"Ah, Kau Antonio, kenapa kau mengagetkan aku? Kau masuk tanpa suara seperti hantu saja, lalu tiba-tiba berbicara keras," sungut Sherly sembari mengelus perutnya yang buncit, ia.benar benar terkejut."Kalian berbicara sedikit berbisik sehingga aku jadi penasaran dengan obrolan kalian. Sebenarnya apa yang sedang kalian bicarakan?""Uhmm, tidak ada. Kami ingin pergi ke suatu tempat, dan aku mengakan aku tak bisa menemani Alice karena perut besarku ini.""Pergi ke suatu tempat?""Uhmm, aku akan ke sebuah desa dimana Bella tinggal. Bella dan aku bertemu dan kami berjanji untuk bertemu di tempat itu.""Bella? Wanita yang selalu menempel dengan Fien? Apa yang dia rencakan kepadamu? Kenapa kau selalu berkutat dengan wanita yang bersama Fien?" sergah Antonio merasa janggal. "Aku merasa khawatir kesialannya juga menempel pada gadis itu. Ayolah, kau tak harus berteman dengan Bella."Alice melihat bagaimana Antonio selalu curiga dengannya kalau sudah ada hubungannya dengan Fien Clark."Aku sudah
Penjaga tersebut terkejut. Ia baru saja mengikat sebelah tangan Bella dengan borgolnya. Ia terkejut karena ternyata Fien Clark mengenali mereka dengan baik sepertinya."Edward, apa yang kau lakukan?" tanya Fien Clark heran. "Kenapa kau memborgol tamuku?""Lihat, kau tak percaya kalau aku adalah adik bos kalian, apakah kau mau dipecat saja?" ujar Bella menakuti Edward."Tuan, maafkan aku.""Ada apa sebenarnya, Alice?""Humm, itu hanya salah faham, Fien. Kami tidak memiliki badge, dan juga wajah kami tidak dikenal, sudah wajar kalau penjagamu merasa curiga dengan kami," terang Alice."Mana bisa, aku sudah menjelaskannya dan bahkan dia sudah menarikku kasar lalu memborgol tanganku seperti ini, ini sangatlah buruk Fien. Dia harus bertanggung jawab membayar kerugianku dengan makan malam, bagaimana?"Alice terkekeh dengan kelakuan Bella. Sepertinya ia sengaja menarik perhatian Edward karena pria itu sangat tampan. Sementara itu Edward mendelik tak percaya. Ia bahkan merasa dibodohi wanita g
Perbincangan semakin serius saat Bella sudah pergi meninggalkan Alice dan juga Fien Clark. Mereka membahas strategi untuk menangkap Grace dan juga Peter yang masih berusaha untuk mencelakai mereka."Kenapa ia harus membunuh Erick meskipun ia tahu itu akan membuatnya dipenjarakan?""Grace adalah anak manja yang selalu mendapatkan seluruh keinginannya. Tapi sebenarnya dia adalah wanita malang yang kesepian. Aku masih punya hati untuk dia menikmati kehidupan normal bersama putranya, berharap dia menyadari kesalahannya. Akan tetapi jiwa pembunuh belum bisa musnah dari dirinya. Ini sudah melewati batas.""Alice, apakah kau mengingatku dan kejadian di atas kapal itu?""Tentu saja, aku ingat semuanya saat ini.""Bagus. Aku baru saja membuat keluarga Grace terkejut karena mayoritas saham perusahaan miliknya telah aku beli. Paman Grace yang bernama Philip selalu menghamburkan uang demi wanita. Jadi mereka telah kehilangan sebagian besar aset mereka.""Fien, kau melakukannya untuk saudaramu, ka
"Hmm, entahlah. Pria seperti apa dia. Kalau dia pria introver, aku tak yakin kau bisa membuatnya menyukaimu, bahkan dia akan cenderung membencimu. Berhati-hatilah, pria semacam itu lebih membuatmu sakit kepala."Bella memicingkan matanya, mengingat sebenarnya pria semacam apa Edward itu. "Aku tak yakin, tapi sepertinya dia sedikit pendiam dan pemarah," gumamnya.##Pagi harinya, Fien Clark dan Alice telah bersiap menuju seorang pengacara kepercayaan Fien Clark. Mereka akan mulai mengusut kembali kejadian yang telah berlalu empat tahun yang lalu. Alice terlihat sedikit cemas, ia takut kehadirannya sama sekali tidak membantu penyelidikan."Apakah kesaksian seorang amnesia akan berguna, Fien?""Lakukan saja semampumu, tak ada yang bisa memaksamu untuk melakukan semua ini. Akan tetapi aku akan membawamu ke suatu tempat dimana pertama kali aku melihatmu."Alice hanya diam dengan apa yang Fien katakan. Tak lama kemudian mereka tiba di suatu tempat pemakaman. Alice melihat ke sekitar tempa
