Penjaga tersebut terkejut. Ia baru saja mengikat sebelah tangan Bella dengan borgolnya. Ia terkejut karena ternyata Fien Clark mengenali mereka dengan baik sepertinya."Edward, apa yang kau lakukan?" tanya Fien Clark heran. "Kenapa kau memborgol tamuku?""Lihat, kau tak percaya kalau aku adalah adik bos kalian, apakah kau mau dipecat saja?" ujar Bella menakuti Edward."Tuan, maafkan aku.""Ada apa sebenarnya, Alice?""Humm, itu hanya salah faham, Fien. Kami tidak memiliki badge, dan juga wajah kami tidak dikenal, sudah wajar kalau penjagamu merasa curiga dengan kami," terang Alice."Mana bisa, aku sudah menjelaskannya dan bahkan dia sudah menarikku kasar lalu memborgol tanganku seperti ini, ini sangatlah buruk Fien. Dia harus bertanggung jawab membayar kerugianku dengan makan malam, bagaimana?"Alice terkekeh dengan kelakuan Bella. Sepertinya ia sengaja menarik perhatian Edward karena pria itu sangat tampan. Sementara itu Edward mendelik tak percaya. Ia bahkan merasa dibodohi wanita g
Perbincangan semakin serius saat Bella sudah pergi meninggalkan Alice dan juga Fien Clark. Mereka membahas strategi untuk menangkap Grace dan juga Peter yang masih berusaha untuk mencelakai mereka."Kenapa ia harus membunuh Erick meskipun ia tahu itu akan membuatnya dipenjarakan?""Grace adalah anak manja yang selalu mendapatkan seluruh keinginannya. Tapi sebenarnya dia adalah wanita malang yang kesepian. Aku masih punya hati untuk dia menikmati kehidupan normal bersama putranya, berharap dia menyadari kesalahannya. Akan tetapi jiwa pembunuh belum bisa musnah dari dirinya. Ini sudah melewati batas.""Alice, apakah kau mengingatku dan kejadian di atas kapal itu?""Tentu saja, aku ingat semuanya saat ini.""Bagus. Aku baru saja membuat keluarga Grace terkejut karena mayoritas saham perusahaan miliknya telah aku beli. Paman Grace yang bernama Philip selalu menghamburkan uang demi wanita. Jadi mereka telah kehilangan sebagian besar aset mereka.""Fien, kau melakukannya untuk saudaramu, ka
"Hmm, entahlah. Pria seperti apa dia. Kalau dia pria introver, aku tak yakin kau bisa membuatnya menyukaimu, bahkan dia akan cenderung membencimu. Berhati-hatilah, pria semacam itu lebih membuatmu sakit kepala."Bella memicingkan matanya, mengingat sebenarnya pria semacam apa Edward itu. "Aku tak yakin, tapi sepertinya dia sedikit pendiam dan pemarah," gumamnya.##Pagi harinya, Fien Clark dan Alice telah bersiap menuju seorang pengacara kepercayaan Fien Clark. Mereka akan mulai mengusut kembali kejadian yang telah berlalu empat tahun yang lalu. Alice terlihat sedikit cemas, ia takut kehadirannya sama sekali tidak membantu penyelidikan."Apakah kesaksian seorang amnesia akan berguna, Fien?""Lakukan saja semampumu, tak ada yang bisa memaksamu untuk melakukan semua ini. Akan tetapi aku akan membawamu ke suatu tempat dimana pertama kali aku melihatmu."Alice hanya diam dengan apa yang Fien katakan. Tak lama kemudian mereka tiba di suatu tempat pemakaman. Alice melihat ke sekitar tempa
