Beranda / Fantasi / Hello My King / 4. Artificial Love

Share

4. Artificial Love

Penulis: ella
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-16 02:35:28

Sejak beberapa hari lalu Levi selalu mendapatkan berbagai macam laporan dari pelayan maupun koki yang bertugas di Kerajaannya. Mereka mengatakan bahwa makanan yang disajikan untuk Levi sering sekali berkurang dan habis, bahkan sebelum makanan tersebut dihidangkan di hadapan Levi. Beberapa orang sudah mengecek beberapa tempat di dalam kerajaan, tapi sama sekali tidak menemukan petunjuk. Dan Levi tidak pernah menganggap hal ini serius.

Sebab bagi Levi hal seperti itu tidak akan menjadi sebuah masalah serius lantaran tidak mengancam kehidupannya, tidak ada tanda penyusup karna ia sendiri yakin apabila penjagaan kerajaannya sudah sangat ketat. Tidak mungkin juga penyusup melalui laut, ada banyak sekali pengawal di daerah dermaga. Di samping itu, toh, mereka bisa membuat makanannya lagi, pun jika stok bahannya habis, mereka pasti akan segara membeli bahan dengan kualitas terbaik.

Malam ini Levi mendapatkan jadwal untuk evaluasi bulanan. Rapat semacam ini ia coba tingkatkan di setiap bulannya karena menyadari bahwa kekurangan dan tidak ketelitian bisa terjadi dimana pun. Semakin menambah pekerjaannya, tapi dia tidak keberatan asal negaranya terurus dengan baik.

Seperti biasa, Levi menjadi pemimpin rapat. Mengurus ini dan itu, melihat beberapa lembar dokumen dan surat legalisir yang harus ia setujui, beberapa di antaranya hanya memerlukan tanda tangan dan sisanya hanya berupa anggukan kepala. Levi tegas dalam urusan pekerjaannya. Dia bisa membedakan orang-orang kompeten dan hanya menumpang nama dalam barisan teratas negara. Dia pernah merasakan kehancuran karna seorang koruptor sebelumnya, maka dari itu ia sangat berhati-hati dan tidak akan mengulangi kebodohan yang sama.

Dia memberikan beberapa kritikan pada Menteri Perindustrian karena tidak terlihat perkembangan kinerja industri-industri yang mampu membuka lapangan kerja baru. Lalu, beralih pada Menteri Keuangan karena beberapa laporan mengatakan apabila ia menggunakan uang Negara untuk kebutuhan yang tidak begitu penting. Selebihnya, semua baik.

Beberapa hari terakhir Levi lebih sering menghabiskan waktu dengan Stacy, yang katanya sebagai masa pendekatan yang nyatanya tidak sama sekali. Hal itu membuatnya kehilangan kesempatan untuk mengurus tugas negara beberapa harus diwakilkan oleh penasihat kerajaan dan Perdana Menteri. Banyak sekali waktu yang tersita hanya untuk memuaskan Jordan terhadap ekspektasi hubungan keduanya.

Sejak pukul tujuh malam hingga jarum jam telah menunjuk angka dua belas, Levi masih sibuk berkutat dengan lembaran berwarna putih yang rasanya tidak pernah habis. Butuh waktu untuk membaca setiap lembaran tersebut dan memikirkan kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi dan juga memperhatikan setiap pola kata yang terlampir dalam tersebut-barangkali ada pesan tersirat yang berusaha menghancurkan negaranya.

Bukan sebuah hal baru ketika Levi melewatkan makan malam dan lebih memilih berkutat dengan urusan pekerjaannya hingga larut. Levi selalu mengatakan bahwa ia hidup untuk rakyatnya dan malah kesehatannya bisa di urus belakangan. Jika diumpamakan, maka sekarang Levi adalah pupuk yang rela melebur menjadi satu dengan tanah agar tanamannya tumbuh dengan cantik.

"Apa Raja telah mendengar rumor baru?" Levi tidak memberi respon pada penasihat kerajaannya, Antonio. Manik Levi sibuk memperhatikan lembaran kertas yang sejak dua menit lalu masih ia pegang.

Antonio menghembuskan nafas perlahan, menyadari bahwa Levi tidak akan memberikan tanggapan maka ia memilih menjelaskan,"Ada rumor yang mengatakan jika akan hadir seorang gadis tanpa identitas yang memiliki kekuatan unik dengan paras rupawan di daerah Leoxy."

"Rumor akan tetap menjadi rumor."

"Tapi seorang Penyihir yang meramalkannya."

"Sama saja, semua itu hanya mitos yang gunanya untuk menarik perhatian."

