tempat yang terbuka dibandingkan tertutup."Apa boleh buat," ucap Sal dalam hatinyaDia menyalakan radio mobilnya untuk membuat suasana hatinya lebih baik.Dia suka sekali mendengarkan mus
"Apa yang terjadi dengannya ?" tanya salah satu teman Alder saat masuk ke dalam ruangannya yang diikuti oleh temannya yang lain. "Iya. Dia terlihat sangat marah," lanjut teman Alder yang lain "Tidak usah dihiraukan. Hari sampai di sini dulu. Masih ada yang harus kulakukan," ucap Alder langsung beranjak keluar. **** Alder meninggalkan klub itu langsung menuju ke apartemennya. Apartemennya terletak di lantai 7. Alder sengaja memilih lantai itu karena di lantai ini ada kolam renang tertutup. Alder langsung mengganti pakaiannya dan masuk ke dalam kolam renang. Dia langsung duduk di dalam kolam renang dengan lutut menempel di dadanya. Dia menggamit erat kakinya dengan kedua tangannya. Alder selalu melakukan hal itu saat dia merasa kesepian dan sedih Alder teringat kilasan kenangan masa lalu. Dia teringat saat ibu tirinya masuk k
Sal menatap keluar jendela. Sal mendapatkan telpon dari ayahnya. "Halo ayah," sapa Sal "Ayah baik saja. Bagaimana kabarmu ?" tanya ayahnya Sal "Baik yah" jawab Sal "Ayah mendengar kau membatalkan kerjasama dengan perusahan Condrata," kata ayahnya Sa "Iya," sahut Sal "Ada apa dengan perusahaan itu?" tanya ayahnya Sal "Tidak ada masalah dengan perusahan itu," jawab Sal "Lalu ada apa ?" tanya ayahnya Sal "Hanya saja kerjasama kita dengan perusahaan mereka tidak terlalu menjanjikan. Sebenarnya Sal heran kenapa kita bekerjasama dengan perusahan mereka," jawab Sal Ayahnya Sal menghela nafas "Kau semakin mirip dengan ayah. Ayah melakukannya sifatnya balas budi dengan keluarga Condrata. Memang kerjasama ini lebih menguntungkan perusahaannya daripada kita tapi apa salahnya kita membantu mereka," ujar ayahnya Sal "Balas budi ?" tanya Sal bingung "
Alder sedang mengangkat barbel dalam posisi tidur.Alder terlihat tidak berkonsentrasi dalam mengangkat barbel.Alder terlihat gemetaran waktu mengangkat beban.Hal ini tentu saja menjadi perhatian trainernya."Ada apa bos ? Tumben kok lesu," tanya trainernya lembutAlder mengambil sikap duduk dan mengelap wajah dan lengannya yang basah oleh keringat.Alder mendesah."Ada masalah di kantor," jawab Alder"Tumben. Biasanya masalah apapun tidak berpengaruh untuk bos," ucap trainernya heran"Bukan perusahaan bokap tapi perusahaan rekanan," jawab Alder"Ohh gituu tohh bos. Siapa yang nyebelin bos ?" tanya trainer Alder heran"Pimpinan sekarang," jawab Alder"Cewek atau cowok bos ?" tanya trainer Alder tersenyum penuh arti"Sayangnya cewek," jawab Alder"Emang seluruh cewek itu nyebelin. Mereka itu dikit-dikit pake emosi," bela
Orangtua Sal yang sedang berlibur ke Hawai kembali pulang ke tanah air karena mendapatkan kabar Sal masuk ke rumah sakit. Mereka langsung menaiki pesawat jet supaya bisa cepat sampai ke tanah air. Sal hanya bisa melongo saat melihat orangtuanya datang. Dia menatap tajam ke arah Sudra. "Kalau ini bukan gue," bisik Sudra Ibu Sal langsung memeluk Sal. Dia melihat Sal dari ujung rambut sampai ke ujung kaki. "Kau tidak apa-apa nak ?" tanya ibu Sal terlihat cemas "Sal baik-baik saja bu," jawab Sal Sal menatap Seth. Seth hanya bisa memalingkan wajah. "Sudah kuduga," bisik Sal "Kalian menemukan siapa pelakunya ?" tanya ayah Sal Seth menggelengkan kepalanya. Kening ayahnya Sal terlihat menunjukkan kerutan. "Bukankah lebih baik kau menyewa penjaga," usul ayah Sal Sal langsung mengerang. Ayahnya sudah berulang-ulang kali menyuruhnya untuk memiliki bodyguard. Sal selalu mengelak. Sal berhasil menyakinkan ayahnya saat dia menunjukkan kemampuan bela dirinya. Sal hanya tidak menyan
