Share

Bab 3

Penulis: agllaea_
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-05 18:21:16

Ctak ... ctak ... ctak ....

Suara ketukan yang diketukkan di kaca itu memenuhi seisi rumah dengan tempo ketukan yang terdengar semakin cepat, begitu pula dengan jejak telapak tangan terbuka yang di tinggalkan di kaca rumah seseorang, semakin banyak hingga menimbulkan retakan kecil di sana.

Wajah pria asing itu terlihat semakin pucat, berulang kali pula ia menoleh ke arah sisi yang sama seakan orang yang melukai dirinya sudah menemukan keberadaannya dan berada di dekatnya. Mimik wajah yang seolah menjerit meminta tolong membuat Violence merasa iba.

Dengan segera, Violence berlari keluar secepat kilat dan menghampiri tempat dimana pria asing itu berada. Namun sayang, hanya terlewat beberapa detik saja, pria asing itu sudah tidak ada ditempatnya, yang tersisa hanyalah jejak telapak tangan yang mengotori jendela rumah dan secarik kertas yang masih setia melekat erat di kaca jendela.

Violence hendak beranjak pergi kembali ke dalam rumah, tetapi kata hatinya mengatakan bahwa pria asing itu masih berada di sekitar sini. Berbekal lampu darurat yang ada di tangannya, Violence mulai berjalan mengelilingi taman rumah dengan penuh waspada.

Kegelapan yang mengitari dirinya ditambah dengan angin yang bertiup kencang membuat suasana sekitar terasa mengerikan. Akan tetapi, setelah memastikan tiap sudut taman, terlihat bahwa tak ada sesuatu yang terjadi di sekitar sini, semua tampak baik-baik saja. Kemana pria asing itu pergi? Tubuhnya penuh luka, sepertinya ia tak dapat berlari jauh. Apakah ini semua hanya sebuah halusinasi yang tercipta akibat novel yang ia baca? Ah sudahlah, sepertinya ia memang harus bergegas untuk tidur.

Violence memutuskan tuk melangkah pergi menjauhi taman dan berjalan menuju ke pintu utama rumah miliknya, akan tetapi sebelum ia sampai di sana, seseorang secara tiba-tiba menarik lengan tangan kanannya dan menutup mulutnya agar Violence tidak mengeluarkan suara sedikitpun.

"Tolong aku" suara itu terdengar begitu lirih dan tak berdaya.

Segera Violence membantah pemikiran yang tersemat di otaknya beberapa detik lalu. Violence kini percaya bahwa apa yang ia saksikan tadi bukanlah akibat dari novel pembunuhan berantai yang ia baca. Ini sungguhan, pria asing dengan wajah pucat itu benar-benar ada, telapak tangannya yang terluka juga turut membuktikan semuanya. Pria asing itu nampak begitu kacau, beberapa luka menghiasi tubuhnya dan luka itu bukanlah sekedar luka ringan biasa.

Dengan suara berbisik, Violence mencoba memberanikan diri untuk bertanya, "Apa yang terjadi padamu?".

Suara tangis kemudian memecah keheningan malam yang mencekam ini, kedua tangan pria itu dengan lembut mengenggam satu tangan milik Violence dan ia menekuk kedua lututnya, memohon untuk diselamatkan atas kejadian yang tak Violence ketahui.

"Orang-orang desa, temanku, mereka membunuh temanku" isak tangis yang sungguh menyayat hati, menciptakan rasa empati dalam hati Violence.

"Dua pria asing yang dimaksud oleh gadis di jalan itu adalah kau dan temanmu yang sudah terbunuh?" Violence mengingat kembali perkataan seorang gadis muda yang menyebutkan bahwa di rumah Robert ada dua pria asing, kalau apa yang diucapkan oleh pria asing ini adalah benar adanya, maka hal ini sungguh mengerikan. Apa yang terjadi?

"Tolong aku, mereka tidak menyukai adanya orang asing, mereka hendak melenyapkanku, bawa aku pergi dari desa ini, semua orang di desa ini sungguh gila" pria asing itu menatap manik mata Violence dengan penuh harapan untuk hidup.