"Tapi ini berbeda," ucap Antonio mencoba mempertegas pernyataannya. "Penyihir tersebut berkali-kali sukses dalam semua ramalannya. Tidak ada satupun yang meleset. Hal tersebut membuatnya menjadi buronan untuk seseorang yang gemar bermain lotre atau beberapa orang yang ragu akan masa depannya sendiri."

Levi mendongak, menatapnya kemudian maniknya menatap datar. Senyuman kecil terbentuk di ujung bibirnya. "Aku cukup terkejut kau tahu sebanyak itu."

"Ah sudahlah, aku mau tidur. Kepalaku mulai sakit." Efek yang biasa Levi terima adalah sakit kepala, dia sudah terbiasa dengan denyutan menyakitkan seperti itu. Tapi dia sama sekali tidak bosan menghindarinya, tetap bekerja sampai batasannya baru berhenti total.

Terkadang Levi merutuki Kerajaannya karena memiliki lorong-lorong yang sangat panjang. Sangat melelahkan jika harus naik-turun tangga kemudian berjalan bolak-balik setiap hari dalam jangkauan jauh seperti ini. Tidak bisa mengubah menjadi tema lebih modern agar mengikuti perkembangan zaman karna kerajaan ini adalah kerajaan utama.

Tepat saat Levi akan membelokkan tubuhnya menuju lorong lain yang langsung tertuju pada kamarnya, pendengarannya menangkap sesuatu. Langkah kaki kecil. Mempercepat laju jalannya seraya memijit pelipisnya, beberapa kali mengumpat dan memaki diri sendiri.

Dalam sekejap Levi membenci indranya yang begitu peka seperti ini, sebab beberapa detik lalu ia baru mendengar derap kaki. Levi menghentikan langkahnya sebentar, mencoba meyakinkan dirinya jika suara itu benar adanya. Bukan sebatas imaji yang ditimbulkan akibat terlalu lelah bekerja.

Tidak mau terjebak akan semua pemikiran yang tidak akan berhenti membayangi kepalanya, Levi memilih mencari asal suaranya. Mati-matian mengabaikan kepalanya yang terasa seolah dihantamkan pada dinding jutaan kali. Berusaha sebaik mungkin untuk meminimalkan suara yang timbul. Namun lama-kelamaan derap kaki itu melemah berangsur menghilang. Menandakan bahwa hal tersebut telah berhenti di suatu tempat dalam Kerajaannya.

Ia mengikuti suara derap kaki dan mendapati dirinya berhenti di sebuah daerah tua yang amat jarang di kunjungi. Membawanya dalam sebuah tempat yang ia benci. Disuguhkan dengan pemandangan yang membuat seluruh darahnya seolah mengalir ke kepala. Rasa sakit di kepalanya semakin bertubi-tubi hingga saat ini Levi memilih untuk menukar kepalanya dengan orang lain.

Lorong penuh darah itu kembali terpampang, bau anyir yang tidak hilang selama kurang lebih empat belas tahun terakhir membuat tempat itu semakin menyeramkan. Begitu kacau dengan sebagian besar ornamen pecah dan wallpaper yang sudah mulai terkelupas. Hanya memiliki tiga lampu yang mana membuat suasana remang-remang. Mengerikan bahkan bukan kata yang cocok untuk menjelaskan tempat itu.

Lorong itu hanya memiliki dua ruangan, satunya dikunci rapat karna tak ada isinya dan sisanya di biarkan tidak terkunci. Dari pada memilih untuk menjauh, Levi memilih menyusuri lorong tersebut sebab ia yakin bahwa sosok tersebut berada di dalam ruangan itu.

Tangan kanan Levi mengambil sesuatu di balik jas berwarna hitam miliknya. Sebuah pistol berwarna hitam mengkilap yang masih memiliki tiga peluru.

Dalam keadaan fisik Levi yang tidak memungkinkan seperti ini, ia masih keras kepala. Bahkan hanya untuk berjalan ia perlu menyangga tubuhnya dengan salah satu tangan pada dinding. Menghembuskan napas teratur guna memperbanyak perputaran oksigen di dalam otak. Levi bergerak ke arah daun pintu, menarik pelatuk dengan yakin dan dengan tangan setengah berkeringat, ia mengangkat pistolnya.

Sedetik kemudian Levi menendang daun pintu, menyodorkan pistol ke arah depan dengan. Tatapannya mengedar ke seluruh penjuru ruangan. Sial. Kepala Levi semakin sakit melihat isi ruangan tersebut. Kamar setengah usang dengan isi yang begitu kacau. Ceceran darah yang warnanya telah berubah, vas bunga pecah dan lukisan yang nyaris terjatuh. Seprai tempat tidur yang warna awalnya putih bersih, berubah menjadi lautan merah yang berbau anyir.

