Home / CEO / Hello Wife, The Tyran Ceo. / Alvian Raitrama D'reegan.

Share

Alvian Raitrama D'reegan.

Author: Ellina Exsli
last update Last Updated: 2021-10-14 23:33:26

Siang ini Ellina mengurung dirinya di dalam kamar. Semua kepalsuan keluarganya kini terlihat jelas di matanya. Tidak, jika ia tak pernah mati sebelumnya dan mengetahui itu semua, apakah ia akan lebih sadar akan sekitarnya. Merasa sangat tak berdaya akan kebodohannya di masa lalu itu membuat tubuhnya di liputi kebencian yang mendalam. 

Tidak, ia tak bisa terus seperti ini. Di kehidupan sebelumnya, ia dengan rela meninggalkan kuliahnya demi menjalani semua hal yang di butuhkan untuk menjadi seorang istri yang pantas bagi Kenzie. Terlepas dari itu semua tak ada sesuatu pun yang ia dapatkan. Kecuali kebencian dan punggung dingin suaminya. Jika dari awal ia tahu, bahwa semua usahanya akan sia-sia. Ia tak akan melakukan semua itu. Bahkan meninggalkan semua hal yang ia sukai demi pria dingin tak berperasaan sepertinya. 

Saat wajah pria itu terbayang, tubuhnya bergetar takut. Secara naluri, bayangan hewan peliharaan suaminya itu tak terlupakan. Saat kakinya di terkam lalu kuku-kuku tajam itu mengoyakkan perutnya. Sakitnya luar biasa. Bahkan perutnya nyeri membayangkan itu semua. Dan mulai hari ini, ia mengambil langkah. Untuk menjauhi pria itu. Akan berusaha sekuat tenaga untuk membatalkan pertunangan apalagi pernikahan yang menyiksa. Ia harus lari. Lari jauh agar takdirnya tak berputar di titik yang sama. 

Ia membuka lemarinya dan memilih beberapa pakaian. Hari ini ia memiliki kelas kuliah. Di masa lalu, ia dengan bodohnya tak memperhatikan semua nilai. Hanya mengikuti tren mode dan membeli semua make up mahal yang bahkan tak cocok untuk kulitnya. Semua membuat nilainya turun hingga medapat gelar monster buruk rupa. Sungguh, wajahnya yang penuh dengan make up tebal di nilai bagai noda di kelas jurusan komputer yang ia ambil. Meski begitu, dulu dengan tak tahu malunya ia tetap tersenyum pada dunia. Percaya akan kata-kata Lexsi yang mengatakan mereka semua iri dengan kecantikannya. 

Keningnya mengernyit saat menyadari tak satupun pakaian santai untuk umurnya yang masih 20 tahun. Semua pakaian yang ia miliki sungguh membuatnya miris. Betapa bodohnya ia dahulu. Begitu mempercayai adiknya hingga menguras semua tabungan untuk membeli seluruh pakaian tak bermoral. Ia pasti sudah gila karena menyukai pakaian seperti itu. 

Pilihannya jatuh pada sebuah gaun putih tulang dengan print bunga sakura yang jatuh di atas lututnya. Itu tak buruk untuk kulitnya. Di usianya yang masih 20 tahun, kulitnya masih halus meski ia telah menggunakan berbagai perawatan berat yang tak cocok untuk usianya. Ia memakai itu dengan segera. Lalu menatap cermin dan duduk di sana berlama-lama. 

"Berkat Tuhan karena memberiku satu kehidupan lagi. Aku tak akan menyiakan kesempatan kali ini."

Dengan cepat ia membubuhkan semua make up tebal pada wajahnya. Menyembunyikan kecantikan alaminya dengan make up berat yang sangat mengerikan. Lalu mengambil sebuah wig rambut dengan warna coklat terang. Ia harus bermain dengan baik di kehidupan ini. Ia tak akan membiarkan satu orang pun curiga akan perubahan hidupnya. 

Ia melangkah turun dari kamar. Di sambut senyum Lexsi yang familiar. "Kak, mari berangkat bersama."

Ellina tertegun. Dirinya yang dahulu akan dengan sangat cepat mengangguk ajakan adikknya. Lalu perbandingan wajahnya akan terasa nyata saat mereka turun dari mobil yang sama. Bagaikan itik cantik dan buruk rupa. Itu lah perbandingan antara dirinya dan Lexsi. Ia yang dulu tak menghiraukan itu semua. Tapi ia yang sekarang, akan berpikir dua kali. Ia tak akan jatuh pada lubang yang sama. 

"Aku akan mengantarmu ke universitas dahulu lalu akan memilihkan baju untuk pertemuanmu nanti."

"Pertemuan?" 

Lexsi mengangguk. "Kakak, ada apa denganmu? Jangan bilang kau lupa pada pertemuan keluarga sore ini. Kali ini kau akan bertunangan dengan Tuan Muda keluarga Reegan."

Hatinya teriris saat nama Reegan itu kembali di sebutkan. "Bisakah kita membatalkannya?"

Wajah Lexsi berubah pias. "Ap-apa? Kenapa? Bukannya kau dengan sukarela menggantikanku? Kak, aku tahu ini permintaanku yang tak tahu malu. Tapi aku akan membalas kebaikanmu seumur hidupku."

Kata-kata lembut dengan nada penuh manja dan tatapan yang menggemaskan itu. Telah menipunya berkali-kali di kehidupan sebelumnya. Ia ingat saat itu. Tak ada yang pernah bertemu dengan Kenzie Alexis Reegan sebelumnya. Hingga malam pernikahan itu. Awalnya Lexsi dan seluruh keluarganya, berpikir Kenzie pria dewasa cabul yang gendut dan bodoh. Hingga beraninya menginginkan Lexsi sebagai tunangannya. Hingga akhirnya keluarganya menawarkan dirinya sebagai pertukaran. Dan keluarga Reegan tak keberatan demi berlangsungnya persahabatan keluarga yang telah lama terjalin. 

