Beranda / Romansa / Hello Wife, The Tyran Ceo. / Lari atau aku akan mati II.

Share

Lari atau aku akan mati II.

Penulis: Ellina Exsli
last update Terakhir Diperbarui: 2021-12-21 20:16:57

Part belum di revisi. 

Typo bertebaran 

Happy reading. 

***

Kenzie tak mengerti, kenapa wanita di depannya sangat tak menyukainya hingga tatapan benci dan takut itu terlihat jelas. Ia tak bergeming dan tetap mengeratkan genggaman tangannya hingga tiba-tiba tubuh kurus itu ambruk tak sadarkan diri. 

Sudut matanya mengerut dengan tangan refleks menangkap tubuh gadis di depannya. Ia bisa melihat dengan jelas ada keringat dingin di dahi dan pelipis yang mengalir. Merasa tatapan orang sekitarnya tak begitu nyaman, Kenzie mengangkat tubuh gadis itu dalam gendongannya. Melangkah dingin menuju Lycan Hypersport hitamnya. Mobil hitam itu melaju cepat menuju apartemennya di kawasan kota Z. 

Saat mereka sampai di apartemen, Kenzie meletakkan tubuh Ellina di atas tempat tidurnya. Wajahnya masih sangat tenang dan dingin saat ia membawa telepon genggamnya ke telinga. 

"Lander, hubungi dokter keluarga Reegan sekarang."

Di ujung sebrang sana. Seorang pria ber jas hitam rapi baru saja turun dari pesawat. Matanya menyipit saat perintah atasannya terdengar tergesa. 

"Tuan muda, siapa yang sakit?" tanyanya dengan cepat. Langkahnya memburu menuju salah saru Taxi lalu masuk menuju apartemen Kenzie. 

"Bukan aku. Itu hanya seorang gadis yang merepotkan!"

Mulut Lander terbuka beberapa centi dan tak tertutup. Ia berusaha mempercayai pendengarannya. Tuan mudanya menyebut seorang gadis. Itu berarti tuan mudanya tak sendiri. 

Wajah takut itu terlihat bias kemudian. Ia merutuki sekaligus berdoa dengan menyebut Tuhan berkali-kali. 

Ya Tuhan, apakah kali ini mayat lagi atau anak gadis orang terluka lagi. Kenapa mereka mendekati Tuan Muda. 

Tangannya telah bergerak cepat menghubungi dokter keluarga Reegan. Sedangkan dalam perjalanan, ia sama sekali tak bisa tenang. Selama  ia bekerja bersama Tuan Muda keluarga Reegan, ia tak pernah melihat tuannya memiliki belas kasih. Meski itu wanita, jika begitu mengganggu maka akan berakhir seperti hidup di neraka. Tuan mudanya akan membuat mereka menyesali karena telah berani datang dan menganggu. Dan sebagai sekretaris yang menangani semuanya. Itu adalah hal yang begitu merepotkan. 

"Pak, tolong percepat. Saya harus sampai dalam waktu lima belas menit." 

Supir Taxi itu mengangguk. Sedangkan Lander mulai memeriksa jadwal Kenzie yang baru saja ia dapat dari stafnya saat ia pergi ke luar negeri. 

"Ah, tamat sudah. Aku yakin, aku pasti melihat mayat kali ini."

Lander menepuk kepalanya saat melihat beberapa rapat tak berjalan sesuai rencana. Lalu beberapa hasil rapat yang mengecewakan. Ia sudah pasti tahu bahwa suasana hati Tuan Mudanya pasti sangat buruk. Lalu gadis itu datang memperkeruh keadaan. Dan ia sangat yakin, semua barakhir menjadi cerita seperti sebelumnya. 

Lander berlari keluar dari Taxi saat telah sampai pada tujuan. Tangannya memencet lift dengan cepat dan begitu terburu hingga sampai di depan pintu apartemen Kenzie. Ia dengan cepat memencet deretan pin angka untuk membuka pintu. Saat pintu itu terbuka,  ia langsung berhambur masuk dengan menutup hidungnya cepat. 

"Tuan, mana mayat yang harus saya singkirkan?" ucapnya sangat jelas.

Namun keadaam terlalu hening. Hingga ia melangkah dan tertegun saat melihat pintu kamar Kenzie terbuka. Ada Dokter keluarga Reegan yang tengah memeriksa seorang gadis yang terlelap. Lalu Tuan Mudanya berdiri sambil menyilangkan tangan di dada. 

