Share

Part 6

Author: TheVividRed
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Alicia bergeming memikirkan nasibnya menjadi karyawan dari Boss yang diktator, hobi menguntit, kepo dan otoriter.

Untung saja kontraknya hanya dua tahun, kalau lebih dari itu mungkin aku akan benar-benar berkarat di perusahaan ini.

"Sudah kukatakan, kau menjadi tanggung jawabku sampai kakimu sembuh, jadi aku menyuruh orangku untuk mengikutimu, memastikan keselamatanmu, dan apa yang kau lakukan di dalam sana?" tanya Jade mengunci tatapan terkejut Alicia.

"Mr. Williams, maafkan aku, aku tidak berusaha membohongimu, tapi tolong jangan menatapku seperti itu, aku ... akan menjelaskannya." Raut wajah memelas dan takut Alicia meredakan sedikit emosi Jade, terlihat dari Jade yang menghela napas mendengar jawaban Alicia.

"Alicia, jangan takut padaku. Aku hanya ingin memastikan kau baik-baik saja, okay?" suara Jade saat ini terdengar melembut.

Bukannya ia tidak tahu apa yang Alicia lakukan. Namun Jade murka ketika mendapat laporan bahwa Alicia masuk ke dalam sebuah wisma yang menjadi tempat pro
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • His Dark Side (Jade Wayden Williams)   Part 7

    Alicia memijit kedua pelipisnya, terlihat gusar. Ia sedang menanti lift untuk menuju ruang kerjanya. Dan tiba-tiba saja ia terperanjat dengan sebuah tepukan lembut di bahunya. Anna Hillenburg, HRD baru yang telah beberapa bulan bekerja di perusahaan ini. Kedekatan dirinya kepada Anna terbilang cukup cepat karena sifat Anna yang dewasa dan lembut membuat Alicia nyaman berteman dengannya. Entah bagaimana menjelaskannya, namun pernahkah kau mengalami sebuah pertemanan singkat yang menjadi akrab saat 'frekuensi' kalian berada dalam satu gelombang yang sama?Tak jarang Dazzlene dan Alicia sering diajak Anna untuk mampir ke Apartemen tempat ia tinggal yang terbilang cukup mewah. Membuat Alicia salut akan sosok seorang Anna. Yang walaupun memiliki harta melimpah tapi masih mau bekerja sebagai seorang karyawan bahkan menjalin persahabatan tanpa memandang status dan sosial. "Alice, are you okay?""Hai Anna, aku hanya sedikit pusing." jawab Alicia tersenyum."Apa kau mau izin pulang untuk is

  • His Dark Side (Jade Wayden Williams)   Part 8

    Setelah selesai memakaikan sepatu, Jade mengusap lembut lutut kanan Alicia dan menatap wajahnya. "Jangan membuatnya terluka lagi, atau kau akan bertemu dengan empat macam sayur itu siang dan malam." Ucap Jade dengan seringainya.Mendengar penuturan Jade, Alicia tak kuasa menahan tawanya. Ia menggigit bibir bawahnya sehingga ia hanya mengeluarkan sedikit suara tawa yang ia tahan.Jade beranjak dari posisinya dan mengambil tempat duduk di sebelah Alicia. Ia menggenggam tangan Alicia. Dan dikesempatan inilah Alicia mengumpulkan keberaniannya mencari sebuah petunjuk dalam manik mata abu-abu itu."Alicia, aku memiliki dua permintaan padamu. Pertama, berhentilah memanggilku Mr. Williams, aku ingin kau memanggil namaku dan yang kedua, aku ingin kau makan malam denganku nanti. Kau tidak keberatan bukan? I promise, just a dinner, please?" tanya Jade seraya mengelus lembut punggung tangan Alicia dengan ibu jarinya."Untuk yang pertama aku tidak bisa melakukannya dan untuk yang kedua aku akan me

  • His Dark Side (Jade Wayden Williams)   Part 9

    Pendar cahaya lampu di kota yang tak pernah tidur ini menampakkan kesemarakannya, terutama pada malam hari. Di mana kebanyakan orang telah menghentikan aktifitas hariannya dan berkumpul dengan orang-orang terkasih untuk melepaskan penat dan kejenuhan hari ini.Alicia mengabaikan manusia di sebelahnya dengan menikmati alunan musik klasik Johann Pachelbel - Canon In D yang mengalun lembut di dalam mobil Jade, menghangatkan suasana yang dingin di malam hari ini.Namun tiba-tiba saja Alicia merasakan sentuhan lembut pada tangan kanannya dan tangan itu kian menghangat. Jemari kokoh Jade yang bertaut menyelusup setiap celah pada jemari Alicia. Tanpa harus mencari tahu penyebabnya Alicia sudah dapat menebak, bahwa tangan Jade sedang menggenggam erat jemarinya. Alicia berusaha meloloskan jemarinya dari genggaman itu, namun usahanya sia-sia. Genggaman Jade semakin erat di tangannya. Alicia bergeming, enggan menatap pria di sampingnya. Ia terus menikmati alunan musik klasik itu dan terus meni