Steve adalah pengacara yang ditunjuk Fien menangani kasus pembunuhan Erick Davis. Ia sengaja melihat Antonio sepintas seolah-olah bukan apa apa. "Ah, tentu tidak. Aku memang sedang menunggu kedatanganmu. Bagaimana kalau kita lanjutkan? Dan sangat kebetulan Tuan Antonio juga hadir."Mata Antonio dan juga Fien Clark beradu, sama sama memancarkan rasa tidak menyukai."Kenapa kalian datang? Aku sudah katakan bahwa aku yang akan mengurus semua ini. Aku melihat kau sangat lembek kepada Grace, apa aku salah?! Bahkan pembunuhan itu dilakukan oleh orang terdekatmu, dan korbannya adalah saudara tirimu sendiri. Aku merasa kau tak sungguhan membela saudaramu."" Antonio, kenapa kau katakan itu? Ini tak benar Antonio?" Alice membela Fien Clark."Ah, gadis bandel sepertimu tak akan mengerti. Apa menurutmu Fien Clark akan menghukum Grace?""Antonio, aku menemukan fakta, bahwa pelaku sebenarnya bukanlah mutlak oleh Grace. Masih ada pelaku lain yang kutemukan dalam kasus ini. Aku yakin kau bahkan tak
Hari yang telah dinantikan telah tiba. Dimana Fien Clark berupaya untuk menegakkan keadilan atas saudara tirinya. Begitu juga Alice yang mulai bisa membaca kisah hidup mereka selama ini meskinya hanya melalui kisah yang diceritakan Fien Clark kepadanya. Ia tak menyesali, meskipun tak bisa teringat sepenuhnya tentang hidup yang dialaminya dahulu. Ia harus merelakan semua itu hilang dalam ingatannya. Setidaknya ada sebagian kisah, penggalan penggalan kisah yang tidak berlalu di dalam hidupnya.Ya, kisah dengan Fien Clark ternyata masih tersisa di dalam memori ingatannya.Kali ini, ia hanya mendengar dan mengikuti jalannya persidangan tanpa bisa banyak membantu. Syukurlah, Fien Clark dan Antonio berusaha keras untuk buktikan kejadian kejadian dengan bukti dan saksi yang sangat mencukupi untuk menjatuhkan hukuman hukuman kepada siapapun yang bersalah dalam kasus pembunuhan Erick Davis, saudara tiri Fien Clark dan juga bukti kejahatan Grace yang berusaha keras mencelakainya sehingga menim
Fien Clark membawa Alice ke rumah pantai bersama Alex putra mereka. Tiupan angin laut pagi itu terasa lembut dan menyegarkan. Tak hentinya Fien Clark membelai rambut Alice dengan cinta."Apa yang membuatmu mencintaiku?" tanya Alice pada Fien."Karena kau adalah Alice Greyson," jawab Fien Clark singkat."Sangat banyak nama Alice Greyson, haruskah kau menyukai semuanya?""Kalaupun sama, mereka tak lupa ingatan sepertimu."Alice makin cemberut."Pasti sangat buruk kejadian masa lalu bersamamu sehingga kau bahagia aku lupakan.""Ayolah, bukan begitu. Aku tak butuh alasan pasti untuk mencintaimu, bagiku kau wanita yang menyebalkan.""Menyebalkan? Benar, aku sangat menyebalkan karena lupa ingatan, jadi kenapa kau harus sejauh ini?"Alice makin cemberut dan kesal."Tahukah kau, Alice. Kau membuat kepalaku pusing karena tak bisa memikirkan hal lain, kau melumpuhkan sendi sendiku saat menghilang begitu saja, terlalu sakit dan menyebalkan karena sangat sulit mencarimu. Sekarang, haruskah wajahmu
"Ya, kau sangat pemarah sebenarnya," celetuk Alice dan meninggalkan Fien Clark menuju rumah pantai. Ia harus tahu apa yang sebenarnya terjadi pada putranya.Di dalam rumah, Alex duduk menghadap begitu banyak mainan yang disiapkan Fien Clark untuknya."Sayang, wajahmu...kenapa jadi ada lipatan lipatan seperti itu? Sepertinya itu tidak baik...," sindir Alice. ia baru saja membilas tubuhnya dengan air hangat dan membalut tubuhnya dengan piyama handuk berwarna putih bersih.Mendengar itu, Alex segera menyentuh wajahnya. Alex ternyata sangat perduli dengan penampilan dirinya. Bahkan ia sangat perduli dengan tatanan rambutnya yang selalu disisir rapi.Alice menatap Alex yang bertingkah seolah memang terjadi sesuatu yang menakutkan di wajahnya."Dimana lipatannya, Mommy. Aku tidak merasakannya?"Alice tersenyum lebar. "Nah, setelah kau berbicara, lipatan itu sepertinya sudah mulai menghilang. Jangan cemberut lagi sehingga membuat wajahmu berkerut permanen," terangnya.Tak lama kemudian Fien