"Kak, apa kau benar-benar tak ingin menggantikanku? Kudengar ia sangat menyukaimu. Aku akan--"

"Baiklah. Baiklah. Hentikan. Aku akan menyetujuinya," potong Ellina. Ia muak melihat ekspresi itu. Senyum sinisnya terukir sesaat. Sangat menyukaiku? Dari mana kau tahu saat tak ada satu orangpun pernah bertemu dengannya? Jika dia sangat menyukaiku, kenapa aku mati di bawah hewan peliharaannya? 

"Kau memang kakakku yang terbaik." 

Sebuah pelukan membuat tubuh Ellina kaku. Ia dengan cepat mendorong tubuh Lexsi. Lexsi cukup terkejut akan perlakuan Ellina.

"Kak, apa yang salah? Kau sangat aneh dari semalam."

Bagaimana aku bisa bersikap sama saat kutahu kau penyebab pertama aku mati. Kau tak mengharapkan aku menjilat kakimu sampai mati kan? 

Ellina menggeleng dan mencoba bersikap seperti biasanya. "Tidak. Kurasa aku akan telat."

"Baiklah, ayo bergegas."

***

Hyroniemus university terlihat jelas di depan sana. Ellina turun dan melambaikan tangannya saat mobil Lexsi pergi meninggalkannya. Mereka berada dalam universitas yang sama tapi jurusan yang berbeda. Jika ia mengambil IT maka Lexsi mengambil design fashion. Itu terlihat jelas pada gaya Lexsi yang selalu update dan fashionible. Meski begitu ia sangat bersyukur akan satu hal. Setidaknya mereka berada di satu universitas terbaik yang bergengsi di negara ini. 

Jika di masa lalu ia meninggalkan kuliahnya demi Kenzie. Di masa ini ia bertekad untuk mempelajari dan melakukan hal-hal yang ia sukai. Ia sangat ingat, saat kejadian pesta yang membawa kabar buruk itu tersebar. Orangtuanya memutuskan surat adopsinya dan membuangnya. Ia tak memiliki satu sen pun tabungan untuk memulai hidupnya. Juga tak memiliki sertifikat kelulusan hingga tak dapat menemukan pekerjaan yang layak. Lalu berakhir menjadi santapan serigala putih yang menakutkan. 

Ia menggeleng dan mulai melangkah. Mulai hari ini ia memutuskan untuk melakukan semua hal terbaik dalam hidupnya. Setidaknya itu yang harus ia lakukan jika ingin hidup layak saat orang tua membuangnya. Ia harus mendapatkan pekerjaan untuk kelangsungan hidupnya. Jadi meski pernikahan itu batal, ia tetap akan bisa bertahan hidup. 

Ruangan itu tampak ramai lalu sepi saat ia melangkah. Bisikan ejekan itu terdengar jelas di telinganya. Di masa lalu ia sangat terbiasa akan hal ini. Dan di masa ini pun itu bukan masalah besar. Ia duduk di bangku belakang. Menatap teman sebangkunya yang terlihat asik dengan laptopnya. 

"Kau datang lebih awal?" sapa Nero saat Ellina baru saja duduk. 

Ellina mengangguk. Nero adalah satu-satunya orang yang biasa berbicara padanya di dalam kelas. Selain itu,  semua orang menjauhinya karena malu. Ia adalah kecacatan dalam jurusan IT. 

Riuk keramaian kembali terdengar keras saat wajah-wajah tampan berdiri di ambang pintu. Itu adalah Alvian Raitrama D. R.  dan Lykaios Canuto dari keluarga Canuto. Dua pangeran tampan ini sudah menjadi idola sejak lama. Tak ada yang mengetahui nama keluarga Alvian. Karena ia tak pernah mencantumkan kepanjangan namanya. 

Lykaios duduk di bangku depan saat Alvian maju di depan kelas dan menepuk-nepukkan tangannya agar suasana tenang. Ia tersenyum semangat lalu menghidupkan laptopnya. 

"Semuanya dengar. Aku telah menciptakan pertahan baru untuk keamanan akses universitas kita. Aku bertaruh tak ada satu orangpun di sini yang dapat meretasnya."

Decakan kagum itu terdengar riuh. Namun mata Ellina berkelip minat. Di masa lalu ia sangat ingat, bahwa kemampuan komputernya sangat luar biasa. Namun karena kebodohan perjodohan keluarga itu semua hancur. Kali ini ia tak akan membiarkan hal itu terjadi. 

"Benarkah?" jawab Ellina dengan senyum remeh. "Bagaimana jika salah seorang dari kita dapat meretasnya?" 

Seluruh tatapan mengarah ke Ellina. Senyum mengejek itu tercetak jelas di setiap wajah. 

"Hei, kau kecacatan kelas. Diam saja jika sudah bodoh dan tak tahu apa yang kami bicarakan." 

Itu adalah suara Ariella Aldercy. Sang dewi kecantikan dari jurusan IT. Menyandang gelar gadis tercantik setelah Lexsi Larissa, adiknya. 

"Mengapa kami memiliki monster hidup sepertimu di jurusan kami?"

"Ahkkk, sangat memalukan."

"Aku bahkan tak bisa berpikir saat menatap wajahnya. Sangat mengerikan!"

Itu adalah suara Valerie dan antek-anteknya. Mereka adalah pengikut Ariella yang sejati. 

Mendengar itu Ellina tersenyum tipis. "Bagaimana jika salah satu dari kita dapat meretasnya?" ulangnya menatap Alvian di depan sana. 

Wajah Alvian mengeras. Ia menatap Ellina sekilas. "Kupastikan tak akan ada yang dapat meretasnya. Ini adalah pertahanan tingkat tinggi."

