Home / CEO / Hot Billionaire / Bab 4. Permainan Takdir

Share

Bab 4. Permainan Takdir

Author: Abigail Kusuma
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

New York, USA.

Tiga bulan berlalu …

Ariel terpaksa pindah dari pekerjaannya sekaligus apartemen lamanya, demi tidak bisa dilacak oleh keluarganya. Tidak hanya itu saja, tapi dia juga mengganti nomor teleponnya. Ya, Ariel meninggalkan semua hal yang diketahui oleh keluarga besarnya, demi dirinya mendapatkan kehidupan yang aman.

Sebelumnya, Ariel tinggal di London. Akan tetapi sekarang dia memutuskan tinggal di New York. Dia tahu ke mana pun dirinya berada akan selalu menjadi incaran dari keluarga besarnya. Tapi, apa boleh buat. Kondisi yang membuatnya menjadi seperti ini. Melarikan diri adalah pilihan terbaik.  

Pagi itu, Ariel memulai pekerjaan baru di sebuah rumah sakit bergengsi yang ada di New York. Dia sempat menganggur hampir tiga bulan, karena tak langsung mendapatkan pekerjaan baru. Namun, untunglah nasib baik menghampiri Ariel sekarang. Dia mendapatkan pekerjaan baru di rumah sakit yang ada di Brooklyn.

Hal yang paling Ariel lebih syukuri adalah dia mendapatkan gaji yang jauh lebih besar daripada rumah sakit yang sebelumnya. Setidaknya, pendapatan yang dia miliki mampu membuatnya berdiri dengan kedua kakinya sendiri, tanpa harus mengemis batuan pada keluarganya.

“Ariel?” Seorang wanita cantik melangkah menghampiri Ariel yang baru datang.

“Harmony?” Ariel tersenyum melihat temannya ada di depannya.

Welcome to Orlando Hospital. Akhirnya kau bekerja di rumah sakit yang sama denganku.” Harmony—teman dekat Ariel sekaligus dokter di Orlando Hospital—memberikan pelukan pada Ariel.

Ariel kembali tersenyum. “Ini berkat rekomendasi dirimu, Harmony. Thanks, sudah membantuku.”

Bisa dikatakan Harmony adalah Dewi penolong untuk Ariel. Di kala Ariel benar-benar putus asa dalam mencari rumah sakit yang cocok untuknya, ada Harmony—teman semasa kuliah dulu—memberikan bantuan padanya.

Ariel mendapatkan rekomendasi dari Harmony yang merupakan dokter spesialis bedah umum di Orlando Hospital. Rumah sakit bergengsi yang ada di Brooklyn ini menjadi para idaman dokter muda. Selain fasilitas menggiurkan, gaji yang ditawarkan juga sangatlah membuat para petugas medis merasakan kenyamanan.

Jika saja Harmony tidak membantu, pasti Ariel akan terpaksa bekerja di rumah sakit kecil demi tetap memiliki pengasilan. Dia tidak lagi memiliki tabungan, karena waktu itu Flora menguras habis tabungan Ariel. Tidak hanya itu saja, tapi apartemen yang Ariel beli dengan jerih payahnya pun dijual Flora. Uangnya pun tak jelas ke mana.

Ariel tidak mau ribut karena uang. Itu kenapa dia lebih memilih untuk pergi meninggalkan keluarganya yang tak bisa dikatakan sebagai keluarga. Hidup sendiri jauh dari siapa pun, membuat hatinya merasakan kenyamanan.

“Tidak usah berterima kasih. Kau itu pintar. Wajar kalau Orlando Hospital menerimamu.” Harmony menepuk bahu Ariel. “Lebih baik kita ke kafe sekarang. Minum kopi di pagi hari, membuat otak sedikit jernih.”

Ariel tersenyum dan mengangguk setuju dengan apa yang dikatakan oleh temannya. Detik selanjutnya, wanita itu melangkah bersama Harmony menuju kafe yang ada di dalam rumah sakit megah itu. Tentu para petugas medis, hanya menunjukkan kartu identitas, akan mendapatkan makanan atau minuman gratis di kafe itu.