Manik hitam Levi berhenti pada seseorang yang duduk santai seraya memakan camilan-camilan sama yang dihidangkan pada Levi kemarin, dia memiringkan kepalanya sambil terus mengunyah. Dia bahkan tidak menampakkan ekspresi ketakutan meski Levi sudah menyodorkan sebuah pisau dengan kedua tangannya. Beruntungnya, Levi belum menarik pelatuk.

"Siapa kau?"

***

Malam itu Levi menggunakan saraf otaknya tiga kali lebih keras dari sebelumnya. Apapun yang diucapkan gadis itu tidak bisa diterima oleh akal sehatnya. Otaknya menolak untuk memahami, semua hal yang gadis itu ucapkan bertolak belakang dengan kenyataan.

Gadis itu mengatakan bahwa ia tidak mengingat apapun. Ia tidak mengingat kenapa bisa datang kemari, tidak mengingat tempat asalnya dan bahkan ia tidak mengingat namanya sendiri. Ia terbangun pada sebuah tempat berliku-liku yang memiliki dinding berwarna hijau. Tanpa perlu banyak berpikir, Levi tahu dengan pasti bahwa tempat itu adalah labirin yang ada di taman belakang. Sebab hanya itu tempat yang memungkinkan.

Berkali-kali Levi membantah ucapannya, tapi dia tetap mengatakan bahwa semua yang ia ucapkan benar adanya. Bahkan terakhir kali Levi membantah, gadis itu nyaris melemparkan sendok yang di tangannya.

Levi hanya—bagaimana semua ini bisa semua ini menjadi mungkin? Bagaimana ramalan penyihir menjadi nyata? Apa dia memang orangnya?

Tetapi Levi lebih terkejut gadis itu mampu melewati semua penjaga tanpa tertangkap dari pada ia berhasil keluar dari labirin secara hidup-hidup. Harus di akui apabila gadis itu lincah, tapi kelincahannya berada di level lain.

Levi memutuskan untuk membawa gadis itu ke dalam kamarnya, sebab Levi tidak memiliki pilihan lain saat ini. Dia butuh meminum obat penenang, pergi dari tempat itu dan di saat bersamaan ia harus menanyai gadis itu lebih lanjut.

Levi yang duduk pada pinggiran kasur menatapnya sinis. "Apa kau bisa berhenti makan?" Menunggu obatnya bereaksi, sebab saat ini rasanya masih nyeri.

Pertanyaan Levi terdengar tidak nyaman pada pendengaran gadis itu, jadi ia abaikan. Gadis itu melahap habis donatnya, membuat daerah sekitar mulutnya penuh dengan krim coklat dan beberapa selai lainnya. "Aku makan untuk hidup dan hidup untuk makan," ucapnya kala sebagian donat yang ada di dalam mulutnya habis.

Sekarang Levi tahu jelas siapa yang selalu memakan makanannya.

Lelaki itu memutar bola matanya, mendengus sebal. Melihat gadis itu duduk nyaman dan mengacak tempat tidurnya, membuat ceceran donat yang ia makan tumpah di atas selimut miliknya sudah sangat menjengkelkan. Gadis itu mengambil seluruh ketenangan malamnya. Kekacauan bukan sesuatu yang Levi suka, namun gadis itu tiba-tiba membawa hal tersebut datang dalam kehidupannya.

"Cepat selesaikan makanmu, turun dari tempat tidurku! Bersihkan semua kekacauan ini juga!" Levi tidak terdengar ramah, semua ucapannya berisi penekanan yang memaksa.

Menganggap perkataan Levi teramat mengancam, lantas ia turun dari tempat tidur dengan kedua tangannya yang membawa kotak donat yang masih berisi. Berjalan sofa kecil dengan sedikit melompat-lompat. Namun sekali lagi ia membuat kekacauan yang membuat Levi geram, bahkan rasanya ingin memindahkan gadis itu ke dalam sel tahanan sekarang juga.

Gadis itu terjatuh dan seluruh donat yang berlapis krim dan selai tersebut mengotori lantai kamar Levi yang di lapisi karpet berwarna merah dengan motif keemasan pada bagian sisinya.

"Kau benar-benar menghancurkan kamarku!"

Malam ini Levi hanya ingin tidur dengan damai, tanpa ada gangguan sama sekali namun yang terjadi justru sebaliknya. Kesabaran Levi sudah sampai di ujung ketika melihat seisi kamarnya berubah kacau.

Perlahan gadis itu mengubah posisinya menjadi duduk. Ia meringis kesakitan. Memegangi pergelangan tangan dan lututnya secara bergantian. Pandangan gadis itu turun ke bawah, melihat pakaian miliknya yang sebelumnya putih bersih kini telah penuh akan warna-warni selai stroberi dan nanas.