Mendengar itu minat Ellina kian bangkit. "Ayo bertaruh." ajunya memecahkan keterkejutan. "Tentu, satu universitas boleh mengikuti ini jika mampu."

"Bertaruh?" Lykaios menatap minat. "Tak buruk. Itu dapat di coba. Jika ada yang dapat melebihi IQ Alvian dalam membobol pertahanan ini, maka aku akan bertaruh pada laptopku untuk pemenangnya."

Suara riuh itu kembali gaduh. Itu adalah laptop sang Pangeran. Sudah pasti dalam mode versi terbaru dan kecepatan yang luar biasa. 

Ellina tersenyum senang. Bagus, ia tak memiliki laptop baru sekarang. Laptopnya sangat usang. Dan seluruh tabungannya tak bersisa untuk membeli laptop baru yang layak. "Menarik. Aku akan menerimanya."

Kilatan kesal terlintas di mata Alvian. "Lalu jika kau kalah, apa yang kau taruhkan?"

Ellina diam. Ia tak nemiliki apa-apa sekarang. Bukankah  hidup ini masih tak adil meski ia telah hidup dua kali? 

"Apa yang kau minta?" 

Mesku begitu, Ellina tak gentar sama sekali. Suaranya terdengar tenang, ia sangat yakin  kemampuannya belum berkurang. Meski ia tak pernah menyentuhkan jarinya pada keyboard tujuh tahun lalu. Tapi ia butuh perubahan sekarang. Di masa depan ia akan butuh pekerjaan. Dan ini bisa menjadi latihan untuknya. 

Tatapan menjijikkan pada kata-kata Ellina mengundang api dalam benci. Seluruh ruangan berdecih muak pada omong kosong yang Ellina ajukan. 

"Jika kau dapat meretas pertahanan yang aku ciptakan, aku juga akan memberikan laptopku. Di tambah milik Lykaios, jadi pemenangnya akan memiliki dua laptop."

Seruan kejutan kembali terdengar menyambut kata-kata Alvian. Dua laptop dan dari dua Pangeran tampan. Ini sudah pasti berkah dari surga. 

Ellina tersenyum tipis. Wajahnya menunjukkan penuh minat. Ia menoleh pada pria di sampingnya. "Nero, kau menginginkan laptop siapa?"

Nero terperangah. "Kau tak bermaksud melawan mereka kan? Hentikan. Mereka dari kalangan atas. Pertahanan keamanan itu juga sudah pasti sulit di tembus. Jangan terlalu bermimpi."

"Kau tak menginginkannya?" tanya Ellina sambil memicingkan matanya. "Pinjamkan aku laptopmu. Dan saat aku menang, kau bebas memilih dari keduanya."

"Kau yakin?" tanya Nero serius. Dan Ellina hanya menganggukkan kepalanya. "Kalau begitu, aku lebih minat milik Alvian."

"Alvian, baiklah. Pinjamkan aku Laptopmu." Ellina menarik Laptop Nero ke hadapannya. Lalu beralih pada Alvian di depan sana. "Aku menerima tantanganmu."

Alvian tertawa sinis. Gadis ini sungguh berani. Ia tak pernah mengganggu orang sebelum ini, namun hari ini, ia tampak berbeda. Ini baru pertama kalinya, ia berbicara pada kecacatan di jurusannya. Dan gadis itu menentangnya! 

"Jika kau kalah, aku ingin kau menunjukkan wajah aslimu tanpa make up! Lalu angkat kaki dari jurusan IT!" teriak Alvian membuat keputusan. 

Lykaios mendelikkan matanya. Tampak tak setuju. "Apa kau gila? Make up saja sudah cukup mengganggu. Apa lagi tanpa make up. Kau ingin aku muntah?"

"Setuju!"

"Ini akan jadi tamparan untuknya. Beraninya melawan Pangeran kelas kita."

"Apa dia sudah gila? Dia tak pernah berulah sebelumnya, tapi kali ini dia cari mati!"

Seru-seruan itu terus berlanjut. Ellina tersenyum pada keinginan Alvian. Itu sangat mudah untuknya. Lagi pula, wajahnya mulai terasa berat dengan make up tebal setiap hari. Di masa lalu ia melakukan semua ini untuk suaminya. Tapi kali ini, ia tak akan melakukannya lagi. Ia lelah. 

"Apa kau tak akan menyesal? Kau bisa saja tergila-gila padaku," ucap Ellina menyulut massa. 

Tawa menyambut. Itu adalah kesadaran tingkat tinggi yang pertama kali ia kumandangkan. Biasanya Ellina sangat jauh dari masalah apa lagi menciptakan hal gila seperti ini.

"Apa kau waras? Aku tergila pada wajahmu! Bermimpilah sampai kau mati!" maki Alvian keras. Habis sudah kesabarannya. 

"Baiklah, aku terima. Silahkan siapkan make up remover sebanyak mungkin."

Ariella dan Valerie langsung mengeluarkan make up remover dari dalam tas mereka. 

"Ada di sini," ucap mereka bersamaan. 

Tawa puas terdengar dari seluruh ruangan.

"Ini akan menjadi hari terakhir kecacatan sekolah!" 

Itu adalah keyakinan pasti dari mereka. Namun Ellina sama sekali tak goyah. Wajahnya tetap tenang dengan tangan memegang laptop di depannya. 

"Tunggu apa lagi. Aku ingin ke ruangan siar universitas. Biarkan mereka semua tahu wajah aslimu!"

Ellina bangkit dan tak keberatan. "Bersiaplah untuk laptopmu,"

Rombongan itu bergegas pada ruangan siar di universitas. Berita ini menyebar dengan cepat. Kecacatan IT VS Pangeran tampan. Itu adalah kata ucap pertama yang langsung naik kepermukaan. Menjadi sangat heboh di seluruh universitas dengan tingkat keramaian yang maksimal karena ingin menyaksikan semuanya. Ruangan itu siap merekam. Dua orang itu saling duduk berhadapan dengan laptop di hadapannya masing-masing. 