"Sejak kapan?" sekarang Alice yang keheranan dengan apa yang ia ucapkan. "Aku sungguh mengingat rumah kebun itu milikmu.""Ya, kau mengingat tentang rumah kebun dan itu adalah cerita yang selalu aku katakan ketika dahulu, kau belum menjadi wanita yang kehilangan memori. Tapi sekarang seolah kau mengingat dengan jelas.""Tapi..., aku sungguh mengingat itu... bagaimana bisa...,""Mungkinkah kau juga mengingat yang lainnya?"Alice memijit pelipisnya. Ini cukup aneh, seolah ia mengingat dengan jelas cerita tentang rumah kebun dimana Fien pernah menunjukkannya sekali waktu itu. Rumah tersebut dikelilingi kebun strawberry dan juga kebun apel. Masyarakat di sekitarnya juga ramah dan tidak terlalu berjauhan. Seolah ia tak melupakan tempat tersebut. Sepertinya sebagai memori Alice berangsur pulih."Tapi aku belum mengingat lainnya, atau bisa jadi aku teringat ketika berbicara sesuatu yang berkaitan ya....""Baiklah, tak perlu dipikirkan, dan ide itu cukup bagus.'###Antonio mengangkat Carruse
Fien Clark hanya pasrah kemana Alice dan Alex membawanya. Hingga akhirnya Alex tahu bahwa mereka menuju sebuah arena bermain."Wah, permainan apa yang akan kita mainkan?""Tidak sulit, ini cuma roll coaster, kau pasti akan menyukainya."Fien Clark makin terkejut. ia tak pernah tahu Alice suka dengan yang seperti ini.Sebenarnya Fien Clark tak pernah punya kesempatan untuk melakukan hal semacam itu. Ia bahkan merasa ngeri membayangkan sensasi semacam itu."Alice, bagaimana kalau kalian berdua saja yang melakukannya?""Apakah kau takut?""Ah, bukan begitu.... tapi aku merasa tak punya pengalaman.""Nah, itulah sebabnya kau harus mencobanya.""Daddy, aku percaya Daddy lebih hebat dari paman Erick. Jadi, Daddy harus mencoba. Bagaimana?"Mendapatkan tantangan dari Alex, Fien Clark tak berdaya. Ia terpaksa menuruti kemauan putranya apalagi setelah kejadian burung yang kabur tadi."Oke, tapi kalian harus jamin semua baik baik saja."Alex dan Alice melakukan tepukan toast tanda sepakat. "Ali
"Tapi Alice, balas dendam sangat tidak bagus dalam hidup kita ini. Kita harus selalu memaafkan dan tidak selalu menjadikan kemarahan itu hal yang penting. Dengan begitu hidup kita akan menjadi tenang dan membahagiakan.""Baik, tapi... apakah kita harus jujur dalam sesuatu? Misalnya haruskah kita jujur dalam sebuah kesalahan dan mengakuinya?""Tentu saja? Manusia yang baik adalah yang jujur. Bukankah begitu Alex?""Jadi, kau sungguh tak tahu siapa pria mengumopatku waktu itu?"Fien Clark melebarkan matanya. Ternyata Alice sungguh mengingat semuanya."Ah...itu...," ia mulai menggaruk kepalanya yang tidak gatal."Uhmm, baiklah... aku mengakui bahwa itu adalah aku... maafkan ya...humm?"Alice sangat gemas dengan mimik wajah Fien Clark yang lucu sehingga ia mencubit kedua pipi Fien Clark."Alice, kau pasti sangat sedih waktu itu. Kau kehilangan pria sebaik saudaraku."Alice hanya diam, ia merasa itu hanya samar. Baginya hanya ada Fien Clark saat ini, kesedihan itu sepertinya hilang bersam
Ya, secara diam diam kebetulan Alice sering mengunjungi makam Erick tanpa sepengetahuan Fien Clark. Ia ingin tahu sejauh mana hubungan mereka dulu sehingga ia diam diam mengenang perjalanan ke makam tersebut. nyatanya ia hanya ingat seorang pria yang sering mengintai dirinya di makam tersebut. Ia tahu betul bahwa pria itu adalah Fien Clark. Untuk sebuah alibi, Alice akan mengajak Alex berjalan jalan dan memberi banyak makanan sehingga Alex melupakan masalah berdiam diri di makam dan hanya mengingat senangnya bepergian itu."Mau pergi kemana?" Fien Clark sedikit memiringkan kepalanya."Ayolah Daddy, sesekali kita ke makam paman Erick. Mommy sering membawaku ke sana.""Alice? Adakah penjelasan untukku?""Apa yang harus kujelaskan? Kau bisa ikut jika mau. Toh aku hanya berkunjung dan pergi bersenang senang dengan Alex. Kenapa? Kau cemburu?""Aku? Cemburu? Hah, bagaimana mungkin?"Alice mengulum senyum, ia tahu ekspresi Fien Clark yang masih saja cemburu."Bagus, aku senang pria yang spo
