Jika berbicara tentang kesuksesan Levi dalam memimpin sebuah negara maka tak pernah ada habisnya. Pasalnya topik pembicaraan yang satu ini seakan tidak menemui titik bosan, selalu ada hal yang membuat siapa saja kagum dengan sosoknya. Beberapa ada yang tersenyum atau malah menggeleng takjub. Sekalipun akan mengganti topik tentang kesadisan yang ia lakukan selama beberapa tahun terakhir juga tak akan ada habisnya. Levi adalah pergabungannya, luar biasa memikat dengan caranya sendiri.
Masalah otak, Levi memang pintar—jelas, masa mudanya ia habiskan dengan membalut kasih dari para tumpukan buku. Membaca dan memahami, mengingat dan mempraktikkan. Hingga semua usahanya membuahkan hasil yang sepadan dan sampai titik dimana semua orang menyebut kecerdasan lelaki tersebut berada dalam tingkatan yang berbeda—sangat pintar.
Bahkan sesekali perkataan maupun tindakan yang ia lakukan berada di luar nalar. Rela melakukan sesuatu yang menerobos kebenaran dan kesalahan demi mempertahankan daerah kekuasaannya—demi rakyatnya.
Serangkaian strategi sempurna yang Levi rancang dengan beberapa ahli strategi jelas memberikan kekuatan tersendiri dalam medan perang. Sukses membuat semua negara yang ia jajah memilih bertekuk lutut dan menyerah. Semua memberi upeti sebagai bentuk kesetiaan, sebagai bentuk patuh dengan kuasa Levi.
Padahal jika mengenang sejarah, Levi dulunya adalah sosok lelaki yang murah senyum, lengkap dengan sikapnya yang periang. Lelaki manis yang membuat siapa saja akan tersenyum karna tingkah lakunya yang menggemaskan. Hingga suatu hari kehidupan memberikannya sebuah tamparan yang luar biasa menyakitkan. Membunuh semua sifat baik tersebut secara hidup-hidup dan tergantikan dengan sosok baru yang tak kenal ampun.
Leoxy mengalami kekacauan hebat, sebagian kerajaan hangus terbakar, orang tuanya tiada dengan cara yang teramat mengerikan di dalam kamar mereka dan ia dituntut untuk melaksanakan tugas kerajaan bagaimanapun keadaannya. Pengkhianatan, kebencian dan kepalsuan menjadi tonggak utama apa saja yang telah terjadi. Dalam sesaat, Levi benar-benar menyaksikan kehancuran dalam usianya yang muda.
Ia tidak tahu apa pun semenjak orang tuanya tiada, pemakaman yang membuat jutaan manusia berbelasungkawa justru berhasil membawa dampak berbeda bagi Levi. Perubahan dahsyat yang nyatanya bergerak seperti racun di dalam tubuhnya, merambat pada setiap sel dan akhirnya menjadi bagian dari dirinya. Hatinya berhasil kalut dalam dendam.
Levi menghabiskan setiap malamnya untuk membalaskan dendam. Orang pertama yang patut ia beri penghargaan karna telah berjuang begitu keras sampai tak kenal lelah adalah dirinya sendiri. Satu-satunya orang yang membawa kembali kejayaan takhtanya dan memberikan harta yang tidak akan habis.
Niatan awal yang hanya berlandaskan rasa balas dendam tersebut berubah seiring berjalannya waktu, semua hal yang melibatkan peperangan telah menjadi candu bagi Levi.
Medan perang selalu berhasil memberinya efek kepuasan tersendiri yang tak bisa ia dapatkan dari hal lain. Rasanya menyenangkan, seolah dunia berada di dalam genggamannya, seolah semesta memihak dirinya. Bagi Levi menaklukkan sebuah negara adalah perkara yang menyenangkan. Bagaimana setiap wajah yang ketakutan tercetak jelas dan bagaimana mereka berteriak meminta ampunan dari Levi. Peperangan, genangan cairan berwarna merah pekat yang aroma anyir yang menyebar ke mana-mana.
