Share

Bab 4

Penulis: agllaea_
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-05 18:21:54

Adanya kabar tentang penemuan mayat di area persawahan awalnya tak terlalu dipedulikan oleh sebagian besar warga desa. Namun, ketika kabar terbaru muncul ke permukaan, hal itu benar-benar membuat seluruh warga merinding ketakutan.

"Teror Merry"

Begitulah orang-orang desa menyebutnya. Penemuan mayat misterius disertai guratan nama Merry di tubuh korban yang terbuat dari sayatan halus. Mengerikan.

Setelah itu, seperti biasa, seluruh warga desa kini disibukkan dengan upacara ritus yang harus mereka jalani, guna mengusir malapetaka dan kesialan yang ada. Adat kepercayaan mengenai hal-hal tak kasat mata hingga kini masih tercium kuat dan begitu terasa di desa terpencil seperti ini.

"Apa yang terjadi?" nyonya Wilson berlari menghampiri tuan Wilson yang baru saja pulang.

"Hal mengerikan itu kembali lagi setelah sekian lama" ucap tuan Wilson dengan wajah datar tanpa menunjukkan ekspresi apapun.

Berbanding terbalik dengan tuan Wilson, nyonya Wilson justru menunjukkan bahwa perasaannya saat ini tengah takut dan begitu khawatir.

Mengerti betul apa yang dirasakan oleh istrinya, tuan Wilson menatap manik mata serta meraih kedua tangan istrinya dengan lembut dan mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja, bahwa semuanya tidak akan berjalan seperti apa yang ia pikirkan saat ini.

Tak sengaja mendengar percakapan kedua orang tuanya, pikiran Violence lantas melayang mengingat bunga tidur yang menghampirinya semalam, dengan penuh rasa cemas ia kemudian berjalan menuruni tangga satu persatu dan berlari menuju ke ruang keluarga.

Violence sempat terdiam beberapa detik di tempatnya berdiri. Pengelihatannya mulai menyapu setiap kaca jendela yang terpasang di sana. Semua bersih, tak menyisakan cela apapun. Hal yang ia cari, juga tak dapat ia temukan.

Belum merasa puas, akhirnya Violence memutuskan untuk melihat kaca jendela tersebut dari bagian luar, hal ini tentu membuat tuan dan nyonya Wilson bertanya-tanya tentang apa yang akan dilakukan oleh putrinya.

Mengamati kaca jendela dengan seksama, Violence akhirnya menemukan apa yang ia cari, retakan kecil di kaca jendela tersebut. Sialnya, hal ini justru membuat Violence merasa khawatir serta takut dengan bunga tidur yang datang menghampirinya.

Apakah peristiwa itu benar terjadi malam lalu ataukah retakan itu hanyalah sebuah kebetulan? Violence tak mengerti apa yang terjadi, ini sangat membingungkan.

"Ayah, ibu, apakah kalian membersihkan kaca jendela ini semalam?" Violence memutuskan untuk bertanya pada kedua orang tuanya yang sedari tadi menatap bingung.

"Tidak, kaca jendela itu bahkan terlalu bening seperti mata air, untuk apa dibersihkan?" nyonya Wilson memberikan pertanyaan untuk putrinya alih-alih hanya sekedar menjawab.

"Benarkah? Aneh, ini sungguh aneh" perempuan itu terlihat berpikir sejenak sebelum ia menceritakan bunga tidur yang menghampirinya semalam secara rinci kepada orang tuanya.

Butuh waktu sekitar sepuluh menit untuk Violence menceritakan setiap detail dari bunga tidurnya. Anehnya, ia dapat mengingat semuanya, bahkan hal kecil sekali pun. Kejadian ini, terasa seperti kejadian nyata yang benar-benar terjadi. Ketakutan yang ia rasakan, bagaimana pria itu berbicara padanya, dan suasana suram yang mencekam, semua tidak pantas disebut sebagai mimpi semata.