"Jika kau tak menembusnya dalam waktu satu jam, maka kau harus mengangkat semua kotoran di wajahmu!"

Ellina mengangguk pada kata-kata Alvian. Ini adalah pertandingan pertama sejak tajuh tahun lalu kehidupannya. Dan ia tak akan kalah semudah itu. 

"Mulai,"

Satu ruangan itu tegang. Semua yang menonton melalui Handphone mereka juga tegang. Wajah serius dari dua orang yang ada di layar membuat jantung mereka berdebar. Jari cantik Ellina menari cepat di atas keyboard dengan kecepatan luar biasa. Kode-kode rahasia dengan deretan angka berganti cepat. Matanya menatap lurus pada satu fokus yang tak akan putus. Ini adalah salah satu hal yang ia sukai. Dan ia tak akan berhenti sebelum menang. 

Suara-suara jari dari atas keyboard menyisakan kesepian yang mencekam. Tak ada satu pun yang berbicara. Semua mata menatap fokus pada layar. Kecepatan jari dari keduanya sungguh luar biasa. Mengundang kekaguman dan decakan hebat dari setiap bibir. Ini adalah pertama kalinya mereka menemukan lawan seimbang untuk Alvian. 

White Fox adalah Id name dari Ellina. Sedangkan The Prince DR adalah Id Alvian. Keduanya saling bertarung dalam diam. Hingga waktu berlalu tanpa terasa. Lalu Alvian berdiri dan berseru. 

"Kalah!" tunjuknya tepat di wajah Ellina. "Kau kalah!"

Ellina tersenyum. Ia menunduk. "Mari bertarung sekali lagi,"

Kilatan benci terlihat di mata Alvian. Ia sangat muak sekarang. Dan orang di depannya sangat membual. "Kau masih menantangku? Tentu, setelah seluruh riasan di wajah mu terhapus."

Tanpa ada yang memerintah, Ariella dan Valerie maju. Membawa setumpuk bungkus kapas dan make up remover. Lalu teriakan menyambut riuh. Ellina duduk dan menyandarkan kepala. Memejamkan matanya dan begitu siap menerima konsekuensi kekalahannya. 

Akhirnya! Datang juga hari ini. Di mana aku harus melepas topeng make up yang merepotkan! 

Alvian, Lykaios dan yang lainnya menunggu dengan senyum sinis. Ini adalah akhir dari kecacatan jurusannya. Dan setelah satu pertandingan lagi,  gadis itu akan benar-benar keluar dari kelas. Setiap mata menunggu hasil yang perlahan terungkap. Gerakan tangan Ariella begitu luwes. Sedangkan Valerie mendekatkan kamera handphonenya yang telah terhubung langsung pada siaran universitas. Tentu,  hal ini menjadi bahan perhatian semua mahasiswa. 

Satu per satu make up tebal itu terhapus. Sepasang bulu mata lentik itu terlihat tebal dan subur. Kulit putih halus menyambut setelahnya. Bibir tipis dengan rona merah muda alami terlihat sangat menggoda. Lalu saat Ellina membuka matanya, binar matanya seakan bersinar seperti kerlap-kerlip bintang di angkasa. 

Ariella terhuyung kebelakang saat tangannya telah selesai menghapus semua make up Ellina. Tangan Valerie bergetar halus dengan mata tak berkedip. Suasana hening mendominasi. Lalu saat Ellina menarik wig yang ia pakai, rambut panjang tipisnya tergerai mencapai pinggang. Dengan santai, ia mengikat rambutnya asal. Tersenyum pada keadaan yang sangat berbeda dari dugaaannya. 

"Shitt! Apa semua ini nyata?" maki Alvian memecah kesunyian. "Apa dia benar-benar sang monster kecacatan jurusan kita?!"

"Aku sedang tak bermimpikan?" kini Lykaios tertegun pada pandangan lurus. 

Kulit putih halus itu. Binar mata yang memikat, dengan bibir ranum yang menggoda. Ia adalah kecantikan nyata. Seperti batu giok yang yang sangat mahal. Tampak alami dan sangat memikat hati. 

"Dewi kecantikan alami,"

"Bagaimama mungkin itu adalah Ellina?" 

"Jadi ini adalah alasan ia menutupi wajahnya dengan make up tebal? Karena tak ingin kecantikannya terekspos dan menghancurkan fokus setiap orang."

"Dia adalah dewi kecantikan yang sesungguhnya!"

"Dia adalah gadis tercantik di satu universitas kita,"

"Mulai sekarang aku akan mengidolakannya!"

"Persetan dengan jurusan. Apakah mereka semua buta? Menyebut seoarang dewi dengan kecacatan?!"

Ungkapan-ungkapan itu terdengar keras. Kecantikan Ellina menguncang Hyroniemous University. Lalu pandangan-pandangan memuja itu datang silih berganti. Bahkan banyak pria mengambil potretnya untuk wallpaper handphone mereka. 

"Bagiamana dengan pertandingan kedua?" tanya Ellina halus. Suaranya begitu merdu namun tetap tenang. 

Untuk kesekian kalinya keheningan mendominasi. Lalu kembali riuh dengan pujian-pujian dan sanjungan. Ariella dan Valerie mundur teratur. Alvian dan Lykaios masih terpaku namun cepat  tersadar saat sosok Ellina merosot menatap laptopnya. 

"Ten-tentu, kita akan bertanding sekali lagi." jawab Alvian gugup dan mengatur kesibukan jantungnya. 

"Persetan dengan pertandingan. Apakah dia benar-benar dewi kecacatan kita?" tanya Lykaios masih tak percaya. 

Tak akan ada yang percaya jika mereka tak melihat nyata. Alvian mencoba fokus pada layar monitornya dan mencuri pandang sesaat pada Ellina. 