“Orlando Hospital sangat mewah. Kau beruntung sekali bisa bekerja di sini.” Ariel menyesap kopi susunya, sambil menatap Harmony yang duduk di hadapannya.

Harmony tersenyum. “Sudah sejak dulu, aku mengajakmu untuk bekerja di Orlando Hospital. Tapi kau malah lebih nyaman bekerja di rumah sakit di London. Padahal gaji di sini lebih besar daripada rumah sakitmu dulu.”

Ariel meletakan cangkir di tangannya. “Aku jatuh cinta pada London. Kau tahu, kan? New York itu padat sekali. Aku kadang malas pergi dari London.”

“Dan kau meninggalkan London karena kau menghindar dari keluargamu?”

“Ya, seperti yang aku bilang padamu … kondisi perusahaan keluargaku sedang kurang baik. Perusahaan keluargaku membutuhkan suntikan dana. Itu kenapa dia berusaha menjodohkanku dengan pria tua.”

That’s ridiculous. Keluargamu itu gila. Kenapa tidak Flora saja?”

“Mana mungkin Flora mau. Flora adalah Tuan Putri. Sedangkan aku hanyalah debu.”

“Ck! Kau konyol, Ariel. Lepas dari status ibumu, tetap saja darah DiLaurentis mengalir di tubuhmu. Ayahmu saja yang sudah tidak waras.”  

Ariel tersenyum samar. “Biarlah. Yang penting sekarang aku terbebas darinya. Aku sudah tidak mau lagi berurusan dengan DiLaurentis.”

Harmony mengangguk setuju. “Kau tidak usah khawatir. Kau itu pintar, cantik, dan anggun. Kau bisa mendapatkan pria kaya.”

Ariel mendesah kasar. “Sekarang otakmu yang konyol.”

Come on, Ariel. Kenapa kau tidak mau membuka hati untuk pria? Tidak semua pria yang kau kenal seperti ayahmu yang berengsek.” Harmony berusaha membujuk.

Ariel kembali mengesap kopi susunya. “Tidak semua pria seperti ayahku, tapi tidak sedikit pria yang seperti ayahku. Sekarang saja, meski perusahaan ayahku sedang kurang baik, ayahku tetap bermain dengan jalang.”

Well, mungkin kau sekarang terlihat seperti wanita yang kurang beruntung. Tapi, tidak menutup kemungkinan, kau beruntung di masa depan.” Harmony berkata dengan bijak.

Ariel mengangkat bahunya tak acuh mendengar ucapan Harmony. Dia mengerti kalau temannya itu berusaha membujuknya. Tapi, sudah sejak lama hatinya mati. Masa lalu yang buruk, membuat Ariel enggan membuka hati. 

Tiba-tiba tatapan Ariel dan Harmony teralih pada sekumpulan dokter berjalan cepat ke arah pintu belakang. Kening Ariel mengerut dalam menatap bingung melihat sekumpulan dokter itu.

Harmony pun ikut bingung. “Dokter John, ada apa?” tanyanya pada salah satu dokter yang dia tahan.

Dr. John menatap Harmony. “Dokter Harmony, apa kau lupa kalau hari ini Tuan Geovan berserta cucu pertama laki-lakinya berkunjung ke sini?”

Harmony terkejut. “What the fuck! Aku lupa.”

“Segeralah bersiap. Tuan Geovan pasti mencarimu, Dr. Harmony.” Dr. John segera bergegas meninggalkan Harmony dan Ariel.

Ariel menatap bingung Harmony. Wanita itu seolah mengingat nama ‘Geovan’, tapi entah di mana dirinya mengenal nama marga itu. “Harmony, ada apa?”

Harmony menatap Ariel. “Ariel, kita harus ke pintu belakang sekarang. Tuan Geovan datang.”

Kening Ariel mengerut semakin dalam. “Siapa Tuan Geovan?”

Harmony mendengkus. “Apa kau lupa? Marga Geovan pemilik rumah sakit ini. Ayo cepat, kau jangan banyak tanya. Aku takut Tuan Geovan mencariku.”

Ariel menurut, dia merapikan jas dokternya dan segera melangkah pergi meninggalka kafe bersama dengan Harmony. Dia terus berpikir memikirkan marga ‘Geovan’. Benar-benar tak asing di telinganya.