Namun kesenangan yang hanya memberi duka pada pihak lain tersebut harus ia hentikan. Sebab tak lama kemudian ada sebuah rapat dalam skala besar yang dihadiri oleh para pemimpin dari setiap negara. Rapat keseluruhan berisikan sebuah pendapat tegas mengenai pelarangan mengambil alih sebuah negara yang katanya, melenceng jauh dari asas kemanusiaan.
Untuk pertama kalinya Levi membenci yang namanya perdamaian, bukan karena akibat buruk yang akan timbul setelahnya, melainkan ia sangat teramat butuh keadilan. Nyaris semua yang ia miliki hancur, menyebabkan luka yang tak bisa sembuh. Menjadi racun yang menggerogoti dirinya. Rasanya mengerikan, teramat buruk hingga Levi harus mencari sebuah kata yang lebih buruk dari kehancuran.
Dan manusia itu, Jordan berhasil menguatkan pendapatnya dengan argumen-argumen sialan hingga pendapat itu berhasil disetujui. Hidup terkadang menyebalkan, tidak pernah lelah untuk memberikan sesuatu sebagai pemberat dalam kelanjutan hidupnya.
Pada akhirnya candu Levi akan medan perang berhenti total. Bukannya membawa dampak baik, tubuh dan pikirannya justru menjadi imbas dan bahkan sepertinya bisa membuat jiwanya melayang ke mana saja. Membuatnya merasa mengerikan seolah diujung kehidupan. Serangkaian gejala terjadi dan Levi mendapat diagnosa mengalami gangguan kecemasan. Levi diambang kegilaan akan kenyataan.
Saat ini negara Leoxy memiliki armada laut terbesar serta pasarnya yang tersebar dimana-mana. Grafik keuangan Negara Leoxy selalu meningkat naik dari tahun ke tahun. Keberhasilan Levi memutar balikan keadaan membuat semua Raja menyanjungnya.
Disela-sela kehancuran Levi dan kejayaan Leoxy, lelaki tersebut masih terlibat dalam perang dingin dengan negara Afleonus. Sebenarnya Levi tidak keberatan jika perang dingin tersebut berlanjut seumur hidup, namun warga Leoxy adalah prioritas.
Hingga Kerajaan Afleonus yang dipimpin oleh Jordan mengajukan perdamaian. Keduanya memutuskan untuk bertemu dan mendiskusikan bagaimana cara menyelesaikan persoalan tersebut.
Jelas Levi tidak terima begitu saja ketika Jordan mengajukan perdamaian, banyak sekali pertimbangan yang ia lakukan karna ia bukan tentang permainan catur yang bisa diulangi kembali, persoalan hidup dan mati. Sebab Jordan bisa melakukan hal yang tak Levi pikirkan, maka dari itu Levi butuh jaminan akan keselamatan Kerajaan dan rakyatnya-tentu.
Pada awalnya Levi menyepakati keputusan tersebut asalkan Jordan beserta seluruh bawahannya mau meniadakan sistem perbudakan yang berada di Afleonus. Sementara Jordan, ia meminta beberapa kerja sama dengan beberapa tambang dan sumber daya alam lain yang berada di Leoxy.
"Aku akan membebaskan para budak dan Anda bisa mendapatkan sepuluh persen dari total pasar Afleonus."
"Tidak menarik."
Hingga akhirnya sebuah kesepakatan yang menarik membuat Levi menaikkan salah satu alisnya, rautnya berubah bersamaan dengan sebuah cengiran yang mengisyaratkan hal lain.
"Bagaimana dengan pernikahan?"
"Apa yang aku dapat dari hal itu?" Levi melipat kedua tangannya di hadapan dada, tatapannya berubah menjadi puluhan kali lebih mengerikan.
"Kau akan mendapatkan Putriku sepenuhnya." Dalam sekejap wajah Levi berubah datar. Terlalu klasik. Dia butuh jaminan bukan sebuah hubungan yang berlandaskan perdamaian dunia. "Dan..." Jordan sengaja menggantung ucapannya.
