Share

Bab 1

Author: agllaea_
last update Last Updated: 2022-03-18 17:08:51

High Cliffs, Melbourne - 06.00 a.m.

Sayup-sayup angin yang berhembus manja menerpa dedaunan dari pepohonan yang ada di atas tebing. Menampilkan keindahan surgawi yang dapat dilihat hanya dengan mata telanjang. Namun di balik semua keindahan itu sekarang, terdapat peristiwa mengerikan yang sedang terjadi.

Satu helikopter milik rumah sakit pemerintah mendarat sempurna di tempat itu. Terlihat, beberapa dokter ahli bergegas mengevakuasi korban. Peristiwa ini tentunya tak luput dari kacamata beberapa wartawan stasiun televisi ternama, sebab mereka mulai melakukan pemberitaan kepada masyarakat luas saat itu juga.

[Seorang perempuan berinisial VW berusia dua puluh tiga tahun ditemukan terjatuh dari tebing yang memiliki ketinggian sekitar tiga koma empat meter dari atas permukaan tanah. Berdasarkan informasi dari tim penyelamat, korban mengalami patah tulang terbuka di beberapa bagian tubuhnya]

[Terpantau hingga kini, jantung korban masih berdetak lemah dan dokter mengatakan bahwa persentase kemungkinan untuk melanjutkan hidup adalah dua puluh lima persen saja, mengingat bahwa ia mengalami cedera yang begitu parah]

[Hingga saat ini, tim penyelamat terus berusaha untuk melakukan pertolongan pada korban. Kabar selanjutnya mengenai keadaan korban akan segera kami sampaikan].

***

The Royal Melbourne Hospital - 6 Bulan Setelahnya.

Violence membuka matanya secara perlahan, mengamati ruangan yang tampak asing baginya. Tak ada seorang pun di ruangan itu dan ia dapat merasakan beberapa alat yang tak ia ketahui namanya terpasang hampir di setiap bagian tubuhnya.

Kepala dan seluruh bagian tubuh yang teramat sakit membuat Violence tak dapat melakukan hal lebih selain berbaring kaku di tempat tidur.

Sayangnya, ia tak dapat mengingat kejadian apapun yang membawanya terbaring bagaikan mayat di tempat ini. Violence hanya mampu berdiam diri dan pasrah, sebab ia tak mengingat apapun kecuali namanya sendiri.

Hingga pada akhirnya, seorang wanita setengah baya datang memasuki ruangan itu. Tampang yang murung dan tak bersemangat membuat Violence penasaran akan apa yang sedang terjadi.

Namun, ketika wanita setengah baya itu melihat Violence yang terbaring, perubahan ekspresi wajahnya sangat terlihat jelas. Tanpa menunggu waktu lebih lama lagi, wanita setengah baya itu pergi dan kembali bersama para dokter.

Wanita setengah baya itu lantas menangis dan bersujud di lantai yang dingin tepat di hadapan Violence yang menjalani pemeriksaan secara tiba-tiba. Beberapa alat yang terpasang di tubuhnya pun turut dilepas. Namun tetap saja, Violence tak mengerti apapun.

"Sudah kubilang bukan, bahwa ia akan baik-baik saja. Tak masuk akal jika dokter menyuruh kami menandatangani formulir persetujuan suntik mati" ucap pria setengah baya yang baru saja datang ke ruangan itu.

"Violence" wanita setengah baya itu mendekati orang yang ia panggil seraya menangis dan Violence yang sama sekali tak mengerti mengenai apa yang sedang terjadi segera menunjukkan respon yang sesuai.

Melihat kejadian ini di depan matanya, dokter akhirnya mengeluarkan pernyataan pahit yang harus diterima oleh setiap orang yang ada di tempat itu, termasuk Violence. Diagnosis hilang ingatan kini tersemat pada dirinya.

Merasa tak percaya dengan apa yang terjadi, Violence berusaha membuktikan bahwa ia tak kehilangan apapun dalam ingatannya. Namun, semakin ia berusaha menunjukkan, maka semakin terlihat jelas seluruh kekurangannya. Dokter memperbarui pernyataannya, Violence kini di diagnosis kehilangan sembilan puluh delapan persen memori ingatan akibat benturan keras saat ia jatuh dari tebing.