Steve adalah pengacara yang ditunjuk Fien menangani kasus pembunuhan Erick Davis. Ia sengaja melihat Antonio sepintas seolah-olah bukan apa apa. "Ah, tentu tidak. Aku memang sedang menunggu kedatanganmu. Bagaimana kalau kita lanjutkan? Dan sangat kebetulan Tuan Antonio juga hadir."Mata Antonio dan juga Fien Clark beradu, sama sama memancarkan rasa tidak menyukai."Kenapa kalian datang? Aku sudah katakan bahwa aku yang akan mengurus semua ini. Aku melihat kau sangat lembek kepada Grace, apa aku salah?! Bahkan pembunuhan itu dilakukan oleh orang terdekatmu, dan korbannya adalah saudara tirimu sendiri. Aku merasa kau tak sungguhan membela saudaramu."" Antonio, kenapa kau katakan itu? Ini tak benar Antonio?" Alice membela Fien Clark."Ah, gadis bandel sepertimu tak akan mengerti. Apa menurutmu Fien Clark akan menghukum Grace?""Antonio, aku menemukan fakta, bahwa pelaku sebenarnya bukanlah mutlak oleh Grace. Masih ada pelaku lain yang kutemukan dalam kasus ini. Aku yakin kau bahkan tak
Hari yang telah dinantikan telah tiba. Dimana Fien Clark berupaya untuk menegakkan keadilan atas saudara tirinya. Begitu juga Alice yang mulai bisa membaca kisah hidup mereka selama ini meskinya hanya melalui kisah yang diceritakan Fien Clark kepadanya. Ia tak menyesali, meskipun tak bisa teringat sepenuhnya tentang hidup yang dialaminya dahulu. Ia harus merelakan semua itu hilang dalam ingatannya. Setidaknya ada sebagian kisah, penggalan penggalan kisah yang tidak berlalu di dalam hidupnya.Ya, kisah dengan Fien Clark ternyata masih tersisa di dalam memori ingatannya.Kali ini, ia hanya mendengar dan mengikuti jalannya persidangan tanpa bisa banyak membantu. Syukurlah, Fien Clark dan Antonio berusaha keras untuk buktikan kejadian kejadian dengan bukti dan saksi yang sangat mencukupi untuk menjatuhkan hukuman hukuman kepada siapapun yang bersalah dalam kasus pembunuhan Erick Davis, saudara tiri Fien Clark dan juga bukti kejahatan Grace yang berusaha keras mencelakainya sehingga menim
Fien Clark membawa Alice ke rumah pantai bersama Alex putra mereka. Tiupan angin laut pagi itu terasa lembut dan menyegarkan. Tak hentinya Fien Clark membelai rambut Alice dengan cinta."Apa yang membuatmu mencintaiku?" tanya Alice pada Fien."Karena kau adalah Alice Greyson," jawab Fien Clark singkat."Sangat banyak nama Alice Greyson, haruskah kau menyukai semuanya?""Kalaupun sama, mereka tak lupa ingatan sepertimu."Alice makin cemberut."Pasti sangat buruk kejadian masa lalu bersamamu sehingga kau bahagia aku lupakan.""Ayolah, bukan begitu. Aku tak butuh alasan pasti untuk mencintaimu, bagiku kau wanita yang menyebalkan.""Menyebalkan? Benar, aku sangat menyebalkan karena lupa ingatan, jadi kenapa kau harus sejauh ini?"Alice makin cemberut dan kesal."Tahukah kau, Alice. Kau membuat kepalaku pusing karena tak bisa memikirkan hal lain, kau melumpuhkan sendi sendiku saat menghilang begitu saja, terlalu sakit dan menyebalkan karena sangat sulit mencarimu. Sekarang, haruskah wajahmu
"Ya, kau sangat pemarah sebenarnya," celetuk Alice dan meninggalkan Fien Clark menuju rumah pantai. Ia harus tahu apa yang sebenarnya terjadi pada putranya.Di dalam rumah, Alex duduk menghadap begitu banyak mainan yang disiapkan Fien Clark untuknya."Sayang, wajahmu...kenapa jadi ada lipatan lipatan seperti itu? Sepertinya itu tidak baik...," sindir Alice. ia baru saja membilas tubuhnya dengan air hangat dan membalut tubuhnya dengan piyama handuk berwarna putih bersih.Mendengar itu, Alex segera menyentuh wajahnya. Alex ternyata sangat perduli dengan penampilan dirinya. Bahkan ia sangat perduli dengan tatanan rambutnya yang selalu disisir rapi.Alice menatap Alex yang bertingkah seolah memang terjadi sesuatu yang menakutkan di wajahnya."Dimana lipatannya, Mommy. Aku tidak merasakannya?"Alice tersenyum lebar. "Nah, setelah kau berbicara, lipatan itu sepertinya sudah mulai menghilang. Jangan cemberut lagi sehingga membuat wajahmu berkerut permanen," terangnya.Tak lama kemudian Fien