"Violence, memang benar kita pergi ke rumah Robert kemarin malam. Namun, kisah tentang pembunuhan seorang pria asing di rumah ini sangat mustahil terjadi. Tidak ada bukti yang menjelaskan hal itu" nyonya Wilson mencoba tuk mengungkapkan opini yang ada di dalam benaknya secara hati-hati sebab ia mengerti betul bagaimana kepribadian putrinya.

"Tidak ibu, retakan kecil di kaca jendela sudah membuktikan semuanya. Pria asing itu sempat memukul kaca jendela berulang kali untuk meminta tolong dan retakan kecil terjadi karenanya" entah apa yang Violence pikirkan saat ini, sepertinya ia benar-benar percaya bahwa bunga tidurnya adalah kejadian nyata yang terjadi semalam.

Nyonya Wilson dan putri semata wayangnya akhirnya terlibat dalam sebuah perdebatan rumit. Pasalnya, tak ada yang tahu benar tentang 'kejadian itu' dan masing-masing dari mereka mempunyai pemikiran serta keyakinan yang berbeda pula.

Melihat hal ini, tuan Wilson akhirnya mencoba untuk menengahi istri dan putrinya yang sedang sibuk beradu argumen. Cukup terasa sulit menyatukan pemikiran dua orang yang berbeda, apa yang terjadi jika ia ikut menambahkan argumen yang berputar di dalam benaknya?

"Sudahlah, ini bukanlah suatu hal yang bisa diperdebatkan. Lebih baik, kita segera mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk persembahan" tuan Wilson berhasil mengakhiri perdebatan rumit yang mengganggu ketenangan rumahnya.

Tak lama setelah itu, tuan dan nyonya Wilson memutuskan untuk beranjak pergi menuju ke rumah sang kepala desa, sedangkan Violence, perempuan itu masih disibukkan dengan isi kepalanya yang rumit.

***

Matahari telah menenggelamkan wajahnya, langit perlahan berubah warna menjadi gelap, berganti wajah dengan bulan dan bintang yang turut membantu menerangi langit.

Malam ini bertepatan dengan adanya bulan sabit, waktu yang tepat untuk melakukan persembahan kepada dewa-dewi yang dipercaya dapat mendatangkan sebuah kabar baik untuk desa kecil ini.

Sebuah lapangan luas yang terletak dipesisir pantai yang cukup jauh dari pemukiman warga menjadi tempat yang biasa digunakan untuk keperluan seperti ini. Terlihat beberapa warga sudah berkumpul dan masing-masing dari mereka mengenakan jubah serba hitam yang menutupi wajah.

Suasana begitu sunyi, hanya suara deburan ombak saja yang terdengar, sebab tak ada satupun dari mereka yang mau membuka mulut. Hingga pada akhirnya, terdengar suara seseorang yang berteriak kencang, mengakibatkan semua yang ada di sana menoleh kearah sumber suara.

Seorang pria asing kini menjadi pusat perhatian, sebab ia terus saja membuat suara yang menarik perhatian sekitar. Seorang pria asing yang baru saja kehilangan teman terbaiknya, kini harus menanggung akibatnya.

"Tunggu, apa yang akan kalian lakukan padaku? Mengapa kalian semua terlihat menyeramkan?" pria asing itu terlihat begitu ketakutan, terutama karena beberapa warga desa membawanya secara paksa untuk meninggalkan penginapan yang sementara ini menjadi tempat tinggalnya.

"Karena temanmu mengakibatkan Dewi Merry murka, maka secara tidak langsung kau turut bertanggung jawab akan kematiannya" suara itu muncul dari salah satu warga desa yang berada di sana dan tak lama kemudian disusul oleh teriakan pendukung lainnya.

Situasi yang tenang dan damai seketika berubah seratus delapan puluh derajat, membuat sang pendatang asing semakin ketakutan berada di tengah mereka semua.

Akhirnya, keramaian dapat diredakan ketika Robert dengan berani melangkah maju ketengah kerumunan, mendatangi pria asing itu, mengangkat tangannya, dan menyayat salah satu telapak tangan pria asing itu dengan pisau lipat, sehingga darah pria itu jatuh di tengah simbol kepercayaan yang sudah mereka buat sebelumnya.

