Sal hanya bisa menghela nafas.
Sal tau jika Robby menaruh perasaan kepadanya semenjak di bangku SMA.
Namun Sal hanya bisa menganggapnya sebagai teman.
Sal sudah mengatakannya kepada Robby saat Robby mengatakan cinta padanya.
Sal dan Robby bukan hanya satu SMA tetapi juga satu kampus.
Namun Robby masih berharap padanya selama Sal belum memiliki pasangannya.
"Semoga pria itu tidak merusak acara pernikahan adikku," ucap Sal dalam hatinya
Persiapan pernikahan sudah selesai.
Mereka akan mengadakan resepsi di outdor.
Upacara pernikahan dibuat di salah satu balroom hotel yang disulap menjadi altar yang mewah dan anggun dengan nuansa gold dan white.
Resepsi di halaman belakang resort dengan latar suasana malam di tepi pantai.
Sal turun bersama kedua orangtuanya menuju ke ballroom yang terletak di lantai dua.
Keluarga Sal duduk di barisan mempelai perempuan.
Di barisan kedua setelah keluarga Riya.
Ayah Riya menggiring Riya menuju ke altar.
Ayah Riya memberikan tangan anaknya ke Dewa.
Dewa tersenyum ke arah ayah Riya.
Riya terlihat bahagia dan haru saat janji pernikahan dibacakan.
****
Sal menerima pesan dari Robby.
"Sal, bagaimana ini ?" tanya Robby
"Ada apa ?" tanya Sal sambil tersenyum ke arah kakak sepupunya.
"Laki-laki itu mencoba masuk kami menahannya. Dia memaksa. Kami terpaksa menahannya di dalam ruangan," jawa Robby
"Kalian menahannya dimana ?" tanya Sal
"Di gudang hotel," jawab Robby
"Selesai pemberkatan aku akan ke sana. Tahan dia jangan biarkan dia berkeliaran masuk ke dalam ruangan ini," perintah Sal
"Baik boss 😉," balas Robby
****
Acaranya berlangsung dengan lancar dan penuh khimad.
Kedua mempelai dan keluarganya kembali ke ruangannya masing-masing untuk beristirahat.
Ruangan yang sudah disiapkan oleh timnya Robby sebagai Wedding Organizer.
Mereka bersiap-siap untuk acara resepsi.
Sal menyelinap diam-diam menuju ke lantai bawah.
****
Sal menemukan Robby berdiri di depan pintu gudang terlihat cemas.
" Robby dimana dia ?" tanya Sal
"Di dalam kami membekap mulutnya," jawab Robby
Sal langsung menuju ke dalam gudang.
Robby mengikutinya dari belakang.
Alder terlihat marah sekaligus berontak.
"Tamu tidak diundang. Sebaiknya kau bersikap tenang kalau ingin mulutmu dibuka," ancam Sal
Sal melihat Alder mulai tenang.
Dia menyuruh bawahan Robby untuk membuka mulutnya Alder.
Alder menatap tajam ke arah Sal.
"Jika tujuan menghancurkan pernikahan adikku, aku tidak akan membiarkanmu. Terimalah kenyataan mereka sudah menikah dan pergi dari sini," lanjut Sal
"Terserah padamu. Kakiku dan pikiranku adalah urusanku," ucap Alder
"Kau benar. Kau adalah tipikal pria bebas khan," jawab Sal
Sal langsung menghubungi nomor telpon rumah seseorang.
Alder curiga.
"Siapa yang kau hubungi ?" tanya Alder
"Orangtuamu hanya ingin memastikan jika orangtuamu tau kalau anaknya ada di sini untuk menghancurkan pernikahan orang lain. Setidaknya orangtuamu tau anaknya sangat menyedihkan. Ditolak lalu tidak terima dan berusaha merusak pernikahan orang lain," jawab Sal
"Silahkan. Lanjutkan saja," tantang Alder
"Ohh yaa. Apakah ini nomornya ?" tanya Sal sambil menunjukkan nomor telpon rumah neneknya.
"Kauuu," teriak Alder
"Sekarang pilihlah. Telpon ini terus berdering," ancam Sal
"Okeee. Baiklah. Aku pergi dari sini," ucap Alder sambil mengepalkan kedua telapak tangannya karena geram.