Banyak hal yang dilalui, Peter sedikit bersyukur pada akhirnya keadaan menyatukan mereka.bersama kondisi kejiwaan Grace yang berubah. Ketulusannya membuahkan hasil, sebagaimana Fien Clark yang berhasil mendapatkan wanita yang dicintainya. Di sisi lain Peter juga harus kehilangan sahabatnya Fien Clark karena sebab perbuatan Grace. Akan tetapi ia juga menyadari, bahwa kehidupan memang tak sempurna dan berjalan mulus sesuai keinginan. Ia kehilangan Fien Clark, tapi mendapatkan Grace. Sekarang ia hanya perlu memperbaiki semua sisi yang ia mampu, berharap Grace bisa mencintai sebagai ia mencintainya.Bagi Fien Clark, Peter adalah yang terbaik. Disaat semua membenci karakter Grace, pria itu malah menyukainya. Bahkan rela melakukan apapun."Maafkan Grace, aku tahu dia tak bisa memikirkan hal lain selain mengganggu hidupmu," kata Peter suatu hari saat menemui Fien Clark."Suatu hari nanti, aku berharap kita akan bertemu dalam keadaan melupakan semua dendam dan kesalahan Grace dan juga kesalah
Grace terus mencoba mengerti apa yang Peter ucapkan. Baginya itu terlalu menakutkan jika harus bersama dengan pria yang tidak dicintainya, tapi lihatlah apakah cinta itu begitu penting untuk dibahas lagi sementara ia hanyalah wanita yang butuh dengan superhero seperti Peter?Seorang anak yang seharusnya mendapatkan kasih sayang dan cinta, ia bahkan sedikit canggung dan benci karena itu adalah putra Peter."Kenapa kau sanggup menjalani hal semacam ini? Aku merasa terlalu banyak berhutang kepadamu. Bagaimana aku bisa lepas dari dirimu?""Kalau begitu, jangan pernah mencoba untuk pergi dariku. Aku akan mencari kemanapun kau pergi. Lagipula aku sudah tak perlu merasa khawatir karena semua sudah berakhir. Percayalah, kau justru yang akan merindukan aku, hmm?"Grace tersenyum. Sebenarnya itu mulai bisa dibenarkan."Jangan terlalu percaya diri. Bagaimana kalau ternyata aku benar-benar pergi darimu, kau mungkin juga sudah bosan menderita."Peter menatap tajam Grace, hati kecilnya sebenarnya t
Bukan hal yang aneh lagi, kalau Alice dan Fien Clark cenderung sering berdebat seperti orang bertengkar. Siapapun yang melihatnya akan merasa pasangan ini justru terlalu sering mengumbar kebersamaan."Lihat, kau ini wanita kenapa nggak nurut sama suamimu," begitu kata Fien Clark kalau sudah kalah debat."Ya ampun, apa itu sangat membuatamu senang? Aku menurut tapi menyimpan ketidak sukaan, nggak terima dan benci. Lebih baik aku mengatakan argumentasi, kalah menang memang bukan tujuan." "Begitu?"Fien Clark menyerah, Alice memang sangat pintar berargumentasi dengan sesuatu yang lebih masuk akal.Selain itu, cinta memang telah membuat ia sepenuhnya mempercayai Alice dan sangat ingin membuatnya bahagia. Ia tak ingin menyesal dan kehilangan Alice lagi yang membuatnya menderita."Kau bisa memilih gadis lain yang lebih baik dan cantik dariku seandainya kau tak menemukan aku pada waktu itu," suatu hari mereka berbincang tentang kisah bagaimana Fien Clark berjuang mencari keberadaan Alice."