"Setengah jam," ucap Alvian ragu. Apaka aku terlalu kejam pada dewi kecantikan jurusan?

"Terlalu lama," jawab Ellina. "Ayo mulai,"

"Eh, oh, ok."

Suasana kembali mencekam dengan suara keyboard saling mengetuk. Kecepatan mereka setara. Jari-jari itu perpindah cepat seiring angka yang terus muncul dan berganti. 

Ding! 

Satu pertahanan Alvian sudah di bobol. Hanya dalam waktu kurang dari satu menit. Hal itu memciptakan decakan kagum. Namun mereka memilih diam karena tak ingin membuat keributan. 

Ding! 

Nada kedua terdengar. Keamanan Alvian kembali terbobol dalam waktu kurang dari lima menit. Bahkan Alvian kesulitan membalas dan melindungi privasinya. 

Ding! 

Keamanan terakhir pun jebol. Hanya dalam waktu tiga menit. Alvian membelalakkan matanya saat melihat layar monitornya mati lalu menampilkan layar putih. Laptopnya benar-benar di teras dalam waktu kurang dari sepuluh menit. Dan itu kecacatan jurusan yang melalukannya. 

"Selesai. Kurang dari sepuluh menit," ucap Ellina sambil berdiri dan menaikkan sudut bibirnya. Ia terlihat puas dengan hasil yang ia capai. Di awal pertandingan ia mempelajari semua ketertinggalannya pada teknologi terbaru. Dan pertandingan ke dua adalah sebuah arus yang dapat ia ikuti dengan cepat. 

Lykaios menatap Ellina tak percaya. "Monster macam apa dia? Dia baru saja menjelma menjadi wanita cantik lalu meretas komputermu dalam waktu singkat. Benar-benar tak bisa di percaya."

"Aku kalah? Keamanan yang aku banggakan. Hanya sepuluh menit." ungkap Alvian kacau karena terkejut. 

Lalu suara tepuk tangan terdengar keras. Semua orang penuh cita menyambut kemenangan Ellina. Dan ada keheningan tertentu yang terjadi di mata Alvian dan Lykaios. 

"Berikan laptop kalian," 

Suara itu kembali nenyadarkan mereka saat sosok Ellina begitu dekat. Mereka bahkan berani bertaruh bahwa Ellina begitu cantik saat dilihat dari dekat. Tanpa kata, Lykaios dan Alvian menyerahkan laptop masing-masing dan langsung di bawa oleh Ellina.

"Nero," panggil Ellina setengah berteriak. 

Lalu bisikan-bisikan iri terdengar saat langkah kaki Nero mendekat. Ada binar takjup di matanya. Dan terharu saat Ellina menyerahkan dua laptop padanya.

"Hadiah untukmu dan milikmu. Aku menepati janjiku kan?" 

Nero tertegun dan mengangguk. Belum sempat menjawab, Ellina telah melangkah dan keluar dari ruangan. Di ikuti kerumunan pria yang mengikutinya dari belakang. Mencoba mendekatinya meski tatapan dingin Ellina terlihat jelas. 

***

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Kikiw
gebrakannya bukan maen ya El
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Hello Wife, The Tyran Ceo.   Pertemuan keluarga.

    Saat pertandingan Meretas itu siap, hari telah menjelang sore. Ellina menghabiskan seluruh waktu yang tersisa dengan menjelajahi dunia melalui laptop Lykaios yang ia dapatkan. Matanya fokus pada saru titik, tak peduli kegaduhan yang telah ia ciptakan di luar kelasnya. Matanya sama sekali tak menoleh pada titik lainnya meski kelasnya telah begitu ramai layaknya pasar karena banyaknya pria yang ingin mengenalnya.Di dalam kelas, tak satupun orang ingin keluar. Ini merupakan anugerah untuk mereka karena dapat melihat dewi kecantikan mereka secara dekat. Diam-diam Alvian dan Lykaios mengamati tanpa kata. Lalu beralih pada luar ruangan yang telah ramai dengan semua pria dengan hadiah kecil di tangan mereka.Bukankah ini menyebalkan? Kenapa mereka menghalangi pintu?Aku sangat sadar akan daya tariknya, tapi bukan berarti aku harus menanggung tatapan semua orang, oke? Sejak kapan wanita itu mahir

    Last Updated : 2021-10-14
  • Hello Wife, The Tyran Ceo.   Aku tak suka dia!

    Lexsi menutup pintu kamarnya rapat. Ia bersandar di balik pintu dengan mengepalkan tangannya. Wajah Ellina terlintas, dan semua rasa muak itu hadir di permukaan."Ahkkkk ...!" teriaknya kalap. Beberapa barang telah melayang menyebabkan keributan. "Bagaimana bisa! Aku meletakkan dia di depanku agar hidupnya kacau. Tapi kenapa! Tapi kenapa aku tak tahu bahwa orang yang di jodohkan dengannya adalah orang yang seperti itu. Harusnya dia cabul! Harusnya dia berjenggot dengan perut buncit! Harusnya Ellina menderita ...!"Napasnya tak beraturan dengan emosi yang memuncak. Ia biasanya tak seperti ini. Ia telah melakukan ini dari lama. Menahan amarahnya dengan bersikap lembut dan menjadi anak yang sangat baik. Agar orangtuanya segera mengerti, bahwa mereka tak menbutuhkan anak lain selain dirinya. Tapi kali ini, rencananya benar-benar meleset."Apa yang harus aku lakukan?" tanya sambil

    Last Updated : 2021-12-21
  • Hello Wife, The Tyran Ceo.   Lari atau aku akan mati!