Hal itu tentu membuat hati Violence hancur lebur, begitu juga dengan apa yang terjadi pada tuan dan nyonya Wilson, orang tua Violence. Walau pada akhirnya mereka dapat menerima musibah yang menimpa putrinya dengan lapang dada.

Dua minggu telah berlalu, kini Violence diperbolehkan untuk melakukan rawat jalan. Lagi pula, selama Violence berada di batas antara hidup dan mati, perlahan patah tulang dan luka-luka yang ia alami pulih cukup baik. Sebab, waktu setengah tahun bukanlah waktu yang cepat.

"Aku sudah berusia dua puluh tiga tahun?" tanya Violence tak percaya ketika membalik lembar demi lembar sebuah buku saku yang berisikan indentitas serta gambar dirinya ketika menempuh pendidikan dasar.

Disepanjang jalan menuju rumah, Violence memilih untuk membunuh waktu dengan mencoba tuk mengenal kembali siapa dirinya.

Tak terasa, mereka akhirnya tiba di sebuah desa yang dapat dikatakan cukup terpencil di daratan benua Australia. Terlihat banyak pepohonan tinggi, sawah, dan tentunya hewan ternak seperti sapi. Rumah-rumah warga juga nampak tak begitu banyak dan terletak sedikit berjauhan satu dengan lainnya.

"Kita sudah sampai" ucap tuan Wilson seraya menghentikan mobil tua kesayangannya yang sudah menempuh perjalanan cukup jauh.

Secara perlahan, nyonya Wilson membantu putri semata wayangnya turun dari mobil dengan penuh kehati-hatian, dan begitu Violence melihat sekelilingnya, ia begitu terpana dengan seluruh pemandangan yang ada hanya dalam sekali mata memandang.

Bagaimana tidak? Rumah bergaya antik bertingkat yang cukup luas dengan taman yang tak kalah luasnya dipenuhi oleh beragam bunga yang bermekaran, dan satu lagi, rumah ini terletak di daratan yang cukup tinggi, sehingga kita dapat melihat seluruh pemandangan desa hanya melalui tempat ini.

"Ini adalah rumah yang menyimpan semua kenangan masa kecilmu, masa remajamu, dan masa dewasa mudamu sebelum kau memutuskan pergi untuk menempuh pendidikan di kota. Ibu harap, ingatanmu dapat pulih dengan cepat" ucap nyonya Wilson seraya mengelus lembut rambut putrinya.

Setelah itu, Violence perlahan melangkahkan kaki memasuki rumah, dan begitu pintu besar yang menjadi pintu utama rumahnya terbuka, ia melihat berbagai foto dirinya terpasang di dinding-dinding, mulai dari ia kecil hingga dewasa muda, sama seperti apa yang baru saja dikatakan oleh nyonya Wilson.

Menelusuri tiap ruangan, Violence selalu merasa terpukau dengan detail setiap sudut rumah. Terlihat antik dan begitu elegan. Tak hanya di luar rumah, di dalam rumah pun pemandangannya sudah sangat memanjakan mata. Apakah kedua orang tuanya menyukai seni? Sepertinya begitu.

Luas kamar pribadi milik Violence pun hampir sama dengan luasnya ruang keluarga. Terletak di lantai atas, membuat Violence dapat menikmati seluruh pemandangan desa hanya melalui jendela kamarnya. Terlihat jauh lebih jelas dan begitu cantik.

Setelah puas mengelilingi tiap ruangan, Violence kemudian menuruni tangga dengan perlahan untuk kembali menemui tuan dan nyonya Wilson. Namun sepertinya, kedua orang tuanya itu sedang disibukkan dengan sesuatu.

Terlihat tuan dan nyonya Wilson sedang membersihkan sampah yang bertebaran di tanah rumah mereka. Entah siapa yang melakukan hal itu.

