Share

His Dark Side (Jade Wayden Williams)
His Dark Side (Jade Wayden Williams)
Penulis: TheVividRed

Part 1

Penulis: TheVividRed
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Matahari cerah pagi ini menemani langkah seorang wanita menuju sebuah perusahaan manufakturing kenamaan dan terbesar yang bergerak dibidang baja pusat kota New York, Williams Steel.

Ia nampak antusias dalam mempersiapkan dirinya hari ini. Dimulai dari bangun subuh dan merias diri agar terlihat rapi, dan pastinya ia tidak ingin tertinggal oleh jadwal bus yang akan membawanya ke kantor tersebut.

Alicia membuka lemari dan mengerjap sejenak melihat makanan instan yang bertebaran di hadapannya. Tidak ada pilihan lain. Ia menjadikan itu sebagai menu sarapannya pagi ini. Ya, kira-kira seperti itulah jika kau merantau seorang diri jauh dari keluarga.

Senyum keceriaan begitu melekat dibibirnya. Bagaimana tidak! Setelah berbulan-bulan melamar pekerjaan di sana sini dan menanti panggilan interview. Dan selama penantian tak pasti itu pula menjadikan dia sedikit freak.

Ya, setiap kali teleponnya berdering yang ia harapkan adalah panggilan interview dari salah satu perusahaan yang telah ia lamar.

Dan inilah saatnya, ia sampai di depan pintu lobby dengan tingkat kepercayaan diri maksimal dan ia berusaha untuk tidak terlihat gugup.

Dewi fortuna, berpihaklah padaku kali ini.

"Nona Alicia Carter!" Sebuah panggilan terdengar dari ujung tangga yang tak terlalu jauh letaknya dari kursi yang diduduki Alicia saat ini.

Dengan penuh harap dan degup jantung yang tak beraturan ia kini memasuki ruang interview.

"Selamat pagi Nona Alicia," ujar seorang wanita muda diseberang meja dan mempersilahkan Alicia untuk duduk.

"Terima kasih."

Baru saja bokongnya mendarat dikursi, wanita muda itu dengan lembut memperdengarkan suaranya. "Kami sudah meneliti CV dan Riwayat Hidup Anda, dan Anda diterima untuk bekerja diperusahaan ini, untuk hari kerja senin hingga jumat, jam kerja berlangsung dari jam 9 pagi hingga jam 5 sore. Estimasi gaji akan kami berikan sesuai permintaan Anda, diluar itu Anda juga mendapatkan uang makan dan beberapa tunjangan seperti tunjangan lembur, tunjangan transportasi, tunjangan hari raya serta tunjangan kesehatan dan status Anda di sini adalah karyawan kontrak selama 2 tahun dan ini adalah kontrak kerja yang harus Anda tanda tangani, apakah ada yang ingin Anda tanyakan Nona Alicia?"

Alicia menganga tidak percaya apa yang baru saja didengarnya, seperti sebuah mimpi. Setelah menanti dengan jiwa yang gundah gulana, merana dan sangat tersiksa, kini dewi fortuna berpihak padanya.

"Nona Alicia..." suara wanita muda itu membuyarkan lamunannya.

"I . . . iya . . . iya . . . maaf, apakah saya boleh membaca surat kontraknya terlebih dahulu?"

"Silahkan"

Percayalah, saat ini tatapan dan pikiran Alicia sedang tidak sinkron, ia tidak benar-benar membacanya, hanya sekedar formalitas saja agar ia tidak terkesan kampungan. Jauh di dalam lubuk hatinya ia sedang bersorak dan rasanya ia ingin segera keluar dari ruangan ini dan mencari tempat sunyi untuk ia bisa berteriak meluapkan kebahagiaan yang sedang menggerogotinya.

But wait...! Penalti?

Sejenis pembayaran kepada perusahaan jika resign sebelum masa kontrak habis?

Ahh..! Persetan dengan resign, hanya 2 tahun takkan membuatku berkarat di kantor ini, aku akan menahannya apapun itu rintangannya, ini kesempatan emas yang tak boleh kusia-siakan.

Selesai membubuhkan tanda tangan, dengan segera Alicia menyodorkan kembali secarik kertas itu ke hadapan wanita muda seraya memberikan senyuman terbaiknya.

"Baik Nona Alicia, Anda dapat langsung bekerja senin depan, selamat bergabung diperusahaan ini, dan semoga Anda dapat memberikan kontribusi positif di perusahaan ini, bila kinerja Anda memuaskan tidak menutup kemungkinan Anda bisa menjadi karyawan tetap di perusahaan ini."