Gadis di tempat tidur? Dan masih selamat? 

Lander tiba-tiba merasa udara yang ia hirup sangat bersih. Ia masuk setelah mengetuk pintu dua kali. Membuat Kenzie menatapnya lalu berbalik menatap dokter keluarganya. 

"Ceo Ken,  apakah pasien sebelumnya mengalami hal yang buruk? Atau trauma dan takut terhadap sesuatu? Dia terlalu shock dan ketakutan. Apakah pasien akhir-akhir ini mengalami mimpi buruk dan tak bisa beristirahat dengan baik?" tanya Dokter itu pada Kenzie. 

Kenzie mengerutkan keningnya.  Bagaimana aku tahu?  Ekspresinya tak berubah. Ia sama sekali tak tahu apapun tentang gadis di depannya. 

"Dokter tolong pastikan apakah tak ada luka di seluruh tubuhnya? Apakah organ dalamnya baik-baik saja? Apakah kita tak perlu membawanya ke rumah sakit untuk scan--"

"Lander!" peringat Kenzie dingin. 

Lander tak peduli. Ia menatap dokter itu untuk menerima jawaban. 

"Tidak," Dokter itu menggeleng. "Seluruh tubuh pasien baik-baik saja. Ia hanya pinsan karena shock berlebihan dan sedikit stress. Dia akan baik-baik saja setelah mendapatkan istirahat yang cukup. Dan jangan dekatkan dia pada hal yang membuatnya takut. Traumanya sangat dalam hingga dapat mempengaruhi kesehatannya."

Lander mengangguk dan bernapas lega. Mengantarkan Dokter keluar dari apartemen dan kembali ke dalam. Namun saat ia berdiri di pintu kamar Kenzie, ia menutup mulutnya terkejut. Ia seakan tersadar pada hal besar yang ia lupakan. 

Seorang gadis di tempat tidur Tuan Mudanya. Dan baik-baik saja! 

Matanya kegirangan hingga rasanya ingin menangis. Senyum itu melebar seakan berkah hidup berkali-kali lipat. 

Mungkinkah gadis ini adalah Nyonya masa depannya?

Karena Tuan Mudanya terlihat tak terganggu dan membiarkan gadis itu terbaring di tempat tidurnya. Membayangkan itu saja sudah membuatnya senang bukan kepalang. Bagiamanapun sepertinya ia bisa menggantungkan setengah hidupnya pada gadis yang masih tertidur di sana. Jika semua menjadi mudah, maka sisa hidupnya selama ini juga akan mudah. 

"Tuan Muda,"

"Simpan semua pernyataanmu!" potong Kenzie sambil membawa Nettbooknya lalu duduk di salah bangku di dalam kamarnya. Matanya mulai meneliti dan tenggelam pada pekerjaan. 

"Tuan, tapi dia ketakutan. Apa yang telah Tuan lakukan pada Nyonya masa depan?"

Mata Kenzie menajam. Wajah dinginnya mengeras, namun Lander seakan telah terbiasa pada itu semua. 

Apa yang aku lakukan? Aku bahkan tak melakukan apa-apa dan dia sudah ketakutan setengah mati saat melihatku. Tak hanya menolakku tapi juga ingin kabur dari pandanganku! Bukankah seharusnya aku butuh alasannya untuk melakukan itu? 

"Nyonya masa depan?" tanya Kenzie dingin namun berminat pada kata-kata yang keluar dari bibir Lander. "Kau pikir dia cocok denganku?"

Bibir Lander mencibir. Jika semua harus di cocokkan dengan kemauannya yang sempurna,  maka ia bersumpah. Tak ada satu orang pun yang cocok di mata Tuannya. "Jika dia bukan Nyonya masa depan kami, bolehkah saya memilikinya?"

Bolehkah saya memilikinya? 

Memilikinya? 

Gadis yang akan di jodohkan dengannya? 

Sebuah kesalahan yang terucap tanpa di sengaja. Entah kenapa kata kalimat terakhir itu tak mengenakkan di pikiran. Kilatan marah hadir di mata Kenzie. Ia menatap Lander tajam hingga Lander memukul mulut lancangnya. Suhu udara menurun drastis seakan jarum-jarum es itu timbul di permukaan. 

"Lander, gajimu bulan ini di potong!"

Mata Lander terbelalak. "Tapi Tuan,"

"Pintu keluar ada di sebelah sana!"