"Se-sebentar, jangan takut, kau aman bersamaku, aku akan mengobati lukamu terlebih dahulu kemudian menghubungi polisi" Violence melepas kedua tangan pria asing itu dari tangannya dan memaksakan sedikit senyum diwajahnya. Kemudian, Violence berbalik membelakangi pria asing itu berniat untuk masuk kedalam rumah dan mengambil beberapa obat luka, namun ...

Brakk!

Suara keras yang mendadak muncul membuat Violence menoleh kembali kearah pria asing itu dan apa yang ia lihat sungguh di luar dugaan. Pria asing itu sudah tergeletak di tanah tak sadarkan diri dan terlihat seseorang memakai mantel berwarna hitam yang menutupi wajahnya mengenggam balok kayu yang sebagian besar sudah terwarnai dengan noda darah.

Violence yang baru pertama kali melihat kejadian mengerikan di depan matanya secara langsung, seketika menjadi lemas. Kedua kaki Violence seakan tak bertulang, tak mampu menumpu berat tubuhnya sendiri, mengakibatkan dirinya ikut tersungkur menatap tanah.

Seseorang berpakaian mantel hitam yang muncul dengan balok kayu itu kemudian tersenyum lebar. Benar, Violence dengan jelas melihat bahwa ia tengah tersenyum. Sesaat setelah itu, ia memukul kembali pria asing yang ada dihadapannya secara berulang kali dengan tawa mengerikan seolah baru saja memenangkan sebuah permainan.

Violence yang tak sanggup melihat semuanya hanya mampu menutup mata sembari merasakan percikan cairan yang mengenai wajahnya. Perempuan itu tak memiliki keberanian untuk membuka mata, hingga pada akhirnya suara tawa mengerikan itu menghilang secara pelahan. Kini Indera pendengarannya tak dapat mendengar suara apapun. Sunyi, begitu sunyi.

Dengan jantung yang justru berdegup semakin kencang, Violence lantas memberanikan diri untuk membuka mata dan betapa terkejutnya ia ketika melihat wajah pria asing yang penuh luka itu dihadapkan di depan wajahnya dengan jarak tak ada satu sentimeter jauhnya.

Violence lantas berteriak kencang dan mendorong sepasang kakinya untuk menjauhi tubuh pria asing yang sepertinya t'lah terbaring tak bernyawa itu. Kejadian mengerikan ini mungkin terasa sangat menyenangkan bagi seseorang, terbukti dengan hadirnya kembali suara tawa yang menghampiri indera pendengaran dan suara itu berasal dari bagian belakang tubuh Violence.

Perempuan itu dengan bodohnya justru menoleh kearah belakang dan ia segera melihat orang misterius yang membunuh pria asing tersebut sedang bersiap mengayunkan balok kayu tepat di atas kepalanya seraya tertawa.

Duakh!

***

Seorang perempuan berteriak kencang di pagi hari, membuat sang ibu yang begitu menyayanginya segera meninggalkan pekerjaan rumah yang sedang ia lakukan hanya untuk melihat apa yang terjadi pada putri semata wayangnya.

"Violence, kau tak apa?" nyonya Wilson datang tergesa-gesa.

Pertanyaan yang dilontarkan oleh nyonya Wilson sama sekali tak terjawab secara lisan, melihat keringat yang bercucuran dari tubuh putrinya, ia sudah mengerti sendiri apa yang menjadi jawabannya.

"Tenanglah Violence, semua itu hanyalah mimpi buruk" nyonya Wilson mengusap punggung putrinya untuk menenangkannya.

"Aku takut" Violence mendekap erat tubuh nyonya Wilson sembari berusaha tuk mengatur pernapasannya.

"Tenanglah, ibu ada di sini bersama denganmu" nyonya Wilson dengan lembut mengusap keringat yang membasahi tubuh putrinya dengan sepotong kain yang berasal dari sakunya.

"Syukurlah ibu, kejadian mengerikan itu tak ada di dunia nyata" Violence masih mencoba menenangkan dirinya karena ketakutan yang ia rasakan terasa begitu nyata.

Area Persawahan Albany Village -07.00 a.m.

Sementara itu, di waktu yang sama, warga desa sedang dihebohkan dengan penemuan mayat seorang pria asing di area persawahan milik warga.

