Beranda / Romansa / Home / 9. Awal dari Kehidupan Baru

Share

9. Awal dari Kehidupan Baru

Penulis: sy
last update Terakhir Diperbarui: 2021-11-20 11:31:27

I ask myself again,

"Am I a bad person or

Am I just in pain?"

- Unknown.

***

Sejak awal, Biru mengatakan pada Runalla untuk tidak memberitahu pada publik kalau mereka menikah. Selain keluarga dan sahabat terdekat, tidak ada yang tahu bahwa mereka sudah berstatus sebagai suami-istri. Runalla setuju dan benar-benar menjaga rahasia itu dari publik. Semua orang beranggapan kalau Runalla masih single.

Runalla tak masalah dengan itu. Dia justru mengatakan, "Tinggal nunggu diciduk doseparch kaya idol-idol Korea terus nanti pada heboh soalnya kita nikah."

Biru juga memblokir nanogram Runalla agar perempuan itu tidak dapat memantau atau mengikuti akunnya. Biru pemalu, tidak ingin istrinya melihat apa yang dia unggah. Runalla tah

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Home   10. Menerima Apa Adanya

    "sometimes your heart needs more time to accept what your mind already knows."- ourmindfullife. *** 16 Mei 2019 Runalla tampak sangat mempesona dalam balutan gaun putih yang tak terlalu terbuka. Rambutnya diurai, ada mahkota bunga yang membuatnya kelihatan makin cantik. Senyum gugup, bahagia, bercampur penuh haru menghiasi bibir ketika bertukar pandang dengan Biru yang sejak tadi menunggu di altar. Biru tak berkedip barang sedetik. Lelaki itu sibuk mengagumi betapa cantiknya manusia yang tengah berdiri di hadapannya—yang akan menjadi sosok istri dalam hidup Biru. Kemudian, resepsi pernikahan itu di mulai. Biru mengucapkan sumpah, yang sukses membuat beberapa orang di sana menitikkan air mata. Mengingat s

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-20
  • Home   11. Orang Sakit Butuh diperhatikan

    trigger warning: abuse. *** 9 Oktober 2019 Hari ini, Runalla jatuh sakit tanpa sebab yang jelas. Mendadak demam tinggi dan seluruh tubuhnya terasa lemas. Biru menghela napas berulang kali ketika mendudukkan diri di sisi ranjang. 'Ternyata dia gini, ya, kalau sakit?' "Mas, jangan kerja. Mau ditemenin," Runalla merengek kesal sembari menahan air mata. Runalla juga menarik-narik ujung kemeja Biru sampai kelihatan kusut. "Mau peluk, mau disuapin, mau dikelonin, mau digendong, mau disayang juga. Mas, jangan kerjaa." 'Semuanya aja kamu sebutin. Manja. Untung lucu.' "Nggak bisa gitu, Runa. A

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-20
  • Home   12. Biru: Kepahitan dalam Hidup

    trigger warning:suicidal ideation and abuse. *** 16.57 Biru pulang ke rumah sesudah menjalani sesi konselingnya. Wajah lelaki itu tampak bengkak, karena sepanjang sesi dia berusaha sekuat menahan tangis saat menceritakan sebagian kejadian yang menyakitinya hingga ke tulang. Di ruang tamu, Biru mendapati Issy, Ida, Mutia, dan Runalla yang tengah bermain ular tangga. Pandang mereka langsung tertuju pada Biru yang berjalan mendekat. Biru menyentuh pundak Mutia, mengajak Kakaknya untuk bicara di kamar tamu. Lelaki itu mengabaikan panggilan Runalla yang nadanya dipenuhi oleh kekhawatiran. "Mas Biru, kenapa—" Blam.

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-22
  • Home   13.

    12 Oktober 2019 Semalam keadaannya cukup kacau. Untuk pertama kali Mas Biru tidur dalam pelukanku setelah makan nasi goreng buatanku yang entah sehancur apa rasanya. Kalau sarapan, biasanya aku hanya menyiapkan roti panggang dengan selai cokelat atau stroberi. Nasi goreng? Bukan levelku, karena cara memasakku juga acak-acakan. Pagi ini, Mas Biru sudah tampak rapi dalam balutan kemeja berwarna biru dongker beserta celana kain hitam. Wajahnya tampak lebih baik dibandingkan kemarin walau sedikit lesu. Di kamar, aku melihat pantulan wajahnya melalui cermin. "Mas?" panggilku kala berjalan mendekat lalu memeluknya dari belakang. Mas Biru tidak menolak dan balik memandangku melalui pantulan cermin.