"Saya akan melakukan dan memberikan yang terbaik bagi perusahaan ini, terima kasih atas kesempatan dan kepercayaannya," ujar Alicia dengan antusias dan menyalami wanita muda itu dengan senyum yang hangat.

•••

Oh, akhirnya, akhirnya... Semoga saja pekerjaan di sini lebih baik dari sebelumnya. Sejak menyelesaikan kuliahnya di Boston, Alicia pindah ke New York mengadu nasib di kota ini, sesuai dengan julukan kota ini the city that never sleeps, 3 tahun pertama Alicia bekerja seperti sapi perah dengan jam kerja yang tak menentu dengan posisi rangkap, begitu menguras energi dan atas desakan Ibunya ia menyerah dan berpindah ke perkantoran kecil sementara waktu, karena dari sekian banyak lamaran yang ia ajukan, hanya kantor inilah yang pertama kali menerima lamarannya.

Namun ia hanya bertahan 8 bulan, ia sungguh muak dengan kelakuan bosnya, Mr. James yang selalu mencari perhatian Alicia, mengajaknya makan malam berdua, makan siang berdua, sarapan pagi berdua, sungguh membuatnya risih. Padahal Mr. James sudah beristri dan memiliki seorang anak. Ini gila!

Bila saja bukan karena ia memerlukan uang untuk keperluan ibunya, sudah lama ia mengundurkan diri dari kantor ini. Setelah kejadian itu ia sempat bekerja di beberapa perusahaan sampai akhir masa kontrak pada tiap-tiap pekerjaannya.

Dan syukurlah, kini Alicia sudah mendapat pekerjaan baru dan dengan gaji yang cukup untuknya dan Ibunya, setidaknya ia dapat merasa sedikit tenang.

Dan ia merasa nyaman sebagai karyawan kontrak sementara ini. Ia ingin mengisi masa mudanya dengan berbagai pengalaman pekerjaan hingga benar-benar mendapatkan pekerjaan yang klik dengan dirinya, untuk dapat memustuskan mengajukan diri sebagai karyawan tetap.

•••

"Semoga kau menikmati pekerjaan barumu ini sayang," jawab sebuah suara dari seberang sana.

"Iya Mom, thank you. Aku akan mulai bekerja senin depan. Oh ya Mommy, mungkin sementara waktu aku tidak bisa sering menjengukmu, karena aku harus menyesuaikan diri terlebih dahulu di tempat kerja baruku, aku belum tahu seperti apa kesibukannya, tapi aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk meluangkan waktu menjengukmu Mom."

"Mommy mengerti sayang, jangan membebankan pikiranmu hanya untuk hal sepele seperti ini, fokus saja dengan pekerjaan barumu, karirmu. Masa depanmu masih panjang sayang, Mommy bisa menjaga diri, kau sudah banyak berkorban untuk Mommy dan rasanya itu sudah lebih dari cukup, sayang."

"Mommy, please! Jangan pernah mengatakan hal sia-sia seperti itu lagi. Ya sudah aku tidak ingin mendengar Mommy berbicara melantur lagi, ini waktunya Mommy tidur. Jangan lupa minum obat Mommy, dan jika Mommy merasa ada yang kurang nyaman dengan tubuh Mommy segera beritahu Aunty Valencia agar ia membawamu ke dokter untuk diperiksa dan jangan lupa satu hal, be happy Mommy!"

"Iya . . . Iya . . . Sayang, kau sudah melebihi dokter Liam saja. Jaga dirimu baik-baik di sana, dan jangan sering makan makanan instan, kau mengerti sayang?"

Alicia terkekeh, "Iya Mommy aku mengerti, jaga dirimu baik-baik juga di sana, I miss you."

"I miss you too, sayang."

•••

Bukan tanpa alasan Alicia bekerja keras membanting tulang dan hidup sehemat mungkin, karena ia ingin sesegera mungkin ibunya menjalani transplantasi ginjal. Usai ia menyelesaikan kuliahnya, dialah yang mengurus semua keperluan Ibunya yang mengalami gagal ginjal akut, mengharuskan ibunya menjalani cuci darah secara berkala.