Tubuh pria asing itu ditemukan penuh luka, tertutupi oleh lumpur yang mengotori tubuhnya. Benar-benar mengerikan. Hal ini mengakibatkan beberapa orang desa yang berkumpul di sana turut membicarakan tentang ramainya wisatawan asing yang akhir-akhir ini datang memenuhi desa.

"Sudah, sudah, jangan membicarakan hal yang tidak-tidak" Robert sebagai kepala desa mencoba menenangkan warganya untuk tidak berbicara sembarangan, begitu juga dengan Wilson yang turut hadir di sana.

"Ini gawat, kejadian 'itu' terulang kembali ..." seorang warga desa yang baru saja selesai membersihkan tubuh pria asing itu menemukan sesuatu. Sebuah guratan yang biasa ditemukan pada mayat yang terbunuh secara misterius di desa ini.

"Merry".

Bab terkait

  • Help Me   Bab 4

    Adanya kabar tentang penemuan mayat di area persawahan awalnya tak terlalu dipedulikan oleh sebagian besar warga desa. Namun, ketika kabar terbaru muncul ke permukaan, hal itu benar-benar membuat seluruh warga merinding ketakutan. "Teror Merry" Begitulah orang-orang desa menyebutnya. Penemuan mayat misterius disertai guratan nama Merry di tubuh korban yang terbuat dari sayatan halus. Mengerikan. Setelah itu, seperti biasa, seluruh warga desa kini disibukkan dengan upacara ritus yang harus mereka jalani, guna mengusir malapetaka dan kesialan yang ada. Adat kepercayaan mengenai hal-hal tak kasat mata hingga kini masih tercium kuat dan begitu terasa di desa terpencil seperti ini. "Apa yang terjadi?" nyonya Wilson berlari menghampiri tuan Wilson yang baru saja pulang. "Hal mengerikan itu kembali lagi setelah sekian lama" ucap tuan Wilson dengan wajah datar tanpa menunjukkan ekspresi apapun. Berbanding terbalik dengan tuan Wilson, nyonya Wilson justru menunjukkan bahwa perasaannya saa

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-05
  • Help Me   Bab 5

    Manusia sangat suka menerka-nerka, entah berkaitan dengan hal apapun itu, termasuk dalam hal ritus dan kepercayaan. Memang benar, satu-satunya makhluk hidup yang memiliki akal dan budi hanyalah manusia. Namun, apakah hal itu dapat dimanfaatkan untuk membuat pemikiran yang tidak masuk akal?Manusia cenderung mempercayai hal yang mereka lihat dan dengar tanpa menyelidiki lebih lanjut apa yang sebenarnya terjadi. Mereka mempercayai setiap orang yang terlihat lebih 'pintar' dari mereka dan menganggap orang itu memiliki kemampuan istimewa yang disebut sebagai keturunan dewa.Lalu, apa yang terjadi jika sang keturunan dewa ternyata salah dalam membuat suatu penafsiran? Lebih buruknya lagi, penafsiran itu telah menimbulkan suatu ritus kepercayaan baru yang begitu dipercaya oleh masyarakat selama bertahun-tahun lamanya dan hal itu sudah melekat menjadi bagian dari tubuh masyarakat.***Gemerlap ribuan bintang yang bertabur di angkasa sangat memanjakan mata memandang. Menemani satu bulan sabit

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-05
  • Help Me   Bab 6

    Gumpalan asap keluar dari celah jeruji besi, bara api yang senantiasa menyala menimbulkan percikan api sesekali, dan daging yang dipanggang di atas sana mengundang aroma menggiurkan. Namun, sayangnya hal itu tidak berlaku bagi Violence, perempuan itu sama sekali tidak tertarik dengan daging yang ditelan oleh orang-orang.Setelah nyonya Wilson mengucapkan hal itu, Violence merasa bahwa warga desa tengah menatapnya dengan tatapan yang tak biasa. Violence merasa ketakutan berada di tengah orang-orang ini. Kini, Violence bahkan merasa tak dapat mempercayai ayah dan ibunya sendiri."Cobalah, ini adalah daging yang terletak di dekat tulang rusuk, rasanya pasti enak" ucap seorang gadis seraya memberikan sebuah piring yang berisi beberapa potong daging di sana.Sejenak Violence menatap daging itu, dari tampilan luarnya tak ada yang mencurigakan dari daging ini, begitu pula dengan aromanya, apakah ia harus mencicipinya?Seluruh warga desa bahkan menatap Violence sekarang. Ia merasa tak ada pili