Hampir saja membuat Barenzki menyesali apa yang terjadi kalau saja bukan karena gadis biasa seperti Sherly, yang selalu membuat Antonio tegar, melupakan Cindy dengan cepat. Ah, Fernandez bahkan berharap Antonio sungguh melupakan Cindy sama sekali.Kabarnya gadis itu telah kehilangan pekerjaannya karena terlalu berani menerima suap dari klien sehingga menghilangkan tanda bukti kejahatan seseorang. Salah satunya adalah kasus pembunuhan Grace dan komplotannya, ia menerima suap dari Wiliam, paman Grace. Pada akhirnya karir Cindy hancur, begitu juga keluarga Grace menerima hasil dari perbuatan mereka masing masing.Antonio akhirnya menyadari bahwa Cindy bukan wanita yang seharusnya dicintai. Bisa saja cinta itu sulit untuk dibuang, akan tetapi seorang pria pasti berharap hidupnya penuh ketenangan dan tidak mau dikhianati.Hal itu lambat lain membuat Antonio akhirnya menerima Sherly yang memang telah lama menyukai Antonio."Daddy, kemana saja, Antonio mencarimu sejak tadi." Tiba tiba Sherl
Tentu saja Alice menggelengkan gelengkan kepalanya dengan tingkah kedua ayahnya tersebut.Mereka hanya meributkan soal apakah Alice akan aktif dalam perusahaan ayahnya atau akan tetap bersama keluarga Fien Clark dengan aktifitas dirinya yang hanya mengurusi rumah tangga."Daddy, perusahaan itu bisa diserahkan kepada Sherly, dia lebih punya latar belakang bekerja, dan aku cuma sekolah rendahan. Tak akan bagus hasilnya sehingga usaha yang kau rintis itu hanya akan hancur di tanganku.""Ah, itu bisa dipelajari sambil bekerja. Kau juga pintar dan punya kemampuan, aku yakin itu.""Tidak, Daddy. Biarkan saja usaha itu dikelola Antonio dan Sherly dan aku hanya dapat hasilnya saja meskipun sedikit. Aku sudah cukup berlebih di sini, dan Antonio juga sudah mapan, Daddy tidak perlu khawatir tentang anak-anak Daddy.""Oh, jadi kau hanya mau terima beres ya? hmm?"Alice tertawa. Ia tahu ayahnya melunak, tak bisa lagi berbuat apa-apa dengan keputusannya."Benar, aku yakin Fien Clark tidak akan setu
Terbayang dalam ingatan, bagaimana ia berusaha dengan keras berbuat adil kepada dua orang anak lelaki yang merupakan putra Jenifer dan juga putranya, mereka dalam tanggung jawabnya sebagai seorang ibu setelah Jenifer pergi dari rumah itu. Akan tetapi berjalan waktu dirinya mulai menyesal karena tak semudah itu menjadi ibu Fien Clark. Bocah itu selalu protes dan memintanya pergi dari rumah. Sifat Fien Clark sangat keras seperti ayahnya, dan karena kerasnya mereka tidak pernah akur samasekali. Adapun putranya, Erick Davis, bocah itu selalu mengalah dalam banyak hal. Seolah-olah mengerti posisi dirinya. Seakan mengerti bahwa ibunya adalah orang yang pantas untuk disalahkan atas perceraian antara Fernandez dengan Jenifer. Mengingat hal itu, hati Nancy sangat terluka. Pada akhirnya putranya justru membenci dirinya, ibunya sendiri. Adapun dengan Fien Clark, saudara tirinya, Erick Davis selalu membela dan menyayangi kakak tirinya meskipun ia diperlakukan dengan sangat menyedihkan.Nancy