Bab terkait

  • Help Me   Bab 5

    Manusia sangat suka menerka-nerka, entah berkaitan dengan hal apapun itu, termasuk dalam hal ritus dan kepercayaan. Memang benar, satu-satunya makhluk hidup yang memiliki akal dan budi hanyalah manusia. Namun, apakah hal itu dapat dimanfaatkan untuk membuat pemikiran yang tidak masuk akal?Manusia cenderung mempercayai hal yang mereka lihat dan dengar tanpa menyelidiki lebih lanjut apa yang sebenarnya terjadi. Mereka mempercayai setiap orang yang terlihat lebih 'pintar' dari mereka dan menganggap orang itu memiliki kemampuan istimewa yang disebut sebagai keturunan dewa.Lalu, apa yang terjadi jika sang keturunan dewa ternyata salah dalam membuat suatu penafsiran? Lebih buruknya lagi, penafsiran itu telah menimbulkan suatu ritus kepercayaan baru yang begitu dipercaya oleh masyarakat selama bertahun-tahun lamanya dan hal itu sudah melekat menjadi bagian dari tubuh masyarakat.***Gemerlap ribuan bintang yang bertabur di angkasa sangat memanjakan mata memandang. Menemani satu bulan sabit

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-05
  • Help Me   Bab 6

    Gumpalan asap keluar dari celah jeruji besi, bara api yang senantiasa menyala menimbulkan percikan api sesekali, dan daging yang dipanggang di atas sana mengundang aroma menggiurkan. Namun, sayangnya hal itu tidak berlaku bagi Violence, perempuan itu sama sekali tidak tertarik dengan daging yang ditelan oleh orang-orang.Setelah nyonya Wilson mengucapkan hal itu, Violence merasa bahwa warga desa tengah menatapnya dengan tatapan yang tak biasa. Violence merasa ketakutan berada di tengah orang-orang ini. Kini, Violence bahkan merasa tak dapat mempercayai ayah dan ibunya sendiri."Cobalah, ini adalah daging yang terletak di dekat tulang rusuk, rasanya pasti enak" ucap seorang gadis seraya memberikan sebuah piring yang berisi beberapa potong daging di sana.Sejenak Violence menatap daging itu, dari tampilan luarnya tak ada yang mencurigakan dari daging ini, begitu pula dengan aromanya, apakah ia harus mencicipinya?Seluruh warga desa bahkan menatap Violence sekarang. Ia merasa tak ada pili

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-05
  • Help Me   Prolog

    Melbourne, 02.00 a.m.Hujan deras yang tak kunjung usai mengakibatkan seluruh listrik di kota padam serentak. Dingin yang menusuk tulang serta kegelapan yang mencekam akhirnya menyelimuti kota Melbourne malam ini.Kondisi semakin diperparah ketika kepolisian terus menerus mendapat laporan mengenai penemuan sebuah mayat di beberapa tempat yang diperkirakan berkaitan dengan kasus pembunuhan berantai yang sedang ramai dibicarakan akhir-akhir ini. "Huh, dimana dia?" seorang detektif menghela napas kasar setelah berusaha menghubungi rekan kerjanya yang menghilang sedari pagi. Ia mulai mengkhawatirkannya, terutama karena kekacauan yang terjadi saat ini. Ia berusaha mencari keberadaannya, namun semua usaha yang dilakukan seolah tak membuahkan hasil. Sementara itu, diwaktu yang sama, seorang perempuan dengan pakaian lusuh berlari diantara kegelapan malam, menembus derasnya hujan, dan menuju kesebuah tebing yang sepi. Perempuan itu menangis histeris dan berteriak dengan kencang."Berhenti! Ja