Sal menyuruh bawahan Robby melepaskan ikatannya.
Sal mendekat ke arah Alder.
"Aku harap kau bisa menepati janjimu kalau tidak, aku bisa menilaimu bukan hanya menyedihkan tetapi tidak jantan," bisik Sal ke telinganya
Alder menatap tajam ke arah Sal.
"Kenapa kau ingin memukulku ?" tanya Sal
Alder langsung meninggalkan ruangan itu dan pergi tanpa menoleh ke belakang.
Alder langsung menuju ke parkiran dan mengendarai mobilnya untuk meninggalkan resort.
"Lihat saja aku akan membalasnya," batin Alder.
****
Resepsi pernikahan berlangsung meriah.
Para tamu undangan datang satu persatu.
Sal merasa acara ini cukup membosankan.
Dia harus selalu tersenyum dan menyapa satu persatu undangan dengan mendengarkan pembicaraan mereka.
Jika ini bukan acara pernikahan adiknya, Sal biasanya langsung melarikan diri.
Sal sudah berjanji sama Riya untuk bertahan di acara ini.
Kakak Riya mendekati Sal dari belakang.
Kakak Riya bernama Raya.
Riya dan Raya terpaut usia dua tahun.
Sementara itu, Raya dan Sal hanya terpaut empat bulan tetapi beda tahun.
Hal ini membuat Raya tetap lebih tua setahun.
"Butuh bantuan ?" tanya Raya sambil berbisik ke telinga Sal
"Tolonglah aku," bujuk Sal sambil menoleh ke arahnya.
"Panggil kakak dong," bisik Raya
Sal cemberut dan akhirnya mengalah.
"Kak, tolonglah adikmu ini," bujuk Sal
"Haloo para ladies yang cantik. Saya ada keperluan sedikit dengan adikku ini boleh saya menculiknya," rayu Raya
"Tentu saja," jawab para tamu yang mengelilingi Sal sambil tersipu malu
Sal undur diri dan mengikuti Raya.
"Terima kasih," ucap Sal
"Kau bisa bertahan sampai saat ini, kakakmu ini benar-benar takjub," jawab Raya
Sal hanya bisa tersenyum kecut
"Ini pasti untuk adikku bukan ?" tanya Raya
"Aku sudah berjanji padanya," jawab Sal tersenyum
"Semoga kau juga segera menyusulnya," goda Raya
"Ihh kakak dulu sonoo nikah. Riya aja sudah duluan," balas Sal
"Mau bagaimana laginyaa resiko pria tampan banyak pilihan jadi bingung," jawab Raya sambil merapikan dasinya.
Sal tertawa melihat tingkah Raya.
Ada sosok pria yang memperhatikan percakapan mereka dan langsung mendekati mendekati Sal dan Raya.
"Sepertinya percakapan kalian cukup seru," sahut Seth
Sal menoleh dan melihat kakak sepupunya yang tinggal di LA datang ke acara resepsi pernikahan Riya.
Sal langsung berlari dan memeluknya.
"Kak, kenapa lama ?" tanya Sal
"Penerbangan kami delay," jawab Seth tersenyum ke arahnya.
Seth suka sekali mengacak acak rambut Sal.
Sal sering kesal karena tingkah Seth.
"Apa kabar bro ?" tanya Raya langsung merangkulnya.
"Baik," jawab Seth
"Betah di sana ?" tanya Sal
"Iya dong. Banyak bule di sana," goda Seth
"Ogahh gue dengan bule sekarang," ucap Sal bete
"Jangan gitu dong. Ga semua bule sama," bujuk Seth
"Nahh situ dah punya ?" tanya Raya
"Gue dahh putus," jawab Seth
"Lohh gimana tuhh ?" tanya Sal
"Semenjak gue mutusin untuk pulang. Kami sepakat untuk putus," jawab Seth
"Ya udahh cari yang lokal aja," hibur Raya
****
Di kejauhan Riya memperhatikan kakak-kakaknya.
Dewa melihat arah pandangan Riya.