Tanpa harus berpikir panjang, Violence segera memungut beberapa sampah untuk membantu kedua orang tuanya. Ia tak merasa malu melakukan hal itu walau beberapa orang desa lainnya terlihat sedang sibuk berlalu lalang.

"Lihat, ia kembali, desa ini pasti akan mendapat banyak masalah lagi" Violence tak sengaja mendengar apa yang dibicarakan oleh orang-orang yang berlalu lalang di hadapannya.

Related chapters

  • Help Me   Bab 2

    Albany Village - 10.00 p.m.Bulan purnama telah muncul ke permukaan, menampilkan keelokan yang menghipnotis setiap mata memandang, menerangi keindahan desa yang tak dapat terelakkan lagi. Malam ini, Violence terlihat sedang membaca sebuah buku di sudut kamarnya. Buku unik yang ia temukan di salah satu rak di ruang keluarga. Violence membaca kata demi kata hingga tanpa sadar ia telah mencapai halaman keempat puluh lima. Sreek... Dengan rasa penasaran yang memuncak, Violence berniat tuk membaca lembar berikutnya. Namun, suara ketukan pintu yang menghampiri indera pendengarannya menghentikan tindakan tersebut. Pintu kamarnya terketuk sebanyak tiga kali dan setelah itu nyonya Wilson datang mengampirinya. "Rupanya ingatan yang hilang tak merubah apa yang menjadi kesukaanmu" nyonya Wilson mendekati putrinya dan duduk tepat bersandingan dengannya. "Ke-kesukaanku?" tanya Violence ragu. "Sejak kecil, kau sangat suka membaca buku di sudut ruang kamarmu" ucap nyonya Wilson dengan pandangan

    Last Updated : 2022-03-18
  • Help Me   Bab 3

    Ctak ... ctak ... ctak .... Suara ketukan yang diketukkan di kaca itu memenuhi seisi rumah dengan tempo ketukan yang terdengar semakin cepat, begitu pula dengan jejak telapak tangan terbuka yang di tinggalkan di kaca rumah seseorang, semakin banyak hingga menimbulkan retakan kecil di sana. Wajah pria asing itu terlihat semakin pucat, berulang kali pula ia menoleh ke arah sisi yang sama seakan orang yang melukai dirinya sudah menemukan keberadaannya dan berada di dekatnya. Mimik wajah yang seolah menjerit meminta tolong membuat Violence merasa iba. Dengan segera, Violence berlari keluar secepat kilat dan menghampiri tempat dimana pria asing itu berada. Namun sayang, hanya terlewat beberapa detik saja, pria asing itu sudah tidak ada ditempatnya, yang tersisa hanyalah jejak telapak tangan yang mengotori jendela rumah dan secarik kertas yang masih setia melekat erat di kaca jendela. Violence hendak beranjak pergi kembali ke dalam rumah, tetapi kata hatinya mengatakan bahwa pria asing i

    Last Updated : 2022-07-05
  • Help Me   Bab 4

    Adanya kabar tentang penemuan mayat di area persawahan awalnya tak terlalu dipedulikan oleh sebagian besar warga desa. Namun, ketika kabar terbaru muncul ke permukaan, hal itu benar-benar membuat seluruh warga merinding ketakutan. "Teror Merry" Begitulah orang-orang desa menyebutnya. Penemuan mayat misterius disertai guratan nama Merry di tubuh korban yang terbuat dari sayatan halus. Mengerikan. Setelah itu, seperti biasa, seluruh warga desa kini disibukkan dengan upacara ritus yang harus mereka jalani, guna mengusir malapetaka dan kesialan yang ada. Adat kepercayaan mengenai hal-hal tak kasat mata hingga kini masih tercium kuat dan begitu terasa di desa terpencil seperti ini. "Apa yang terjadi?" nyonya Wilson berlari menghampiri tuan Wilson yang baru saja pulang. "Hal mengerikan itu kembali lagi setelah sekian lama" ucap tuan Wilson dengan wajah datar tanpa menunjukkan ekspresi apapun. Berbanding terbalik dengan tuan Wilson, nyonya Wilson justru menunjukkan bahwa perasaannya saa