“Ariel, kau tahu? Tuan Geovan membawa cucu laki-laki pertamanya. Cucunya sangat tampan. Aku yakin kau pasti akan jatuh cinta pada cucu dari Tuan Geovan.” Harmony berjalan cepat bersamaan dengan Ariel.

Ariel menghela napas dalam.

“Apa nama Orlando dari nama asli Tuan Geovan?” tanya Ariel ingin tahu.  

Harmony menggeleng. “Bukan. Nama Orlando adalah nama dari anak laki-laki Tuan Geovan. Tapi cucu laki-lakinya pun menggunakan nama Orlando.”

“Baiklah.” Ariel tak terlalu tertarik.

Saat tiba di area pintu belakang khusus yang tak didatangi oleh pasien, para dokter sudah berjejer untuk menyambut. Sepuluh pengawal berjalan di depan, dan langsung bergeser mempersilakan Tuan mereka.

Ariel mencibir pelan. “Harmony, pengawal Tuan Geovan banyak sekali. Memangnya mereka mau perang?”

Harmony berdecak. “Kau ini bicara jangan sembarangan, Ariel. Mereka orang kaya. Wajar kalau memiliki banyak pengawal. Jangan samakan seperti dirimu yang menyetir tidak becus, tapi bayar sopir tidak mampu.”

Ariel mendengkus mendapatkan sindiran dari Harmony. Dia memutar bola matanya malas karena terpaksa harus menyambut kedatangan pemilik rumah sakit di mana dia bekerja.

Ariel melihat sosok pria tua yang sangat tampan dan gagah. Usia tak lagi muda, tapi badannya tetap kekar dan kuat. Rambut memang telah memutih, tapi aura jantan dan gagah sangat terlihat.

‘Aku seperti pernah melihatnya,’ gumam Ariel dalam hati, di kala melihat pria tua tampan yang muncul.

Lalu … tiba-tiba tatapan mata Ariel melebar melihat seorang pria tampan, matang, dan gagah berdiri di samping pria tua itu. Jantung Ariel seolah ingin berhenti berdetak. Dia meyakinkan dirinya bahwa apa yang dia lihat ini salah. Tapi tidak! Dia benar-benar melihat dengan nyata.

‘Oh, Tuhan. Bukankah itu Tuan Kaya yang angkuh?’

Related chapters

  • Hot Billionaire   Bab 5. Hanya Satu Tahun

    Ariel mengerjapkan mata beberapa kali, berharap bahwa apa yang dia lihat ini adalah sebuah kesalahan. Tapi semakin banyak dia mengerjap, malah membuatnya semakin yakin bahwa apa yang dia lihat ini adalah nyata. Tidak salah sama sekali. Sosok pria yang berdiri tak jauh darinya adalah pria yang sering sekali bertemu dengannya, tanpa sengaja.Ariel menjadi salah tingkah. Dia ingin berbalik pergi menghindar. Dia sangat malu bertemu pria kaya itu. Apalagi pria kaya itu tengah bersama dengan kakeknya. Rasanya dia ingin berlari sekencang mungkin. Tapi bagaimana bisa dirinya berlari?Sial! Ariel terjebak. Dia memilih untuk menunduk. Tidak mau melihat ke arah pria kaya itu. Meskipun otaknya konyol, tetap saja Ariel memiliki urat malu. Tiga bulan lalu, dia mengatakan hal konyol pada pria kaya itu. Lalu sekarang semesta seolah mengajaknya bercanda mempertemukannya dengan pria kaya yang menyebalkan.Shawn berdiri tegap di samping kakeknya yang mulai menyapa para dokter. Pria itu sedikit melihat k