  • His Dark Side (Jade Wayden Williams)   Part 10

    Melihat Alicia yang terlelap bersandar di kursi membuat Jade sigap memposisikan diri agar leher wanita pujaannya tidak pegal. Dengan perlahan ia membawa Alicia berbaring dalam pelukannya, di atas dada bidangnya.Kebahagiaan malam ini sungguh tak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Jade merasa dirinya selangkah lebih dekat dengan wanita pujaannya.Sepanjang perjalanan Jade terjaga, hatinya kian menghangat tatkala Alicia menggeliat di atas dadanya dan memeluk pinggangnya. Sekalipun ia tidak mengetahui alasan dibalik kenyamanan wanita itu saat berada dalam pelukannya, karena Jade memang belum mengetahuinya.Tak lama kemudian Bryan telah membawa mereka tepat di depan rumah Alicia. Dikarenakan Jade tidak ingin moment ini segera berlalu, ia menitahkan Bryan untuk menepikan mobilnya di area parkir dan menginstruksikan Bryan untuk meninggalkan mereka sejenak. Jade membelai lembut rambut indah Alicia dan sesekali mengecup puncak kepalanya. Ia memeluk erat Alicia seperti saat ia memeluknya sia

  • His Dark Side (Jade Wayden Williams)   Part 11

    Dazzlene yang menaruh curiga, tak henti memperhatikan gerak-gerik sahabatnya itu. Tatapannya membuat Alicia tak berkutik. Ia sedari tadi merengek mengajak Alicia makan siang bersama di rumah makan Korea milik Harry, sahabatnya.Dazzlene yang merengek dan Jade yang tak henti-hentinya menelepon benar-benar membuat kepala Alicia terasa nanar. Ia berpikir mungkin seperti ini ruwetnya jika memiliki anak kembar."Alice, kau sudah sering meninggalkanku makan siang sendiri belakangan ini. Hari ini kau harus menemaniku." Dazzlene memelas dan bergelayut manja di lengan Alicia.Setelah tawar-menawar dengan Dazzlene selama setengah jam, akhirnya Alicia terbebas darinya, dengan syarat Alicia harus menemaninya makan malam di rumah makan Korea milik sahabatnya.Alicia setengah berlari ketika keluar dari lift menuju ruangan Jade. Ia mengetuk berkali-kali namun tidak ada jawaban. Akhirnya ia memberanikan diri masuk setelah Jade juga tak kunjung mengangkat teleponnya.Sepi.Namun tiba-tiba Alicia mende

  • His Dark Side (Jade Wayden Williams)   Part 12

    Dengan setengah berlari ia menyusuri lorong dan membuka pintu, masuk tanpa mengetuk lagi. Emily, sekretaris Jade yang melihat Alicia menerobos masuk sengaja membiarkannya. Karena ia memang sudah hafal Alicia yang sering keluar masuk ruangan Jade hampir setiap hari. Tenang saja, Emily tak pernah kepo, ia sekretaris setia Jade yang juga mendukung hubungan Jade dan Alicia dalam diam. Karena selama bekerja bersama Jade, Emily yang masih seusia Alicia tak pernah melihat Jade seceria ini sebelumnya akibat jatuh cinta.Alicia mengetuk dan memanggil Jade dari luar pintu kamarnya, namun tak mendapat jawaban. Ia memberanikan diri membuka pintu secara perlahan. Lampu kamar temaram menampakkan siluet seorang pria yang sedang tertidur.Ia berjalan sedikit mengendap agar tidak menimbulkan suara berisik dan duduk disisi ranjang, namun tatapannya berhenti pada sebuah botol kecil di atas nakas. Ia meraih botol itu dan membaca isinya, rasa penasarannya bertambah mengingat bahwa ia jelas-jelas melihat