    Reegan World Grup terlihat tegang siang ini. Ruangan rapat bernuansa putih dengan meja besar panjang di tengah itu tampak sunyi. Bukan karena tak berpenghuni, tapi karena tak ada satupun orang yang berani bicara. Raut tegang itu terlihat jelas di setiap wajah dengan mimik takut dan tertekan luar biasa. Semua orang menatap lesu pada pimpinan perusahaan mereka karena tak juga bersuara meski rapat telah usai."Jadi, kalian mengatakan bahwa kita telah kalah dari perusahaan Yu Blade Comunication?"Suara dingin dengan tekanan berat itu membuat suasana kian menegang. Pria itu tak memiliki ekspresi lain selain menatap satu per satu orang yang menghadiri rapat di ruangan itu."Itu, kita hanya mengira-ngira Ceo Ken,"Anggukan setuju menyambut saat sebuah suara menjawab pelan. Lalu,Srakkk!!!Suara tumpukan kertas di banting di atas

    Last Updated : 2021-12-21
  • Hello Wife, The Tyran Ceo.   Lari atau aku akan mati II.

    Part belum di revisi.Typo bertebaranHappy reading.***Kenzie tak mengerti, kenapa wanita di depannya sangat tak menyukainya hingga tatapan benci dan takut itu terlihat jelas. Ia tak bergeming dan tetap mengeratkan genggaman tangannya hingga tiba-tiba tubuh kurus itu ambruk tak sadarkan diri.Sudut matanya mengerut dengan tangan refleks menangkap tubuh gadis di depannya. Ia bisa melihat dengan jelas ada keringat dingin di dahi dan pelipis yang mengalir. Merasa tatapan orang sekitarnya tak begitu nyaman, Kenzie mengangkat tubuh gadis itu dalam gendongannya. Melangkah dingin menuju Lycan Hypersport hitamnya. Mobil hitam itu melaju cepat menuju apartemennya di kawasan kota Z.Saat mereka sampai di apartemen, Kenzie meletakkan tubuh Ellina di atas tempat tidurnya. Wajahnya masih sangat tena

    Last Updated : 2021-12-21
  • Hello Wife, The Tyran Ceo.   Kenyataan lain.

    Part belum di revisi.Typo bertebaran.Happy reading!***Ellina mengelus dadanya saat berhasil keluar dari apartemen Kenzie. Ia hanya menemukan handphonenya dari sekian banyak barang yang ia beli hari ini. Tak mempedulikan itu semua, tangannya mulai berselancar cepat di layar ponselnya. Memasuki sebuah grup kampusnya dan dengan cepat mendapati nomor telepon Nero."Jemput aku," ketik Ellina cepat. Lalu pesan selanjutnya ia kirim. "Apartemen A di kota Z,"Ting!Balasan Nero begitu cepat sampai."Siapa?"Ellina bernapas lega. Lalu tangannya mulai mengetik lagi."Ellina Aracelia Azzuri!"Menunggu balasan, Ellina berjongkok di halaman bangunan apartemen dengan men

    Last Updated : 2021-12-21
  • Hello Wife, The Tyran Ceo.   Kematian kedua

    Part belum di revisi.Banyak salah dan typo.Happy reading!***Ellina melangkah keluar dari Taman Barat dengan linglung. Ia tak membawa apapun. Langkahnya terlihat ragu namun ia tetap pergi dari keluarga Rexton. Saat ini di antara jalan-jalan gelap, ia tak dapat berpikir dengan tenang. Telah satu jam lamanya ia berjalan, melewati toko-toko dari keramaian dan terus melangkah. Ia seperti orang yang kehilangan arah.Matanya meneliti jalan dengan seksama. Ia tak pernah mengalami ini semua di kehidupan sebelumnya. Ia tak tahu harus berbuat apa, namun ia merasa guncangan batinnya sangat kuat. Ia dapat merasakan beratnya meninggalkan keluarga Rexton. Ia dapat merasakan betapa semua kian menyakitkan. Dan ia tak dapat melakukan apa-apa.Ia merasakan perutnya perih, ini jelas bahwa ia belum makan sesuatu sejak siang. Namun ia tak memiliki apa-apa

    Last Updated : 2021-12-21
  • Hello Wife, The Tyran Ceo.   Trauma.

    Part belum di revisi.Banyak typo.Happy reading!***Rumah sakit itu tampak tenang dengan dokter-dokter terbaik pilihan. Saat ini tubuh Ellina terbaring lemah dengan selang infus dan beberapa peralatan medis. Beberapa perawat berjaga untuknya selama beberapa hari. Namun nyatanya tubuh Ellina tak menunjukkan perubahan. Tetap lemah, atau bisa di katakan koma namun seluruh sarafnya masih bekerja. Ia seakan tertahan oleh sesuatu, hingga tak ingin sadarkan diri di bawah kendali pikirannya.Seorang pria tengah duduk dengan tangan menekan bibirnya. Tubuhnya tampak tegap dari belakang dengan postur tinggi. Beberapa tindik di telinganya menampakan keliaran sikapnya. Dengan sepasang alis tebal yang rapi lalu di bingkai dengan hidung yang menjulang tinggi. Ketenangannya seakan menghanyutkan, bahkan hanya dengan sedikit senyumnya, maka beberapa dari mereka akan

    Last Updated : 2021-12-21
  • Hello Wife, The Tyran Ceo.   Semua yang tak sama.

    Udara di Maple Villa tampak sangat sejuk. Lahan luas, seluas mata memandang dengan pohon-pohon pinus yang penuh salju itu tampak memutih. Di tengah-tengah ada bangunan villa yang tampak megah dengan desain modern. Ruangan dengan dinding kaca di beberapa bagian memperlihatkan taman bunga di bagian samping dengan air mancur yang membeku. Memperlihatkan bahwa villa ini sangat di jaga dengan baik.Dan di sanalah Ellina tinggal. Sejak pindah dari rumah sakit, ia menutup dirinya di dalam kamar. Berteriak histeris dengan rasa takut yang mengerikan. Atau melukai dirinya sendiri hingga akhirnya Ernest memilih untuk mengurungnya. Mengikat tangannya agar Ellina tak melakukan hal yang menyakiti dirinya sendiri.Miris, Ernest menatap sedih berlian perusahaannya. Namun ia tetap melakukan yang terbaik karena telah mengambil pilihan. Ia sangat yakin, suatu hari nanti semua akan kembali membaik. White Fox nya pasti akan bangkit dan

    Last Updated : 2021-12-21

Latest chapter

  • Hello Wife, The Tyran Ceo.   Ekstra part.