  • Hot Billionaire   Bab 6. Kekasihmu Memiliki Hati yang Baik

    Ariel merentangkan kedua tangannya sambil melangkah keluar dari ruang operasi. Wanita itu baru saja menggantikan pekerjaan salah satu dokter yang berhalangan datang. Sebagai dokter bedah umum, sudah hal biasa menangani tindakan operasi seperti halnya tumor jinak.Sudah jam waktunya pulang. Ariel dan Harmony tidak bersamaan, karena Harmony memiliki jadwal operasi di malam hari. Wanita itu memutuskan untuk segera bergegas pulang. Dia ingin langsung tidur.Hari pertama bekerja, sudah harus menjadi dokter pengganti. Untungnya pengalaman Ariel bisa dikatakan cukup. Jadi hal-hal seperti tadi bukanlah sebuah hal yang berat.Ariel melihat jam dinding waktu menunjukkan pukul enam sore. Wanita itu berjalan menuju ke halaman parkir rumah sakit. Namun, di kala dirinya hendak ingin menuju mobil—langkahnya berpapasan dengan Shawn yang juga masuk ke dalam mobil.Ariel dan Shawn saling melemparkan tatapan satu sama lain. Tatapan Shawn dingin. Sedangkan Ariel mengandung tatapan yang tak disangka. Duni

  • Hot Billionaire   Bab 7. Kebaikan Hati Dokter Ariel

    Tinggal sendiri di apartemen sederhana yang ada di Manhattan, membuat Ariel selalu melakukan apa pun sendirian. Bersih-bersih, masak, mencuci, dan lain sebagainya. Dia tak memakai pelayan karena dalam tahap penghematan.Memiliki profesi sebagai dokter sebenarnya membuat Ariel, memiliki hidup yang nyaman. Meskipun bukan pengusaha ternama, tapi dia hidup tanpa kekurangan. Akan tetapi, kemarin di kala dirinya di Washington D.C—tabungannya dikuras habis oleh Flora.Flora mengatakan bahwa Ariel tidak harus memiliki banyak uang. Bahkan kakak tirinya itu juga menjual asset yang dimiliki Ariel seperti apartemen di London. Ya, Ariel bukan takut melawan Flora, tapi dia menganggap bahwa dirinya sudah mencicil uang yang telah keluarga DiLaurentis keluarkan untuknya.Ariel memulai kembali semuanya dari nol di kala dirinya tiba di New York. Wanita itu menyewa apartemen sederhana dengan tipe studio. Pun mobil yang dia miliki bukanlah mobil mewah.Ariel tidak membayar sopir atau pelayan, demi penghem

  • Hot Billionaire   Bab 8. Hadiah dari William

    Mata Ariel mengerjap beberapa kali terkejut melihat William Geovan—pemilik rumah sakit di mana dirinya bekerja—merupakan suami dari wanita paruh baya yang dia selamatkan. Napas Ariel sesak. Tangannya keringat dingin.“I-iya, Tuan Geovan.” Ariel menjawab dengan gugup.Ariel terlalu fokus menyelamatkan Marsha, sampai tidak melihat kartu identitas milik Marsha. Sungguh, Ariel tidak pernah tahu kalau dirinya menyelamatkan istri dari pemilik rumah sakit di mana dirinya bekerja.William tersenyum samar. “Terima kasih, Ariel.”“Dengan sennag hati, Tuan. Aku hanya menjalankan tugasku.” Ariel menundukkan kepalanya di hadapan William.“Grandma?” Shawn berjalan cepat masuk ke dalam ruang rawat Marsha. Pria itu langsung meninggalkan meeting, di kala mendengar kabar neneknya masuk rumah sakit.“Cucuku yang tampan.” Marsha tersenyum di kala Shawn memeluknya.“Grandma, apa yang terjadi? Katakan di mana yang sakit?” Shawn mengurai pelukannya, menatap cemas dan penuh khawatir neneknya itu.Marsha memb

  • Hot Billionaire   Bab 9. Awas Nanti Jatuh Cinta!

