Share

Bab 2

Penulis: agllaea_
last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-18 17:19:36

Albany Village - 10.00 p.m.

Bulan purnama telah muncul ke permukaan, menampilkan keelokan yang menghipnotis setiap mata memandang, menerangi keindahan desa yang tak dapat terelakkan lagi.

Malam ini, Violence terlihat sedang membaca sebuah buku di sudut kamarnya. Buku unik yang ia temukan di salah satu rak di ruang keluarga. Violence membaca kata demi kata hingga tanpa sadar ia telah mencapai halaman keempat puluh lima.

Sreek...

Dengan rasa penasaran yang memuncak, Violence berniat tuk membaca lembar berikutnya. Namun, suara ketukan pintu yang menghampiri indera pendengarannya menghentikan tindakan tersebut. Pintu kamarnya terketuk sebanyak tiga kali dan setelah itu nyonya Wilson datang mengampirinya.

"Rupanya ingatan yang hilang tak merubah apa yang menjadi kesukaanmu" nyonya Wilson mendekati putrinya dan duduk tepat bersandingan dengannya.

"Ke-kesukaanku?" tanya Violence ragu.

"Sejak kecil, kau sangat suka membaca buku di sudut ruang kamarmu" ucap nyonya Wilson dengan pandangan yang menyapu seluruh ruang kamar putrinya.

Setelah itu, nyonya Wilson menatap wajah Violence yang begitu cantik. Sebuah anugrah besar ia dapat mempunyai putri secantik dan sepintar Violence, walau sepertinya nasib baik tak kunjung datang menghampirinya.

"Kau sedang apa?" tuan Wilson datang secara tiba-tiba, mengejutkan kedua perempuan yang sedang duduk tenang di sudut ruang kamar.

"Oh, bisakah kau mengetuk pintu terlebih dahulu?" pekik nyonya Wilson.

"Kau benar, maafkan aku. Tetapi, mengapa kau hanya duduk dan bersantai di sana?" tuan Wilson kembali mengajukan pertanyaan untuk istrinya dan setelah itu, ia pergi keluar meninggalkan mereka.

Bak tersadar akan apa yang harus ia lakukan, nyonya Wilson lantas menyampaikan sesuatu yang menjadi tujuan awal ia datang menghampiri putrinya.

"Gantilah pakaianmu segera, kita akan pergi menuju ke suatu tempat" nyonya Wilson memberi sebuah perintah untuk putri manisnya.

"Suatu tempat? Bukankah ini sudah terlalu larut untuk pergi keluar?" Violence tak dapat menghentikan rasa penasarannya.

"Kau akan tahu nanti" namun sayangnya, jawaban nyonya Wilson selanjutnya tak dapat memuaskan rasa penasaran Violence.

Menjalankan perintah ibunya, Violence segera meletakkan buku yang ia baca di sembarang tempat di sekitarnya dan bergegas menuju ke kamar kecil untuk mengganti pakaian.

Buku yang baru saja diletakkan di atas meja itu rupanya menarik perhatian nyonya Wilson. Dengan segera, ia mengambil buku itu dan membawanya turun untuk menemui suaminya tercinta.

"Lihat ini" ucap nyonya Wilson sembari menunjukkan buku yang ia bawa.

Melihat buku yang baru saja dibaca oleh putrinya, tuan dan nyonya Wilson lantas saling menatap satu sama lain, sepertinya mereka mempunyai satu pikiran yang sama.

"Apakah Violence masih—" nyonya Wilson segera memutus pertanyaannya ketika ia mendengar langkah kaki Violence yang terdengar semakin dekat.

"Ayah, ibu, aku sudah siap" ucap Violence seraya tersenyum.

"Ehm, oh baiklah, ayo kita bergegas" secepat kilat, nyonya dan tuan Wilson menyembunyikan buku itu di balik tubuh mereka. Apakah buku itu menyimpan suatu rahasia?

***

Rumah Kepala Desa - 22.00 p.m.

Perjalanan yang tak terlalu jauh ditempuh keluarga Wilson hanya dengan kedua kaki mereka. Walau udara malam cukup terasa dingin, Violence sangat menyukainya, ini terlihat seperti wisata malam yang mengasyikan walau ia sendiri tak tahu kemana ayah dan ibunya akan membawanya pergi.