"Dan?"
"Jika aku berbuat macam-macam, bunuh saja Putriku."
Ada hening yang tercipta. Bahkan pikirkan Levi sempat berubah kosong dalam tiga detik terakhir. Jordan ini memang bodoh atau dia benar-benar ingin berdamai? Lagi pula Ayah mana yang akan membiarkan Putrinya menjadi jaminan? Dia gila.
Jiwa Levi seketika bergejolak, merasakan terancam dan berada dalam bahaya terdengar menyenangkan. Lagipula, Levi tidak berniat untuk mengingkari perjanjian ini, dia hanya menarik keuntungan sebanyak-banyaknya.
"Menarik. Ayah yang menjaminkan nyawa putrinya sendiri. Kalau begitu, aku menjaminkan nyawaku juga. Impas, kan?"
Terdengar gila, tapi seorang ayah yang mempertaruhkan buah hatinya itu lebih tidak waras.
Keduanya telah berhasil mendapatkan kesepakatan yang mereka inginkan, berjabat tangan dengan sebuah senyuman yang terukir kemudian menandatangani selebaran perdamaian. Rasanya teramat gila menjanjikan perdamaian dengan cara seperti ini, padahal Levi sendiri yakin jika Jordan harusnya bisa memberikan jaminan yang lebih menggiurkan dari nyawa putrinya.
Tapi tidak masalah, menjalin sebuah hubungan tidak pernah menjadi rencana dalam hidup Levi meskipun dalam sepuluh tahun mendatang. Tapi kali ini ia harus merencanakan ulang setiap rencananya. Karna beberapa ha mulai berubah.
***
Jika sebuah keputusan telah di bentuk maka akan ada dua pihak berbeda yang terbentuk di saat bersamaan. Pihak yang bersorak-sorai penuh kemenangan karna mendapat keuntungan dan pihak yang menjerit frustasi karna harus merasakan kerugian.
Untuk saat ini Levi termasuk pihak yang diuntungkan, sementara gadis yang ada di hadapannya merasa menjadi pihak yang paling dirugikan.
Gadis yang menggunakan mantel berwarna hitam guna menghangatkan tubuh karena temperatur di luar ruangan menggapai angka delapan derajat celsius sebab musim gugur baru saja datang. Gadis dengan rambut coklat pajang tersebut duduk dengan raut wajah kelewat kesal walau nyatanya ada semburat kekecewaan yang terpancar. Terlihat tidak nyaman dengan apa yang terjadi, atmosfer yang berubah menjadi sangat canggung dan penuh dengan penolakan.
Gadis yang merupakan putri bungsu kerajaan Afleonus tersebut selalu memiliki sebuah buku plannner untuk menata kehidupannya dalam beberapa tahun yang akan datang. Mengingatkan dirinya akan hal apa saja yang harus ia capai, menulis apa saja yang ia inginkan sebelum mematangkan pilihan untuk menikah. Sejak kecil hidupnya selalu tertata dan berjalan mulus sesuai dengan apa yang dia harapkan.
Namun untuk pertama kalinya, tujuan hidupnya harus ia tiadakan demi kebahagiaan dan kesejahteraan kedua negara. Konyol bagaimana ia harus menjadi korban sementara ia sendiri tidak mendapat jaminan di masa depan akan kebahagiaannya. Dia mengorbankan semua mimpinya dan sekarang terpaksa berakhir dengan Levi, Raja tanpa perasaan yang menciptakan perang di beberapa daerah. Paras rupawan, kaya, pintar, tapi bukan jaminan akan kebahagiaan.
Hal pertama yang membuatnya sedih kala ia mendapatkan berita tersebut adalah keputusan Ayahnya yang tidak mempertimbangkan pihak lain. Semena-mena, egois dan keras kepala. Rasanya ingin marah dan mengacak seisi kerajaan. Ia merasakan langitnya runtuh. Semuanya berantakan dan ia hanya bisa menangis. Belum sempat mencerna kenyataan, dia kembali dibanting sedemikian keras oleh kenyataan tanggal pernikahan yang telah mereka atr sesuka hati. Kurang dari seminggu, hanya lima hari. Gila.