Alicia meminta ibunya untuk beristirahat di rumah, dan menggantikan posisinya mencari nafkah untuk kelangsungan hidup mereka. Karena kondisi ibunya yang memerlukan banyak istirahat. Dahulu ia membantu ibunyadengan membiayai kuliah sendiri sebagai seorang pekerja part time, dan sekarang ia seorang pekerja full time dan benar-benar bisa menafkahi dirinya dan juga ibunya.

Syukurlah ada Aunty Valencia, tetangganya sedari Alicia kecil, yang bersedia mengurus ibunya. Sementara Alicia bekerja di kota ini, New York. Mereka bertempat tinggal di Boston. Jarak membuat dirinya sering menahan rindu kepada ibunya.

•••

Keesokannya, Alicia bersiap-siap berkunjung ke rumah Chae-Ry, sahabatnya. Ia membawa beberapa macam sayur untuk ia olah menjadi creamy soup.

Cuaca pagi yang cukup terik, membuat Alicia sedikit berkeringat. Ia menghempaskan bokongnya di sofa untuk melepas lelah sesaat. Suasana rumah nampak lengang. Chae-Ry dan suaminya sudah berangkat kerja.

"Alice, kau sudah sampai?"

"Yes, Sister! Aku sedang menyiapkan sup untuk adik iparmu yang manja itu." Alicia mengapit ponselnya pada sisi kepala dan bahu, sedang tangannya dengan cekatan memotong dan merebus sayur dan bahan campuran sup.

"Kurasa dia akan segera membaik hari ini setelah makan sup buatanmu."

Terdengar tawa renyah Chae-Ry dari seberang sana.

"Semoga! Agar aku tidak perlu sering-sering memasak untuknya."

"Baiklah, kuserahkan dia padamu Alice. Katakan padanya untuk makan yang banyak. Dia hanya menurut padamu. Ada pekerjaan yang harus kuselesaikan di Cafe, aku akan segera kembali. Maaf merepotkanmu."

Setelah memutuskan sambungan telepon. Alicia bergegas menyiapkan creamy soup hasil racikannya yang entah kenapa sangat disukai oleh Anthony. Ia menghampiri Anthony di kamar ruang tamu. Anthony Franklin, seorang pemuja rahasia? Bukan! Dia pemuja blak-blakkan Alicia.

Alicia melihat Anthony yang masih tertidur pulas, meringkuk di atas ranjang. Sakit lambung yang dideritanya membuat penampilannya terlihat sedikit kacau. Namun, tak mengusik ketampanannya yang dimilikinya.

"Hei, pria manja bangunlah! Aku membuatkan sup untukmu." Alicia membuka tirai jendela. Silau cahaya yang menembus masuk membuat Anthony mengerjap dan memalingkan wajah.

"Begitu caramu membangunkan pangeranmu? Seharusnya kau memberikan ciuman untuk membangunkanku." Gerutu Anthony yang menguap dan merentangkan tangan meregangkan otot-ototnya.

Begitu banyak wanita yang memuja tubuh atletis dan wajah rupawan Anthony, tapi tidak untuk Alicia. Bahkan penampilan shirtless yang menampakkan pahatan otot-otot yang terbentuk sempurna tak membuat Alicia mendelik sama sekali. Dan Anthony tidak menyukai hal itu!

"Pangeran? Kau bahkan tidak bisa menjaga dirimu sendiri! Bagaimana kau mau menjaga permaisuri dan seisi istana, huh?" Alicia membersihkan meja yang nampak berserakkan oleh beberapa majalah otomotif milik Anthony. Pria manja itu sangat menyukai bidang otomotif.

"Apakah tangan berototmu itu tidak kuat untuk memegang sendok sup, hemm?" sindir Alicia yang sedang menyuapi bayi besar di hadapannya. Anthony yang terus merengek untuk disuapi benar- benar membuatnya kesal.

"Aku hanya akan sembuh bila makan soup buatanmu dan disuapi olehmu."

"It doesn't make any sense!"

"Dengarkan aku! Hormon Endorfin adalah penghilang stress dan pereda rasa sakit alami yang kau bisa dapatkan bila seseorang yang spesial merawatmu dengan penuh cinta kasih." Anthony mengerling nakal dan mencubit kedua pipi Alicia.

"Really?" Alicia memicingkan mata. Ia bangkit dari hadapan Anthony dan membawa tumpukan majalah otomotif kesayangan pria itu.