  • His Dark Side (Jade Wayden Williams)   Part 13

    "Alice, Harry memiliki menu Dakbal dengan pedas ekstrem. Aku sudah memintanya untuk menyiapkan satu porsi jumbo untuk kita. "Ujar Dazzlene yang sedang menyetir."Hemm..." Alicia berdeham pelan sambil memainkan rambutnya dengan memelintirnya menggunakan jari telunjuk. Ia masih terbayang kejadian siang tadi tentang perkataan Jade, berusaha mengartikannya dengan logis.Suasana Downtown malam begitu ramai. Namun tidak sulit bagi mereka untuk menemukan tempat parkir, karena Harry telah mengosongkan satu tempat khusus untuk Dazzlene bisa memarkirkan mobilnya.Alicia mengikuti langkah Dazzlene dari belakang. Tak jauh di depan sana tampak seorang pria berdiri nan gagah dengan senyum yang menawan.Dazzlene memberikan pelukan hangat kepada Harry, pemilik restoran sekaligus sahabat Dazzlene yang memiliki kulit putih susu dan bertubuh jangkung. Ia mengenakan setelan jas berwarna navy dan kemeja light blue. Perpaduan warna yang membuat ia terlihat maskulin."Harry, kau rapi sekali hari ini, kau ti

  • His Dark Side (Jade Wayden Williams)   Part 14

    Jade masih bergeming dan menatap Alicia. Jade memang mengetahui bahwa Dazzlene bersama Alicia di di dalam restoran, namun kecemburuannya mematahkan fakta itu. Baru saja Alicia hendak bersuara, Jade telah memotong perkataannya. "Aku tidak menyukai situasimu tadi! Jangan pernah mengulanginya dengan pria manapun!" "Itu tidak seperti yang kau lihat. Dazzlene sedang berada di toilet. Dan pria itu, maksudku Kakak angkat Dazzlene menemani kami sedari tadi. Dan kami hanya mengobrol sambil menunggu Dazzlene. That's all! Tidak ada yang lebih, di mana letak kesalahanku?" Alicia berusaha menjelaskan dalam kebingungan yang masih menderanya.Mendengar penjelasan Alicia membuat Jade kembali menggeram. "Kesalahanmu adalah menghabiskan waktu dengan pria lain! Kesalahanmu adalah kau bisa tertawa lepas dengannya! Kesalahanmu adalah kau bisa berbicara dengan begitu leluasa dengan tatapan intens! Kesalahanmu adalah kau bisa melakukan semua itu dengan pria yang baru saja kau kenal tapi tidak kepadaku!"Ta

Latest chapter

  • His Dark Side (Jade Wayden Williams)   Part 49

    Matahari kian naik dengan panas teriknya. Angin yang sesekali menerpa tubuh lemah Alicia menemaninya yang sedang duduk menangis tergugu. Tak banyak kata yang terucap sedari awal ia menginjakkan kaki di hadapan makam Anna selain ucapan maaf dan rindu.Dua jam berlalu begitu saja dalam keheningan saat Alicia tak dapat lagi mengutarakan isi hatinya, karena yamg tersisa hanyalah penyesalan. Tak seharusnya ia menunggu dan menunggu kelembutan hati Jade untuk dapat membebaskan Anna. Seharusnya ia lebih memaksa, seharusnya ia lebih histeris meneriaki Jade untuk melepaskan Anna dari hukuman itu, seharusnya ia lebih berani dan agresif dalam meminta Jade melepaskan Anna bagaimanapun caranya! Namun... semua sudah terlambat...Beberapa saat berlalu, Alicia pun menyerah kepada Jordan yang bersikeras mengajaknya pergi untuk mengisi perut. Jordan mengatakan ia telah menulis karangan bebas sedari pagi dalam membalas pesan Tuannya yang memastikan bahwa Alicia sudah makan tepat waktu. Baiklah, Alicia t

  • His Dark Side (Jade Wayden Williams)   Part 48

    "Nyonya... Nyonya... Nyonya... kau baik-baik saja?" tanya Jordan dengan nada khawatir. Ia mendapatkan Nyonyanya terduduk diam seperti seorang ketakutan sambil memejamkan mata.Alicia yang berjingkat kaget segera membuka mata dan kembali menyeka keringat yang membasahi kening dengan ujung blazernya. Dengan langkah kaki perlahan ia mengikuti langkah kaki Jordan. Ia meremas sisi blazernya ketika suara histeris yang sesekali menggelegar semakin terdengar jelas, begitu pilu dan menyayat hati. Entah apa yang sebenarnya terjadi dengan pasien-pasien itu.Alicia kini menuruni sebuah tangga yang tampak remang dari pencahayaan lampu usang yang sudah lama. Tembok yang cukup tebal meredupkan suara-suara bising dari lantai atas, yang akan kau dengarkan di tempat ini hanyalah suara derap langkah dan nafasmu."Nyonya, maaf, aku lupa membawakan senter, apakah kau mau mengikutku naik atau...""Aku akan tunggu di sini!" Sela Alicia dengan mengabaikan Jordan dan meraih handle pintu. Jordan segera berlari