Hari ini adalah kali pertama Stacy menemui Levi. Terpaksa berakhir di dalam kerajaan dengan segala umpatan yang siap ia lontarkan kapan saja. Dia memang belum menerima kenyataan secara utuh tapi Stacy tak lagi menangis.
Sebab ia menyadari meskipun masa depannya yang telah hancur tak berbentuk, dia tak bisa melakukan apapun. Tak ada yang bisa ia lakukan selain menerima keadaan. Stacy sering terjaga hanya untuk memikirkan tentang terkaan-terkaan masa depan. Tapi dari sekian pertanyaan yang membuatnya terjaga, mengapa kejadian ini benar-benar tak terlintas pada benaknya?
"Raja Michaela ini memang tidak memiliki perasaan."
Meskipun merengek semalaman, menangis sampai mengeluarkan darah sekali pun rasanya tetap tidak akan mengubah kenyataan. Kekuatannya berpendapat sebagai seorang Putri Raja jelas kalah kuat.
"Terima kasih," Levi yang ada di hadapannya menjawab enteng. Perkataan tersebut tidak berati apapun bagi dirinya.
Stacy terkekeh mendengar jawabannya, memutar bola mata dan menyilangkan kaki. "Jadi kau bahagia dengan keputusan ini?"
Dia berdehem, diam cukup lama sampai akhirnya mengangguk yakin. "Tentu. Aku senang akhirnya rakyatku bisa tenang dan selebihnya... aku tak merasa keberatan. Mau bagaimana lagi? Merelakan satu orang demi jutaan nyawa di luar sana terdengar lebih meyakinkan."
"Lalu tentang pernikahan?"
"Tidak peduli, aku tidak pernah berniat untuk menikah. Tapi jika membahas pernikahan, aku harusnya diuntungkan," Tatapan Levi meneliti tubuh Stacy, dari ujung kepala sampai bawah. "Tapi tenang saja, aku akan memperlakukanmu dengan baik di sini, Ratu Stacy." Dia tersenyum, senyuman yang sangat menyeramkan. Perkataannya yang terdengar halus namun terkesan teramat mengerikan serupa iblis yang menari di atas penderitaan. Auranya sangat kuat.
"Jadi aku hanya alat?" nada bicaranya melemah, hatinya hancur bukan main.
"Tidak ada gunanya kau bersikap seperti ini, cukup ikuti saja bagaimana alur hidupmu dan kau baik-baik saja."
Hal yang lebih membuatnya hancur adalah kenyataan bahwa semua orang mengetahui apabila Stacy telah menjalin kasih dengan seorang Pangeran dari Negeri seberang yang rupawan. Raganya memang tersenyum namun jiwanya meronta untuk mati. []
Mungkin untuk beberapa alasan dalam hidup, Levi benar-benar tidak dapat menjelaskan atau bahkan menjabarkan mengapa dia masih bisa berada di tempat ini meski dengan masa lalu yang sudah benar-benar nyaris tak tersisa. Mungkin semesta sengaja memberinya kesempatan untuk hidup dengan harapan bahwa kebaikan akan berpihak padanya. Levi menyadari beberapa hal berubah. Kedua kerajaan tidak saling menggertak, kerja sama yang terjalin juga berjalan dengan baik. Sistem perbudakan dihapuskan dan Levi mendapatkan pasar Afleonus. Levi lebih banyak mendapatkan keuntungan, dia juga tidak terlalu mengerti mengapa Jordan mengajukan sesuatu yang terasa berat pada satu sisi. Namun Levi tidak keberatan, sebab yang memulai seluruh kekacauan ini adalah Jordan. Dia dan seluruh tentaranya. Kehancuran keluarganya, peperangan yang menyebabkan banyak sekali ko
Sama seperti yang direncanakan, pagi hari Levi dan Stacy disambut dengan jadwal memilih rancangan baju untuk pernikahan keduanya. Sebuah hal yang telah Levi prediksi sebelumnya sebab sejak awal Jordan yang mengambil alih semua urusan pernikahan mereka. Jika ditanya apakah Levi sudah siap dengan kenyataan yang akan terjadi, maka jawabannya adalah iya dan tidak. Iya, karena sudah menjadi konsekuensi dari keputusan yang telah ia ambil. Dan tidak, karena malas. Malas menjadi terikat dengan sebuah hubungan, malas jika banyak reporter yang mewawancarai dirinya dan juga malas berpura-pura peduli dan mencintainya. Tapi Levi tidak akan menjadi suami yang kurang ajar, dia akan berperilaku manis dan baik selayaknya suami yang bertanggung jawab. Satu lusin gaun dengan modelkan ball gawn yang telah pajang sedemikian rapi pada dua belas manekin. Na
