Share

Buka Cadar?

Zeliya hendak mengambil piring yang dijulurkan Ardan padanya, namun lengannya di tahan oleh Bryan. “Dia bisa ambil sendiri. Nggak sopan nyuruh yang tua,” ujar Bryan dingin.

Zeliya merasa tidak enak, untunglah Arham segera menyela. “Maklum, dia emang manja Zeliya. Biar dia ambil sendiri. Betul kata Bryan. Ambil untukmu aja.”

“Hahaha… aku ‘kan cuma mau akrabin kakak iparku Bang,” ucap Ardan dengan tertawa garing.

Zeliya mengambil nasi untuk dirinya sendiri. Lalu duduk dengn tenang di samping suaminya yany sudah makan dengan lahap.

“Zeliya, cicipin ya menu andalan Mama. Pengen tau bagaimana pendapat kamu,”celetuk Ibu mertuanya. Zeliya tersenyum dibalik cadar, menganggukkan kepala.

Arham terus menerus menatap ke arah Zeliya. Sedangkan Bryan, tidak menyadarinya dan justru fokus menatap nyalang ke arah Ardan yang sesekali memonyong-monyongkan bibir kepadanya. Mimpi apa Bryan bisa satu meja makan dengan musuhnya sendiri.

“Nggak lepas aja cadarnya Mbak? Ribet kayaknya makan begitu,” komenta
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status