"Ini sesuatu yang juga sangat kau cintai bukan? Kau diam-diam menyembunyikan majalah otomotif ini sekalipun Ayahmu melarang keras. Majalah yang kau cintai ini akan menemanimu. Aku akan pergi membersihkan bekas dapur yang kupakai."

Alicia melenggang dan tersenyum menang, meninggalkan Anthony yang terus berteriak tidak menerima perlakuan Alicia. Pria manja itu harus diberi pelajaran!

🍋🍋🍋🍋

Tbc

Bab terkait

  • His Dark Side (Jade Wayden Williams)   Part 2

    --------------Tok tok tok"Masuklah. Dengan Nona Alicia Carter?""Iya Mrs. ...?""Kau bisa memanggilku Meghan, mari ikut denganku, aku akan menunjukkan letak meja kerjamu dan menjabarkan sedikit tentang pekerjaanmu."Alicia menyusuri lorong menuju lift mengikuti Meghan, semakin diperhatikan kantor ini terbilang cukup megah dalam balutan minimalis dan pastinya nyaman. Mungkin pemiliknya tidak menyukai motif rumit atau bercorak. Terbukti dari interiornya yang sederhana. Hanya bermotif kayu dan beberapa kaca menjulang tinggi menghiasi tembok sepanjang lorong.Ting"Kau tunggu di sini sebentar Nona Carter, aku akan memberikan dokumen kepada Mr. Williams, aku segera kembali.""Baiklah Meghan, dan kau panggil saja aku Alicia.""Okay Alicia." Ucap Meghan sambil berlalu dari hadapan Alicia menuju sebuah ruangan yang tertutup oleh pintu kayu yang lebar dan tinggi.Sekilas saat Meghan membuka pintu kayu itu, Alicia melihat samar sesosok pria paruh baya berpenampilan rapi dengan senyum menawan

  • His Dark Side (Jade Wayden Williams)   Part 3

    3 bulan kemudian...Cahaya matahari pagi bersinar terang memantulkan kilaunya ke jendela kamar seolah mengetuk untuk membangunkan sang penghuni yang masih terlelap. Alicia mulai mengerjapkan mata dan melompat kaget melihat jarum jam menunjukkan pukul 08.10 menit. "I'm late!" teriaknya ketika melompat turun dari ranjang single bednya. Gosh, look at the time! Bagaimana bisa aku tidur seperti kerbau?Alicia memberhentikan Taxi yang ditumpanginya di Coffee Shop yang terletak tidak jauh dari kantornya untuk menjemput sesuatu. Ya, menjemput sesuatu bukan seseorang."Hai Amber, pesananku!" ujar Alicia tergesa-gesa kepada salah satu waitress di sana."Hei, ada apa denganmu? Kau habis dikejar Blacky? Atau dikejar pria tampan?" tanya Amber seraya meraih satu cup lemon hangat dengan taburan daun mint di atasnya."Aku tidak akan lari jika dikejar keduanya, lari dari Blacky maka aku digigit, lari dari pria tampan maka aku rugi." Jawab Alicia asal sambil menyesap lemon hangat favoritnya.Coffee Sh

  • His Dark Side (Jade Wayden Williams)   Part 4

    Dengan tangan yang agak gemetar Alicia mengetuk pintu itu dan terdengar suara dari dalam, "Masuk.""Duduklah.""Terima kasih." Alicia hanya menunduk dan meremas jemarinya berusaha setenang mungkin mengontrol dirinya atas keputusan yang akan segera ia dengar.Namun tiba-tiba ia merasakan langkah kaki Jade semakin mendekat duduk tepat di samping kanannya. Ia terperanjat saat Jade menggerakkan tangannya menyentuh lututnya dan mengoleskan sesuatu sejenis cream di lutut memarnya. Alicia sontak berdiri dan mundur selangkah."Jangan takut. I won't hurt you. Aku hanya ingin mengoleskan obat ini di lutut memarmu." Ujar Jade yang juga terkejut melihat pergerakan Alicia."Aa...kuu... bisa melakukannya sendiri, Mr. Williams." Alicia kembali duduk dan ia memilih untuk duduk di ujung sofa.Jade tersenyum, kekakuan Alicia menjadi pemandangan lucu di matanya. "Ada keperluan apa Mr. Williams mencariku?" Tanya Alicia dengan gugup, ia merasakan detak jantung yang semakin tak beraturan disaat ia mulai b