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-18
  • Help Me   Bab 1

    High Cliffs, Melbourne - 06.00 a.m.Sayup-sayup angin yang berhembus manja menerpa dedaunan dari pepohonan yang ada di atas tebing. Menampilkan keindahan surgawi yang dapat dilihat hanya dengan mata telanjang. Namun di balik semua keindahan itu sekarang, terdapat peristiwa mengerikan yang sedang terjadi. Satu helikopter milik rumah sakit pemerintah mendarat sempurna di tempat itu. Terlihat, beberapa dokter ahli bergegas mengevakuasi korban. Peristiwa ini tentunya tak luput dari kacamata beberapa wartawan stasiun televisi ternama, sebab mereka mulai melakukan pemberitaan kepada masyarakat luas saat itu juga.[Seorang perempuan berinisial VW berusia dua puluh tiga tahun ditemukan terjatuh dari tebing yang memiliki ketinggian sekitar tiga koma empat meter dari atas permukaan tanah. Berdasarkan informasi dari tim penyelamat, korban mengalami patah tulang terbuka di beberapa bagian tubuhnya] [Terpantau hingga kini, jantung korban masih berdetak lemah dan dokter mengatakan bahwa persentase

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-18
  • Help Me   Bab 2

    Albany Village - 10.00 p.m.Bulan purnama telah muncul ke permukaan, menampilkan keelokan yang menghipnotis setiap mata memandang, menerangi keindahan desa yang tak dapat terelakkan lagi. Malam ini, Violence terlihat sedang membaca sebuah buku di sudut kamarnya. Buku unik yang ia temukan di salah satu rak di ruang keluarga. Violence membaca kata demi kata hingga tanpa sadar ia telah mencapai halaman keempat puluh lima. Sreek... Dengan rasa penasaran yang memuncak, Violence berniat tuk membaca lembar berikutnya. Namun, suara ketukan pintu yang menghampiri indera pendengarannya menghentikan tindakan tersebut. Pintu kamarnya terketuk sebanyak tiga kali dan setelah itu nyonya Wilson datang mengampirinya. "Rupanya ingatan yang hilang tak merubah apa yang menjadi kesukaanmu" nyonya Wilson mendekati putrinya dan duduk tepat bersandingan dengannya. "Ke-kesukaanku?" tanya Violence ragu. "Sejak kecil, kau sangat suka membaca buku di sudut ruang kamarmu" ucap nyonya Wilson dengan pandangan

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-18
  • Help Me   Bab 3

    Ctak ... ctak ... ctak .... Suara ketukan yang diketukkan di kaca itu memenuhi seisi rumah dengan tempo ketukan yang terdengar semakin cepat, begitu pula dengan jejak telapak tangan terbuka yang di tinggalkan di kaca rumah seseorang, semakin banyak hingga menimbulkan retakan kecil di sana. Wajah pria asing itu terlihat semakin pucat, berulang kali pula ia menoleh ke arah sisi yang sama seakan orang yang melukai dirinya sudah menemukan keberadaannya dan berada di dekatnya. Mimik wajah yang seolah menjerit meminta tolong membuat Violence merasa iba. Dengan segera, Violence berlari keluar secepat kilat dan menghampiri tempat dimana pria asing itu berada. Namun sayang, hanya terlewat beberapa detik saja, pria asing itu sudah tidak ada ditempatnya, yang tersisa hanyalah jejak telapak tangan yang mengotori jendela rumah dan secarik kertas yang masih setia melekat erat di kaca jendela. Violence hendak beranjak pergi kembali ke dalam rumah, tetapi kata hatinya mengatakan bahwa pria asing i