    Last Updated : 2022-07-05
  • Help Me   Bab 5

    Manusia sangat suka menerka-nerka, entah berkaitan dengan hal apapun itu, termasuk dalam hal ritus dan kepercayaan. Memang benar, satu-satunya makhluk hidup yang memiliki akal dan budi hanyalah manusia. Namun, apakah hal itu dapat dimanfaatkan untuk membuat pemikiran yang tidak masuk akal?Manusia cenderung mempercayai hal yang mereka lihat dan dengar tanpa menyelidiki lebih lanjut apa yang sebenarnya terjadi. Mereka mempercayai setiap orang yang terlihat lebih 'pintar' dari mereka dan menganggap orang itu memiliki kemampuan istimewa yang disebut sebagai keturunan dewa.Lalu, apa yang terjadi jika sang keturunan dewa ternyata salah dalam membuat suatu penafsiran? Lebih buruknya lagi, penafsiran itu telah menimbulkan suatu ritus kepercayaan baru yang begitu dipercaya oleh masyarakat selama bertahun-tahun lamanya dan hal itu sudah melekat menjadi bagian dari tubuh masyarakat.***Gemerlap ribuan bintang yang bertabur di angkasa sangat memanjakan mata memandang. Menemani satu bulan sabit

    Last Updated : 2022-07-05
  • Help Me   Bab 6

    Gumpalan asap keluar dari celah jeruji besi, bara api yang senantiasa menyala menimbulkan percikan api sesekali, dan daging yang dipanggang di atas sana mengundang aroma menggiurkan. Namun, sayangnya hal itu tidak berlaku bagi Violence, perempuan itu sama sekali tidak tertarik dengan daging yang ditelan oleh orang-orang.Setelah nyonya Wilson mengucapkan hal itu, Violence merasa bahwa warga desa tengah menatapnya dengan tatapan yang tak biasa. Violence merasa ketakutan berada di tengah orang-orang ini. Kini, Violence bahkan merasa tak dapat mempercayai ayah dan ibunya sendiri."Cobalah, ini adalah daging yang terletak di dekat tulang rusuk, rasanya pasti enak" ucap seorang gadis seraya memberikan sebuah piring yang berisi beberapa potong daging di sana.Sejenak Violence menatap daging itu, dari tampilan luarnya tak ada yang mencurigakan dari daging ini, begitu pula dengan aromanya, apakah ia harus mencicipinya?Seluruh warga desa bahkan menatap Violence sekarang. Ia merasa tak ada pili

    Last Updated : 2022-07-05
  • Help Me   Prolog

    Melbourne, 02.00 a.m.Hujan deras yang tak kunjung usai mengakibatkan seluruh listrik di kota padam serentak. Dingin yang menusuk tulang serta kegelapan yang mencekam akhirnya menyelimuti kota Melbourne malam ini.Kondisi semakin diperparah ketika kepolisian terus menerus mendapat laporan mengenai penemuan sebuah mayat di beberapa tempat yang diperkirakan berkaitan dengan kasus pembunuhan berantai yang sedang ramai dibicarakan akhir-akhir ini. "Huh, dimana dia?" seorang detektif menghela napas kasar setelah berusaha menghubungi rekan kerjanya yang menghilang sedari pagi. Ia mulai mengkhawatirkannya, terutama karena kekacauan yang terjadi saat ini. Ia berusaha mencari keberadaannya, namun semua usaha yang dilakukan seolah tak membuahkan hasil. Sementara itu, diwaktu yang sama, seorang perempuan dengan pakaian lusuh berlari diantara kegelapan malam, menembus derasnya hujan, dan menuju kesebuah tebing yang sepi. Perempuan itu menangis histeris dan berteriak dengan kencang."Berhenti! Ja