    “Ariel, perawat bilang kau tadi malam bermalam di rumah sakit?” Harmony melangkah menghampiri Ariel yang berada di ruang kerja temannya itu. Dia duduk tepat di hadapan Ariel. Sebelumnya, dia diberi tahu perawat kalau Ariel tak pulang dari kantor. Temanya itu malah memutuskan untuk bermalam di ruang kerja.Ariel menyesap kopi susu yang baru saja diantar oleh office boy. “Iya, aku tidak pulang. Aku terbangun di jam tiga pagi. Tidak mungkin aku pulang jam tiga pagi. Lebih baik aku bermalam di ruang kerjaku saja.”Harmony menggeleng-gelengkan kepalanya. “Aku pikir kau sudah pulang. Tadi malam kan aku memiliki operasi. Jadi, aku langsung pulang saja. Kalau aku tahu kau tertidur di ruang kerjamu, aku pasti akan membangunkanmu.”Ariel tersenyum samar. “It’s okay, Harmony. Aku memiliki beberapa pakaian ganti di ruang kerjaku. Jadi tidak sama sekali masalah kalau aku bermalam di ruang kerjaku.”Sebagai seorang dokter, yang terkadang memiliki jadwal mendadak—dia sudah menyiapkan beberapa perlen

  • Hot Billionaire   Bab 10. Dijadikan Sandera

    Kafe di Orlando Hospital menjadi penuh dengan bisik-bisik para koas—dokter magang perempuan—nampak terpesona, melihat Shawn duduk di kafe yang ada di Orlando Hospital. Orlando Hospital menyiapkan kafe berukuran cukup besar dan mewah. Khusus para petugas medis, mereka akan mendapatkan akses gratis di kafe ini. Ada dua kafe di Orlando Hospital. Pertama khusus untuk petugas medis, dan yang kedua khusus untuk para pasien atau keluarga pasien yang berkunjung.Ariel sejak tadi berada di kafe bersama dengan Harmony. Dia tengah menikmati makan siang bersama dengan temannya itu. Tapi nampak dia sangat terganggu karena para koas tengah membicarakan Shawn yang ternyata juga makan siang di kafe itu.“Kebetulan sekali Tuan Shawn Geovan, makan siang di kafe ini,” gumam Harmony seraya menatap Ariel.Ariel menghela napas dalam. “Fokuslah ke makananmu, Harmony. Kenapa malah kau fokus pada para koas yang memuji Tuan Kaya?”“Hm? Tuan Kaya?” Mata Harmony mengerjap beberapa kali.“Maksudku Tuan Shawn Geo

  • Hot Billionaire   Bab 11. Kisah Cinta Segitiga Shawn Geovan

    “Harusnya kau tidak usah menolongku, Tuan Kaya.” Kalimat pertama yang Ariel ucapkan di kala dia tengah mengobati luka goresan di tangan Shawn. Untungnya luka Shawn tak terlalu dalam. Kalau saja terlalu dalam, sudah pasti dia harus menjahit tangan Shawn.Shawn menatap dingin Ariel. “Kalau aku tidak menolongmu dan tidak bertindak, kau ingin mati di tangan pasien gila itu?”“Bukankah kau mengatakan tidak masalah kehilangan satu dokter? Kau bilang bisa mencari dokter baru kalau aku mati.” Ariel membalikkan kata-kata yang tadi sempat diucapkan oleh Shawn.Shawn mendecakkan lidahnya. “Kalau aku tadi tidak bilang seperti tadi, maka kau tidak akan bebas, Bodoh!”Seketika senyum di wajah Ariel terlukis. “Jadi artinya kau mencemaskanku kan, Tuan Kaya?” ledeknya sambil terkekeh.“Bukan mencemaskan! Aku hanya tidak mau kau mati konyol di rumah sakitku, dan berujung wartawan datang. Kalau kau mati di tempat lain, aku tidak peduli.” Shawn menjawab dingin.Bibir Ariel mencibir mendengar kata-kata pe

  • Hot Billionaire   Bab 12. Wanita Sifat Unik

    “Aku dengar kau tadi menyelamatkan Dokter Ariel.”William menatap tegas Shawn yang duduk di hadapannya. Dia duduk di kursi kerjanya yang ada di rumah sakit. Dia sedang tak menjaga sang istri tercinta, karena istrinya itu sedang tertidur. “Aku tidak menyelamatkannya. Aku hanya tidak ingin ada dokter mati konyol di rumah sakit milik keluargaku.” Shawn menjawab dengan nada datar. Pria itu berada di ruang kerja kakeknya yang ada di Orlando Hospital. Dia sudah menduga kakeknya pasti mendengar kabar tentang apa yang terjadi hari ini.William menggerak-gerakkan gelas sloki di tangannya. “Kau tidak ingin dokter mati konyol, atau kau mulai tertarik pada Dokter Ariel?” tanyanya dengan nada santai.Shawn mengembuskan napas jengah. Kakeknya kerap mengatakan hal-hal ajaib yang membuatnya sakit kepala. “Grandpa, come on … jangan berpikir tidak-tidak.”William mengangkat bahu tak acuh. “Kau mengingatkanku padaku saat dulu jatuh cinta pada Grandma-mu. Aku selalu menyangkal, tapi kenyataannya aku jat