  • His Dark Side (Jade Wayden Williams)   Part 47

    "Morning, Baby..." ucap Jade saat menuruni tangga dengan pakaian tidurnya. Ia memeluk Alicia erat serta mengecup puncak kepala istrinya. Ia mengeryitkan dahi sesaat melihat Alicia yang sudah rapi dengan nuansa hitam tampak elegant serta wangi."Sepertinya kau sangat antusias berpergian hari ini, where are you going by the way?" tanya Jade sambil menyesap sisa lemon hangat yang baru saja diletakkan Alicia di atas meja. Jade kembali meraih punggung Alicia dan melingkarkan lengan kekarnya di dada Alicia dan memeluknya erat, ia semakin candu dengan wangi tubuh sang istri. "Ahh... been a while..." Gumam Jade dalam hati. Ia menyandarkan wajahnya pada sisi kepala Alicia dan mengecupnya. "Kau tidak ingin menjawabku, hemm? Kau sudah sarapan? Kau tidak boleh berangkat dengan perut kosong, duduklah aku akan menyiapkan buah potong untukmu." "Tidak perlu, aku akan sarapan di luar." Jawab Alicia cepat seraya memutar tubuhnya menghadap Jade. Sial! Ia merutuk dirinya yang seketika menjadi canggung

  • His Dark Side (Jade Wayden Williams)   Part 46

    Alicia menghela napas kasar usai mendengar konfirmasi yang diceritakan sekilas oleh Jordan. Pendar cahaya jalanan tampak buram dalam tatapannya saat ia melemparkan pandangan ke luar jendela kaca mobil. Ia menyeka sudut matanya dengan jemari tak kuasa menahan haru.Jordan mengatakan bahwa Anna telah dikubur dengan layak disuatu tempat. Jordan bahkan memperlihatkan beberapa foto Anna sebelum penutupan peti dan ya... selain wajah pucat karena kekurangan darah, Anna tetap cantik pada pandangan Alicia.Sesaat kemudian, tangis Alicia pecah ketika Jordan kembali melajukan mobil setelah lampu lalu lintas menjadi hijau. Ia melihat sebuah video yang memperlihatkan Anna tewas terkulai di ranjang dengan beberapa sayatan di pergelangan tangannya. Ia terhenyak oleh apa yang ia saksikan pada video yang baru saja diputar.CittttttSuara ban mobil berdecit seketika saat Jordan mendengar suara Nyonyanya yang sedang terisak. Jordan segera menghentikan laju mobil pada pinggir trotoar. "Maaf Nyonya, sehar

  • His Dark Side (Jade Wayden Williams)   Part 45

    Grandma yang bersikeras meminta Alicia dan Jade pulang akhirnya tiba di Penthouse. Keduanya terlihat lelah dengan raut wajah yang tak dapat dibaca. Bersama keheningan malam mereka menapaki tangga menuju kamar... masing-masing."Jangan pernah melakukan hal kekanak-kanakkan seperti ini lagi! Tidak semua hal dapat kau ceritakan kepada orang tua tanpa mempertimbangkan akibatnya!" Ucap Jade menghentikan langkah Alicia.Alicia mendengus tawa dan berbalik menatap Jade. "Kekanak-kanakkan? Lalu bagaimana denganmu? Bukankah semua ini tidak terjadi jika kau tidak memelihara dendam gilamu itu? Kau pikir dengan mengurung Anna di rumah sakit jiwa dalam kamar gelap adalah perbuatan dewasa? Sepertinya kau sangat puas sekarang, karena dendammu sudah terbalaskan oleh kematiannya!"Rahang tegas itu mengetat dan lengan kekar itu tampak mengepal kuat dalam kegelapan. Jade mencekal kepergian Alicia dengan menarik tangannya."Ikut aku!" Alicia berjalan dan setengah berlari mengikuti langkah lebar Jade menu