"Kita telah sampai" kata-kata itu terucap dari celah mulut tuan Wilson ketika mereka sampai di suatu rumah yang dipenuhi oleh penduduk desa.

Terlihat beberapa dari mereka sedang memanggang daging di halaman rumah yang tak terlalu besar seperti milik keluarganya. Yap, pesta daging dan semua orang tampak menikmatinya. Namun, tatapan Violence justru terpaku pada salah satu pria berambut pirang yang berdiri menyendiri dengan wajah pucat pasi. Entah apa yang terjadi, Violence merasa ada sesuatu yang aneh dengan pria itu.

"Ini putrimu? Dia terlihat sangat cantik, aku hampir tak mengenalinya, sebab jarang sekali kami bertemu setelah ia pindah ke kota" seorang pria datang menemui tuan Wilson sembari membawa sebuah cangkir berisi cairan berwarna merah pekat dan berbau amis, nampak seperti darah.

"Putriku memang rupawan seperti ayahnya" gurau tuan Wilson kepada pria itu seraya menerima cangkir yang diberikan.

"Kau juga mau Violence?" pria asing yang nampak akrab dengan ayahnya itu juga menawarkan Violence sebuah cangkir dengan isi yang mencurigakan.

Dengan ragu, Violence mencoba untuk menolak cangkir yang ditawarkan. Ia mencurigai isi cangkir itu serta pria asing dengan wajah pucat pasi penuh ketakutan yang sedari tadi menatapnya seolah ingin mengatakan sesuatu.

"Tidak apa-apa, itu bukanlah sebuah minuman keras, kami warga desa hanya meminum teh kesukaan kami" nyonya Wilson mencoba meyakinkan putrinya yang terlihat ragu menerima cangkir itu.

"Ini adalah teh cornelian cherry, warnanya cantik bukan? Aku sengaja membuatnya lebih kental agar tampak seperti darah hahaha..." gurauan pria asing yang berteman dengan ayahnya itu tak terdengar seperti sebuah gurauan di telinga Violence.

Tidak, tidak, ini hanya perasaan Violence semata. Ia baru saja membaca sebuah buku tentang kisah pembunuhan berantai di suatu pulau terpencil. Buku itu mempengaruhi pikirannya sekarang, mungkin ia terlalu larut pada setiap peristiwa yang dikisahkan di dalam buku itu. Sepertinya ia harus segera tidur dan bersiap untuk memulai hari yang cerah keesokan paginya.

Tanpa basa-basi, Violence lantas meminta ijin pada kedua orang tuanya untuk segera beranjak dari tempat itu. Anehnya, dalam perjalanan pulang, sepanjang ia melewati penduduk desa, mereka terlihat seperti memberikan 'tatapan tajam' kepada Violence.

"Perempuan itu adalah perempuan asing, sama seperti dua pria asing yang ada di rumah Robert sekarang" ucap seorang gadis desa kepada lelaki yang berada di sampingnya.

Perempuan asing? Siapa? Apakah yang mereka bicarakan itu adalah aku? Violence terus menanyakan hal yang sama pada dirinya sendiri. Jantungnya berdebar, Violence merasa tidak tenang sekarang. Jika memang benar semua pikiran buruknya ini disebabkan oleh buku itu, maka Violence takkan pernah membacanya lagi.

"Haruskah kita lenyapkan saja? Aku tak menyukai keberadaan orang asing di desa ini" Violence kembali mendengar kata-kata itu dari seseorang yang ia lewati.

Apa mereka sengaja mengatakan hal itu secara lantang? Apa yang dimaksud oleh mereka semua? Orang asing? Mengapa mereka tak menyukai adanya orang asing? Sudahlah, ini hanya akan memperburuk pikiran Violence. Ia harus segera masuk ke dalam rumah dan bergegas tidur.

...

Sedikit lagi, sedikit lagi, dan akhirnya Violence tiba di rumah kedua orang tuanya. Ia menutup pintu utama rapat-rapat dan menghela napas sesaat sebelum memutuskan pergi menuju ke ruang tidurnya.

Ptas!

Tak ada sepersekian detik setelah suara itu terdengar, listrik di rumah keluarga Wilson padam. Membuat Violence tak dapat melihat dengan jelas tangga yang menjadi jalan menuju ke kamar pribadinya.