  • His Dark Side (Jade Wayden Williams)   Part 5

    To: Amber (Coffee Shop)Amber, jangan siapkan aku lemon hangat pagi ini, karena aku ada urusan kantor. Thanks. Alicia melanjutkan dirinya bersiap-siap setelah mengirim pesan kepada Amber. Pagi ini ia akan berangkat sedikit lebih awal karena harus menemani Dazzlene bertemu dengan Supplier untuk pengecekan barang dan sebelumnya ia harus mampir ke kantor untuk absen terlebih dahulu.Alicia bersyukur teman-teman di tim Purchasing adalah orang-orang yang menyenangkan. Terutama Meghan dan Dazzlene yang terbilang cukup dekat dengannya semenjak ia berada di sana.Meghan yang tampaknya dingin dan jarang bicara nyatanya adalah seseorang yang keibuan dan perhatian kepada bawahannya. Mungkin perilaku itu didominasi oleh posisinya sebagai Manager Purchasing untuk selalu menjaga wibawa dan attitude. However, dia tetap menjadi Manager favorit bawahannya. Dan Dazzlene, seseorang yang easy going, memiliki banyak kesamaan hobi dengannya. Terkadang begitu cerewet namun memiliki hati yang tulus dalam p

  • His Dark Side (Jade Wayden Williams)   Part 6

    Alicia bergeming memikirkan nasibnya menjadi karyawan dari Boss yang diktator, hobi menguntit, kepo dan otoriter.Untung saja kontraknya hanya dua tahun, kalau lebih dari itu mungkin aku akan benar-benar berkarat di perusahaan ini."Sudah kukatakan, kau menjadi tanggung jawabku sampai kakimu sembuh, jadi aku menyuruh orangku untuk mengikutimu, memastikan keselamatanmu, dan apa yang kau lakukan di dalam sana?" tanya Jade mengunci tatapan terkejut Alicia."Mr. Williams, maafkan aku, aku tidak berusaha membohongimu, tapi tolong jangan menatapku seperti itu, aku ... akan menjelaskannya." Raut wajah memelas dan takut Alicia meredakan sedikit emosi Jade, terlihat dari Jade yang menghela napas mendengar jawaban Alicia."Alicia, jangan takut padaku. Aku hanya ingin memastikan kau baik-baik saja, okay?" suara Jade saat ini terdengar melembut. Bukannya ia tidak tahu apa yang Alicia lakukan. Namun Jade murka ketika mendapat laporan bahwa Alicia masuk ke dalam sebuah wisma yang menjadi tempat pro

  • His Dark Side (Jade Wayden Williams)   Part 7

    Alicia memijit kedua pelipisnya, terlihat gusar. Ia sedang menanti lift untuk menuju ruang kerjanya. Dan tiba-tiba saja ia terperanjat dengan sebuah tepukan lembut di bahunya. Anna Hillenburg, HRD baru yang telah beberapa bulan bekerja di perusahaan ini. Kedekatan dirinya kepada Anna terbilang cukup cepat karena sifat Anna yang dewasa dan lembut membuat Alicia nyaman berteman dengannya. Entah bagaimana menjelaskannya, namun pernahkah kau mengalami sebuah pertemanan singkat yang menjadi akrab saat 'frekuensi' kalian berada dalam satu gelombang yang sama?Tak jarang Dazzlene dan Alicia sering diajak Anna untuk mampir ke Apartemen tempat ia tinggal yang terbilang cukup mewah. Membuat Alicia salut akan sosok seorang Anna. Yang walaupun memiliki harta melimpah tapi masih mau bekerja sebagai seorang karyawan bahkan menjalin persahabatan tanpa memandang status dan sosial. "Alice, are you okay?""Hai Anna, aku hanya sedikit pusing." jawab Alicia tersenyum."Apa kau mau izin pulang untuk is

  • His Dark Side (Jade Wayden Williams)   Part 8

    Setelah selesai memakaikan sepatu, Jade mengusap lembut lutut kanan Alicia dan menatap wajahnya. "Jangan membuatnya terluka lagi, atau kau akan bertemu dengan empat macam sayur itu siang dan malam." Ucap Jade dengan seringainya.Mendengar penuturan Jade, Alicia tak kuasa menahan tawanya. Ia menggigit bibir bawahnya sehingga ia hanya mengeluarkan sedikit suara tawa yang ia tahan.Jade beranjak dari posisinya dan mengambil tempat duduk di sebelah Alicia. Ia menggenggam tangan Alicia. Dan dikesempatan inilah Alicia mengumpulkan keberaniannya mencari sebuah petunjuk dalam manik mata abu-abu itu."Alicia, aku memiliki dua permintaan padamu. Pertama, berhentilah memanggilku Mr. Williams, aku ingin kau memanggil namaku dan yang kedua, aku ingin kau makan malam denganku nanti. Kau tidak keberatan bukan? I promise, just a dinner, please?" tanya Jade seraya mengelus lembut punggung tangan Alicia dengan ibu jarinya."Untuk yang pertama aku tidak bisa melakukannya dan untuk yang kedua aku akan me