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-05
  • Help Me   Prolog

    Melbourne, 02.00 a.m.Hujan deras yang tak kunjung usai mengakibatkan seluruh listrik di kota padam serentak. Dingin yang menusuk tulang serta kegelapan yang mencekam akhirnya menyelimuti kota Melbourne malam ini.Kondisi semakin diperparah ketika kepolisian terus menerus mendapat laporan mengenai penemuan sebuah mayat di beberapa tempat yang diperkirakan berkaitan dengan kasus pembunuhan berantai yang sedang ramai dibicarakan akhir-akhir ini. "Huh, dimana dia?" seorang detektif menghela napas kasar setelah berusaha menghubungi rekan kerjanya yang menghilang sedari pagi. Ia mulai mengkhawatirkannya, terutama karena kekacauan yang terjadi saat ini. Ia berusaha mencari keberadaannya, namun semua usaha yang dilakukan seolah tak membuahkan hasil. Sementara itu, diwaktu yang sama, seorang perempuan dengan pakaian lusuh berlari diantara kegelapan malam, menembus derasnya hujan, dan menuju kesebuah tebing yang sepi. Perempuan itu menangis histeris dan berteriak dengan kencang."Berhenti! Ja

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-18
  • Help Me   Bab 1

    High Cliffs, Melbourne - 06.00 a.m.Sayup-sayup angin yang berhembus manja menerpa dedaunan dari pepohonan yang ada di atas tebing. Menampilkan keindahan surgawi yang dapat dilihat hanya dengan mata telanjang. Namun di balik semua keindahan itu sekarang, terdapat peristiwa mengerikan yang sedang terjadi. Satu helikopter milik rumah sakit pemerintah mendarat sempurna di tempat itu. Terlihat, beberapa dokter ahli bergegas mengevakuasi korban. Peristiwa ini tentunya tak luput dari kacamata beberapa wartawan stasiun televisi ternama, sebab mereka mulai melakukan pemberitaan kepada masyarakat luas saat itu juga.[Seorang perempuan berinisial VW berusia dua puluh tiga tahun ditemukan terjatuh dari tebing yang memiliki ketinggian sekitar tiga koma empat meter dari atas permukaan tanah. Berdasarkan informasi dari tim penyelamat, korban mengalami patah tulang terbuka di beberapa bagian tubuhnya] [Terpantau hingga kini, jantung korban masih berdetak lemah dan dokter mengatakan bahwa persentase

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-18
  • Help Me   Bab 2

    Albany Village - 10.00 p.m.Bulan purnama telah muncul ke permukaan, menampilkan keelokan yang menghipnotis setiap mata memandang, menerangi keindahan desa yang tak dapat terelakkan lagi. Malam ini, Violence terlihat sedang membaca sebuah buku di sudut kamarnya. Buku unik yang ia temukan di salah satu rak di ruang keluarga. Violence membaca kata demi kata hingga tanpa sadar ia telah mencapai halaman keempat puluh lima. Sreek... Dengan rasa penasaran yang memuncak, Violence berniat tuk membaca lembar berikutnya. Namun, suara ketukan pintu yang menghampiri indera pendengarannya menghentikan tindakan tersebut. Pintu kamarnya terketuk sebanyak tiga kali dan setelah itu nyonya Wilson datang mengampirinya. "Rupanya ingatan yang hilang tak merubah apa yang menjadi kesukaanmu" nyonya Wilson mendekati putrinya dan duduk tepat bersandingan dengannya. "Ke-kesukaanku?" tanya Violence ragu. "Sejak kecil, kau sangat suka membaca buku di sudut ruang kamarmu" ucap nyonya Wilson dengan pandangan