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-22
  • Home   14. Kejadian di Luar Dugaan

    warning: abuse. *** 15 Oktober 2019 15.15 "MAS BIRU APA?!" Runalla bertanya penuh penekanan ketika sedang berbicara dengan sepupunya melalui telepon. Siapa lagi kalau bukan Echan alias Elang Chandra Purnama. Echan sedang ada di kantin, menunggu kelas Estetika dan Tinjauan Desain yang akan dimulai setengah jam lagi. Makan bakso seorang diri, Echan menyahut ogah-ogahan. ["Lo istrinya tapi masa gatau kalau suami lo punya nanogram?"]

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-26
  • Home   15. Cerita Lama

    15 Oktober 2019 Ternyata dunia memang sesempit ini, ya? Biru sudah meminta pada Mutia untuk mengajak Issy masuk ke dalam mobil terlebih dahulu. Mereka berdiri di dekat tempat parkir. Langit tampak muram; sedikit tidak bersahabat. Hal itu seolah mendukung kecanggungan di antara mereka berdua. Ini adalah kali pertama Biru dan Ersa bertemu di luar rumah sakit. Posisi mereka bukan sebagai 'psikolog-klien', melainkan sebagai dua individu yang bisa memutuskan untuk berteman kapan saja. "Itu ... itu Kakak saya dan anaknya," Biru mengawali pembicaraan dengan suara seraknya. Dia bersuara tanpa menatap Ersa yang tampak cemas bukan main. Kakinya bergerak tak menentu. "Bulan depan Kak Mutia bakal cerai. Hak asuh akan jatuh ke tangannya."

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-27
  • Home   16. Langit dan Bulannya

    24 Oktober 2019 15.46 "Sa, gue masih merasa bersalah ke Runalla. Sampai sekarang aja kita masih di-block. Mungkin juga, dia masih marah ke suaminya. Sekarang mereka gimana, ya? Gue takut rumah tangga mereka kenapa-kenapa ... " Noela memandang langit-langit apartemen dengan sorot menerawang. Ada kepahitan yang tersirat dari sana. Overthinking-nya kambuh. "Gue memang sama sekali nggak pandai bikin kejutan. Gue padahal cuma mau dia semakin senang, karena hari itu merupakan empat bulanan sama Kak Biru." Angkasa membiarkan keheningan mengambil alih selama beberapa detik. Menciptakan sebuah jarak yang nyaris menyebabkan Noela memaki. ["Bukan salah lo. Jangan terlalu dipikirin. Lagi

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-29
  • Home   17. Kebahagiaan-Kesedihan

    25 Oktober 201915.17Aku ingin menghabiskan seluruh waktuku bersama suami, karena ini hari Minggu—hari libur paling ditunggu oleh semua orang di dunia. Mbak Mutia dan Issy juga sedang pergi ke taman bermain, sengaja melarang kami ikut dan mengatakan, "Kalian habiskan waktu aja berduaan. Aku nggak mau ganggu."Aku sudah berencana mengajak Mas Biru untuk nonton bioskop atau sekadar di rumah—cuddle atau ciuman sepanjang hari; mengingat kemarin merupakan hari bersejarah yang akan kuingat seumur hidup. Herannya, ketika tadi kutawari untuk cium, Mas Biru malah salah tingkah sendiri.Mas Biru itu pemalu. Wajahnya sangat merah dan dia menghindari kontak mata. Dia sebisa mungkin menjaga j