Alder langsung pulang ke apartemennya. Alder menghubungi Sudra. Alder merasa tidak enak karena membuat Sal masuk ke rumah sakit. "Malam pak," sapa Alder "Malam juga pak," jawab Sudra "Bagaimana kondisi Sal ?" tanya Alder "Dia sudah mulai membaik. Sekarang dia lagi sibuk menenangkan kedua kakaknya yang emosi karena kejadian tadi," jawab Sudra "Ohh begitu. Bapak masih di rumah sakit ?" tanya Alder "Iya. Besok Sal sudah boleh perawatan di rumah," jawab Sudra "Syukurlah," ucap Alder Alder memilih berendam dalam bathup sambil menyesap segelas wiski. Hari ini dia tidak bisa mendengar penyiar radio kesukaannya karena dia sakit. Itu yang diumumkan oleh penyiar penggantinya. "Aku harus menepis kecurigaan mereka terhadapku," bisik Alder Keesokan paginya, Alder langsung mengunjungi restoran itu. Dia berhenti di parkiran mobil. Dia keluar dari mobilnya sambil menatap lingkungan sekitar restoran. Dia memperhatikan setiap gedung yang berada di sekitar restoran. Matanya tertumbuk saat melih
Iwan dan Ratas sedang berkendara menuju ke tempat pertemuan mereka."Kau tidak curiga ?" tanya Iwan "Maksudmu ?" tanya Ratas menoleh ke arah Iwan"Begini sayang, Alder dan Dewa itu bukan seperti kita. Mereka tidak pernah memiliki hubungan seperti kita," jawab Iwan Ratas seperti berpikir keras "Iya juga sih. Mereka selalu pulang ke rumahnya masing-masing," ucap Ratas "Gue tau kalo sayang ada utang budi sama Alder tapi kita harus mengakui kalo mereka itu beda dengan kita," jawab Iwan "Iya juga sihh," ucap Ratas "Benci dengan cewek bukan berarti mereka suka sama cowok khan," jawab Iwan "Jadi maksud sayang, Alder itu suka sama Sal ?" tanya Ratas Iwan langsung tertawa lepas. "Lohh kok sayang tertawa sihh," ucap Ratas jengkel"Gini lohh sayang kalaupun seandainya itu benar maka itu musibah bagi Alder. Sayang khan tau kalo kakaknya Sal itu banyak dan protektif sama Sal," jelas Iwan "Ahh itu... tapi Dewa aman aja kok," ucap Ratas "Beda sayang. Dewa belum ketahuan saja tapi seandainy
Sudra terlihat tidak tenang. Dia berjalan mondar mandir di depan pintu ruang UGD. Alder berdiri sambil menyandarkan tubuhnya di dinding rumah sakit. Seth menuju ke arah mereka dengan setengah berlari. "Bagaimana kondisinya ?" tanya Seth cemas "Masih di dalam," jawab Sudra "Jika terjadi sesuatu dengannya aku tidak pernah memaafkanmu," ancam Seth Dokter pun menghampiri mereka. "Siapa keluarganya ?" tanya dokter "Kami," jawab Seth dan Sudra bersamaan Seth terlihat kesal saat menatap Sudra."Baiklah. Dia baik-baik saja sekarang. Dia sudah bisa masuk ruang perawatan," ucap dokter Seth dan Sudra menghembuskan nafas "Tadi saya mendengar dia mengalami hal traumatis sehingga dia takut ruangan gelap dan sempit. Tadi dia hampir terkena serangan jantung dan sesak nafas. Untuk sementara waktu jangan diingatkan soal kejadian tadi," saran dokter "Baik dok," jawab Sudra "Kalau begitu saya undur diri," ucap dokter Mereka menemani S
Paginya di kantor, Sal masih setengah mengantuk. Dia langsung meminta untuk dibuat kopi hitam. Dia melihat tumpukan berkas di atas mejanya. "Untung tidak ada rapat hari ini," ucap Sal Dia hanya akan mengecek ke lapangan saat pukul 09.00 nanti. Sudra mengetuk pintu ruangan Sal. "Masuk," ucap Sal "Ini minumannya bos," jawab Sudra langsung meletakkan kopi hitam di meja kerja Sal dan duduk di depannya.Sal terlihat bingung. "Bibi tadi mau membuatnya tapi kubilang biar aku saja tohh yang paling tau selera kopimu khan hanya aku," jelas Sudra bangga "Terima kasih," jawab Sal tersenyum tulus ke arah Sudra "Apapun untuk nona manis lima watt," goda Sudra "Lima watt," ucap Sal bingung "Matamu itu sudah seperti bohlam yang redup," jawab Sudra Sal hanya bisa tertawa. "Hari ini kita jadi khan ke lapangan," ucap Sal "Tentu saja. Semua persiapan sudah beres plus mereka tidak tau kalau kita meninjau hari ini," bisik Sudra memajukan tubuh