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-18

Bab terbaru

  • Help Me   Bab 6

    Gumpalan asap keluar dari celah jeruji besi, bara api yang senantiasa menyala menimbulkan percikan api sesekali, dan daging yang dipanggang di atas sana mengundang aroma menggiurkan. Namun, sayangnya hal itu tidak berlaku bagi Violence, perempuan itu sama sekali tidak tertarik dengan daging yang ditelan oleh orang-orang.Setelah nyonya Wilson mengucapkan hal itu, Violence merasa bahwa warga desa tengah menatapnya dengan tatapan yang tak biasa. Violence merasa ketakutan berada di tengah orang-orang ini. Kini, Violence bahkan merasa tak dapat mempercayai ayah dan ibunya sendiri."Cobalah, ini adalah daging yang terletak di dekat tulang rusuk, rasanya pasti enak" ucap seorang gadis seraya memberikan sebuah piring yang berisi beberapa potong daging di sana.Sejenak Violence menatap daging itu, dari tampilan luarnya tak ada yang mencurigakan dari daging ini, begitu pula dengan aromanya, apakah ia harus mencicipinya?Seluruh warga desa bahkan menatap Violence sekarang. Ia merasa tak ada pili

  • Help Me   Bab 5

    Manusia sangat suka menerka-nerka, entah berkaitan dengan hal apapun itu, termasuk dalam hal ritus dan kepercayaan. Memang benar, satu-satunya makhluk hidup yang memiliki akal dan budi hanyalah manusia. Namun, apakah hal itu dapat dimanfaatkan untuk membuat pemikiran yang tidak masuk akal?Manusia cenderung mempercayai hal yang mereka lihat dan dengar tanpa menyelidiki lebih lanjut apa yang sebenarnya terjadi. Mereka mempercayai setiap orang yang terlihat lebih 'pintar' dari mereka dan menganggap orang itu memiliki kemampuan istimewa yang disebut sebagai keturunan dewa.Lalu, apa yang terjadi jika sang keturunan dewa ternyata salah dalam membuat suatu penafsiran? Lebih buruknya lagi, penafsiran itu telah menimbulkan suatu ritus kepercayaan baru yang begitu dipercaya oleh masyarakat selama bertahun-tahun lamanya dan hal itu sudah melekat menjadi bagian dari tubuh masyarakat.***Gemerlap ribuan bintang yang bertabur di angkasa sangat memanjakan mata memandang. Menemani satu bulan sabit

  • Help Me   Bab 4

    Adanya kabar tentang penemuan mayat di area persawahan awalnya tak terlalu dipedulikan oleh sebagian besar warga desa. Namun, ketika kabar terbaru muncul ke permukaan, hal itu benar-benar membuat seluruh warga merinding ketakutan. "Teror Merry" Begitulah orang-orang desa menyebutnya. Penemuan mayat misterius disertai guratan nama Merry di tubuh korban yang terbuat dari sayatan halus. Mengerikan. Setelah itu, seperti biasa, seluruh warga desa kini disibukkan dengan upacara ritus yang harus mereka jalani, guna mengusir malapetaka dan kesialan yang ada. Adat kepercayaan mengenai hal-hal tak kasat mata hingga kini masih tercium kuat dan begitu terasa di desa terpencil seperti ini. "Apa yang terjadi?" nyonya Wilson berlari menghampiri tuan Wilson yang baru saja pulang. "Hal mengerikan itu kembali lagi setelah sekian lama" ucap tuan Wilson dengan wajah datar tanpa menunjukkan ekspresi apapun. Berbanding terbalik dengan tuan Wilson, nyonya Wilson justru menunjukkan bahwa perasaannya saa

  • Help Me   Bab 3

    Ctak ... ctak ... ctak .... Suara ketukan yang diketukkan di kaca itu memenuhi seisi rumah dengan tempo ketukan yang terdengar semakin cepat, begitu pula dengan jejak telapak tangan terbuka yang di tinggalkan di kaca rumah seseorang, semakin banyak hingga menimbulkan retakan kecil di sana. Wajah pria asing itu terlihat semakin pucat, berulang kali pula ia menoleh ke arah sisi yang sama seakan orang yang melukai dirinya sudah menemukan keberadaannya dan berada di dekatnya. Mimik wajah yang seolah menjerit meminta tolong membuat Violence merasa iba. Dengan segera, Violence berlari keluar secepat kilat dan menghampiri tempat dimana pria asing itu berada. Namun sayang, hanya terlewat beberapa detik saja, pria asing itu sudah tidak ada ditempatnya, yang tersisa hanyalah jejak telapak tangan yang mengotori jendela rumah dan secarik kertas yang masih setia melekat erat di kaca jendela. Violence hendak beranjak pergi kembali ke dalam rumah, tetapi kata hatinya mengatakan bahwa pria asing i