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-30

Bab terbaru

  • Home   Bonus: Salam Sayang

    a/n: Anyelir's pov. *** Patah hati pertamaku sudah berlalu dan Mama tidak memperbolehkanku menemui Satya lagi. Aku, Anyelir Pramudita, sekarang lebih dijaga oleh Mama yang mengatakan bahwa tidak mau melihatku menangisi lelaki brengsek. Satya sempat datang ke rumah--Mama tidak memperbolehkanku bicara dan sebagai gantinya Mama yang mengomeli Satya sampai Papa terpaksa menarik Mama masuk ke dalam. Hari ini, Mama baru pulang dari Surabaya setelah mengunjungi satu sahabat baiknya, Tante Noela. Sepengetahuanku, mereka sudah bersahabat sejak Mama duduk di bangku kuliah dan sempat ada konflik walau aku tidak tahu masalah apa yang mereka hadapi. Mama pulang kemudian langsung disambut oleh Papa dengan pelukan hangat. "Runa, capek?" Papaku tersenyum kelewat lebar ketika kembali melihat wajah Mama, setelah tiga hari ditinggal pergi ke Surabaya. Mama menyahut, "Biasa aja, sih. Kamu sama Anye sudah makan? Mau dimasakin apa?" "Terserah, pokoknya bisa dimakan

  • Home   Bonus: Biru dan Anyelir

    6 Januari 2021 Biru mengalami masa-masa sulit setelah kepergian Vivi, anjing kesayangannya. Biru tahu betul bahwa tidak ada yang abadi di dunia ini, tapi dia tidak pernah mempersiapkan diri untuk berpisah dari hewan peliharaan yang setiap hari menemaninya dalam suka maupun duka. Tahu, tidak, alasan mengapa berpisah dari hewan peliharaan bisa 'sedalam' itu? Menurut penelitian, itu disebabkan oleh adanya ikatan yang begitu dekat dengan mereka. Individu yang sudah menyayangi sepenuh hati dan rela memberikan apapun, merasakan kehilangan mendalam akibat setiap hari--secara tidak langsung--berperan sebagai orang tua; yang mengayomi, menghidupi, membahagiakan, dan memberikan afeksi fisik maupun emosi. Apalagi Vivi sudah menemani Biru selama bertahun-tahun lamanya. Vivi baru pergi meninggalkannya di bulan Desember dan Biru masih belum bisa merelakan. Hari-hari Biru semakin berat, karena dia harus bekerja di tengah pandemi dan memastikan keadaan Runal

  • Home   Bonus: Rahasia Semesta

    11 April 2026Biru terkejut bukan main, karena tiba-tiba mendapatkan pesan dari wali kelas Anyelir. Anyelir membuat masalah dan memukul temannya hingga mimisan, katanya. Runalla tidak bisa datang, karena perempuan itu juga sedang diopname di rumah sakit--tipes empat hari lalu."Makanya anaknya tuh dididik yang bener," cecar ibu dari Gio--Riri--anak yang dipukul oleh Anyelir. Riri menatap sinis ke arah Biru yang duduk di samping Anyelir. "Orang tuanya cerai, anaknya jadi berandalan deh. Makanya, jangan cerai."Ruang kepala sekolah memiliki dua sofa hitam panjang saling berhadapan yang ditengahi oleh meja. Ruangan itu kecil. Meja kepala sekolah sejajar lurus dengan meja yang menengahi sofa. Di sana ada kepala sekolah serta guru yang biasanya mengajar di TK.

  • Home   Bonus: Selamat

    21 Desember 2025Sudah hampir seminggu lamanya Anyelir menginap di rumah Biru. Anak perempuannya itu terkadang menanyakan, "Oma sama Opa di mana, Papa? Anye mau ketemu." dan Biru jelas tidak bisa memberi jawaban secara rinci mengenai kepergian orang tuanya. Hubungan mereka sempat membaik walau tak sepenuhnya. Sebelum keluarga ideal yang Biru idamkan menjadi nyata, Tuhan sudah lebih dulu merenggut nyawa Yasa dan Astrid melalui sebuah kecelakaan tabrak lari pada tahun 2022 silam.Biru dan Mutia sama sekali tidak bisa menangis ketika pemakaman diadakan. Mereka menerima ucapan bela sungkawa dari orang terdekat, tapi tahu bahwa mereka pasti juga dibicarakan di belakang. Entah, Biru enggan membahas hal tersebut dan akan membalas, "Oma sama Opa sudah tenang di surga, Anye."D