"Aku jatuh di sini dan kau justru memedulikan kamarmu?!" Gadis itu membulatkan mata, menatap Levi dengan sorotan mata tak percaya. "Jangan diam saja, bantu aku!"

"Jangan harap aku membantumu!" Levi mengabaikan, tidak mau tahu apa yang terjadi setelahnya sebab kepalanya sudah berdenyut hebat. Membaringkan tubuhnya pada tempat tidur dan menutupi kepalanya dengan beberapa bantal. Levi tidak mau peduli.

Menatap Levi dengan tatapan yang tidak memberi ampun tapi di saat bersamaan maniknya berubah berkaca-kaca. Hingga sedetik kemudian gadis itu menangis sedemikian kencang dan Levi tidak tahu letak kesalahannya di mana.

Levi jelas mendengarnya namun ia tidak peduli sebab yakin apabila gadis itu akan menghentikan tangisnya ketika kelelahan, tapi tidak. Sudah lebih dari lima menit dan tangis gadis itu semakin kencang. Levi menyerah.

Mau tidak mau lelaki itu berjalan menghampirinya dengan wajah sayu yang memancarkan lelah. "Bisakah kau berhenti menangis?" Dia berjongkok di hadapannya, mengusap kepala gadis itu beberapa kali dan menyeka air matanya.

"Aku mencoba menjadi baik di sini, jadi bisakah kau berhenti menangis sekarang? Nanti aku akan membelikanmu banyak sekali camilan, coklat permen, apa saja." Tangisnya berangsur mereda, bersamaan dengan Levi yang meraih tangannya dan mengusap perlahan. Beberapa menit kemudian tangisnya menghilang. "Begini lebih baik."

Gadis itu memanyunkan bibirnya, menatap Levi dengan tatapan seolah ia sangat rapuh bahkan hanya untuk disentuh. Sepanjang hidupnya Levi tidak pernah sekalipun mengira akan mengalami situasi seperti ini. Ini pertama kalinya dan dia tidak tahu harus melakukan apa. Dia menggaruk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal, memperhatikan gadis itu secara keseluruhan.

"Baju? Kau butuh baju?" tanyanya lembut, jauh berbeda dengan sebelumnya.

Gadis itu mengangguk. Berjalan menuju ruang ganti miliknya dan mencari sesuatu yang bisa gadis itu gunakan, menyadari bahwa ia tidak memiliki pakaian untuk perempuan, akhirnya Levi mengambil sebuah kemeja polos berwarna hitam. Namun dalam beberapa saat pandangannya sempat kabur, tubuhnya terasa melayang dan ia tahu bahwa obat itu sedang memunculkan reaksinya.

"Hei, hei apa yang kau lakukan?" Levi harus membulatkan matanya sebab melihat gadis itu membuka pakaiannya. Bahkan telah menggapai pangkal paha. Tapi serius, meskipun keadaan sedang mendukung, Levi sama seklai tidak ingin libidonya meningkat. Dia hanya ingin tidur.

Tyche berdiri, sudah mengangkat setengah pakaiannya. "Melepas pakaianku?"

"Tentu saja tidak di depanku!" ujar Levi mencak-mencak.

Memilih memaklumi keadaan, Levi membalikkan badan. Memastikan bahwa ia tidak melihat gadis itu berganti pakaian. Levi bersumpah bahwa sedang berperang dengan batin dan pikirannya. Mencoba menahan diri mati-matian.

Ketika gadis itu mengatakan bahwa ia telah selesai berganti pakaian, Levi segera membalikkan badan. Entah kenapa presensi gadis itu yang berada beberapa langkah di hadapannya terlihat sangat, cantik?

Levi sukses kehilangan kata-kata. Dia terlihat luar biasa cocok hanya dengan kemeja kebesaran miliknya. Ini tidak benar. Bagaimana bisa kali ini Levi berpikir demikian?

Melangkahkan kaki mendekat, mengusap rambut berwarna kecokelatan. Kemudian turun membelai pipinya. "Cantik. Cantik sekali." Levi sukses kehilangan akalnya kali ini. Ramalan itu benar, gadis yang berada di hadapannya sekarang sangat cantik. Dusta apabila Levi mengatakan jika ia tidak terpesona.

"Nama, ya?" Levi berpikir sejenak seraya menatap paras gadis itu dengan lekat. Mulai dari rambutnya hingga turun ke arah bibir. Levi sendiri tidak tahu pasti apa yang telah merasukinya hingga ia bisa melakukan hal yang kelewat rendahan seperti ini. "Tyche Gizelle. Sekarang nama panggilanmu Tyche, mengerti?"