"Itu adalah kakakmu ?" tanya Dewa penasaran melihat Seth
"Iya," jawab Riya
"Kau memiliki tiga orang kakak," ucap Dewa
"Salah. Aku memiliki lima orang kakak tetapi mereka masih dalam perjalanan ke sini," jawab Riya
"Semuanya laki-laki kecuali Sal ?" tanya Dewa
"Iya," jawab Riya
"Kalian terlihat dekat ?" tanya Dewa
"Bukan lagi dekat tetapi protektif padaku dan Sal. Mereka sebenarnya lebih protektif terhadap Sal. Waktu itu ada anak laki-laki dengan rombongannya membuat Sal menangis, mereka memukul anak laki-laki itu beserta rombongan sampai berdarah. Orangtua kami menyuruh untuk minta maaf tetapi kakak-kakak itu tidak mau melakukannya," jawab Riya dengan nada yang sedikit iri
"Tenang saja. Mulai sekarang aku yang akan melindungimu sayang," rayu Dewa sambil mengecup pipi Riya
"Seharusnya aku beruntung bukan. Jika tidak kau akan kesulitan untuk mendekatiku," ucap Riya sambil tersenyum ke arah Dewa.
"Kau benar sayang. Jika mereka mencari tau sisi gelapku aku pasti tidak punya kesempatan yang berharga ini," batin Dewa
Dewa terkejut melihat kedua sepupu Riya yang baru datang.Mereka memiliki badan yang besar dan tinggi.Mereka memberikan selamat kepada Riya dan memeluknya hangat.Saat mereka memeluk Dewa, rasanya badan Dewa akan remuk.Padahal Dewa salah satu langganan pusat kebugaran yang terkenal.Mereka langsung menuju ke pinggir pantai untuk menemui Sal, Seth dan Raya.****"Sepupumu itu kerja dimana sayang ?" tanya Dewa"Ohh mereka bukan kerja sayang tetapi memberikan pelayanan kepada tanah air. Mereka tentara. Mereka biasanya di lapangan jadi jarang pulang. Satunya di laut dan satunya di udara," jawab Riya tersenyum sambil menatap kagum ke arah suaminya."Pantas. Rangkulan mereka saja kuat," ucap Dewa"Mereka itu yang menghajar habis anak laki-laki yang membuat Sal menangis. Bibitnya sudah terlihat dari kecil. Tapi tenang saja kau pasti bisa berteman dengan mereka. Kau khan juga laki-l
Sal sudah tinggal terpisah dari rumah orangtua.Sal memilih untuk memiliki hunian sendiri. Saudara sepupunya yaitu Seth memilih apartemen sebagai tempat tinggalnya begitu pula Raya.Sementara itu, Robert dan Roland masih tinggal di rumah orangtuanya karena mereka sering sekali terbang dan menyelam.Sal tidak suka tinggal di apartemen.Dia lebih yakin untuk tinggal di hunian yang menyentuh tanah.Seperti biasanya Sal berolahraga pagi di taman dekat rumahnya bersama Ruby.Ruby adalah anjing pudel pemberian Seth saat ulang tahunnya.Sal tidak suka jenis anjing pudel karena sangat lambat untuk diajak berlari.Sal selalu menggendongnya saat berlari.Sal berlari sebanyak lima putaran lalu beristirahat di bangku taman.Di saat itu, Sal membiarkan Ruby untuk berjalan di sekitarnya.Di kejauhan ada sosok yang mengamati Sal dari balik pohon.Dia berjalan mendekat
Ayahnya Sal menghubungi Sal dalam perjalanan ke kantor."Bagaimana ?" tanya ayahnya Sal"Dia menyetujui kerjasama kita. Hanya beberapa perjanjian yang ingin disesuaikan," jawab Sal"Ohh itu biasa," ucap ayahnya SalSal hanya diam saja."Kapan pertemuan kalian selanjutnya ?" tanya ayahnya Sal"Dua hari lagi," jawab Sal"Baiklah. Nanti temui ayah di kantor," perintah ayahnya Sal"Baik ayah," jawab Sal****Sal hanya bisa menghela nafas."Kau sudah seperti nenek-nenek," sindir asisten Sal"Kalau begitu bagaimana kalau kau saja yang menghadapi mereka sendirian," bujuk Sal"Ohh tidak bisa. Ayahmu sudah menyuruhmu jadi kau yang maju. Lagipula kau tidak pernah seperti ini," jawab asisten Sal"Seperti apa ?" tanya Sal"Bersikap tidak bertanggung jawab," jawab asisten SalSal langsung cemberut.Asisten