Latest chapter

  • Hot Billionaire   Bab 200. Ending Scene (TAMAT)

    Sungai Mahakam, Samarinda, Kalimatan Timur. Hal yang paling Ariel sukai adalah Indonesia kaya akan budaya alam, yang menakjubkan. Shawn mengajak Ariel ke sebuah pengalaman baru yang seumur hidupnya, tidak pernah Ariel temukan. Suasana hangat alam yang berbeda jauh dari negara-negara di benua Amerika ataupun Eropa—sangatlah indah di mata Ariel.Ariel tidak menyangka, di balik sosok Shawn yang terkenal sangat kaya, ternyata menyimpan jutaan kesederhanaan. Seperti contohnya ini. Tidak pernah sekalipun Ariel sangka bahwa Shawn bisa makan di rumah makan sederhana. Shawn selalu menuruti keinginan Ariel. Apa pun asalkan Ariel bahagia, pastinya pria itu akan menurutinya.Cinta di level yang sama, sangatlah jarang terjadi. Kebanyakan orang selalu tak imbang. Di era zaman sekarang, yang kerap mencintai lebih banyak adalah wanita, bukan sang pria. Namun, kali ini berbeda jauh. Ariel begitu beruntung memiliki Shawn yang mencintainya dengan cara luar biasa.Dua insan saling mencintai itu bagaikan

  • Hot Billionaire   Bab 199. Extra Part V

    Beberapa bulan berlalu … Suara tangis bayi memecahkan ketegangan di ruang bersalin. Tangis bayi laki-laki itu bersamaan dengan air mata menetes dari kedua orang tuanya. Ya, Ariel dan Shawn sama-sama meneteskan air mata di kala putra ketiga mereka telah lahir kedua. Kontraksi yang cukup lama, dan membuat Ariel kesakitan hebat berjam-jam.Akhirnya semua itu terbayar dengan anak ketiga mereka lahir sempurna, tanpa kekurangan apa pun. Kehamilan kali ini, Ariel mengalami kontraksi lebih lama. Bahkan Shawn sempat memaksa Ariel untuk melahirkan operasi sesar, tapi sayangnya Ariel menolak. Dokter cantik itu tetap berjuang untuk bisa melahirkan secara normal.Ariel dan Shawn saling melemparkan tatapan penuh cinta. Tatapan yang menunjukkan betapa mereka sangatlah bahagia. Sang dokter menyerahkan bayi laki-laki tampan itu ke dada Ariel.“Sayang, anak kita sudah lahir,” bisik Ariel pelan dengan air mata tak henti berlinang.Shawn mengecup lembut kening sang istri dan putranya. “Terima kasih kau

  • Hot Billionaire   Bab 198. Extra Part IV

    Ariel dan Shawn menatap hangat Stoner dan Ariana yang sudah tertidur pulas. Sepulang dari resepsi pernikahan Harmony, memang Stoner dan Ariana sudah terlelap. Sampai di rumah, Shawn hanya tinggal membaringkan tubuh Stoner dan Ariana di ranjang.“Stoner dan Ariana sudah tidur. Waktunya kita tidur,” ucap Shawn pelan—dan direspon anggukkan di kepala Ariel.Shawn memeluk pinggang sang istri, meninggalkan kamar anak mereka, menuju ke kamar mereka. Shawn dan Ariel selalu memiliki kebiasaan yaitu memastikan anak mereka tidur nyaman. Tidak lupa empat pengasuh diwajibkan berjaga anak mereka secara bergantian.Di kamar, Ariel berbaring di ranjang bersama dengan sang suami tercinta. Tampak jelas raut wajah Ariel menyimpan sesuatu. Seperti ada yang ingin dibicarakan oleh Ariel.“Kenapa kau belum tidur, hm?” Shawn membelai lembut pipi Ariel.Ariel menatap hangat Shawn. “Kau lupa dengan permintaanku ingin melahirkan di Indonesia?” tanyanya pelan.Ariel tidak akan mungkin lupa dengan permintaannya,