Sejak beberapa hari lalu Levi selalu mendapatkan berbagai macam laporan dari pelayan maupun koki yang bertugas di Kerajaannya. Mereka mengatakan bahwa makanan yang disajikan untuk Levi sering sekali berkurang dan habis, bahkan sebelum makanan tersebut dihidangkan di hadapan Levi. Beberapa orang sudah mengecek beberapa tempat di dalam kerajaan, tapi sama sekali tidak menemukan petunjuk. Dan Levi tidak pernah menganggap hal ini serius.Sebab bagi Levi hal seperti itu tidak akan menjadi sebuah masalah serius lantaran tidak mengancam kehidupannya, tidak ada tanda penyusup karna ia sendiri yakin apabila penjagaan kerajaannya sudah sangat ketat. Tidak mungkin juga penyusup melalui laut, ada banyak sekali pengawal di daerah dermaga. Di samping itu, toh, mereka bisa membuat makanannya lagi, pun jika stok bahannya habis, mereka pasti akan segara membeli bahan dengan kualitas terbaik.
Pertemuan antar keluarga bangsawan, akan selalu terjadi setidaknya setahun sekali. Membahas tentang kerja sama atau berdiskusi akan masalah ekonomi antar negara, kadang hanya berupa ramah tamah untuk mempererat hubungan. Meskipun jelas di antara mereka ada yang tidak tulus, berusaha mencari celah-kesempatan untuk menghancurkan satu sama lain. Sudah terbiasa, maka dari itu harus lebih berhati-hati agar tidak terjebak dalam perangkap mereka. Perjamuan kali ini lebih terlihat seperti pesta dalam skala besar dari pada perjamuan yang selalu tampak formal. Semua susunan acara, perabot yang digunakan hingga apa saja yang tersaji. Levi biasa menghadiri hal sejenis itu jadi ia mampu menyadari jika perjamuan kali ini berada dalam skala dua kali lipat dari acara yang biasa ia hadiri. Beberapa pangeran dari Selatan terlihat berkumpul bersama di d
Stacy merasakan hari semakin cepat berlalu, entah mengapa setiap detiknya seolah berubah menjadi tanda-tanda kematian. Rasanya seolah malaikat kematian sudah menantinya, menanti Stacy merasakan sebuah rasa sakit atas kehidupan rumah tangganya kelak. Mengenai hal ini, Stacy beberapa kali masih memikirkan gadis yang Levi bicarakan. Hanya saja saat Levi mengatakan ia tidak mengetahui apapun, Stacy hanya mengangguk dan menurut. Tidak terlalu peduli juga.Tidak akan menjadi masalah, karna memang sejak awal Stacy tidak mau peduli dengan urusan seperti ini. Dia hanya akan menjalankan perannya dengan baik dan sebaliknya. Sejak awal juga Levi tidak pernah mengekangnya, hanya saja tetap terlihat seperti pasangan di mabuk cinta kala berhadapan dengan media dan keluarga Darell.Sinar spektrum dari ufuk timur memaksa masuk dengan cara menerobos mela
Levi menghembuskan nafas panjang untuk kesekian kalinya pagi ini. Keresahan serta keraguan rasanya bercampur jadi satu hingga membuat seluruh rongga dadanya sesak. Selain karna acara pagi ini, Levi lebih panik karna ia mengetahui Tyche mengacak ruang kerjanya. Membuat susunan berkas tersebut semburat kemana-mana, memenuhi sisi ruangan. Tyche selalu mengacau, setiap hari, setiap saat dengan apapun yang ada di dalam kerajaannya.Sejak dua hari lalu ia berusaha mati-matian untuk menyelesaikan semua urusan. Membuatnya bekerja lembur semalaman, tidur pada pukul dua dan bangun pukul tujuh. Bahkan pernah, ia baru tertidur sesaat setelah matahari baru menunjukkan dirinya. Berangsur-angsur seperti itu hingga membuatnya harus meminum obat pereda sakit kepala, kepalanya serasa ditendang oleh puluhan kuda yang membuatnya merasakan nyeri bukan main.