"Tuan, Tuan, saya mohon ampun, Tuan. Tua--"

"Jangan lupa tutup pintu kamarku!"

Lander menarik sudut bibirnya ke bawah. Ia sangat menyesal mengatakan itu semua. Jika ia tahu hidupnya akan sulit karena menyinggung Kenzie,  maka ia tak akan melakukan itu. Kini apa yang bisa ia lakukan? Kecuali menangis dalam diam karena gajinya yang tak penuh. 

Ohh Tuhan, kenapa aku harus mengalami ini semua? Aku telah bertahan menjadi orangnya selama puluhan tahun, tapi kini apa yang kudapat?  

Tanpa banyak kata, Lander menutup pintu kamar pelan lalu keluar dari apartemen. Mulutnya menggerutu namun tetap patuh pada perintah atasannya. Dia kembali ke kantor dengan wajah buruk dan mood yang hancur. Lalu dengan pasti ia mengumpulkan semua divisi dalam kantor dan mengungumkan,  bahwa mereka akan memiliki Nyonya masa depan. Dan memperingatkan, agar tak satu pun yang menyinggung perasaan Nyonya masa depan atau akan menyesal seumur hidup. 

Sedangkan dalam ruangan itu, Kenzie memijit pelipisnya dan menatap tubuh Ellina yang masih terlelap. Pandangannya tak menunjukkan ekspresi kecuali mendekat saat mendengar Ellina bergumam sesuatu. 

"Kau butuh a-i-r?"

"Selamatkan aku. Selamatkan aku. Kumohon, selamatkan aku. Aku tak ingin mati." 

Kenzie tertegun saat mendengar itu. Ia menatap tangan Ellina yang berusaha menggapai sesuatu meski hanya angin yang ia dapat. Peluhnya menetes deras dengan air mata yang mengalir. Ia mencoba mendekat, menyentuh sedikit tangan Ellina dengan ragu. Hingga Ellina menarik tangannya erat. Membuat tubuhnya condong hingga jatuh di atas tubuh Ellina. 

"Selamatkan aku," ucap Ellina sangat lirih, dengan membawa satu lengan Kenzie ke dalam pelukannya. 

Kenzie menahan tubuh dan napasnya. Ia menatap wajah Ellina kesal namun tubuhnya dengan pelan berguling ke samping Ellina. Mencoba melepaskan tangannya namun Ellina semakin erat memeluk lengannya. Ia bisa menarik kasar namun tak melakukannya. Menimbang gadis di sampingnya tengah mengalami mimpi buruk hingga menangis meminta pertolongan. 

"Apa yang terjadi padamu?" tanya Kenzie sangat lirih. Ia membiarkan lengannya di peluk hingga memiringkan tubuhnya. Kini mereka terlihat sedang berpelukan dari dekat. 

Tak ada hal yang bisa Kenzie lakukan kecuali menatap wajah Ellina yang terlelap. Ia sangat pandai dalam membatasi diri dan pengendalian diri. Selama ini ia tak pernah melakukan kesalahan karena pengendalian dirinya yang tinggi. Namun jika dihadapkan dalam pilihan kali ini, Kenzie merasa tak yakin pada dirinya sendiri. Itu kenapa dia sekarang lebih memilih untuk memejamkan matanya. Memikirkan hal lain hingga tak terasa ia ikut tertidur bersama Ellina. 

Satu jam kemudian, mata Ellina terbuka. Hal utama yang ia tangkap adalah langit-langit ruangan yang tampak asing. Lalu beredar pada perutnya yang sesak. Dan saat menyadari bahwa itu sebuah tangan, wajahnya sontak menoleh ke samping. 

Tertegun. 

Terpesona. 

Muak. 

Benci. 

Takut. 

Juga rasa tak percaya. 

Semua menjadi satu. Ellina mengalihkan pandangannya dan mencoba mengenali sekitarnya. Semua terasa asing lalu kembali pada wajah yang terlelap di sampingnya. Ia menggeleng kuat.

Tak bermoral! 

Tak ber-etika! 

Manusia cabul! 

Mesum! 

Monster keparat yang dingin! 