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-05

Bab terbaru

  • Help Me   Bab 6

    Gumpalan asap keluar dari celah jeruji besi, bara api yang senantiasa menyala menimbulkan percikan api sesekali, dan daging yang dipanggang di atas sana mengundang aroma menggiurkan. Namun, sayangnya hal itu tidak berlaku bagi Violence, perempuan itu sama sekali tidak tertarik dengan daging yang ditelan oleh orang-orang.Setelah nyonya Wilson mengucapkan hal itu, Violence merasa bahwa warga desa tengah menatapnya dengan tatapan yang tak biasa. Violence merasa ketakutan berada di tengah orang-orang ini. Kini, Violence bahkan merasa tak dapat mempercayai ayah dan ibunya sendiri."Cobalah, ini adalah daging yang terletak di dekat tulang rusuk, rasanya pasti enak" ucap seorang gadis seraya memberikan sebuah piring yang berisi beberapa potong daging di sana.Sejenak Violence menatap daging itu, dari tampilan luarnya tak ada yang mencurigakan dari daging ini, begitu pula dengan aromanya, apakah ia harus mencicipinya?Seluruh warga desa bahkan menatap Violence sekarang. Ia merasa tak ada pili

  • Help Me   Bab 5

    Manusia sangat suka menerka-nerka, entah berkaitan dengan hal apapun itu, termasuk dalam hal ritus dan kepercayaan. Memang benar, satu-satunya makhluk hidup yang memiliki akal dan budi hanyalah manusia. Namun, apakah hal itu dapat dimanfaatkan untuk membuat pemikiran yang tidak masuk akal?Manusia cenderung mempercayai hal yang mereka lihat dan dengar tanpa menyelidiki lebih lanjut apa yang sebenarnya terjadi. Mereka mempercayai setiap orang yang terlihat lebih 'pintar' dari mereka dan menganggap orang itu memiliki kemampuan istimewa yang disebut sebagai keturunan dewa.Lalu, apa yang terjadi jika sang keturunan dewa ternyata salah dalam membuat suatu penafsiran? Lebih buruknya lagi, penafsiran itu telah menimbulkan suatu ritus kepercayaan baru yang begitu dipercaya oleh masyarakat selama bertahun-tahun lamanya dan hal itu sudah melekat menjadi bagian dari tubuh masyarakat.***Gemerlap ribuan bintang yang bertabur di angkasa sangat memanjakan mata memandang. Menemani satu bulan sabit

  • Help Me   Bab 4

    Adanya kabar tentang penemuan mayat di area persawahan awalnya tak terlalu dipedulikan oleh sebagian besar warga desa. Namun, ketika kabar terbaru muncul ke permukaan, hal itu benar-benar membuat seluruh warga merinding ketakutan. "Teror Merry" Begitulah orang-orang desa menyebutnya. Penemuan mayat misterius disertai guratan nama Merry di tubuh korban yang terbuat dari sayatan halus. Mengerikan. Setelah itu, seperti biasa, seluruh warga desa kini disibukkan dengan upacara ritus yang harus mereka jalani, guna mengusir malapetaka dan kesialan yang ada. Adat kepercayaan mengenai hal-hal tak kasat mata hingga kini masih tercium kuat dan begitu terasa di desa terpencil seperti ini. "Apa yang terjadi?" nyonya Wilson berlari menghampiri tuan Wilson yang baru saja pulang. "Hal mengerikan itu kembali lagi setelah sekian lama" ucap tuan Wilson dengan wajah datar tanpa menunjukkan ekspresi apapun. Berbanding terbalik dengan tuan Wilson, nyonya Wilson justru menunjukkan bahwa perasaannya saa

  • Help Me   Bab 3

    Ctak ... ctak ... ctak .... Suara ketukan yang diketukkan di kaca itu memenuhi seisi rumah dengan tempo ketukan yang terdengar semakin cepat, begitu pula dengan jejak telapak tangan terbuka yang di tinggalkan di kaca rumah seseorang, semakin banyak hingga menimbulkan retakan kecil di sana. Wajah pria asing itu terlihat semakin pucat, berulang kali pula ia menoleh ke arah sisi yang sama seakan orang yang melukai dirinya sudah menemukan keberadaannya dan berada di dekatnya. Mimik wajah yang seolah menjerit meminta tolong membuat Violence merasa iba. Dengan segera, Violence berlari keluar secepat kilat dan menghampiri tempat dimana pria asing itu berada. Namun sayang, hanya terlewat beberapa detik saja, pria asing itu sudah tidak ada ditempatnya, yang tersisa hanyalah jejak telapak tangan yang mengotori jendela rumah dan secarik kertas yang masih setia melekat erat di kaca jendela. Violence hendak beranjak pergi kembali ke dalam rumah, tetapi kata hatinya mengatakan bahwa pria asing i