Levi beberapa kali harus menahan dirinya sendiri, mengumpulkan seluruh aura positif agar ia tidak melakukan hal berbahaya dengan Stacy. Sebab ia juga tidak akan menyentuhnya kecuali gadis itu mengizinkan, dia tidak mau membuat kehidupan di dalam kerajaannya berubah menjadi tidak nyaman hanya karna ia tidak bisa mengontrol diri. Sesaat setelah Tyche datang di dalam kamarnya, ia tahu bahwa setelahnya harus membuat tumpukan kebohongan agar mengelebuinya. Gadis itu keras kepala, tidak akan menyerah pada keinginannya dengan mudah. Bahkan pernah ia merengek selama satu jam hanya untuk tumpukan biskuit dan bronis. Semenjak bersama gadis itu kesabaran Levi benar-benar meningkat sepuluh kali lipat. Bahkan beberapa kali Levi harus melakukan apa yang tak ia suka. Berbagi pakaian dengannya, menemaninya bermain meskipun hanya sepuluh menit atau ma
Stacy luar biasa penasaran. Kenapa semuanya bisa terjadi, kenapa Levi bisa berubah menjadi luar biasa kesakitan dan mengapa ia justru membiarkan sumber utamanya tetap ada di saat ia bisa memusnahkannya. Semenjak ia membuka mata dan sampai detik ini ia masih sering memikirkan hal itu. Bahkan disela-sela dirinya melakukan kegiatan dengan Tyche. Berbicara tentang Tyche, dia memang luar biasa cantik. Parasnya seolah Dewi tanpa dosa yang baru saja diturunkan ke bumi. Sangat periang, bersemangat seolah tak ada kata lelah dalam hidupnya walau dalam beberapa hal dia teramat merepotkan. Awalnya susah untuk mengajak gadis itu berbicara, dia selalu mengatakan, "Pergi! Aku benci denganmu! Kau mengambil Levi dariku." Tyche akan berubah sangat sensitif jika menyangkut Levi.