  • His Dark Side (Jade Wayden Williams)   Part 9

    Pendar cahaya lampu di kota yang tak pernah tidur ini menampakkan kesemarakannya, terutama pada malam hari. Di mana kebanyakan orang telah menghentikan aktifitas hariannya dan berkumpul dengan orang-orang terkasih untuk melepaskan penat dan kejenuhan hari ini.Alicia mengabaikan manusia di sebelahnya dengan menikmati alunan musik klasik Johann Pachelbel - Canon In D yang mengalun lembut di dalam mobil Jade, menghangatkan suasana yang dingin di malam hari ini.Namun tiba-tiba saja Alicia merasakan sentuhan lembut pada tangan kanannya dan tangan itu kian menghangat. Jemari kokoh Jade yang bertaut menyelusup setiap celah pada jemari Alicia. Tanpa harus mencari tahu penyebabnya Alicia sudah dapat menebak, bahwa tangan Jade sedang menggenggam erat jemarinya. Alicia berusaha meloloskan jemarinya dari genggaman itu, namun usahanya sia-sia. Genggaman Jade semakin erat di tangannya. Alicia bergeming, enggan menatap pria di sampingnya. Ia terus menikmati alunan musik klasik itu dan terus meni

Bab terbaru

  • His Dark Side (Jade Wayden Williams)   Part 49

    Matahari kian naik dengan panas teriknya. Angin yang sesekali menerpa tubuh lemah Alicia menemaninya yang sedang duduk menangis tergugu. Tak banyak kata yang terucap sedari awal ia menginjakkan kaki di hadapan makam Anna selain ucapan maaf dan rindu.Dua jam berlalu begitu saja dalam keheningan saat Alicia tak dapat lagi mengutarakan isi hatinya, karena yamg tersisa hanyalah penyesalan. Tak seharusnya ia menunggu dan menunggu kelembutan hati Jade untuk dapat membebaskan Anna. Seharusnya ia lebih memaksa, seharusnya ia lebih histeris meneriaki Jade untuk melepaskan Anna dari hukuman itu, seharusnya ia lebih berani dan agresif dalam meminta Jade melepaskan Anna bagaimanapun caranya! Namun... semua sudah terlambat...Beberapa saat berlalu, Alicia pun menyerah kepada Jordan yang bersikeras mengajaknya pergi untuk mengisi perut. Jordan mengatakan ia telah menulis karangan bebas sedari pagi dalam membalas pesan Tuannya yang memastikan bahwa Alicia sudah makan tepat waktu. Baiklah, Alicia t

  • His Dark Side (Jade Wayden Williams)   Part 48

    "Nyonya... Nyonya... Nyonya... kau baik-baik saja?" tanya Jordan dengan nada khawatir. Ia mendapatkan Nyonyanya terduduk diam seperti seorang ketakutan sambil memejamkan mata.Alicia yang berjingkat kaget segera membuka mata dan kembali menyeka keringat yang membasahi kening dengan ujung blazernya. Dengan langkah kaki perlahan ia mengikuti langkah kaki Jordan. Ia meremas sisi blazernya ketika suara histeris yang sesekali menggelegar semakin terdengar jelas, begitu pilu dan menyayat hati. Entah apa yang sebenarnya terjadi dengan pasien-pasien itu.Alicia kini menuruni sebuah tangga yang tampak remang dari pencahayaan lampu usang yang sudah lama. Tembok yang cukup tebal meredupkan suara-suara bising dari lantai atas, yang akan kau dengarkan di tempat ini hanyalah suara derap langkah dan nafasmu."Nyonya, maaf, aku lupa membawakan senter, apakah kau mau mengikutku naik atau...""Aku akan tunggu di sini!" Sela Alicia dengan mengabaikan Jordan dan meraih handle pintu. Jordan segera berlari