Kembali menyadarkan dirinya, menarik paksa kembali nyawanya yang entah telah berkelana kemana saja. Bergerak menjauh. Rasanya ingin meluap seketika. Sensasi baru yang luar biasa memberi lonjakan pada dada. Tidak mengerti apa yang gadis itu siapkan hingga membuatnya terpesona hanya dalam sekejap.

Membuang pikiran buruk jauh-jauh dan berjalan menuju tempat tidurnya, membaringkan tubuhnya di atas sana dengan nyaman.. Namun tak lama kemudian Tyche menyusul, bahkan sekarang ia telah berbaring di sebelahnya.

Levi mencoba mengatakan pada gadis itu untuk tidur di ruangan lain, namun pada saat ia baru akan menarik pergelangan tangan Tyche, Levi sudah terlelap. Tenaganya habis total. Tubuh mereka saling berdekatan sementara tangan Levi masih menggenggamnya.

Bab terkait

  • Hello My King   5. Unexpected

    Pertemuan antar keluarga bangsawan, akan selalu terjadi setidaknya setahun sekali. Membahas tentang kerja sama atau berdiskusi akan masalah ekonomi antar negara, kadang hanya berupa ramah tamah untuk mempererat hubungan. Meskipun jelas di antara mereka ada yang tidak tulus, berusaha mencari celah-kesempatan untuk menghancurkan satu sama lain. Sudah terbiasa, maka dari itu harus lebih berhati-hati agar tidak terjebak dalam perangkap mereka. Perjamuan kali ini lebih terlihat seperti pesta dalam skala besar dari pada perjamuan yang selalu tampak formal. Semua susunan acara, perabot yang digunakan hingga apa saja yang tersaji. Levi biasa menghadiri hal sejenis itu jadi ia mampu menyadari jika perjamuan kali ini berada dalam skala dua kali lipat dari acara yang biasa ia hadiri. Beberapa pangeran dari Selatan terlihat berkumpul bersama di d

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-19
  • Hello My King   6. Dean

    Stacy merasakan hari semakin cepat berlalu, entah mengapa setiap detiknya seolah berubah menjadi tanda-tanda kematian. Rasanya seolah malaikat kematian sudah menantinya, menanti Stacy merasakan sebuah rasa sakit atas kehidupan rumah tangganya kelak. Mengenai hal ini, Stacy beberapa kali masih memikirkan gadis yang Levi bicarakan. Hanya saja saat Levi mengatakan ia tidak mengetahui apapun, Stacy hanya mengangguk dan menurut. Tidak terlalu peduli juga.Tidak akan menjadi masalah, karna memang sejak awal Stacy tidak mau peduli dengan urusan seperti ini. Dia hanya akan menjalankan perannya dengan baik dan sebaliknya. Sejak awal juga Levi tidak pernah mengekangnya, hanya saja tetap terlihat seperti pasangan di mabuk cinta kala berhadapan dengan media dan keluarga Darell.Sinar spektrum dari ufuk timur memaksa masuk dengan cara menerobos mela

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-30
  • Hello My King   7. The Day

    Levi menghembuskan nafas panjang untuk kesekian kalinya pagi ini. Keresahan serta keraguan rasanya bercampur jadi satu hingga membuat seluruh rongga dadanya sesak. Selain karna acara pagi ini, Levi lebih panik karna ia mengetahui Tyche mengacak ruang kerjanya. Membuat susunan berkas tersebut semburat kemana-mana, memenuhi sisi ruangan. Tyche selalu mengacau, setiap hari, setiap saat dengan apapun yang ada di dalam kerajaannya.Sejak dua hari lalu ia berusaha mati-matian untuk menyelesaikan semua urusan. Membuatnya bekerja lembur semalaman, tidur pada pukul dua dan bangun pukul tujuh. Bahkan pernah, ia baru tertidur sesaat setelah matahari baru menunjukkan dirinya. Berangsur-angsur seperti itu hingga membuatnya harus meminum obat pereda sakit kepala, kepalanya serasa ditendang oleh puluhan kuda yang membuatnya merasakan nyeri bukan main.