"Kenapa dia ada di sini ?" tanya Sudra"Itu adalah haknya mau kemana saja," jawab Sal bersikap acuh tak acuh.Laki-laki itu keluar bersama seorang wanita.Wanita itu berpenampilan seksi dengan menggunakan gaun di atas lutut berwarna hijau.Wanita menggunakan make up yang cukup tebal.Laki-laki itu tersenyum ke arah wanitanya.Wanita itu tersentak melihat Sal.Laki-laki itu menoleh ke belakangnya dan terkejut saat melihat Sal di parkiran.Dia sepertinya tampak memikirkan untuk masuk kembali ke dalam mobilnya namun akan terlihat jelas.Sal melepas jaket kulitnya dan masuk ke dalam resto.****Pelayan resto sudah mengenal Sal dan mengajaknya ke meja yang biasa di tempatinya.Laki-laki itu memilih meja yang cukup jauh dari Sal.Pelayan resto langsung menghampiri Sal dan membawa buku menu."Apakah menunya seperti biasa nona ?" t
"Benar-benar sial," batin AlderAlder kembali ke kantor setelah mengantarkan wanita yang dijodohkan ayahnya kepadanya.****Wanita itu cukup menarik dan cerdas tetapi Alder bersikap acuh tak acuh padanya sejak awal bertemu.Ayah Alder yang mengatur pertemuan mereka.Ayahnya Alder menghubunginya."Ke ruanganku sekarang," perintah ayahnya Alder"Baik," jawab AlderAlder langsung menuju ke ruangan ayahnya yang terletak di lantai 7.Sementara ruangan kerja Alder ada di lantai 2.Alder mengetuk pintu terlebih dahulu."Masuk," perintah ayahnya AlderAlder langsung duduk di seberang meja kerja ayahnya."Hari ini ada klien penting yang datang. Kau akan menemuinya," perintah ayahnya Alder"Klien ? Bagaimana bisa kita datang tanpa persiapan ? Apakah rencana pertemuan kita sudah pernah dibuat sebelumnya ?" tanya AlderAyahnya
Sal menghembus nafas saat keluar dari pintu ruang rapat.Sudra mengikutinya dari belakang."Ada apa Sal ?" tanya Sudra"Aku tidak menyangka cukup alot hanya untuk menentukan lokasi," jawab Sal"Rapat direksi jika memutuskan lokasi memang yang paling alot dibandingkan yang lainnya," balas Sudra"Apa yang harus kulakukan ?" tanya Sal"Hanya ada satu cara. Kau harus melobi mereka," usul Sudra"Kau benar juga," balas Sal"Sudahlah kita makan dulu saja," usul Sudra"Okee. Makan dimana ?" tanya Sal"Restoran Nelayan," jawab SudraMereka menggunakan motor untuk menuju ke restoran Nelayan soalnya jalannya kecil dan setapak."Banyak pemancingan di sini," ucap Sal sambil menatap ke arah kanan dan kirinya.Mereka menuju ke tempat parkir motor.Angin bertiup sepoi-sepoi menyentuh wajah Sal dan rambutnya.Sal
Sal memilih untuk meninggalka restoran lebih cepat.Dia langsung bergegas menuju ke parkiran motor sementara Sudra sedang membayar makanan mereka di kasir.Sudra berjalan ke arah parkiran motor sambil menunjukkan wajah yang terlihat bingung."Ada apa ?" tanya Sal"Makanan kita sudah dibayar," jawab Sudra"Yang membayar makanan kita pasti Alder," ucap Sal"Iya," jawab Sudra terkejut"Cuma di kenalan kita di resto. Sudahlah. Kita harus kembali ke kantor," ucap Sal****Di atas motor Sal meratapi nasibnya."Bisa-bisa dia menjadi benalu dalam hidupku," ucap Sal.Saat Sal sudah sampai ke parkiran kantornya, Sal dihubungi oleh Seth."Haloo adikku. Kau dimana sekarang ?" tanya Seth"Ini lagi di parkiran kantor," jawab Sal"Bersama dengan Sudra ?" tanya Seth"Iyalah. Memangnya dengan siapa lagi," jawab Sal jengkel&nb