Itu semua adalah kata-kata yang berhasil Ellina rangkai untuk menyumpahi Kenzie. Dahulu di masa lalu, ia tak pernah sedekat ini dengan Kenzie. Tak pernah tidur berdampingan meski telah enam tahun lebih menikah. Yang ia ingat adalah, mereka tak pernah bertegur sapa. Mereka layaknya orang asing yang berada dalam satu atap yang sama. Meski ia mencoba melakukan semua hal, tapi Kenzie tak pernah sekalipun menatapnya. Ia layaknya hanya sebatas udara yang terlewat. Tak pernah nyata atau pun penting untuk mengusik ketenangan Kenzie. 

Tapi dalam kehidupan ini? Apa yang telah terjadi? Kenapa mereka bisa berakhir di tempat tidur yang sama. Dan wajah tenang itu, ketampanan itu, kedinginan itu, semua mencair dengan deru napas pelan yang teratur. Detak jantungnya berdetak cepat, iya tahu bahwa Suaminya tampan, tapi ia tak pernah membayangkan akan melihat sedekat ini. Tapi bagaimanapun,  dia adalah orang yang membunuhnya di masa lalu. 

Tubuhnya menegang saat mengingat hal itu. Ketakutan merayap cepat. Kenapa ia begitu bodoh saat ini. Begitu terlena hingga lupa tujuan hidupnya. Hindari ia, lari darinya atau kau akan memiliki takdir yang sama. Mati dengan tragis di tangannya. 

Ellina menggeleng. Tidak, ia tak menginginkan itu semua. Dalam kehidupan ini, ia harus lari sejauh mungkin atau menghindari semua hal yang membuatnya berhubungan dengan pria di sampingnya. Dalam tenang, tubuhnya bergetar takut. Perlahan Ellina menahan napas dan menggerakkan tubuhnya menjauh. Butuh perjuangan agar tak mengusik ketenangan Kenzie. Ini adalah hidupnya  dan pria di sampingnya saat ini adalah serigala yang akan memakannya. Jika ia tak berhasil,  maka sudah pasti ia akan mati. 

***

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Evi Liw
cerita yg bagus
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Hello Wife, The Tyran Ceo.   Kenyataan lain.

    Part belum di revisi.Typo bertebaran.Happy reading!***Ellina mengelus dadanya saat berhasil keluar dari apartemen Kenzie. Ia hanya menemukan handphonenya dari sekian banyak barang yang ia beli hari ini. Tak mempedulikan itu semua, tangannya mulai berselancar cepat di layar ponselnya. Memasuki sebuah grup kampusnya dan dengan cepat mendapati nomor telepon Nero."Jemput aku," ketik Ellina cepat. Lalu pesan selanjutnya ia kirim. "Apartemen A di kota Z,"Ting!Balasan Nero begitu cepat sampai."Siapa?"Ellina bernapas lega. Lalu tangannya mulai mengetik lagi."Ellina Aracelia Azzuri!"Menunggu balasan, Ellina berjongkok di halaman bangunan apartemen dengan men

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-21
  • Hello Wife, The Tyran Ceo.   Kematian kedua

    Part belum di revisi.Banyak salah dan typo.Happy reading!***Ellina melangkah keluar dari Taman Barat dengan linglung. Ia tak membawa apapun. Langkahnya terlihat ragu namun ia tetap pergi dari keluarga Rexton. Saat ini di antara jalan-jalan gelap, ia tak dapat berpikir dengan tenang. Telah satu jam lamanya ia berjalan, melewati toko-toko dari keramaian dan terus melangkah. Ia seperti orang yang kehilangan arah.Matanya meneliti jalan dengan seksama. Ia tak pernah mengalami ini semua di kehidupan sebelumnya. Ia tak tahu harus berbuat apa, namun ia merasa guncangan batinnya sangat kuat. Ia dapat merasakan beratnya meninggalkan keluarga Rexton. Ia dapat merasakan betapa semua kian menyakitkan. Dan ia tak dapat melakukan apa-apa.Ia merasakan perutnya perih, ini jelas bahwa ia belum makan sesuatu sejak siang. Namun ia tak memiliki apa-apa

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-21
  • Hello Wife, The Tyran Ceo.   Trauma.