  • Hot Billionaire   Bab 197. Extra Part III

    Hari pernikahan Harmony telah tiba. Seluruh keluarga Geovan diundang dipernikahan Harmony. Perancang busana yang dipilih adalah Stella—ibu kandung Shawn. Merupakan sebuah kebanggaan bisa memakai gaun pengantin rancangan Stella—yang merupakan seorang perancang busana yang handal.Harmony bahkan mendapatkan gaun pengantin indah secara gratis. Wajar saja, karena Harmony merupakan sahabat baik Ariel. Bukan hanya gaun pengantin gratis, tapi hotel yang dipilih Harmony pun gratis. Kebetulan hotel yang dipilih Harmony adalah hotel milik keluarga Geovan.Ariel yang merupakan bridesmaid, turut ikut membantu dalam persiapan pernikahan Harmony dengan kekasihnya. Namun, tentunya Shawn tidak memberikan izin pada Ariel untuk terlalu sibuk. Shawn mengutus sekretarisnya untuk membantu sang istri. “Shawn, sepertinya aku tidak cocok memakai gaun ini. Lihatlah aku terlihat gemuk.” Ariel mengadu pada Shawn, di kala sudah selesai mengenakan gaun indah khusus menghadiri pernikahan Harmony.Senyuman di waj

  • Hot Billionaire   Bab 196. Extra Part II

    “Ariel, aku akan pulang malam. Nanti sopir ibuku akan menjemput Stoner dan Ariana. Ibuku dan ayahku merindukan Stoner dan Ariana. Kau istirahatlah duluan, jangan menungguku.” Shawn membenarkan dasi, bersiap-siap untuk berangkat ke kantor.Ariel mendekat menghampiri Shawn, membantu membenarkan dasi sang suami. “Sayang, kau belum menjawab permintaanku yang kemarin.”Ariel semalaman tidak tidur nyenyak, akibat permintaannya pada Shawn tidak dikabulkan. Dia ingin melahirkan di Indonesia, tapi belum mendapatkan jawaban dari sang suami tercinta.Shawn mengecup bibir Ariel. “Aku sedang tidak ingin berdebat. Aku berangkat dulu ke kantor. Hari ini aku memiliki meeting. I love you.” Pria tampan itu langsung melangkah pergi meninggalkan Ariel—tanpa menunggu balasan dari sang istri.Ariel menghela napas dalam melihat Shawn yang sudah pergi meninggalkannya. “I love you too, Shawn,” jawabnya, tapi sang suami sudah pergi.“Nyonya…” Seorang pelayan mengetuk pintu.Ariel mempersilakan pelayan itu untu

  • Hot Billionaire   Bab 195. Extra Part I

    Satu tahun berlalu … “Stoner, Ariana, jangan main pisau. Ya Tuhan, nanti tangan kalian terkena pisau, Nak. Aduh, kalau Daddy kalian tahu kalian terluka sedikit saja, dia akan mengomel tujuh hari tujuh malam.” Ariel mengambil pisau yang ada di tangan Stoner dan Ariana dengan hati-hati. Buah hatinya dengan Shawn itu sudah bisa berjalan, itu yang membuat Stoner dan Ariana sangat lincah ke sana kemari. Empat pengasuh saja dibuat pusing akibat tingkah Stoner dan Ariana.“Nyonya, maafkan kami.” Empat pengasuh itu menundukkan kepala seraya mengambil pisau di tangan Ariel. Mereka sangat ceroboh di kala tengah menjaga Stoner dan juga Ariana. Ariel ingin memarahi empat pengasuh itu. Akan tetapi, dia memilih untuk bersabar. Pun dia mengerti bagaimana lincahnya bayi kembarnya itu. Jadi wajar jika sampai pengasuh dibuat pusing.“Lain kali hati-hati dalam menjaga Stoner dan Ariana. Suamiku akan sangat marah jika sampai Stoner dan Ariana terluka. Kalian tahu itu, kan?” tegur Ariel mengingatkan emp