Bukan hanya itu saja, kakak sepupu Sal membawa banyak sekali makanan untuk dimakan bersama.Sal, kakak-kakak sepupunya beserta pelatih Sal duduk dalam satu meja untuk menyantap makanannya.Sal cemas dengan kedatangan Dewa."Kak, aku mau ke kamar mandi sebentar," bisik Sal ke SethSeth menganggukkan kepala.Sal menuju ke kamar ganti pakaian dan mengambil hpnya.Sal langsung mengirim pesan singkat ke Dewa."Dewa, jangan ke sini. Ada Alder. Nanti kuceritakan. Buatlah alasan yang bagus."****"Ayolaaa kita sudah telat," teriak Raya di bawah tangga lantai satu.Dewa sudah berada di lantai satu tepatnya ruang tamu sambil duduk di sofa.Raya akhirnya memilih untuk ke ruang tamu juga."Dia bahkan tidak berubah setelah menikah denganmu," ucap RayaDewa menggeleng-geleng kepalanya."Jangan terlalu memanjakannya," lanjut Raya"Siap
Orangtua Sal yang sedang berlibur ke Hawai kembali pulang ke tanah air karena mendapatkan kabar Sal masuk ke rumah sakit. Mereka langsung menaiki pesawat jet supaya bisa cepat sampai ke tanah air. Sal hanya bisa melongo saat melihat orangtuanya datang. Dia menatap tajam ke arah Sudra. "Kalau ini bukan gue," bisik Sudra Ibu Sal langsung memeluk Sal. Dia melihat Sal dari ujung rambut sampai ke ujung kaki. "Kau tidak apa-apa nak ?" tanya ibu Sal terlihat cemas "Sal baik-baik saja bu," jawab Sal Sal menatap Seth. Seth hanya bisa memalingkan wajah. "Sudah kuduga," bisik Sal "Kalian menemukan siapa pelakunya ?" tanya ayah Sal Seth menggelengkan kepalanya. Kening ayahnya Sal terlihat menunjukkan kerutan. "Bukankah lebih baik kau menyewa penjaga," usul ayah Sal Sal langsung mengerang. Ayahnya sudah berulang-ulang kali menyuruhnya untuk memiliki bodyguard. Sal selalu mengelak. Sal berhasil menyakinkan ayahnya saat dia menunjukkan kemampuan bela dirinya. Sal hanya tidak menyan
Alder langsung pulang ke apartemennya. Alder menghubungi Sudra. Alder merasa tidak enak karena membuat Sal masuk ke rumah sakit. "Malam pak," sapa Alder "Malam juga pak," jawab Sudra "Bagaimana kondisi Sal ?" tanya Alder "Dia sudah mulai membaik. Sekarang dia lagi sibuk menenangkan kedua kakaknya yang emosi karena kejadian tadi," jawab Sudra "Ohh begitu. Bapak masih di rumah sakit ?" tanya Alder "Iya. Besok Sal sudah boleh perawatan di rumah," jawab Sudra "Syukurlah," ucap Alder Alder memilih berendam dalam bathup sambil menyesap segelas wiski. Hari ini dia tidak bisa mendengar penyiar radio kesukaannya karena dia sakit. Itu yang diumumkan oleh penyiar penggantinya. "Aku harus menepis kecurigaan mereka terhadapku," bisik Alder Keesokan paginya, Alder langsung mengunjungi restoran itu. Dia berhenti di parkiran mobil. Dia keluar dari mobilnya sambil menatap lingkungan sekitar restoran. Dia memperhatikan setiap gedung yang berada di sekitar restoran. Matanya tertumbuk saat melih