"Aku tak dapat melihat apapun, sepertinya listrik satu desa padam" asumsi Violence ketika ia tak dapat melihat satu cahaya pun dari jendela rumahnya.

Dengan segera, Violence mengubah arah tujuannya untuk mengambil sebuah lampu darurat yang ada di sebelah rak buku. Ia dapat meraihnya walau lampu itu diletakkan di tempat yang cukup tinggi.

Ctak ... ctak ... ctak....

Suara itu terdengar jelas seperti ketukan yang diketukkan di sebuah kaca. Apakah kedua orang tuanya sudah pulang? Violence harus memastikannya.

Suara itu terdengar semakin dekat ketika ia memasuki ruang keluarga. Terlihat seseorang mengetuk jendela yang ada di sana. Violence segera mengarahkan lampu yang ia bawa dan ia begitu terkejut melihat pria asing dengan wajah pucat yang ada di rumah teman ayahnya tadi.

Pria itu terlihat begitu ketakutan, mengetuk-ketuk kaca dengan tangan yang berlumuran seperti cat merah mengotori jendela rumah. Pria itu mengeluarkan secarik kertas dan menempelkannya pada jendela seolah ingin menunjukkannya kepada Violence.

Perlahan Violence berjalan mendekat dengan penuh hati-hati serta menyinari kertas itu. Secarik kertas kecil dengan tulisan yang terbuat dari tetesan darah.

"Segera pergi dari desa ini".

Bab terkait

  • Help Me   Bab 3

    Ctak ... ctak ... ctak .... Suara ketukan yang diketukkan di kaca itu memenuhi seisi rumah dengan tempo ketukan yang terdengar semakin cepat, begitu pula dengan jejak telapak tangan terbuka yang di tinggalkan di kaca rumah seseorang, semakin banyak hingga menimbulkan retakan kecil di sana. Wajah pria asing itu terlihat semakin pucat, berulang kali pula ia menoleh ke arah sisi yang sama seakan orang yang melukai dirinya sudah menemukan keberadaannya dan berada di dekatnya. Mimik wajah yang seolah menjerit meminta tolong membuat Violence merasa iba. Dengan segera, Violence berlari keluar secepat kilat dan menghampiri tempat dimana pria asing itu berada. Namun sayang, hanya terlewat beberapa detik saja, pria asing itu sudah tidak ada ditempatnya, yang tersisa hanyalah jejak telapak tangan yang mengotori jendela rumah dan secarik kertas yang masih setia melekat erat di kaca jendela. Violence hendak beranjak pergi kembali ke dalam rumah, tetapi kata hatinya mengatakan bahwa pria asing i

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-05
  • Help Me   Bab 4

    Adanya kabar tentang penemuan mayat di area persawahan awalnya tak terlalu dipedulikan oleh sebagian besar warga desa. Namun, ketika kabar terbaru muncul ke permukaan, hal itu benar-benar membuat seluruh warga merinding ketakutan. "Teror Merry" Begitulah orang-orang desa menyebutnya. Penemuan mayat misterius disertai guratan nama Merry di tubuh korban yang terbuat dari sayatan halus. Mengerikan. Setelah itu, seperti biasa, seluruh warga desa kini disibukkan dengan upacara ritus yang harus mereka jalani, guna mengusir malapetaka dan kesialan yang ada. Adat kepercayaan mengenai hal-hal tak kasat mata hingga kini masih tercium kuat dan begitu terasa di desa terpencil seperti ini. "Apa yang terjadi?" nyonya Wilson berlari menghampiri tuan Wilson yang baru saja pulang. "Hal mengerikan itu kembali lagi setelah sekian lama" ucap tuan Wilson dengan wajah datar tanpa menunjukkan ekspresi apapun. Berbanding terbalik dengan tuan Wilson, nyonya Wilson justru menunjukkan bahwa perasaannya saa