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-01
  • Hello My King   8. Forecast

    Levi beberapa kali harus menahan dirinya sendiri, mengumpulkan seluruh aura positif agar ia tidak melakukan hal berbahaya dengan Stacy. Sebab ia juga tidak akan menyentuhnya kecuali gadis itu mengizinkan, dia tidak mau membuat kehidupan di dalam kerajaannya berubah menjadi tidak nyaman hanya karna ia tidak bisa mengontrol diri. Sesaat setelah Tyche datang di dalam kamarnya, ia tahu bahwa setelahnya harus membuat tumpukan kebohongan agar mengelebuinya. Gadis itu keras kepala, tidak akan menyerah pada keinginannya dengan mudah. Bahkan pernah ia merengek selama satu jam hanya untuk tumpukan biskuit dan bronis. Semenjak bersama gadis itu kesabaran Levi benar-benar meningkat sepuluh kali lipat. Bahkan beberapa kali Levi harus melakukan apa yang tak ia suka. Berbagi pakaian dengannya, menemaninya bermain meskipun hanya sepuluh menit atau ma

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-04
  • Hello My King   9. That Girl

    Stacy luar biasa penasaran. Kenapa semuanya bisa terjadi, kenapa Levi bisa berubah menjadi luar biasa kesakitan dan mengapa ia justru membiarkan sumber utamanya tetap ada di saat ia bisa memusnahkannya. Semenjak ia membuka mata dan sampai detik ini ia masih sering memikirkan hal itu. Bahkan disela-sela dirinya melakukan kegiatan dengan Tyche. Berbicara tentang Tyche, dia memang luar biasa cantik. Parasnya seolah Dewi tanpa dosa yang baru saja diturunkan ke bumi. Sangat periang, bersemangat seolah tak ada kata lelah dalam hidupnya walau dalam beberapa hal dia teramat merepotkan. Awalnya susah untuk mengajak gadis itu berbicara, dia selalu mengatakan, "Pergi! Aku benci denganmu! Kau mengambil Levi dariku." Tyche akan berubah sangat sensitif jika menyangkut Levi.

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-08
  • Hello My King   10. Festival

    Hiruk pikuk manusia telah memenuhi pusat kota. Bukan sebuah kejutan apabila malam puncak festival tahunan selalu ramai. Sebab setiap tahun para pejabat negara selalu memberi beberapa hal yang membedakan festival ini dari tahun-tahun sebelumnya, seperti misalnya, tahun ini terdapat sebuah karnaval yang mengawali pembukaan pada puncak festival dan di akhiri dengan kembang api yang akan mewarnai langit malam.Sore menjelang petang adalah saat dimana karnaval baru memulai aksinya. Seiring berjalannya waktu, beberapa lampu lentera mereka nyalakan dan disusul dengan dihidupkannya seluruh lampu di seluruh pusat kota hingga bagian paling ujung Leoxy.Tyche tidak bisa berhenti kagum pada setiap hal sederhana yang terjadi. Mulai dari beberapa lentera hingga ratusan kembang api yang melayang indah di angkasa. Seluruhnya indah. Tyche suka. Selamany

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-12
  • Hello My King   11. Her Magic

    Malam itu semuanya kacau. Bahkan hembusan angin berubah ribut hingga langit malam mendadak gelap, sama sekali tidak ada bintang dan rembulan. Bahkan saat ini luka pada tangan Levi tidak terasa walau darahnya masih mengalir menyelimuti beberapa bagian tangannya. Pikiran Levi gelap. Dia tidak bisa memikirkan apapun. Sarafnya berhenti beroperasi, detak jantunya terpaksa terhenti. Kelewat panik hingga tak bisa dijabarkan. Wajahnya pucat, seru napas ya berubah tak teratur bersamaan dengan tangannya gemetar luar biasa. Setidaknya dari semua perkara buruk tersebut Levi berhasil menyelamatkan Tyche. Tungkainya lemas, merosot begitu saja sesaat setelah ia berhasil mendekap Tyche. Memeluknya dengan keterkejutan luar biasa, akal sehatnya baru saja di cabut dengan mudahnya kala kenyataan jelas memperlihatkan Tyche yang melayang di udara. Mengerik

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-24
  • Hello My King   12. Conspiracy

    Sejak kecil Dean selalu disebut sebagai bibit unggul. Dia cepat tanggap dalam mempelajari hal baru, baik secara akademis maupun non akademis. Sebagai faktor penyokongnya, ia menawan.Dari banyaknya orang yang mengagumi kepandaian Dean saat ini, lelaki itu harus mengorbankan banyak hal sejak ia kecil. Waktu yang ia gunakan sepenuhnya untuk membalu kasih dengan buku dan seorang guru pribadi. Setelah ulang tahunnya yang kesepuluh, ia setidaknya akan mendapatkan sepuluh jam waktu belajar. Entah sebenarnya untuk memenuhi kebutuhan di masa depan-yang mana ia akan menjabat menjadi seorang Raja-atau sekedar menambah wawasan agar selalu menjadi yang terbaik.Masa remajanya hilang hanya karena harapan Jordan yang terlalu tinggi pada Dean. Pria itu menginginkan Dean menjadi seorang Raja yang didambakan kehadirannya, memiliki wawasan luas dan bijak

