Provokasi Anne dan Sherly membuat Grace semakin marah. Bahkan mereka adalah teman sejak lama dibandingkan dengan Alice. Tapi bagaimana bisa kedua temannya itu seakan mengejek dan melecehkan dirinya?
Untuk itulah ia harus menekan Fernandez dan pamannya untuk memberikan bantuan yang maksimal.
Ia juga berpikir bahwa melenyapkan Alice adalah cara yang paling efisien agar gadis itu tidak menghalanginya untuk bersama Fien Clark.
Kini Grace kembali ke paviliun untuk menenangkan dirinya. Ia melihat paviliun masih sepi karena mereka masih berkumpul di tepi pantai.
"Baiklah, besok aku akan memberimu pelajaran teman-teman," lirihnya lalu ia menghempaskan dirinya di tempat tidur.
***Antonio bergegas menemui ayahnya di perusahaan. Ia harus segera mengabarkan hasil tes DNA yang ia peroleh dari mencocokkan sampel ayahnya dan helaian rambut Alice.
"Kau seperti tergesa-gesa, Antonio. Mungkinkah karena berita gembira?"
Antonio masih tersengal-sen
Kalau saja Fien Clark tak menyebutkan terang-terangan rencananya menikahi Alice, mungkin ia tak terlalu terburu-buru untuk menyingkirkan gadis itu. Akan tetapi ini sudah di ambang batas kesabarannya. Bahkan karenanya ia menjadi bahan ledekan dan cemoohan teman-teman wanitanya.Grace terus berjalan di atas kapal tua. Matanya mengawasi setiap sudut ruangan dan ia mendapati kapal itu sangat sepi. Lalu ia mengatakan pada Fien Clark melalui pesan bahwa ada seorang pria yang akan datang menemuinya dan pria itu bernama Antonio.Fien membaca pesan yang dikirimkan Grace kepadanya dan iapun berdecak kesal."Ada apa Fien, kau seperti sedang jengkel," ujar Alice keheranan. Mereka sedang berada di atas dak kapal tua untuk melihat sisi pulau karang dari ketinggian."Apa urusan sepupu Sherly ini mencariku? Sepertinya dia sudah terobsesi denganmu. Tentu saja aku kesal dibuatnya.""Ah, pria tampan itu. Mungkin saja dia hendak memberikan sesuatu untukku, bagai
Alice terlempar bagaikan seekor anak tupai yang tak berdaya. Merasakan dunia tak bertepi yang membuang harapannya jauh ke awang-awang. Apa yang harus ia lakukan pada detik terakhir yang sangat penuh kehampaan. Ia pasrah tanpa bisa berharap. Amarahnya pun hanya sebatas ketakutan."Alice!!" teriakan nyaring wanita yang mendorongnya itu seakan mempercepat tubuhnya terhempas ke lautan. Bahkan benturan di kepalanya itu serasa menyadarkan dirinya bahwa detik ini, kau di tapal batas yang tak pernah terbayangkan.Alice telah kehilangan kesadaran bahkan sebelum benar-benar di dalam air laut yang dingin.*Antonio baru saja tiba di lokasi yang disebutkan di dalam pesan.Ia melongok kesana kemari untuk mencari keberadaan Sherly dan teman-temannya, tapi tak seorangpun yang terlihat di area tersebut. Semenit kemudian Antonio melihat Fien Clark datang mendekat dari suatu arah."Sepertinya anda memiliki urusan penting denganku, Tuan Antonio," kat
"Antonio? Kenapa kau tak menjawabku? Benarkah dia adalah saudaraku?" Sherly memberondong Antonio dengan pertanyaan."Rahasiakan ini Sherly, rahasiakan atau semuanya akan menjadi kacau. Yang terpenting saat ini adalah kita harus menemukan Alice secepatnya. Semoga saja tak terjadi apapun padanya," terangnya.Regu penyelamat telah dikerahkan sangat banyak dan menyebar. Namun tak ada yang bisa menemukan Alice. Bahkan mereka juga menghubungi nelayan sekitarnya barangkali menemukan tubuh seorang gadis yang tenggelam, hanya saja pencarian itu nihil.Hal itu membuat Fien Clark sangat frustasi. Ia menyesal meninggalkan Alice sendirian di atas kapal itu.Di saat itu, Fien Clark hanya bisa menyalahkan dirinya.Hingga sore hari pencarian akhirnya dihentikan karena cuaca buruk di dermaga kapal tersebut. Fien tak bisa memaksa karena mereka para penyelamat telah bekerja sangat maksimal."Fien, aku membawakan sesuatu untukmu," kata Grace dengan membaw