    Part belum di revisi.Banyak typo.Happy reading!***Rumah sakit itu tampak tenang dengan dokter-dokter terbaik pilihan. Saat ini tubuh Ellina terbaring lemah dengan selang infus dan beberapa peralatan medis. Beberapa perawat berjaga untuknya selama beberapa hari. Namun nyatanya tubuh Ellina tak menunjukkan perubahan. Tetap lemah, atau bisa di katakan koma namun seluruh sarafnya masih bekerja. Ia seakan tertahan oleh sesuatu, hingga tak ingin sadarkan diri di bawah kendali pikirannya.Seorang pria tengah duduk dengan tangan menekan bibirnya. Tubuhnya tampak tegap dari belakang dengan postur tinggi. Beberapa tindik di telinganya menampakan keliaran sikapnya. Dengan sepasang alis tebal yang rapi lalu di bingkai dengan hidung yang menjulang tinggi. Ketenangannya seakan menghanyutkan, bahkan hanya dengan sedikit senyumnya, maka beberapa dari mereka akan

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-21
  • Hello Wife, The Tyran Ceo.   Semua yang tak sama.

    Udara di Maple Villa tampak sangat sejuk. Lahan luas, seluas mata memandang dengan pohon-pohon pinus yang penuh salju itu tampak memutih. Di tengah-tengah ada bangunan villa yang tampak megah dengan desain modern. Ruangan dengan dinding kaca di beberapa bagian memperlihatkan taman bunga di bagian samping dengan air mancur yang membeku. Memperlihatkan bahwa villa ini sangat di jaga dengan baik.Dan di sanalah Ellina tinggal. Sejak pindah dari rumah sakit, ia menutup dirinya di dalam kamar. Berteriak histeris dengan rasa takut yang mengerikan. Atau melukai dirinya sendiri hingga akhirnya Ernest memilih untuk mengurungnya. Mengikat tangannya agar Ellina tak melakukan hal yang menyakiti dirinya sendiri.Miris, Ernest menatap sedih berlian perusahaannya. Namun ia tetap melakukan yang terbaik karena telah mengambil pilihan. Ia sangat yakin, suatu hari nanti semua akan kembali membaik. White Fox nya pasti akan bangkit dan

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-21
  • Hello Wife, The Tyran Ceo.   Dia ...

    Satu tahun kemudian, keadaan Ellina tak banyak berubah. Hanya ada perbedaan kecil. Saat ini ia tak lagi ingin melukai dirinya. Pandangannya masih saja tetap kosong. Dengan lingkar mata yang dalam dan tubuh yang sangat kurus. Rambutnya sangat berantakan. Bekas air mata itu tetap terlihat di wajah tirusnya. Bibir ranumnya terlihat lebih baik. Tak ada luka di sudut bibirnya atau lidahnya. Ia hanya tak menyentuh makanan.Di pergelangan tangannya masih terpasang selang infus. Ernest memastikan agar para perawat menyuntikkan nutrisi makanan agar tubuh Ellina tetap bertahan. Ia mulai memasukkan barang-barang seperti Tv, laptop, atau handphone. Meski Ellina tak tergerak untuk menyentuh itu semua. Namun Ernest sangat yakin, suatu saat barang itu masih berguna.Seperti hari ini, Ernest memasuki kamar Ellina dan menarik tirai jendela kaca. Menampilkan salju yang tengah turun dengan hawa dingin yang membekukan. Ia tersenyum tulus, menatap El

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-21
  • Hello Wife, The Tyran Ceo.   Bunga dalam karung.

    Part belum di perbaiki.Typo bertebaran.Ellina menatap pintu kamar yang tertutup. Hal utama yang ia lakukan adalah menatap wajahnya di cermin. Ia mengerutkan keningnya dan mundur perlahan. Terkejut dengan bayangan yang keluar dari cermin."Tidak, itu bukan aku' kan?"Merasa tak percaya, ia perlahan memperlihatkan wajahnya sekali lagi. Dan lagi-lagi ia terlonjak kaget kebelakang. Tangannya menyentuh kasar wajahnya. Dengan mata terbuka lebar dan mulut menganga."Hah, tidak mungkin! Sejak kapan aku berubah menjadi setan kurus yang mengerikan?"Merasa syok, ia menetralkan cara berpikirnya. Hal utama yang ia lakukan adalah merenung. Mengingat setahun terakhir ini dan menatap salju-salju yang turun. Di luar jendela kaca kamarnya, uap udara tercetak jelas. Membuat tangannya menulis pelan di atas kaca jendela."Dendam dan kedamaian,"&n

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-21
  • Hello Wife, The Tyran Ceo.   Aku tak meminta bantuanmu.