  • Home   Bonus: The Unseen

    «warning»Btw ini scene yang seharusnya ku publish untuk part 31: Di Luar Ekspektasi, tapi nggak jadi pas itu.***23 Desember 2019Dalam keminiman cahaya ruangan, Runalla tetap bisa melihat wajah suaminya yang tampak begitu tampan. Mata tajam, hidung mancung, pipi yang sedikit berisi, bibir tipis ... ah, suhu mendadak meningkat saat dia mengamati bibir itu lekat. Keheningan menguasai sampai detak jantung mereka bisa saja terdengar layaknya suara jarum jam."Mas, pengen cium." bisiknya penuh pengharapan ketika Biru menyibak rambutnya hati-hati. Penuh sayang, Biru mempersempit jarak sebelum menjemput

  • Home   Epilog

    recommended song: Another by Francis Karrel***7 Oktober 2025"Papa!"Anyelir kecil berlari menghampiri Biru yang sejak tadi sudah menunggu di depan taman kanak-kanak. Anak perempuannya yang kini menginjak lima tahun tampak menggemaskan di balik balutan seragam sekolah berwarna biru laut dan rambut pendeknya juga diurai. Jangan lupakan pipi bulat yang merona akibat cuaca panas di siang hari.Suara hiruk-piruk area sekolah memenuhi telinga. Banyak orang tua berdatangan ke sekolah untuk menjemput buah hati, tapi ada para ibu yang rela menunggu anak dan bercengkrama di kantin taman kanak-kanak. Biru terkadang merasa bahwa para ibu menatapnya ganas seolah bersiap menerkam. Sejujurnya, Anyelir sempat bilang b

  • Home   53. Darimu, Untukku

    "How lucky I am to have something that makes saying goodbye so hard." -A. A. Milne.***7 Oktober 2020Suamiku benar-benar datang menemani dari awal sampai akhir.Sehari sebelum melahirkan, Kak Tias memintaku untuk menginap di rumah sakit agar tidak ada hambatan. Kak Tias juga membantuku menyiapkan tas berisi perlengkapan yang sekiranya nanti kubutuhkan. Bertolak belakang dengan Mama--beliau melarangku menginap dan tetap di rumah saja; mengingat kondisi pandemi masih berlangsung dan takut kalau itu akan membahayakan."Ya terus nanti kalo brojolnya tiba-tiba gimana, Ma?" Kak Tias sempat protes ketika membawa tasku. "Nanti kalau jalanan macet? Belum lagi kalo tiba-tiba ban bocor atau mobilnya mogok di tengah jalan? Masa iya jalan kaki? Mau manggil

  • Home   52. Dariku, Untukmu (3)

    4 Oktober 2020"Runalla, mau Mama temani tidur di kamar?"Aku tidak menolak, karena beberapa minggu belakangan aku sulit sekali terlelap meski sudah minum susu hangat atau makan hingga kenyang. Malam ini Mama tidur di sampingku. Rasanya seperti kembali ke masa kecil, di mana aku masih belum punya kamar sendiri dan masih tidur dalam pelukan Mama."Badannya pegel semua?" tanya Mama lembut saat hampir saja menyentuh kakiku untuk memijatnya. Aku buru-buru mendudukkan diri susah payah sembari menyentuh punggung bawahku. "Ma, nggak perlu dipijat. Aku nggak papa. Badanku nggak papa."Sebelumnya aku telah menerka alasan dari kesulitan tidurku. Mungkin, karena bulan lalu aku baru selesai melakukan sidang cerai ke dua dan sekar

  • Home   51. Dariku, Untukmu (2)

    7 Juli 202017.45Aku menata peralatan kosmetik sesuai tempatnya setelah mematikan kamera. Banyak sekali hal baru yang kucoba--menciptakan konten makeup di luar zona nyaman. Permintaan Mas Biru agar aku tidak menggugurkan kandungan mengakibatkan aku selalu ingin melakukan kesibukan. Apalagi, Mas Biru juga telah memberitahukan pada Papa-Mama sampai aku dimarahi habis-habisan hingga malam menjelang.Kak Tias juga datang ke rumah. Menyempatkan waktu untuk menengok dan melindungiku dari Papa yang hampir memukul kakiku menggunakan sapu lidi."Pa, sudah. Runalla ini lagi hamil," Kak Tias menyembunyikanku di balik punggungnya ketika aku terisak-isak waktu itu. "Nanti kalau terjadi sesuatu yang buruk

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status