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-25

Bab terbaru

  • Hello My King   33. Reinsfold

    Maka pagi itu susunan kerajaan yang di tata kembali. Membuat semua orang yang memijakkan kakinya di atas tanah bertanya-tanya mengapa Levi yang seharusnya menikmati masa kejayaan-setelah binasanya Jordan dan Antonio-justru memilih memberi jeda waktu dalam masa kepemimpinannya karena lelah dan perlu sedikit rehat, setidaknya begitu yang media informasikan pada khalayak umum. Untuk sementara posisinya digantikan oleh Stacy.Awalnya Levi mengira Tyche akan membutuhkan seorang dukun kelas kakap, mungkin seorang cenayang dengan keahliannya dalam ramal-meramal seantero jagad atau setidaknya seorang penyihir misterius yang sampai sekarang keberadaannya masih lenyap bak ditelan ke dalam inti bumi. Kendatipun seluruh spekulasi Stacy melenceng jauh.Levi seketika menjadi tolol kala mendapati Tyche bisa mengendalikan gerakan angin hanya dengan sat

  • Hello My King   32. Coming Home

    ———————NeitherofusishappyButneitherofuswant to leaveSo we keep breaking one anotherAnd callingitlove———————Ada banyak hal yang tak bisa untuk dimengerti. Rasanya hidup benar-benar membingungkan. Sengaja memberi banyak sekali hal tidak masuk akal dan di luar angan-angan, memaksa untuk tetap dijalani tapi di saat bersamaan ingin segera mengakhiri.Bumi menggantungkan langit kelabu dengan gerimis ringan di luar sana. Kabar me

  • Hello My King   31. Die Trying

    Tepat pada hari ketiga semenjak kejadian tersebut Stacy baru bisa menyadarkan dirinya. Keadaan banyak yang berubah, tetapi pemikirannya masih enggan untuk percaya. Stacy bahkan masih perlu berpikir berkali-kali untuk menerima posisinya sekarang sebagai penguasa Leoxy dengan jabatan paling tinggi.Kejadian hidup yang terjadi seakan berubah hanya sebuah mimpi buruk yang selamanya akan terus menjadi mimpi, namun kenyataan bahwa ia masih bisa bangun setiap harinya selalu berhasil menampar dirinya sendiri. Dia tidak bisa mengelak walau ingin, ia tak bisa berhenti walau lelah. Apapun yang terjadi dunia akan terus bergerak, semesta tidak mungkin berhenti hanya karena satu manusia yang bersedih.Pada saat Stacy pertama kali tersadar, hal pertama yang ia lihat adalah presensi Adrian yang menatapnya penuh harap, tatapannya teduh dan ada binar kebahagiaan yang tercetak jelas kala Stacy tersadar.Meskipun keadaan Stacy terbilang masih lemah, ia menolak untung memperpanjang

  • Hello My King   30. Her Magic Changed Everything

    Tidak ada yang membutuhkan kepintaran jika semua orang di muka bumi ini memiliki keberuntungan yang skalanya sangat tinggi. Dengan keberuntungan maka akan banyak hal yang berubah. Semuanya akan berjalan lebih baik jika hal tersebut benar terjadi, kehidupan akan berubah drastis. Namun jauh di atas semua itu, semua orang lebih berharap apabila ada sebuah percikan keajaiban yang datang pada saat terpenting hidup mereka. Pada setiap detik yang terlewati, semua orang masih berusaha sebaik mungkin walau tidak mungkin dan pada sela-sela itu mereka berharap akan keajaiban. Mereka membutuhkannya sekarang. Perkara yang paling mengerikan. Lima detik yang hanya berisi keheningan yang mematikan, samar-samar terdengar seseorang menangis, beberapa mengusap air matanya dan sisanya merasa sangat bersalah. Merasa gagal sebagai seorang dokter kerajaan karna pada saat-saat penting seperti ini justru tidak bisa menyelamatkan nyawa Raja mereka. Bahkan Adrian yang ada di luar sana yang bar