    Typo belum di perbaiki.Happy reading.Ellina menikmati sarapan paginya dengan tenang. Saat waktu mulai beranjak, ia melangkah ke ruangan tengah. Duduk di sebuah bangku dengan menyilangkan satu kakinya. Tangan mungilnya menarik sebuah koran, membacanya pelan dan meremas ujung koran di lain sisi.Di dalam koran tersebut, jelas wajah Lexsi tengah tersenyum. Berdampingan dengan Kenzie yang masih terlihat angkuh dan dingin. Hal-hal yang di tulis di dalam koran membuat Ellina meringis. Ketawa di dalam hati dengan kutukan kematian."Nikmati waktumu, karena saat aku kembali, semua hal yang menjadi milikku, akan kuambil kembali."Seorang pelayan datang dan menyajikan sebuah teh. Ellina terlihat tak terganggu dan masih terpaku pada koran di tangannya. Ia tak tahu, bahwa saat ini seluruh pelayan tengah memperhatikannya. Caranya tersenyum, bergerak, bahkan duduk. Semua hal yang ia lakukan terlihat is

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-21
  • Hello Wife, The Tyran Ceo.   Sebuah keburukan

    ***"Benar-benar sebuah keburukan,"Kata-kata itu terlalu berat di telinga Ernest. Senyumnya terukir pelan dengan jari menelusuri wajah Ellina. Sedangkan satu tangan lainnya semakin mengeratkan genggaman tangannya di pergelangan tangan Ellina."Kau ingin kematian seperti apa?" tanya Ernest sangat pelan. Sangat dingin dengan senyum tipis yang tak pernah pupus. Zacheo menahan napasnya saat melihat itu semua."Seperti ini, atau ...,"Tubuh Ellina sedikit tergerak saat tangan Ernest menekan lehernya. Cukup kuat hingga ia dapat merasakan pasokan udara yang kosong di paru-parunya. Denyut nadinya terasa lebih sakit karena genggaman itu semakin kuat. Perlahan, saat tekanan di lehernya semakin kuat, ia hanya bisa tersenyum tanpa mengucapkan sepatah kata pun."Atau yang seperti ini?"E

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-21

Bab terbaru

  • Hello Wife, The Tyran Ceo.   Ekstra part.

    Hutan perbatasan itu tampak sangat sunyi tapi asri. Rumah kayu yang tampak sepi itu masih terlihat kokoh meski tak berpenghuni. Ellina baru saja turun dari mobil dan berdiri terpaku menatap rumah yang sangat dia kenali sejak dua tahun lalu. Sosoknya yang lemah tampak tersenyum dengan rasa rindu yang tercetak jelas. Rambut panjangnya tampak bergoyang pelan tertiup angin, dengan mata bulat hitam yang berair dan jernih, sosoknya terlihat kian cantik dengan kulit putih pucat yang menampilkan bibir merah cerrynya."kau tinggal di sini?" Ellina menoleh saat tangan Kenzie merangkul pundaknya dengan tatapan meneliti rumah kayu di depannya. Senyumnya tampak sangat lemah saat mengingat kejadian berat dua tahun lalu yang harus dia alami. Trauma dalamnya membuatnya tak bisa hidup dengan baik saat itu. Dia harus mengalami mimpi buruk yang panjang hingga hampir gila karena ketakutan. Dan pria di sampingnya yang kini kembali menjadi suaminya adalah orang yang membuatnya seperti itu."Aku tak menyan

  • Hello Wife, The Tyran Ceo.   Semua berakhir.

    dua suara itu terdengar dalam waktu bersamaan. irlac tak dapat merespon sebelum menyadari bahwa pintu kamar itu terdobrak dan satu hantaman melayang ke wajahnya. pukulan itu terus saja datang tanpa jeda dan tak memberinya ruang untuk bergerak apalagi membalas. tapi dari sudut matanya yang terbuka, dia tahu bahwa orang itu adalah kenzie!bagaimana bisa! bagaimana bisa kenzie menemukan lokasinya dengan sangat cepat? dia yakin sudah mengacaukan segalanya, tapi pria ini berhasil datang dan menemukan ellinanya. dia tak bisa bergerak saat pukulan yang entah keberapa kali dia terima membuat seluruh kesadarannya menghilang.melihat irlac tak bergerak, mata kenzie mengedar dengan teriakan yang tertahan. dia dengan cepat menghampiri jendela dan menggenggam erat tangan ellina. saat ini, dia merasa seluruh nyawanya terhisap dan dia akan kehilangan segalanya. segalanya yang membuat hidupnya tak berarti jika itu terjadi."ellina!" teriaknya kuat. dia merasa ellina mencoba menghindari tangannya, dan

  • Hello Wife, The Tyran Ceo.   Ellina menghilang.