"Wow coach kalau laki-laki itu yang akhirnya harus berhadapan dengan kak Seth pasti sulit. Soalnya menang dan kalah baginya biasa," bisik Sal"Ahh kau memperhatikan juga yaa. Kalau pada akhirnya ini bukan sekedar pertandingan fisik melainkan mental juga," jawab coach terlihat bangga."Dia punya kepercayaan diri yang cukup tinggi," ucap SalAlder hanya menyimak perkataan mereka.Pertandingan selanjutnya adalah pertandingan Seth.Sal berteriak riuh saat Seth masuk ke dalam ring. Rivalnya memberikan kecupan angin kepada Sal. Ketiga kakaknya yang melihat itu kelihatan kesal."Kau pasti menang, my champ," teriak SalSeth menoleh ke arah Sal dan tersenyum ke arah Sal sambil menunjuk ke arahnya.Peserta lomba menuju ke tengah ring dipanggil oleh wasit untuk mengingatkan kembali mengenai aturan dalam bertanding.Seth memberikan penampilan yang optimal sehingga hasilnya tidak mengecewakan
Sal langsung menghubungi Seth. "Kakak," teriak Sal Seth sampai harus menjauhkan telinganya dari handphone. "Iya. Ada apa ?" tanya Seth "Apa maksud kakak dengan ngomong kayak gitu ke coach ?" tanya Sal "Itu untuk kebaikanmu," jawab Seth "Kak, Sal bukan anak kecil lagi untuk tau maba yang baik atau ga. Lagipula Sal cuma mau nonton," rengek Sal "Nahh ini katanya sikap dewasa," ucap Seth "Oke kalo gitu. Kakak ga boleh menghubungi Sal selama sebulan," ancam Sal ***** "Lohh kok gitu. Ini bisa dibicarakan khan. Kakak cuma ga mau konsentrasi kakak terganggu saat lomba nanti," jawab Seth "Kakak cukup ajak kak Raya saja buat nemenin Sal kalo kakak cemas," bujuk Sal Seth terlihat lama berpikir membuat Sal menjadi tegang. Akhir dari perdebatan Seth dengan Sal akhirnya dimenangkan Sal. Seth tau tidak ada gunanya jika Sal sudah nekat. Sal akan menggunakan segala macam cara untuk bisa melihat pertandingan malam ini. Sal puas karena akhirnya dia mendapatkan persetujuan Seth
Pertandingan akan dimulai jam 7 malam. Namun antusias Sal terbawa sampai ke kantor. Sal lagi memeriksa berkas saat Sudra masuk ke ruangan membawa berkas lain. "Bawa ke sini," ucap Sal saat melihat berkas itu. Sudra memperhatikan hal itu dan meletakkan berkas di meja kerja Sal. " Ada kabar baik hari ini," pancing Sudra "Tentu saja," jawab Sal tersenyum padanya Sudra mengeryitkan dahinya "Kabar apa ?" tanya Sudra penasaran "Coach memperbolehkanku untuk menonton pertandingan malam ini," jawab Sal ceria "Kak Drew juga setuju ?" tanya Sudra heran "Kau sama saja dengan kak Raya sangsi dengan perkataan coach. Kak Drew juga setuju," jawab Sal "Woww luar biasa. Sangat jarang ehh tidak pernah dia mengajak satu wanita pun ke acara itu," ucap Sudra "Kalau begitu aku yang pertama mungkin karena aku spesial," jawab Sal enteng "Kalau itu memang suatu hal yang tidak bisa dipungkiri. Hanya saja mengajakmu sama besar resikonya dengan menginjak bom," ucap Sudra "Ini nii tem
Alder masih di kantornya.Dia masih disibukkan dengan lembaran berkas yang ada di atas mejanya saat hpnya berdering.Alder langsung mengangkatnya saat mengetahui yang menghubunginya."Halo bos jadi khan latihannya sore ini," rayu trainer Alder"Tentu saja," jawab Alder"Bos, cowok yang bos ajak makan akan latihan juga sore ini," ucap trainer Alder"Baguslah," jawab Alder singkat"Bos seperti tidak tertarik dengan info ini yaa," ucap trainer Alder"Begitulah," jawab Alder"Ohh kalo begitu bos tenang saja Aca akan bereskan semuanya untuk bos. Bos datang saja," bujuk Aca"Oke. Terima kasih yaa Aca," jawab Alder"Apa sihh yang ga buat bos," rayu AcaAlder langsung membereskan semua berkas yang dikerjakan dan memanggil sekretarisnya untuk menyimpan berkas tersebut.Alder bertemu dengan wanita yang menabraknya di lift beberapa hari yang lalu.&nbs