  • Hello My King   29. Location Unknown

    Ruang utama Kerajaan Levi masih terlihat ramai, padahal baru saja menunjukkan pukul dua kurang sepuluh menit. Sepuluh menit yang sukses membuat kewarasan Stacy rasanya melayang, panik setengah mati hanya karna Levi dan seluruh pengawalnya belum datang hingga detik ini. Berjalan memutar dengan ekspresi kebingungan beberapa kali ia lakukan hingga tanpa sadar telah menghabiskan setidaknya tiga puluh menit melakukan hal tersebut. Hal paling konyolnya, Levi bahkan sengaja merusak koneksi di sana agar tidak ada satupun alat komunikasi yang bisa mereka gunakan. Ada beberapa ahli strategi yang sedang membicarakan sesuatu di sudut ruangan, ada beberapa pelayan yang masih terjaga hanya untuk melayani mereka. Namun Stacy sama sekali tidak menemukan Antonio, padahal dia yakin betul bahwa Levi tidak menambahkan Antonio dalam rencananya. Namun nyatanya kehadiran Dean dan Adrian lebih mengalihkan foku

  • Hello My King   28. King

    Tepat seperti yang mereka inginkan, Levi berjalan sendirian dengan membawa dua buah koper jinjing berukuran sedang telah Levi bawa, meskipun tidak begitu berat, tapi harus membuat Levi meringis kesakitan beberapa kali karna tangan kiri Levi masih belum sepenuhnya membaik. Lagipula Levi harus berjalan setidaknya sekitar setengah kilo meter untuk sampai pada tempat yang mereka inginkan.Dengan tubuh berbalut pakaian serba hitam lengkap dengan sebuah masker yang menutupi sebagian wajahnya membuatnya terlihat sangat mencurigakan. Pasti jika ada orang yang tak sengaja bertemu dengannya sudah pasti menganggap Levi. Namun beruntungnya mereka telah bekerja sama dengan para petinggi polisi, sengaja mengamankan tempat tersebut dari jangkauan warga sipil jadi semakin memperkecil kejadian buruk yang akan terjadi.Strategi dalam skala besar telah me

  • Hello My King   27. Complicated

    Matahari baru saja menyingsing pada hamparan cakrawala, tetapi nafas Levi begitu penuh dengan pemakluman seolah di penghujung sore. Kenyataan ia hanya berhasil memejamkan matanya selama tiga puluh menit. Meskipun demikian, Antonio telah membatalkan nyaris semua jadwal yang ada untuk tiga hari ke depan karna kulit Levi nyaris terlihat seperti porselen, pucat pasi.Semua jadwal berhasil dibatalkan kecuali acara kunjungan menuju kerajaan Afleonus yang tentu tidak bisa di batalkan begitu saja.Mencoba melupakan tentang kurs negara yang mendadak merosot drastis. Otaknya tidak mampu menerima lebih banyak masalah yang terjadi bersamaan seperti ini, Levi benar-benar merasa dunia sedang mempermainkannya sekarang. Pasti semesta menertawakan Levi sekarang.Tidak banyak yang bisa dilakukan Levi di

  • Hello My King   26. Met Her

    "Jelang rilis data ekonomi Global, mata uang Leoxy melemah."Jam sembilan pagi. Kepalanya masih terasa berkedut, nyeri sekali. Ditambah dengan munculnya berita itu di media massa yang menjadi perdebatan dimana-mana. Banyak yang menyalahkan pemerintah, namun sebagian di antara tetap mereka membela dan hal ini membuat Levi semakin tertekan karena harus memikirkan sesuatu yang perbandingan kepentingannya nyaris setara dengan hilangnya Tyche.Semalaman ia tidak bisa tidur, tangannya mendadak tremor dan mendadak ia susah untuk menghidup udara, sesak. Biasanya jika sudah begitu, Levi tengah mengingat kematian orang tuanya. Tapi akhir-akhir ini penyebabnya sama, sosok yang sama yang berhasil membuatnya berhenti untuk meminum beberapa kapsul obat penenang, namun dia juga merupakan penyebab mengapa sekarang Levi kembali mengonsumsi secara berkal

  • Hello My King   25. Ilusion

    Levi terkesiap. Irisnya melebar saat  mendapati perdana menteri Leoxy—Arkan yang sepertinya terus-terusan memanggil namanya—sukses membuat lelaki itu mengerjap beberapa kali. Sedikit memijit pelipisnya, kemudian barulah Levi mendongakkan kepala, sorot mata para menteri dan beberapa orang penting lainnya menatap presensi Levi dengan tatapan bingung. Pasalnya Levi terlihat sangat kelelahan hingga kulit putihnya berubah menjadi pucat. "Sampai di mana kita?"Levi agaknya sedikit lelah, ralat, ia benar-benar kelelahan. Levi duduk dengan punggung yang bersandar pelan pada sandaran kursi, mengetukkan jemarinya pelan ke atas meja dan kala seisi ruangan sedang sunyi—ketukan dengan tempo pelan tersebut dapat terdengar dengan jelas. Tidak perlu mengelak, Levi terlihat sangat kacau. Kedua kantung matanya menghitam di bawah sana,

DMCA.com Protection Status