    Hutan perbatasan itu tampak sangat sunyi tapi asri. Rumah kayu yang tampak sepi itu masih terlihat kokoh meski tak berpenghuni. Ellina baru saja turun dari mobil dan berdiri terpaku menatap rumah yang sangat dia kenali sejak dua tahun lalu. Sosoknya yang lemah tampak tersenyum dengan rasa rindu yang tercetak jelas. Rambut panjangnya tampak bergoyang pelan tertiup angin, dengan mata bulat hitam yang berair dan jernih, sosoknya terlihat kian cantik dengan kulit putih pucat yang menampilkan bibir merah cerrynya."kau tinggal di sini?" Ellina menoleh saat tangan Kenzie merangkul pundaknya dengan tatapan meneliti rumah kayu di depannya. Senyumnya tampak sangat lemah saat mengingat kejadian berat dua tahun lalu yang harus dia alami. Trauma dalamnya membuatnya tak bisa hidup dengan baik saat itu. Dia harus mengalami mimpi buruk yang panjang hingga hampir gila karena ketakutan. Dan pria di sampingnya yang kini kembali menjadi suaminya adalah orang yang membuatnya seperti itu."Aku tak menyan

  • Hello Wife, The Tyran Ceo.   Semua berakhir.

    dua suara itu terdengar dalam waktu bersamaan. irlac tak dapat merespon sebelum menyadari bahwa pintu kamar itu terdobrak dan satu hantaman melayang ke wajahnya. pukulan itu terus saja datang tanpa jeda dan tak memberinya ruang untuk bergerak apalagi membalas. tapi dari sudut matanya yang terbuka, dia tahu bahwa orang itu adalah kenzie!bagaimana bisa! bagaimana bisa kenzie menemukan lokasinya dengan sangat cepat? dia yakin sudah mengacaukan segalanya, tapi pria ini berhasil datang dan menemukan ellinanya. dia tak bisa bergerak saat pukulan yang entah keberapa kali dia terima membuat seluruh kesadarannya menghilang.melihat irlac tak bergerak, mata kenzie mengedar dengan teriakan yang tertahan. dia dengan cepat menghampiri jendela dan menggenggam erat tangan ellina. saat ini, dia merasa seluruh nyawanya terhisap dan dia akan kehilangan segalanya. segalanya yang membuat hidupnya tak berarti jika itu terjadi."ellina!" teriaknya kuat. dia merasa ellina mencoba menghindari tangannya, dan

  • Hello Wife, The Tyran Ceo.   Ellina menghilang.

    "ellina,"ellina sempat membeku saat melihat vania berdiri di dalam ruangannya. tatapan matanya meneliti dan kemudian tersenyum sinis. "haruskah aku panggil ibu?" "aku ikut membesarkanmu," jawab vania dingin. tatapan matanya mengejek dengan tubuh yang terus mendekat. "ikut denganku," raihnya menarik tangan ellina."kenapa aku harus?" tanya ellina tak bergerak dan menahan tangannya. tatapannya dingin dengan tatapan yang menghujam. ekspresi muak terlintas di balut dengan senyum tipis yang entah kenapa di mata vania terlihat sedikit menakutkan. "lepas,"vania tertawa, "kau masih belum sadar? kenapa kau sangat mejijikkan?" ucapnya mengeluarkan kebencian. "aku, sampai mati, tak akan membiarkanmu bahagia sementara anakku mati menderita. aku tidak akan membiarkanmu menikah ataupun pergi dengannya! kau harus mati, dengan cara yang mengenaskan dan sama dengan yang lexsi alami. aku berjanji, bahwa akuakan menunjukkan neraka untukmu di depan makam putriku!" teriaknya pada akhirnya.ellina mundu

  • Hello Wife, The Tyran Ceo.   Hari pernikahan.

    ruangan terbuka itu memiliki udara sejuk dengan tanah liat yang terlihat sedikit basah. di bagian lain, tampak rumput-rumput kering yang bergoyang saat angin pagi menyapa halus. tampaknya hujan semalam memberikan harapan untuk hidup kembali. sedangkan di ujung sana, tampak bukit hijau yang menjulang dengan awan-awan putih yang menggantung di setengah badan gunung belum menghilang. di balil bukit, tampak cahaya keemasan terlihat malu-malu untuk bergerak tinggi dan menyinari. "sial" makian itu jelasterdengar ditngah udara dan pemandangan yang baik di pagi hariini. hal itu membuat ellina mengernyit tak mengerti."apa yang terjadi pada alvian?" tanyanya sambil melangkahdengan kaki telanjang namun tiba-tiba tangan kenzie meraih tangan dan merengkuh pundaknya. gaunnya yang panjang kebelakang tampak membentang dengan punggung yang terbuka, menampilkan tato mawar merahnya yang menyala. itu cantik dan sempurna.sudut mulut kenzie membentuk senyum tipis. wajahnya dia dekatkan saat kepala elli

  • Hello Wife, The Tyran Ceo.   Itu bukan aku.

    hari ini livian tampak sibuk mengatur seluruh keperluan pesta yang akan di adakan nanti malam. kerena irlac telah resmi keluar dan lepas tangan dari L. V. Technology sejak ellina dinyatakan sebagai pewaris sah, livian mengambil alih segalanya untuk sementara karena ellina mengatakan belum siap untuk mengatur dan menjadi pemimpin keluarga. dan semua itu menjadi tanggung jawabnya kembali seperti sebelumnya.malam ini, saat acara pesta peretasan itu resmi digelar, beberpa tamu mulai berdatangan. dengan menyewa gedung milik keluarga E. V. yang telah ellina atur sebelumnya, membuat livian medesah lega. kini dia bisa melihat acara yang dia atur cukup ramai dengan desain dan balok es sebagai hiasan yang melambangkan ornamen perangkat lunak, atau ikon-ikon ang sering digunakan dalam peretasan. pencahayaan yang pas membuat suasana pesta itu tampak mewah dan berkelas. livian memberikan sambutan saat seluruh tamu telah datang dan memanggil ellina sebagai pemenang juga sebagai pewaris keluarga

  • Hello Wife, The Tyran Ceo.   Lau menipuku.