    Last Updated : 2022-03-18

Latest chapter

  • Help Me   Bab 6

    Gumpalan asap keluar dari celah jeruji besi, bara api yang senantiasa menyala menimbulkan percikan api sesekali, dan daging yang dipanggang di atas sana mengundang aroma menggiurkan. Namun, sayangnya hal itu tidak berlaku bagi Violence, perempuan itu sama sekali tidak tertarik dengan daging yang ditelan oleh orang-orang.Setelah nyonya Wilson mengucapkan hal itu, Violence merasa bahwa warga desa tengah menatapnya dengan tatapan yang tak biasa. Violence merasa ketakutan berada di tengah orang-orang ini. Kini, Violence bahkan merasa tak dapat mempercayai ayah dan ibunya sendiri."Cobalah, ini adalah daging yang terletak di dekat tulang rusuk, rasanya pasti enak" ucap seorang gadis seraya memberikan sebuah piring yang berisi beberapa potong daging di sana.Sejenak Violence menatap daging itu, dari tampilan luarnya tak ada yang mencurigakan dari daging ini, begitu pula dengan aromanya, apakah ia harus mencicipinya?Seluruh warga desa bahkan menatap Violence sekarang. Ia merasa tak ada pili

  • Help Me   Bab 5

    Manusia sangat suka menerka-nerka, entah berkaitan dengan hal apapun itu, termasuk dalam hal ritus dan kepercayaan. Memang benar, satu-satunya makhluk hidup yang memiliki akal dan budi hanyalah manusia. Namun, apakah hal itu dapat dimanfaatkan untuk membuat pemikiran yang tidak masuk akal?Manusia cenderung mempercayai hal yang mereka lihat dan dengar tanpa menyelidiki lebih lanjut apa yang sebenarnya terjadi. Mereka mempercayai setiap orang yang terlihat lebih 'pintar' dari mereka dan menganggap orang itu memiliki kemampuan istimewa yang disebut sebagai keturunan dewa.Lalu, apa yang terjadi jika sang keturunan dewa ternyata salah dalam membuat suatu penafsiran? Lebih buruknya lagi, penafsiran itu telah menimbulkan suatu ritus kepercayaan baru yang begitu dipercaya oleh masyarakat selama bertahun-tahun lamanya dan hal itu sudah melekat menjadi bagian dari tubuh masyarakat.***Gemerlap ribuan bintang yang bertabur di angkasa sangat memanjakan mata memandang. Menemani satu bulan sabit

  • Help Me   Bab 4

    Adanya kabar tentang penemuan mayat di area persawahan awalnya tak terlalu dipedulikan oleh sebagian besar warga desa. Namun, ketika kabar terbaru muncul ke permukaan, hal itu benar-benar membuat seluruh warga merinding ketakutan. "Teror Merry" Begitulah orang-orang desa menyebutnya. Penemuan mayat misterius disertai guratan nama Merry di tubuh korban yang terbuat dari sayatan halus. Mengerikan. Setelah itu, seperti biasa, seluruh warga desa kini disibukkan dengan upacara ritus yang harus mereka jalani, guna mengusir malapetaka dan kesialan yang ada. Adat kepercayaan mengenai hal-hal tak kasat mata hingga kini masih tercium kuat dan begitu terasa di desa terpencil seperti ini. "Apa yang terjadi?" nyonya Wilson berlari menghampiri tuan Wilson yang baru saja pulang. "Hal mengerikan itu kembali lagi setelah sekian lama" ucap tuan Wilson dengan wajah datar tanpa menunjukkan ekspresi apapun. Berbanding terbalik dengan tuan Wilson, nyonya Wilson justru menunjukkan bahwa perasaannya saa

  • Help Me   Bab 3

    Ctak ... ctak ... ctak .... Suara ketukan yang diketukkan di kaca itu memenuhi seisi rumah dengan tempo ketukan yang terdengar semakin cepat, begitu pula dengan jejak telapak tangan terbuka yang di tinggalkan di kaca rumah seseorang, semakin banyak hingga menimbulkan retakan kecil di sana. Wajah pria asing itu terlihat semakin pucat, berulang kali pula ia menoleh ke arah sisi yang sama seakan orang yang melukai dirinya sudah menemukan keberadaannya dan berada di dekatnya. Mimik wajah yang seolah menjerit meminta tolong membuat Violence merasa iba. Dengan segera, Violence berlari keluar secepat kilat dan menghampiri tempat dimana pria asing itu berada. Namun sayang, hanya terlewat beberapa detik saja, pria asing itu sudah tidak ada ditempatnya, yang tersisa hanyalah jejak telapak tangan yang mengotori jendela rumah dan secarik kertas yang masih setia melekat erat di kaca jendela. Violence hendak beranjak pergi kembali ke dalam rumah, tetapi kata hatinya mengatakan bahwa pria asing i