Iwan dan Ratas sedang berkendara menuju ke tempat pertemuan mereka."Kau tidak curiga ?" tanya Iwan "Maksudmu ?" tanya Ratas menoleh ke arah Iwan"Begini sayang, Alder dan Dewa itu bukan seperti kita. Mereka tidak pernah memiliki hubungan seperti kita," jawab Iwan Ratas seperti berpikir keras "Iya juga sih. Mereka selalu pulang ke rumahnya masing-masing," ucap Ratas "Gue tau kalo sayang ada utang budi sama Alder tapi kita harus mengakui kalo mereka itu beda dengan kita," jawab Iwan "Iya juga sihh," ucap Ratas "Benci dengan cewek bukan berarti mereka suka sama cowok khan," jawab Iwan "Jadi maksud sayang, Alder itu suka sama Sal ?" tanya Ratas Iwan langsung tertawa lepas. "Lohh kok sayang tertawa sihh," ucap Ratas jengkel"Gini lohh sayang kalaupun seandainya itu benar maka itu musibah bagi Alder. Sayang khan tau kalo kakaknya Sal itu banyak dan protektif sama Sal," jelas Iwan "Ahh itu... tapi Dewa aman aja kok," ucap Ratas "Beda sayang. Dewa belum ketahuan saja tapi seandainy
Sudra terlihat tidak tenang. Dia berjalan mondar mandir di depan pintu ruang UGD. Alder berdiri sambil menyandarkan tubuhnya di dinding rumah sakit. Seth menuju ke arah mereka dengan setengah berlari. "Bagaimana kondisinya ?" tanya Seth cemas "Masih di dalam," jawab Sudra "Jika terjadi sesuatu dengannya aku tidak pernah memaafkanmu," ancam Seth Dokter pun menghampiri mereka. "Siapa keluarganya ?" tanya dokter "Kami," jawab Seth dan Sudra bersamaan Seth terlihat kesal saat menatap Sudra."Baiklah. Dia baik-baik saja sekarang. Dia sudah bisa masuk ruang perawatan," ucap dokter Seth dan Sudra menghembuskan nafas "Tadi saya mendengar dia mengalami hal traumatis sehingga dia takut ruangan gelap dan sempit. Tadi dia hampir terkena serangan jantung dan sesak nafas. Untuk sementara waktu jangan diingatkan soal kejadian tadi," saran dokter "Baik dok," jawab Sudra "Kalau begitu saya undur diri," ucap dokter Mereka menemani S
Paginya di kantor, Sal masih setengah mengantuk. Dia langsung meminta untuk dibuat kopi hitam. Dia melihat tumpukan berkas di atas mejanya. "Untung tidak ada rapat hari ini," ucap Sal Dia hanya akan mengecek ke lapangan saat pukul 09.00 nanti. Sudra mengetuk pintu ruangan Sal. "Masuk," ucap Sal "Ini minumannya bos," jawab Sudra langsung meletakkan kopi hitam di meja kerja Sal dan duduk di depannya.Sal terlihat bingung. "Bibi tadi mau membuatnya tapi kubilang biar aku saja tohh yang paling tau selera kopimu khan hanya aku," jelas Sudra bangga "Terima kasih," jawab Sal tersenyum tulus ke arah Sudra "Apapun untuk nona manis lima watt," goda Sudra "Lima watt," ucap Sal bingung "Matamu itu sudah seperti bohlam yang redup," jawab Sudra Sal hanya bisa tertawa. "Hari ini kita jadi khan ke lapangan," ucap Sal "Tentu saja. Semua persiapan sudah beres plus mereka tidak tau kalau kita meninjau hari ini," bisik Sudra memajukan tubuh
"Wow coach kalau laki-laki itu yang akhirnya harus berhadapan dengan kak Seth pasti sulit. Soalnya menang dan kalah baginya biasa," bisik Sal"Ahh kau memperhatikan juga yaa. Kalau pada akhirnya ini bukan sekedar pertandingan fisik melainkan mental juga," jawab coach terlihat bangga."Dia punya kepercayaan diri yang cukup tinggi," ucap SalAlder hanya menyimak perkataan mereka.Pertandingan selanjutnya adalah pertandingan Seth.Sal berteriak riuh saat Seth masuk ke dalam ring. Rivalnya memberikan kecupan angin kepada Sal. Ketiga kakaknya yang melihat itu kelihatan kesal."Kau pasti menang, my champ," teriak SalSeth menoleh ke arah Sal dan tersenyum ke arah Sal sambil menunjuk ke arahnya.Peserta lomba menuju ke tengah ring dipanggil oleh wasit untuk mengingatkan kembali mengenai aturan dalam bertanding.Seth memberikan penampilan yang optimal sehingga hasilnya tidak mengecewakan