    "ellina,"ellina sempat membeku saat melihat vania berdiri di dalam ruangannya. tatapan matanya meneliti dan kemudian tersenyum sinis. "haruskah aku panggil ibu?" "aku ikut membesarkanmu," jawab vania dingin. tatapan matanya mengejek dengan tubuh yang terus mendekat. "ikut denganku," raihnya menarik tangan ellina."kenapa aku harus?" tanya ellina tak bergerak dan menahan tangannya. tatapannya dingin dengan tatapan yang menghujam. ekspresi muak terlintas di balut dengan senyum tipis yang entah kenapa di mata vania terlihat sedikit menakutkan. "lepas,"vania tertawa, "kau masih belum sadar? kenapa kau sangat mejijikkan?" ucapnya mengeluarkan kebencian. "aku, sampai mati, tak akan membiarkanmu bahagia sementara anakku mati menderita. aku tidak akan membiarkanmu menikah ataupun pergi dengannya! kau harus mati, dengan cara yang mengenaskan dan sama dengan yang lexsi alami. aku berjanji, bahwa akuakan menunjukkan neraka untukmu di depan makam putriku!" teriaknya pada akhirnya.ellina mundu

  • Hello Wife, The Tyran Ceo.   Hari pernikahan.

    ruangan terbuka itu memiliki udara sejuk dengan tanah liat yang terlihat sedikit basah. di bagian lain, tampak rumput-rumput kering yang bergoyang saat angin pagi menyapa halus. tampaknya hujan semalam memberikan harapan untuk hidup kembali. sedangkan di ujung sana, tampak bukit hijau yang menjulang dengan awan-awan putih yang menggantung di setengah badan gunung belum menghilang. di balil bukit, tampak cahaya keemasan terlihat malu-malu untuk bergerak tinggi dan menyinari. "sial" makian itu jelasterdengar ditngah udara dan pemandangan yang baik di pagi hariini. hal itu membuat ellina mengernyit tak mengerti."apa yang terjadi pada alvian?" tanyanya sambil melangkahdengan kaki telanjang namun tiba-tiba tangan kenzie meraih tangan dan merengkuh pundaknya. gaunnya yang panjang kebelakang tampak membentang dengan punggung yang terbuka, menampilkan tato mawar merahnya yang menyala. itu cantik dan sempurna.sudut mulut kenzie membentuk senyum tipis. wajahnya dia dekatkan saat kepala elli

  • Hello Wife, The Tyran Ceo.   Itu bukan aku.

    hari ini livian tampak sibuk mengatur seluruh keperluan pesta yang akan di adakan nanti malam. kerena irlac telah resmi keluar dan lepas tangan dari L. V. Technology sejak ellina dinyatakan sebagai pewaris sah, livian mengambil alih segalanya untuk sementara karena ellina mengatakan belum siap untuk mengatur dan menjadi pemimpin keluarga. dan semua itu menjadi tanggung jawabnya kembali seperti sebelumnya.malam ini, saat acara pesta peretasan itu resmi digelar, beberpa tamu mulai berdatangan. dengan menyewa gedung milik keluarga E. V. yang telah ellina atur sebelumnya, membuat livian medesah lega. kini dia bisa melihat acara yang dia atur cukup ramai dengan desain dan balok es sebagai hiasan yang melambangkan ornamen perangkat lunak, atau ikon-ikon ang sering digunakan dalam peretasan. pencahayaan yang pas membuat suasana pesta itu tampak mewah dan berkelas. livian memberikan sambutan saat seluruh tamu telah datang dan memanggil ellina sebagai pemenang juga sebagai pewaris keluarga

  • Hello Wife, The Tyran Ceo.   Lau menipuku.