  • Help Me   Bab 2

    Albany Village - 10.00 p.m.Bulan purnama telah muncul ke permukaan, menampilkan keelokan yang menghipnotis setiap mata memandang, menerangi keindahan desa yang tak dapat terelakkan lagi. Malam ini, Violence terlihat sedang membaca sebuah buku di sudut kamarnya. Buku unik yang ia temukan di salah satu rak di ruang keluarga. Violence membaca kata demi kata hingga tanpa sadar ia telah mencapai halaman keempat puluh lima. Sreek... Dengan rasa penasaran yang memuncak, Violence berniat tuk membaca lembar berikutnya. Namun, suara ketukan pintu yang menghampiri indera pendengarannya menghentikan tindakan tersebut. Pintu kamarnya terketuk sebanyak tiga kali dan setelah itu nyonya Wilson datang mengampirinya. "Rupanya ingatan yang hilang tak merubah apa yang menjadi kesukaanmu" nyonya Wilson mendekati putrinya dan duduk tepat bersandingan dengannya. "Ke-kesukaanku?" tanya Violence ragu. "Sejak kecil, kau sangat suka membaca buku di sudut ruang kamarmu" ucap nyonya Wilson dengan pandangan

  • Help Me   Bab 1

    High Cliffs, Melbourne - 06.00 a.m.Sayup-sayup angin yang berhembus manja menerpa dedaunan dari pepohonan yang ada di atas tebing. Menampilkan keindahan surgawi yang dapat dilihat hanya dengan mata telanjang. Namun di balik semua keindahan itu sekarang, terdapat peristiwa mengerikan yang sedang terjadi. Satu helikopter milik rumah sakit pemerintah mendarat sempurna di tempat itu. Terlihat, beberapa dokter ahli bergegas mengevakuasi korban. Peristiwa ini tentunya tak luput dari kacamata beberapa wartawan stasiun televisi ternama, sebab mereka mulai melakukan pemberitaan kepada masyarakat luas saat itu juga.[Seorang perempuan berinisial VW berusia dua puluh tiga tahun ditemukan terjatuh dari tebing yang memiliki ketinggian sekitar tiga koma empat meter dari atas permukaan tanah. Berdasarkan informasi dari tim penyelamat, korban mengalami patah tulang terbuka di beberapa bagian tubuhnya] [Terpantau hingga kini, jantung korban masih berdetak lemah dan dokter mengatakan bahwa persentase

  • Help Me   Prolog

    Melbourne, 02.00 a.m.Hujan deras yang tak kunjung usai mengakibatkan seluruh listrik di kota padam serentak. Dingin yang menusuk tulang serta kegelapan yang mencekam akhirnya menyelimuti kota Melbourne malam ini.Kondisi semakin diperparah ketika kepolisian terus menerus mendapat laporan mengenai penemuan sebuah mayat di beberapa tempat yang diperkirakan berkaitan dengan kasus pembunuhan berantai yang sedang ramai dibicarakan akhir-akhir ini. "Huh, dimana dia?" seorang detektif menghela napas kasar setelah berusaha menghubungi rekan kerjanya yang menghilang sedari pagi. Ia mulai mengkhawatirkannya, terutama karena kekacauan yang terjadi saat ini. Ia berusaha mencari keberadaannya, namun semua usaha yang dilakukan seolah tak membuahkan hasil. Sementara itu, diwaktu yang sama, seorang perempuan dengan pakaian lusuh berlari diantara kegelapan malam, menembus derasnya hujan, dan menuju kesebuah tebing yang sepi. Perempuan itu menangis histeris dan berteriak dengan kencang."Berhenti! Ja

DMCA.com Protection Status