Sal langsung menghubungi Seth. "Kakak," teriak Sal Seth sampai harus menjauhkan telinganya dari handphone. "Iya. Ada apa ?" tanya Seth "Apa maksud kakak dengan ngomong kayak gitu ke coach ?" tanya Sal "Itu untuk kebaikanmu," jawab Seth "Kak, Sal bukan anak kecil lagi untuk tau maba yang baik atau ga. Lagipula Sal cuma mau nonton," rengek Sal "Nahh ini katanya sikap dewasa," ucap Seth "Oke kalo gitu. Kakak ga boleh menghubungi Sal selama sebulan," ancam Sal ***** "Lohh kok gitu. Ini bisa dibicarakan khan. Kakak cuma ga mau konsentrasi kakak terganggu saat lomba nanti," jawab Seth "Kakak cukup ajak kak Raya saja buat nemenin Sal kalo kakak cemas," bujuk Sal Seth terlihat lama berpikir membuat Sal menjadi tegang. Akhir dari perdebatan Seth dengan Sal akhirnya dimenangkan Sal. Seth tau tidak ada gunanya jika Sal sudah nekat. Sal akan menggunakan segala macam cara untuk bisa melihat pertandingan malam ini. Sal puas karena akhirnya dia mendapatkan persetujuan Seth
Pertandingan akan dimulai jam 7 malam. Namun antusias Sal terbawa sampai ke kantor. Sal lagi memeriksa berkas saat Sudra masuk ke ruangan membawa berkas lain. "Bawa ke sini," ucap Sal saat melihat berkas itu. Sudra memperhatikan hal itu dan meletakkan berkas di meja kerja Sal. " Ada kabar baik hari ini," pancing Sudra "Tentu saja," jawab Sal tersenyum padanya Sudra mengeryitkan dahinya "Kabar apa ?" tanya Sudra penasaran "Coach memperbolehkanku untuk menonton pertandingan malam ini," jawab Sal ceria "Kak Drew juga setuju ?" tanya Sudra heran "Kau sama saja dengan kak Raya sangsi dengan perkataan coach. Kak Drew juga setuju," jawab Sal "Woww luar biasa. Sangat jarang ehh tidak pernah dia mengajak satu wanita pun ke acara itu," ucap Sudra "Kalau begitu aku yang pertama mungkin karena aku spesial," jawab Sal enteng "Kalau itu memang suatu hal yang tidak bisa dipungkiri. Hanya saja mengajakmu sama besar resikonya dengan menginjak bom," ucap Sudra "Ini nii tem
Alder masih di kantornya.Dia masih disibukkan dengan lembaran berkas yang ada di atas mejanya saat hpnya berdering.Alder langsung mengangkatnya saat mengetahui yang menghubunginya."Halo bos jadi khan latihannya sore ini," rayu trainer Alder"Tentu saja," jawab Alder"Bos, cowok yang bos ajak makan akan latihan juga sore ini," ucap trainer Alder"Baguslah," jawab Alder singkat"Bos seperti tidak tertarik dengan info ini yaa," ucap trainer Alder"Begitulah," jawab Alder"Ohh kalo begitu bos tenang saja Aca akan bereskan semuanya untuk bos. Bos datang saja," bujuk Aca"Oke. Terima kasih yaa Aca," jawab Alder"Apa sihh yang ga buat bos," rayu AcaAlder langsung membereskan semua berkas yang dikerjakan dan memanggil sekretarisnya untuk menyimpan berkas tersebut.Alder bertemu dengan wanita yang menabraknya di lift beberapa hari yang lalu.&nbs