    Lima hari berlalu sejak Ernest tersiksa dan merasakan menderita hingga akhirnya berujung gila! tak ada ketampananlagi di wajahnya, setiap hari dia hanya tertawa, menangis lalu merintih kesakitan saat kesadarannya pulih. kehilangan lidah, dua tangan dengan dua kaki patah benar-benar membuatnya tak berdaya. dia pun memilih bunuh biri saat damon bar saja datang untuk menyiksanya.di lain tempat, qianzie mengalami hal yang sama. beebrapa hari telah berlalu dan dia tak dapat tidur sama sekali. dia benar-benar tersiksa, saat obat tidur itu memaksa matanya untuk terpejam namun dia memaksakan untuk tidak tidur. karena jika dia tidur, tali yang mengikat tubuhnya akan terlepas karena tangannya yang tak dapat menggengam erat tali di atasnya. bing bing di bawah sana sudah pasti akan mehapnya karena mulai merasa lapar sejak satu hari yang lalu. menyaksikan bing bing setiap hari melahap anak buahnya satu persatu yang keluarga Reegan temukan, membuatnya sangat ketakutan. dia tak tahu bahwa akan di g

  • Hello Wife, The Tyran Ceo.   Aku akan membawanya pergi.

    Beberapa hari kemudian, Kenzie terlihat telah pulih meski tangannya masih di perban. Untung saja itu tidak patah, juga luka gores di lengan dan punggungnya telah sepenuhnya mengering. saat ini, Ellina berada di dalam ruangan Kenzie di rumah sakit, tengah duduk sambil membaca sebuah majalah dimana fotonya terpajang sebagai pewaris sah perusahaan L. V. dan E. V. sekaligus. dia mendesah karena merasa semua ini salah, dia meletakkan majalahnya lalu menatap Kenzie yang diam."Dimana Ernest?" Kenzie melirik Ellina datar. "Kenapa kau tanyakan itu padaku?""Kenzie," panggil Ellina lirih. dia tahu statusnya, juga tahu bahwa peringatan untuk menjauhi Ernest bukanlah main-main. tapi rasanya dia juga tak akan mengambil posisi ernest selama ini. "aku sudah mencarinya, tapi dia menghilang!""akan lebih bagus jika dia tewas!" balas kenzie kesal."kenzie" peringat ellina menunjukkan rasa tidak suka.kenzie memperhatikan ellina sekali lagi dan terlihat bahwa istrinya itu telah benar-benar pulih dan

  • Hello Wife, The Tyran Ceo.   Aku menemukannya

    Malam ini, Kenzie memeluk erat Ellina dalam rengkuhannya. Diam-diam dia bersukur pada kecelakaan yang telah mereka alami. Karena hal tersebut dia memiliki waktu yang banyak untuk bersama istrinya. Tapi sepertinya, keadaan tubuhnya tidak terlalu baik. Dia merasa luka-lukanya kian sakit dan semakin perih setiap waktunya. Meski begitu, dia menggunakan satu tangannya untuk memeluk Ellina erat. Lykaios memimpin langsung pencarian ke dasar jurang. Bersama anak buahnya dan beberapa dokter, dia menyusuri lembah dengan sangat hati-hati. Dia tak menyangka bahwa akan ada hutan lebat di dasar jurang curam yang seperti ini. Dia pikir, semua hanya akan ada tanah tandus bebatuan yang kering. Pencariannya tidak secepat yang dia pikir. Dia terus saja masuk ke dalam hutan dan menyusuri sungai untuk mencari arah yang lebih mudah. Waktu terus berlalu dan dia sama sekali tak berhenti untuk mencari. Dia bahkan melihat hari telah mulai pagi meski di dalam hutan ini tampak gelap karena cuaca yang mendung da

  • Hello Wife, The Tyran Ceo.   Aku kecewa padamum.

    Hari dimana jati diri Ellina terungkap ke media adalah hari yang berat untuk Wilton. Saat dia baru saja berpikir untuk menjemput Ellina, dia mendapati kabar bahwa putri satu-satunya mengalami kecelakaan dan mungkin saja telah meninggal. Semua terlalu kebetulan untuknya, dia menjadi kian curiga saat sebuah surat tak bertuan melayang untuknya dengan informasi bahwa putra luarnya yang telah merencanakan pembunuhan pada putrinya. Hal itu jelas membuat darah Wilton mendidih. segera, dia mendatangi kantor E. V. Company dalam diam.Sedangkan di rumah keluarga Rexton, saat jati diri Ellina terungkap ke media, Aldric tampak linglung. Mantan istri yang dia cintai sebenarnya adalah putri dari keluarga L. V. yang tengah bersembunyi. Tapi dia, tanpa sengaja membuat hidup istrinya menderita hingga kematiannya. Terlebih pada ellina, dia baru menyadari bahwa Ellina adalah putri dari Wilton, yang artinya putri dari keluarga E. V.. Semua darah yang mengalir di tubuh Ellina adalah darah konglomerat yan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status