  • His Dark Side (Jade Wayden Williams)   Part 47

    "Morning, Baby..." ucap Jade saat menuruni tangga dengan pakaian tidurnya. Ia memeluk Alicia erat serta mengecup puncak kepala istrinya. Ia mengeryitkan dahi sesaat melihat Alicia yang sudah rapi dengan nuansa hitam tampak elegant serta wangi."Sepertinya kau sangat antusias berpergian hari ini, where are you going by the way?" tanya Jade sambil menyesap sisa lemon hangat yang baru saja diletakkan Alicia di atas meja. Jade kembali meraih punggung Alicia dan melingkarkan lengan kekarnya di dada Alicia dan memeluknya erat, ia semakin candu dengan wangi tubuh sang istri. "Ahh... been a while..." Gumam Jade dalam hati. Ia menyandarkan wajahnya pada sisi kepala Alicia dan mengecupnya. "Kau tidak ingin menjawabku, hemm? Kau sudah sarapan? Kau tidak boleh berangkat dengan perut kosong, duduklah aku akan menyiapkan buah potong untukmu." "Tidak perlu, aku akan sarapan di luar." Jawab Alicia cepat seraya memutar tubuhnya menghadap Jade. Sial! Ia merutuk dirinya yang seketika menjadi canggung

  • His Dark Side (Jade Wayden Williams)   Part 46

    Alicia menghela napas kasar usai mendengar konfirmasi yang diceritakan sekilas oleh Jordan. Pendar cahaya jalanan tampak buram dalam tatapannya saat ia melemparkan pandangan ke luar jendela kaca mobil. Ia menyeka sudut matanya dengan jemari tak kuasa menahan haru.Jordan mengatakan bahwa Anna telah dikubur dengan layak disuatu tempat. Jordan bahkan memperlihatkan beberapa foto Anna sebelum penutupan peti dan ya... selain wajah pucat karena kekurangan darah, Anna tetap cantik pada pandangan Alicia.Sesaat kemudian, tangis Alicia pecah ketika Jordan kembali melajukan mobil setelah lampu lalu lintas menjadi hijau. Ia melihat sebuah video yang memperlihatkan Anna tewas terkulai di ranjang dengan beberapa sayatan di pergelangan tangannya. Ia terhenyak oleh apa yang ia saksikan pada video yang baru saja diputar.CittttttSuara ban mobil berdecit seketika saat Jordan mendengar suara Nyonyanya yang sedang terisak. Jordan segera menghentikan laju mobil pada pinggir trotoar. "Maaf Nyonya, sehar

  • His Dark Side (Jade Wayden Williams)   Part 45

    Grandma yang bersikeras meminta Alicia dan Jade pulang akhirnya tiba di Penthouse. Keduanya terlihat lelah dengan raut wajah yang tak dapat dibaca. Bersama keheningan malam mereka menapaki tangga menuju kamar... masing-masing."Jangan pernah melakukan hal kekanak-kanakkan seperti ini lagi! Tidak semua hal dapat kau ceritakan kepada orang tua tanpa mempertimbangkan akibatnya!" Ucap Jade menghentikan langkah Alicia.Alicia mendengus tawa dan berbalik menatap Jade. "Kekanak-kanakkan? Lalu bagaimana denganmu? Bukankah semua ini tidak terjadi jika kau tidak memelihara dendam gilamu itu? Kau pikir dengan mengurung Anna di rumah sakit jiwa dalam kamar gelap adalah perbuatan dewasa? Sepertinya kau sangat puas sekarang, karena dendammu sudah terbalaskan oleh kematiannya!"Rahang tegas itu mengetat dan lengan kekar itu tampak mengepal kuat dalam kegelapan. Jade mencekal kepergian Alicia dengan menarik tangannya."Ikut aku!" Alicia berjalan dan setengah berlari mengikuti langkah lebar Jade menu

  • His Dark Side (Jade Wayden Williams)   Part 44

    Jade meremas kertas yang mendatangkan malapetaka untuknya dengan penuh amarah dan melemparkannya ke tong sampah. Ia berjalan menuju ruangan gym dan melayangkan tinjunya berulang kali pada punchbag, berniat mengalihkan pikiran kacaunya. Peluh yang membasahi sekujur tubuhnya tak cukup untuk menenangkannya. Berbagai olahraga berat satu persatu ia lakukan, tak kunjung meredakan pikiran yang begitu berkecamuk.Pukul dua dini hari, Alicia masih terjaga dalam kesedihan mendalam, menyendiri dalam keheningan di kamar. Bagaimana sekarang? Ia berpikir keras atas langkah yang harus ia ambil saat ini.Tidak! Mommy selalu berpesan padanya untuk tidak mengambil keputusan apapun disaat emosi menguasai diri, karena keputusan itu selalu cenderung salah! Dengan susah payah ia memaksakan diri untuk dapat terlelap.Malam yang berat baru saja berlalu, Alicia mengusap mata sembabnya. Akhirnya, kegelapan malam telah undur dari langit kota New York berganti sinar mentari cerah dan indah, tapi tidak dengan ha