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-05
  • Help Me   Bab 5

    Manusia sangat suka menerka-nerka, entah berkaitan dengan hal apapun itu, termasuk dalam hal ritus dan kepercayaan. Memang benar, satu-satunya makhluk hidup yang memiliki akal dan budi hanyalah manusia. Namun, apakah hal itu dapat dimanfaatkan untuk membuat pemikiran yang tidak masuk akal?Manusia cenderung mempercayai hal yang mereka lihat dan dengar tanpa menyelidiki lebih lanjut apa yang sebenarnya terjadi. Mereka mempercayai setiap orang yang terlihat lebih 'pintar' dari mereka dan menganggap orang itu memiliki kemampuan istimewa yang disebut sebagai keturunan dewa.Lalu, apa yang terjadi jika sang keturunan dewa ternyata salah dalam membuat suatu penafsiran? Lebih buruknya lagi, penafsiran itu telah menimbulkan suatu ritus kepercayaan baru yang begitu dipercaya oleh masyarakat selama bertahun-tahun lamanya dan hal itu sudah melekat menjadi bagian dari tubuh masyarakat.***Gemerlap ribuan bintang yang bertabur di angkasa sangat memanjakan mata memandang. Menemani satu bulan sabit

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-05
  • Help Me   Bab 6

    Gumpalan asap keluar dari celah jeruji besi, bara api yang senantiasa menyala menimbulkan percikan api sesekali, dan daging yang dipanggang di atas sana mengundang aroma menggiurkan. Namun, sayangnya hal itu tidak berlaku bagi Violence, perempuan itu sama sekali tidak tertarik dengan daging yang ditelan oleh orang-orang.Setelah nyonya Wilson mengucapkan hal itu, Violence merasa bahwa warga desa tengah menatapnya dengan tatapan yang tak biasa. Violence merasa ketakutan berada di tengah orang-orang ini. Kini, Violence bahkan merasa tak dapat mempercayai ayah dan ibunya sendiri."Cobalah, ini adalah daging yang terletak di dekat tulang rusuk, rasanya pasti enak" ucap seorang gadis seraya memberikan sebuah piring yang berisi beberapa potong daging di sana.Sejenak Violence menatap daging itu, dari tampilan luarnya tak ada yang mencurigakan dari daging ini, begitu pula dengan aromanya, apakah ia harus mencicipinya?Seluruh warga desa bahkan menatap Violence sekarang. Ia merasa tak ada pili

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-05
  • Help Me   Prolog

    Melbourne, 02.00 a.m.Hujan deras yang tak kunjung usai mengakibatkan seluruh listrik di kota padam serentak. Dingin yang menusuk tulang serta kegelapan yang mencekam akhirnya menyelimuti kota Melbourne malam ini.Kondisi semakin diperparah ketika kepolisian terus menerus mendapat laporan mengenai penemuan sebuah mayat di beberapa tempat yang diperkirakan berkaitan dengan kasus pembunuhan berantai yang sedang ramai dibicarakan akhir-akhir ini. "Huh, dimana dia?" seorang detektif menghela napas kasar setelah berusaha menghubungi rekan kerjanya yang menghilang sedari pagi. Ia mulai mengkhawatirkannya, terutama karena kekacauan yang terjadi saat ini. Ia berusaha mencari keberadaannya, namun semua usaha yang dilakukan seolah tak membuahkan hasil. Sementara itu, diwaktu yang sama, seorang perempuan dengan pakaian lusuh berlari diantara kegelapan malam, menembus derasnya hujan, dan menuju kesebuah tebing yang sepi. Perempuan itu menangis histeris dan berteriak dengan kencang."Berhenti! Ja

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-18
  • Help Me   Bab 1

    High Cliffs, Melbourne - 06.00 a.m.Sayup-sayup angin yang berhembus manja menerpa dedaunan dari pepohonan yang ada di atas tebing. Menampilkan keindahan surgawi yang dapat dilihat hanya dengan mata telanjang. Namun di balik semua keindahan itu sekarang, terdapat peristiwa mengerikan yang sedang terjadi. Satu helikopter milik rumah sakit pemerintah mendarat sempurna di tempat itu. Terlihat, beberapa dokter ahli bergegas mengevakuasi korban. Peristiwa ini tentunya tak luput dari kacamata beberapa wartawan stasiun televisi ternama, sebab mereka mulai melakukan pemberitaan kepada masyarakat luas saat itu juga.[Seorang perempuan berinisial VW berusia dua puluh tiga tahun ditemukan terjatuh dari tebing yang memiliki ketinggian sekitar tiga koma empat meter dari atas permukaan tanah. Berdasarkan informasi dari tim penyelamat, korban mengalami patah tulang terbuka di beberapa bagian tubuhnya] [Terpantau hingga kini, jantung korban masih berdetak lemah dan dokter mengatakan bahwa persentase