  • His Dark Side (Jade Wayden Williams)   Part 44

    Jade meremas kertas yang mendatangkan malapetaka untuknya dengan penuh amarah dan melemparkannya ke tong sampah. Ia berjalan menuju ruangan gym dan melayangkan tinjunya berulang kali pada punchbag, berniat mengalihkan pikiran kacaunya. Peluh yang membasahi sekujur tubuhnya tak cukup untuk menenangkannya. Berbagai olahraga berat satu persatu ia lakukan, tak kunjung meredakan pikiran yang begitu berkecamuk.Pukul dua dini hari, Alicia masih terjaga dalam kesedihan mendalam, menyendiri dalam keheningan di kamar. Bagaimana sekarang? Ia berpikir keras atas langkah yang harus ia ambil saat ini.Tidak! Mommy selalu berpesan padanya untuk tidak mengambil keputusan apapun disaat emosi menguasai diri, karena keputusan itu selalu cenderung salah! Dengan susah payah ia memaksakan diri untuk dapat terlelap.Malam yang berat baru saja berlalu, Alicia mengusap mata sembabnya. Akhirnya, kegelapan malam telah undur dari langit kota New York berganti sinar mentari cerah dan indah, tapi tidak dengan ha

  • His Dark Side (Jade Wayden Williams)   Part 43

    Tangis Alicia pecah ketika mendengar penuturan Jade, bahwa... Mommy baru saja menghembuskan napas terakhirnya dua jam yang lalu. Marah? Tentu saja! Namun, tubuhnya tak cukup kuat lagi untuk mengamuk kepada Jade, bahkan sisa tenaga akibat shock tak cukup kuat untuk menopang tubuhnya saat ini.Kini ia duduk di samping tubuh Mommy yang terbujur kaku di ruangan yang dingin, sedingin jemari Mommy yang ia pegang erat saat ini. Sesekali ia mengguncang-guncang tubuh Mommy dan berteriak memanggil Mommy. Pemandangan yang sangat menyayat hati siapapun yang melihatnya."Mommy, jangan tinggalkan aku seperti ini! Aku tidak memiliki siapapun selain Mommy! Bangunlah... bangunlah, aku mohon bangunlah...!" Alicia kembali mengguncang tubuh Mommy dengan derai air mata yang membanjiri pipinya, mengabaikan Jade yang sedari tadi berupaya menenangkannya.Ia hanyut dalam tangis tergugu dan sesekali meracau dalam sisa kesadarannya, hingga semuanya terasa... gelap dan terdengar suara seorang pria yang meneriakk

  • His Dark Side (Jade Wayden Williams)   Part 42

    Gemerlap dan semarak kota New York empat hari ini menyisakan sebuah ruang keheningan disuatu tempat. Dimana tak sedikitpun sukacita dan kenikmatan dapat menyentuhnya. Alicia menatap nanar pemandangan di hadapannya.Sudah empat hari Mommy dirujuk ke rumah sakit New York atas perintah Jade dan ditangani oleh tim medis terbaik, sesuai referensi yang diberikan oleh dokter Liam. Kondisi Mommy yang kian menurun membuat Alicia sangat khawatir. Pikiran buruk berkecamuk di dalam benaknya. Mommy yang hanya bangun sesekali dalam sehari dan lebih banyak menghabiskan waktu untuk tidur karena pengaruh obat dengan dosis tinggi, selalu menutup percakapan pelan dan lemahnya dengan meminta agar Alicia membawa Anna datang menemuinya.Dan dengan alasan yang sama pula Alicia menjawab Mommy, bahwa Anna sedang memiliki urusan yang tidak bisa ditinggalkan saat ini. Alicia telah berupaya untuk memohon kepada Jade, namun Jade tetap kepada pendiriannya dengan mengeraskan hati untuk tidak membiarkan Anna menemu

  • His Dark Side (Jade Wayden Williams)   Part 41

    Jade membekap mulut Alicia dengan tangannya dari belakang dan merengkuhnya erat."Tunjukkan padaku, jurus apa yang akan kau lakukan bila berada dalam situasi ini, huh?" Alicia bergumam kesal di dalam hatinya. Jade benar-benar membuatnya kesal bermain-main dalam kegelapan seperti ini. Baiklah, sepertinya Alicia harus memberinya sedikit pelajaran.Alicia membuka mulutnya dan menggigit jemari Jade dengan sekuat tenaga, ia menyikut perut Jade dan melepaskan diri dengan gerakan cepat kala pria itu meringis kesakitan oleh gigitannya, kemudian melompati meja di hadapannya dan kini posisi mereka saling berseberangan."Stop!" seru Alicia saat Jade hendak melompati meja dan mendekatinya. Namun seruannya diabaikan Jade yang sekarang menindihnya di atas sofa dan mengunci pergerakannya."Aku akan membantu Mommy untuk menghukum kenakalan masa lalumu, agar kau tidak akan pernah berani melakukannya lagi sama sekali pada masa ini.""Itu hanya masa lalu, aku berjanji tidak akan pernah melakukannya lag

DMCA.com Protection Status