Grace semakin keras menarik rambut Anne saat Anne berhenti mengatakannya."Akhh, sakit Grace, lepaskan!" Anne memohon."Berikan rekaman itu. Aku harus melihatnya.""Ba-baik, tapi lepaskan tanganmu. Ini sangat menyakitkan Grace," Anne meringis kesakitan.Akhirnya Grace melepaskan cengkraman tangannya dan menunggu Anne membuka file tersebut."Ini Grace, hanya ini," Anne menyerahkan ponselnya yang sebenarnya hanya rekaman sepintas. Rekaman yang sebenarnya telah ia hapus total setelah mengirimkan pada Sherly.Grace melihat dengan seksama dan memeriksa file yang lain. Ia merasa lega karena rekaman itu hanya sepintas dan tidak ada apapun yang perlu dikhawatirkan."Baik, aku mengerti. Tapi, jangan lupakan siapa Grace jika kau melakukan sesuatu yang mencoreng nama baikku. Kau selalu mendompleng denganku dalam segala hal, dan aku akan memintamu membayar semuanya jika kau bertingkah. Mengerti?!""Iya, iya Grace, aku mengerti," ujarnya sa
Sang profesor, memeriksa tanda vital Alice dengan seksama. Ia bersyukur gadis itu masih hidup. Kalau saja ia tak berada di lokasi tersebut, ia tak tahu apa yang akan terjadi. Takdir menyelamatkan gadis itu atas kehendak yang Maha Kuasa. Ia juga merasa heran biasanya ia tak akan ke laut kalau perkiraan cuaca mengabarkan akan ada badai, biasa riak gelombang sudah naik sejak siang hari. Tapi karena ia penasaran dengan koloni ubur-ubur spesies terbaru, iapun ingin segera mendapatkannya.Hanya saja bukannya mendapat ubur-ubur yang ia tuju, ia malah mendapatkan gadis belia yang menyedihkan.Beberapa saat kemudian, Alice sedikit menunjukkan pergerakan meski matanya masih tetap terpejam. Mister Archie terus mengawasinya.Dalam dua puluh menit, Alice membuka matanya dan menatap lemah ke arah Mister Archie."Gadis, kau melihatku? Aku adalah Archie," sapa Mister Archie.Alice tak bergeming. Ia masih linglung dan tak sanggup merespon."Baiklah, tidurlah
Seolah seorang anak kecil yang tak mau ditinggal ibunya, Alice terus menahan tubuh Mister Archie erat. Ia terus menatapnya dan tak setuju Mister Archie pergi."Baiklah, aku akan bersamamu untuk beberapa waktu sampai kau percaya pada dokter Jeanne.""Benar, anggap saja hari liburmu. Kau bahkan tak pernah sedikit bersantai, Profesor."Profesor Archie akhirnya menyerah dan mengikuti kemauan Alice untuk tinggal.Beberapa hari pemeriksaan, tak ada perubahan yang berarti pada gadis itu. Dokter Jeanne menjelaskan bahwa amnesia yang dialami Alice cukup berat, dikarenakan efek benturan yang lumayan dan juga shock mental. Mereka tak tahu ada kejadian apa dibalik semua itu."Dokter, tidakkah ada seseorang yang mencariku?" tanya Alice sedih. Ia pastilah orang yang tak penting di keluarga seandainya dia memiliki keluarga. Atau mungkin keluarganya yang telah membuangnya ke laut karena melakukan suatu kesalahan."Itu, kau belum lama mengalaminya, kem
"Grace, apakah kau mendengarku?" tanya Fien saat Grace tak menjawab pertanyaannya. Fien tersenyum licik saat mendapati kegugupan Grace. "Jika kau tak bersedia, maka aku tak tertolong saat ini. Tapi baiklah, ini memang tak menguntungkan untuk kedua belah pihak. Aku juga tak menyukai untuk menikah denganmu, selamat...," Fien baru saja mau mengakhiri pembicaraannya."Baiklah, aku bersedia. Aku akan meminta paman untuk membuatmu ikut mengelola perusahaan itu. Tapi, kau sungguh menikahiku bukan?""Menikah itu soal mudah Grace, tapi ingat, kau tahu aku tak bisa bersikap manis seperti yang kau inginkan," tegas Fien tanpa ragu.Ia segera memutuskan panggilan sebelum Grace berbicara panjang lebar soal hubungan. Ia akan menjalankan misinya sehingga merasa puas.Grace tersenyum gelisah. Ia berjalan mondar-mandir menggenggam ponselnya."Apa kataku Fien, kau pasti membutuhkan dan datang padaku. Cinta? Kita bisa memulainya dari awal. Itu sudah biasa terjadi dan te
"Sherly, apa kau sedang menggodaku? Gadis nakal, kenapa seperti itu, hmm?" Antonio sebenarnya sudah tahu sejak lama kalau Sherly selalu mencari perhatian padanya. Untuk itu dia selalu menekankan bahwa mereka adalah keluarga."Menggoda? Mana mungkin, Antonio," sungutnya kesal dan malu.Antonio tersenyum simpul. Ia tak akan lebih jauh melanjutkan candaan yang bisa membahayakan itu."Kau pasti sedang menjebakku bukan. Awas ya, pasti nanti akan kubalas," iapun merubah topiknya.Selesai makan siang , Antonio bersama Sherly melanjutkan perjalanan ke sebuah rumah sakit. Ia menemui seorang dokter di lobi yang kebetulan sedang beristirahat di sana.Antonio berbicara santai dan menceritakan apa yang sedang mereka alami."Apa tadi kau bilang dia bernama Alice?" kata pria tua itu menanggapi cerita Antonio."Benar Dokter, dia bernama Alice dan berusia sekitar dua puluh tahun," ujarnya."Hmm, kalau begitu, kalian bisa menem