    Lima hari berlalu sejak Ernest tersiksa dan merasakan menderita hingga akhirnya berujung gila! tak ada ketampananlagi di wajahnya, setiap hari dia hanya tertawa, menangis lalu merintih kesakitan saat kesadarannya pulih. kehilangan lidah, dua tangan dengan dua kaki patah benar-benar membuatnya tak berdaya. dia pun memilih bunuh biri saat damon bar saja datang untuk menyiksanya.di lain tempat, qianzie mengalami hal yang sama. beebrapa hari telah berlalu dan dia tak dapat tidur sama sekali. dia benar-benar tersiksa, saat obat tidur itu memaksa matanya untuk terpejam namun dia memaksakan untuk tidak tidur. karena jika dia tidur, tali yang mengikat tubuhnya akan terlepas karena tangannya yang tak dapat menggengam erat tali di atasnya. bing bing di bawah sana sudah pasti akan mehapnya karena mulai merasa lapar sejak satu hari yang lalu. menyaksikan bing bing setiap hari melahap anak buahnya satu persatu yang keluarga Reegan temukan, membuatnya sangat ketakutan. dia tak tahu bahwa akan di g

  • Hello Wife, The Tyran Ceo.   Aku akan membawanya pergi.

    Beberapa hari kemudian, Kenzie terlihat telah pulih meski tangannya masih di perban. Untung saja itu tidak patah, juga luka gores di lengan dan punggungnya telah sepenuhnya mengering. saat ini, Ellina berada di dalam ruangan Kenzie di rumah sakit, tengah duduk sambil membaca sebuah majalah dimana fotonya terpajang sebagai pewaris sah perusahaan L. V. dan E. V. sekaligus. dia mendesah karena merasa semua ini salah, dia meletakkan majalahnya lalu menatap Kenzie yang diam."Dimana Ernest?" Kenzie melirik Ellina datar. "Kenapa kau tanyakan itu padaku?""Kenzie," panggil Ellina lirih. dia tahu statusnya, juga tahu bahwa peringatan untuk menjauhi Ernest bukanlah main-main. tapi rasanya dia juga tak akan mengambil posisi ernest selama ini. "aku sudah mencarinya, tapi dia menghilang!""akan lebih bagus jika dia tewas!" balas kenzie kesal."kenzie" peringat ellina menunjukkan rasa tidak suka.kenzie memperhatikan ellina sekali lagi dan terlihat bahwa istrinya itu telah benar-benar pulih dan

  • Hello Wife, The Tyran Ceo.   Aku menemukannya

    Malam ini, Kenzie memeluk erat Ellina dalam rengkuhannya. Diam-diam dia bersukur pada kecelakaan yang telah mereka alami. Karena hal tersebut dia memiliki waktu yang banyak untuk bersama istrinya. Tapi sepertinya, keadaan tubuhnya tidak terlalu baik. Dia merasa luka-lukanya kian sakit dan semakin perih setiap waktunya. Meski begitu, dia menggunakan satu tangannya untuk memeluk Ellina erat. Lykaios memimpin langsung pencarian ke dasar jurang. Bersama anak buahnya dan beberapa dokter, dia menyusuri lembah dengan sangat hati-hati. Dia tak menyangka bahwa akan ada hutan lebat di dasar jurang curam yang seperti ini. Dia pikir, semua hanya akan ada tanah tandus bebatuan yang kering. Pencariannya tidak secepat yang dia pikir. Dia terus saja masuk ke dalam hutan dan menyusuri sungai untuk mencari arah yang lebih mudah. Waktu terus berlalu dan dia sama sekali tak berhenti untuk mencari. Dia bahkan melihat hari telah mulai pagi meski di dalam hutan ini tampak gelap karena cuaca yang mendung da

  • Hello Wife, The Tyran Ceo.   Aku kecewa padamum.

    Hari dimana jati diri Ellina terungkap ke media adalah hari yang berat untuk Wilton. Saat dia baru saja berpikir untuk menjemput Ellina, dia mendapati kabar bahwa putri satu-satunya mengalami kecelakaan dan mungkin saja telah meninggal. Semua terlalu kebetulan untuknya, dia menjadi kian curiga saat sebuah surat tak bertuan melayang untuknya dengan informasi bahwa putra luarnya yang telah merencanakan pembunuhan pada putrinya. Hal itu jelas membuat darah Wilton mendidih. segera, dia mendatangi kantor E. V. Company dalam diam.Sedangkan di rumah keluarga Rexton, saat jati diri Ellina terungkap ke media, Aldric tampak linglung. Mantan istri yang dia cintai sebenarnya adalah putri dari keluarga L. V. yang tengah bersembunyi. Tapi dia, tanpa sengaja membuat hidup istrinya menderita hingga kematiannya. Terlebih pada ellina, dia baru menyadari bahwa Ellina adalah putri dari Wilton, yang artinya putri dari keluarga E. V.. Semua darah yang mengalir di tubuh Ellina adalah darah konglomerat yan

DMCA.com Protection Status