  • Hot Billionaire   Bab 194. Perfect Ending

    Ariel menunggu Shawn kembali pulang. Sudah dua hari Shawn melakukan perjalanan bisnis ke Chicago. Usia Stoner dan Ariana kini sudah empat bulan. Itu yang membuat Shawn bisa meninggalkan istri dan anak kembarnya.“Shawn kapan pulang, ya?” gumam Ariel pelan dengan bibir sedikit menekuk.Ariel sangat merindukan Shawn. Tidur sendiri tanpa sang suami, membuat Ariel benar-benar merasakan ketidaknyamanan. Ariel terbiasa memeluk erat Shawn. Pun dia terbiasa dengan tidur dalam pelukan Shawn. Sekarang membuatnya sangatlah tersiksa.Suara dering ponsel berbunyi. Ariel segera mengambil ponselnya yang ada di atas meja, dan menatap ke layar tertera nomor sang suami di layar—tengah melakukan video call. Tampak senyuman di wajah Ariel terlukis. Detik itu juga, Ariel menggeser tombol hijau untuk menerima panggilan telepon tersebut.“Sayang?” panggil Ariel kala panggilan terhubung. Dia tersenyum melihat sang suami yang begitu tampan berada di kamera.“Sayang, di mana Stoner dan Ariana? Mereka baik-baik

  • Hot Billionaire   Bab 193. Jodoh yang Sudah Terlihat

    “Oh, My God! Kau memintaku untuk berkencan lagi? Bisa kau bayangkan bulan ini aku sudah berkencan lebih dari lima belas pria. Hasilnya sama! Tidak ada yang bagus!” sembur Mika emosi pada sang asisten yang memintanya untuk berkencan lagi. Sudah lima belas kali dia berkencan, dan hasilnya nihil. Tidak ada yang Mika sukai.Sang asisten menggaruk tengkuk lehernya tidak gatal. “Nona, perintah kakek Anda sudah sangat jelas. Beliau meminta Anda terus berkencan sampai Anda menemukan yang cocok.” Sang asisten terlihat jelas menunjukkan rasa panik dan khawatir. Pasalnya dia pun mendapatkan ancaman jika sampai Mika tak mau lagi berkencan. Ancaman tak main-main dari kakek bosnya—membuatnya sakit kepala.Mika mengembuskan napas kasar. “Lima belas pria yang aku temui, mereka tidak benar-benar ingin berkencan denganku. Mereka fokus ingin menjalin kerja sama dengan kakekku dan ayahku. Mendekatiku hanya bagaikan aku ini jembatan mereka. Aku tidak bodoh! Aku tidak mudah dikelabui!”Mika menenggak wine

  • Hot Billionaire   Bab 192. Stoner dan Ariana

    Ariel telah dipindahkan ke ruang VVIP. Keluarga Geovan dan keluarga DiLaurentis telah berkumpul. Stella menggendong bayi laki-laki, dan Yuval menggendong bayi perempuan dengan hati-hati dibantu oleh Malvia. Tampak jelas kebahagiaan begitu terlihat sangatlah pada semua orang.“Sayang, lihatlah cucu kita mirip sekali seperti Shawn bayi,” ucap Stella pada Sean.Sean mengecup cucu laki-lakinya. “Aku tidak menyangka waktu akan secepat ini. Putra kecil kita sudah menjadi seorang ayah.”Stella tersenyum merespon ucapan Sean. “Kau benar, Sayang. Aku juga tidak pernah menyangka waktu berjalan dengan cepat.”“Selamat, Ariel.” Harmony, Nicole, Joice, dan Mika memeluk Ariel bergantian. Pun Savannah bersama Flora memeluk Ariel bergantian. Mereka semua mengucapkan selamat atas kelahiran anak Shawn dan Ariel.Stanley, Steve, Marcel, dan Oliver pun mengucapkan selamat pada Shawn dan Ariel.“Siapa nama anakmu, Shawn?” tanya William tak sabar.“Iya, siapa nama anakmu, Shawn?” sambung Yuval yang juga ta

DMCA.com Protection Status