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-18

Bab terbaru

  • Help Me   Bab 6

    Gumpalan asap keluar dari celah jeruji besi, bara api yang senantiasa menyala menimbulkan percikan api sesekali, dan daging yang dipanggang di atas sana mengundang aroma menggiurkan. Namun, sayangnya hal itu tidak berlaku bagi Violence, perempuan itu sama sekali tidak tertarik dengan daging yang ditelan oleh orang-orang.Setelah nyonya Wilson mengucapkan hal itu, Violence merasa bahwa warga desa tengah menatapnya dengan tatapan yang tak biasa. Violence merasa ketakutan berada di tengah orang-orang ini. Kini, Violence bahkan merasa tak dapat mempercayai ayah dan ibunya sendiri."Cobalah, ini adalah daging yang terletak di dekat tulang rusuk, rasanya pasti enak" ucap seorang gadis seraya memberikan sebuah piring yang berisi beberapa potong daging di sana.Sejenak Violence menatap daging itu, dari tampilan luarnya tak ada yang mencurigakan dari daging ini, begitu pula dengan aromanya, apakah ia harus mencicipinya?Seluruh warga desa bahkan menatap Violence sekarang. Ia merasa tak ada pili

  • Help Me   Bab 5

    Manusia sangat suka menerka-nerka, entah berkaitan dengan hal apapun itu, termasuk dalam hal ritus dan kepercayaan. Memang benar, satu-satunya makhluk hidup yang memiliki akal dan budi hanyalah manusia. Namun, apakah hal itu dapat dimanfaatkan untuk membuat pemikiran yang tidak masuk akal?Manusia cenderung mempercayai hal yang mereka lihat dan dengar tanpa menyelidiki lebih lanjut apa yang sebenarnya terjadi. Mereka mempercayai setiap orang yang terlihat lebih 'pintar' dari mereka dan menganggap orang itu memiliki kemampuan istimewa yang disebut sebagai keturunan dewa.Lalu, apa yang terjadi jika sang keturunan dewa ternyata salah dalam membuat suatu penafsiran? Lebih buruknya lagi, penafsiran itu telah menimbulkan suatu ritus kepercayaan baru yang begitu dipercaya oleh masyarakat selama bertahun-tahun lamanya dan hal itu sudah melekat menjadi bagian dari tubuh masyarakat.***Gemerlap ribuan bintang yang bertabur di angkasa sangat memanjakan mata memandang. Menemani satu bulan sabit

  • Help Me   Bab 4

    Adanya kabar tentang penemuan mayat di area persawahan awalnya tak terlalu dipedulikan oleh sebagian besar warga desa. Namun, ketika kabar terbaru muncul ke permukaan, hal itu benar-benar membuat seluruh warga merinding ketakutan. "Teror Merry" Begitulah orang-orang desa menyebutnya. Penemuan mayat misterius disertai guratan nama Merry di tubuh korban yang terbuat dari sayatan halus. Mengerikan. Setelah itu, seperti biasa, seluruh warga desa kini disibukkan dengan upacara ritus yang harus mereka jalani, guna mengusir malapetaka dan kesialan yang ada. Adat kepercayaan mengenai hal-hal tak kasat mata hingga kini masih tercium kuat dan begitu terasa di desa terpencil seperti ini. "Apa yang terjadi?" nyonya Wilson berlari menghampiri tuan Wilson yang baru saja pulang. "Hal mengerikan itu kembali lagi setelah sekian lama" ucap tuan Wilson dengan wajah datar tanpa menunjukkan ekspresi apapun. Berbanding terbalik dengan tuan Wilson, nyonya Wilson justru menunjukkan bahwa perasaannya saa