  • His Dark Side (Jade Wayden Williams)   Part 43

    Tangis Alicia pecah ketika mendengar penuturan Jade, bahwa... Mommy baru saja menghembuskan napas terakhirnya dua jam yang lalu. Marah? Tentu saja! Namun, tubuhnya tak cukup kuat lagi untuk mengamuk kepada Jade, bahkan sisa tenaga akibat shock tak cukup kuat untuk menopang tubuhnya saat ini.Kini ia duduk di samping tubuh Mommy yang terbujur kaku di ruangan yang dingin, sedingin jemari Mommy yang ia pegang erat saat ini. Sesekali ia mengguncang-guncang tubuh Mommy dan berteriak memanggil Mommy. Pemandangan yang sangat menyayat hati siapapun yang melihatnya."Mommy, jangan tinggalkan aku seperti ini! Aku tidak memiliki siapapun selain Mommy! Bangunlah... bangunlah, aku mohon bangunlah...!" Alicia kembali mengguncang tubuh Mommy dengan derai air mata yang membanjiri pipinya, mengabaikan Jade yang sedari tadi berupaya menenangkannya.Ia hanyut dalam tangis tergugu dan sesekali meracau dalam sisa kesadarannya, hingga semuanya terasa... gelap dan terdengar suara seorang pria yang meneriakk

  • His Dark Side (Jade Wayden Williams)   Part 42

    Gemerlap dan semarak kota New York empat hari ini menyisakan sebuah ruang keheningan disuatu tempat. Dimana tak sedikitpun sukacita dan kenikmatan dapat menyentuhnya. Alicia menatap nanar pemandangan di hadapannya.Sudah empat hari Mommy dirujuk ke rumah sakit New York atas perintah Jade dan ditangani oleh tim medis terbaik, sesuai referensi yang diberikan oleh dokter Liam. Kondisi Mommy yang kian menurun membuat Alicia sangat khawatir. Pikiran buruk berkecamuk di dalam benaknya. Mommy yang hanya bangun sesekali dalam sehari dan lebih banyak menghabiskan waktu untuk tidur karena pengaruh obat dengan dosis tinggi, selalu menutup percakapan pelan dan lemahnya dengan meminta agar Alicia membawa Anna datang menemuinya.Dan dengan alasan yang sama pula Alicia menjawab Mommy, bahwa Anna sedang memiliki urusan yang tidak bisa ditinggalkan saat ini. Alicia telah berupaya untuk memohon kepada Jade, namun Jade tetap kepada pendiriannya dengan mengeraskan hati untuk tidak membiarkan Anna menemu

  • His Dark Side (Jade Wayden Williams)   Part 41

    Jade membekap mulut Alicia dengan tangannya dari belakang dan merengkuhnya erat."Tunjukkan padaku, jurus apa yang akan kau lakukan bila berada dalam situasi ini, huh?" Alicia bergumam kesal di dalam hatinya. Jade benar-benar membuatnya kesal bermain-main dalam kegelapan seperti ini. Baiklah, sepertinya Alicia harus memberinya sedikit pelajaran.Alicia membuka mulutnya dan menggigit jemari Jade dengan sekuat tenaga, ia menyikut perut Jade dan melepaskan diri dengan gerakan cepat kala pria itu meringis kesakitan oleh gigitannya, kemudian melompati meja di hadapannya dan kini posisi mereka saling berseberangan."Stop!" seru Alicia saat Jade hendak melompati meja dan mendekatinya. Namun seruannya diabaikan Jade yang sekarang menindihnya di atas sofa dan mengunci pergerakannya."Aku akan membantu Mommy untuk menghukum kenakalan masa lalumu, agar kau tidak akan pernah berani melakukannya lagi sama sekali pada masa ini.""Itu hanya masa lalu, aku berjanji tidak akan pernah melakukannya lag

DMCA.com Protection Status