  • Help Me   Bab 2

    Albany Village - 10.00 p.m.Bulan purnama telah muncul ke permukaan, menampilkan keelokan yang menghipnotis setiap mata memandang, menerangi keindahan desa yang tak dapat terelakkan lagi. Malam ini, Violence terlihat sedang membaca sebuah buku di sudut kamarnya. Buku unik yang ia temukan di salah satu rak di ruang keluarga. Violence membaca kata demi kata hingga tanpa sadar ia telah mencapai halaman keempat puluh lima. Sreek... Dengan rasa penasaran yang memuncak, Violence berniat tuk membaca lembar berikutnya. Namun, suara ketukan pintu yang menghampiri indera pendengarannya menghentikan tindakan tersebut. Pintu kamarnya terketuk sebanyak tiga kali dan setelah itu nyonya Wilson datang mengampirinya. "Rupanya ingatan yang hilang tak merubah apa yang menjadi kesukaanmu" nyonya Wilson mendekati putrinya dan duduk tepat bersandingan dengannya. "Ke-kesukaanku?" tanya Violence ragu. "Sejak kecil, kau sangat suka membaca buku di sudut ruang kamarmu" ucap nyonya Wilson dengan pandangan

  • Help Me   Bab 1

    High Cliffs, Melbourne - 06.00 a.m.Sayup-sayup angin yang berhembus manja menerpa dedaunan dari pepohonan yang ada di atas tebing. Menampilkan keindahan surgawi yang dapat dilihat hanya dengan mata telanjang. Namun di balik semua keindahan itu sekarang, terdapat peristiwa mengerikan yang sedang terjadi. Satu helikopter milik rumah sakit pemerintah mendarat sempurna di tempat itu. Terlihat, beberapa dokter ahli bergegas mengevakuasi korban. Peristiwa ini tentunya tak luput dari kacamata beberapa wartawan stasiun televisi ternama, sebab mereka mulai melakukan pemberitaan kepada masyarakat luas saat itu juga.[Seorang perempuan berinisial VW berusia dua puluh tiga tahun ditemukan terjatuh dari tebing yang memiliki ketinggian sekitar tiga koma empat meter dari atas permukaan tanah. Berdasarkan informasi dari tim penyelamat, korban mengalami patah tulang terbuka di beberapa bagian tubuhnya] [Terpantau hingga kini, jantung korban masih berdetak lemah dan dokter mengatakan bahwa persentase

  • Help Me   Prolog

    Melbourne, 02.00 a.m.Hujan deras yang tak kunjung usai mengakibatkan seluruh listrik di kota padam serentak. Dingin yang menusuk tulang serta kegelapan yang mencekam akhirnya menyelimuti kota Melbourne malam ini.Kondisi semakin diperparah ketika kepolisian terus menerus mendapat laporan mengenai penemuan sebuah mayat di beberapa tempat yang diperkirakan berkaitan dengan kasus pembunuhan berantai yang sedang ramai dibicarakan akhir-akhir ini. "Huh, dimana dia?" seorang detektif menghela napas kasar setelah berusaha menghubungi rekan kerjanya yang menghilang sedari pagi. Ia mulai mengkhawatirkannya, terutama karena kekacauan yang terjadi saat ini. Ia berusaha mencari keberadaannya, namun semua usaha yang dilakukan seolah tak membuahkan hasil. Sementara itu, diwaktu yang sama, seorang perempuan dengan pakaian lusuh berlari diantara kegelapan malam, menembus derasnya hujan, dan menuju kesebuah tebing yang sepi. Perempuan itu menangis histeris dan berteriak dengan kencang."Berhenti! Ja

DMCA.com Protection Status