  • Help Me   Bab 3

    Ctak ... ctak ... ctak .... Suara ketukan yang diketukkan di kaca itu memenuhi seisi rumah dengan tempo ketukan yang terdengar semakin cepat, begitu pula dengan jejak telapak tangan terbuka yang di tinggalkan di kaca rumah seseorang, semakin banyak hingga menimbulkan retakan kecil di sana. Wajah pria asing itu terlihat semakin pucat, berulang kali pula ia menoleh ke arah sisi yang sama seakan orang yang melukai dirinya sudah menemukan keberadaannya dan berada di dekatnya. Mimik wajah yang seolah menjerit meminta tolong membuat Violence merasa iba. Dengan segera, Violence berlari keluar secepat kilat dan menghampiri tempat dimana pria asing itu berada. Namun sayang, hanya terlewat beberapa detik saja, pria asing itu sudah tidak ada ditempatnya, yang tersisa hanyalah jejak telapak tangan yang mengotori jendela rumah dan secarik kertas yang masih setia melekat erat di kaca jendela. Violence hendak beranjak pergi kembali ke dalam rumah, tetapi kata hatinya mengatakan bahwa pria asing i

  • Help Me   Bab 2

    Albany Village - 10.00 p.m.Bulan purnama telah muncul ke permukaan, menampilkan keelokan yang menghipnotis setiap mata memandang, menerangi keindahan desa yang tak dapat terelakkan lagi. Malam ini, Violence terlihat sedang membaca sebuah buku di sudut kamarnya. Buku unik yang ia temukan di salah satu rak di ruang keluarga. Violence membaca kata demi kata hingga tanpa sadar ia telah mencapai halaman keempat puluh lima. Sreek... Dengan rasa penasaran yang memuncak, Violence berniat tuk membaca lembar berikutnya. Namun, suara ketukan pintu yang menghampiri indera pendengarannya menghentikan tindakan tersebut. Pintu kamarnya terketuk sebanyak tiga kali dan setelah itu nyonya Wilson datang mengampirinya. "Rupanya ingatan yang hilang tak merubah apa yang menjadi kesukaanmu" nyonya Wilson mendekati putrinya dan duduk tepat bersandingan dengannya. "Ke-kesukaanku?" tanya Violence ragu. "Sejak kecil, kau sangat suka membaca buku di sudut ruang kamarmu" ucap nyonya Wilson dengan pandangan

  • Help Me   Bab 1

    High Cliffs, Melbourne - 06.00 a.m.Sayup-sayup angin yang berhembus manja menerpa dedaunan dari pepohonan yang ada di atas tebing. Menampilkan keindahan surgawi yang dapat dilihat hanya dengan mata telanjang. Namun di balik semua keindahan itu sekarang, terdapat peristiwa mengerikan yang sedang terjadi. Satu helikopter milik rumah sakit pemerintah mendarat sempurna di tempat itu. Terlihat, beberapa dokter ahli bergegas mengevakuasi korban. Peristiwa ini tentunya tak luput dari kacamata beberapa wartawan stasiun televisi ternama, sebab mereka mulai melakukan pemberitaan kepada masyarakat luas saat itu juga.[Seorang perempuan berinisial VW berusia dua puluh tiga tahun ditemukan terjatuh dari tebing yang memiliki ketinggian sekitar tiga koma empat meter dari atas permukaan tanah. Berdasarkan informasi dari tim penyelamat, korban mengalami patah tulang terbuka di beberapa bagian tubuhnya] [Terpantau hingga kini, jantung korban masih berdetak lemah dan dokter mengatakan bahwa persentase

  • Help Me   Prolog

    Melbourne, 02.00 a.m.Hujan deras yang tak kunjung usai mengakibatkan seluruh listrik di kota padam serentak. Dingin yang menusuk tulang serta kegelapan yang mencekam akhirnya menyelimuti kota Melbourne malam ini.Kondisi semakin diperparah ketika kepolisian terus menerus mendapat laporan mengenai penemuan sebuah mayat di beberapa tempat yang diperkirakan berkaitan dengan kasus pembunuhan berantai yang sedang ramai dibicarakan akhir-akhir ini. "Huh, dimana dia?" seorang detektif menghela napas kasar setelah berusaha menghubungi rekan kerjanya yang menghilang sedari pagi. Ia mulai mengkhawatirkannya, terutama karena kekacauan yang terjadi saat ini. Ia berusaha mencari keberadaannya, namun semua usaha yang dilakukan seolah tak membuahkan hasil. Sementara itu, diwaktu yang sama, seorang perempuan dengan pakaian lusuh berlari diantara kegelapan malam, menembus derasnya hujan, dan menuju kesebuah tebing yang sepi. Perempuan itu menangis histeris dan berteriak dengan kencang."Berhenti! Ja

DMCA.com Protection Status