  • Help Me   Bab 2

    Albany Village - 10.00 p.m.Bulan purnama telah muncul ke permukaan, menampilkan keelokan yang menghipnotis setiap mata memandang, menerangi keindahan desa yang tak dapat terelakkan lagi. Malam ini, Violence terlihat sedang membaca sebuah buku di sudut kamarnya. Buku unik yang ia temukan di salah satu rak di ruang keluarga. Violence membaca kata demi kata hingga tanpa sadar ia telah mencapai halaman keempat puluh lima. Sreek... Dengan rasa penasaran yang memuncak, Violence berniat tuk membaca lembar berikutnya. Namun, suara ketukan pintu yang menghampiri indera pendengarannya menghentikan tindakan tersebut. Pintu kamarnya terketuk sebanyak tiga kali dan setelah itu nyonya Wilson datang mengampirinya. "Rupanya ingatan yang hilang tak merubah apa yang menjadi kesukaanmu" nyonya Wilson mendekati putrinya dan duduk tepat bersandingan dengannya. "Ke-kesukaanku?" tanya Violence ragu. "Sejak kecil, kau sangat suka membaca buku di sudut ruang kamarmu" ucap nyonya Wilson dengan pandangan

  • Help Me   Bab 1

    High Cliffs, Melbourne - 06.00 a.m.Sayup-sayup angin yang berhembus manja menerpa dedaunan dari pepohonan yang ada di atas tebing. Menampilkan keindahan surgawi yang dapat dilihat hanya dengan mata telanjang. Namun di balik semua keindahan itu sekarang, terdapat peristiwa mengerikan yang sedang terjadi. Satu helikopter milik rumah sakit pemerintah mendarat sempurna di tempat itu. Terlihat, beberapa dokter ahli bergegas mengevakuasi korban. Peristiwa ini tentunya tak luput dari kacamata beberapa wartawan stasiun televisi ternama, sebab mereka mulai melakukan pemberitaan kepada masyarakat luas saat itu juga.[Seorang perempuan berinisial VW berusia dua puluh tiga tahun ditemukan terjatuh dari tebing yang memiliki ketinggian sekitar tiga koma empat meter dari atas permukaan tanah. Berdasarkan informasi dari tim penyelamat, korban mengalami patah tulang terbuka di beberapa bagian tubuhnya] [Terpantau hingga kini, jantung korban masih berdetak lemah dan dokter mengatakan bahwa persentase

  • Help Me   Prolog

    Melbourne, 02.00 a.m.Hujan deras yang tak kunjung usai mengakibatkan seluruh listrik di kota padam serentak. Dingin yang menusuk tulang serta kegelapan yang mencekam akhirnya menyelimuti kota Melbourne malam ini.Kondisi semakin diperparah ketika kepolisian terus menerus mendapat laporan mengenai penemuan sebuah mayat di beberapa tempat yang diperkirakan berkaitan dengan kasus pembunuhan berantai yang sedang ramai dibicarakan akhir-akhir ini. "Huh, dimana dia?" seorang detektif menghela napas kasar setelah berusaha menghubungi rekan kerjanya yang menghilang sedari pagi. Ia mulai mengkhawatirkannya, terutama karena kekacauan yang terjadi saat ini. Ia berusaha mencari keberadaannya, namun semua usaha yang dilakukan seolah tak membuahkan hasil. Sementara itu, diwaktu yang sama, seorang perempuan dengan pakaian lusuh berlari diantara kegelapan malam, menembus derasnya hujan, dan menuju kesebuah tebing yang sepi. Perempuan itu menangis histeris dan berteriak dengan kencang."Berhenti! Ja

DMCA.com Protection Status