Maka pagi itu susunan kerajaan yang di tata kembali. Membuat semua orang yang memijakkan kakinya di atas tanah bertanya-tanya mengapa Levi yang seharusnya menikmati masa kejayaan-setelah binasanya Jordan dan Antonio-justru memilih memberi jeda waktu dalam masa kepemimpinannya karena lelah dan perlu sedikit rehat, setidaknya begitu yang media informasikan pada khalayak umum. Untuk sementara posisinya digantikan oleh Stacy.Awalnya Levi mengira Tyche akan membutuhkan seorang dukun kelas kakap, mungkin seorang cenayang dengan keahliannya dalam ramal-meramal seantero jagad atau setidaknya seorang penyihir misterius yang sampai sekarang keberadaannya masih lenyap bak ditelan ke dalam inti bumi. Kendatipun seluruh spekulasi Stacy melenceng jauh.Levi seketika menjadi tolol kala mendapati Tyche bisa mengendalikan gerakan angin hanya dengan sat
———————NeitherofusishappyButneitherofuswant to leaveSo we keep breaking one anotherAnd callingitlove———————Ada banyak hal yang tak bisa untuk dimengerti. Rasanya hidup benar-benar membingungkan. Sengaja memberi banyak sekali hal tidak masuk akal dan di luar angan-angan, memaksa untuk tetap dijalani tapi di saat bersamaan ingin segera mengakhiri.Bumi menggantungkan langit kelabu dengan gerimis ringan di luar sana. Kabar me
Tepat pada hari ketiga semenjak kejadian tersebut Stacy baru bisa menyadarkan dirinya. Keadaan banyak yang berubah, tetapi pemikirannya masih enggan untuk percaya. Stacy bahkan masih perlu berpikir berkali-kali untuk menerima posisinya sekarang sebagai penguasa Leoxy dengan jabatan paling tinggi.Kejadian hidup yang terjadi seakan berubah hanya sebuah mimpi buruk yang selamanya akan terus menjadi mimpi, namun kenyataan bahwa ia masih bisa bangun setiap harinya selalu berhasil menampar dirinya sendiri. Dia tidak bisa mengelak walau ingin, ia tak bisa berhenti walau lelah. Apapun yang terjadi dunia akan terus bergerak, semesta tidak mungkin berhenti hanya karena satu manusia yang bersedih.Pada saat Stacy pertama kali tersadar, hal pertama yang ia lihat adalah presensi Adrian yang menatapnya penuh harap, tatapannya teduh dan ada binar kebahagiaan yang tercetak jelas kala Stacy tersadar.Meskipun keadaan Stacy terbilang masih lemah, ia menolak untung memperpanjang
Tidak ada yang membutuhkan kepintaran jika semua orang di muka bumi ini memiliki keberuntungan yang skalanya sangat tinggi. Dengan keberuntungan maka akan banyak hal yang berubah. Semuanya akan berjalan lebih baik jika hal tersebut benar terjadi, kehidupan akan berubah drastis. Namun jauh di atas semua itu, semua orang lebih berharap apabila ada sebuah percikan keajaiban yang datang pada saat terpenting hidup mereka. Pada setiap detik yang terlewati, semua orang masih berusaha sebaik mungkin walau tidak mungkin dan pada sela-sela itu mereka berharap akan keajaiban. Mereka membutuhkannya sekarang. Perkara yang paling mengerikan. Lima detik yang hanya berisi keheningan yang mematikan, samar-samar terdengar seseorang menangis, beberapa mengusap air matanya dan sisanya merasa sangat bersalah. Merasa gagal sebagai seorang dokter kerajaan karna pada saat-saat penting seperti ini justru tidak bisa menyelamatkan nyawa Raja mereka. Bahkan Adrian yang ada di luar sana yang bar
Ruang utama Kerajaan Levi masih terlihat ramai, padahal baru saja menunjukkan pukul dua kurang sepuluh menit. Sepuluh menit yang sukses membuat kewarasan Stacy rasanya melayang, panik setengah mati hanya karna Levi dan seluruh pengawalnya belum datang hingga detik ini. Berjalan memutar dengan ekspresi kebingungan beberapa kali ia lakukan hingga tanpa sadar telah menghabiskan setidaknya tiga puluh menit melakukan hal tersebut. Hal paling konyolnya, Levi bahkan sengaja merusak koneksi di sana agar tidak ada satupun alat komunikasi yang bisa mereka gunakan. Ada beberapa ahli strategi yang sedang membicarakan sesuatu di sudut ruangan, ada beberapa pelayan yang masih terjaga hanya untuk melayani mereka. Namun Stacy sama sekali tidak menemukan Antonio, padahal dia yakin betul bahwa Levi tidak menambahkan Antonio dalam rencananya. Namun nyatanya kehadiran Dean dan Adrian lebih mengalihkan foku
Tepat seperti yang mereka inginkan, Levi berjalan sendirian dengan membawa dua buah koper jinjing berukuran sedang telah Levi bawa, meskipun tidak begitu berat, tapi harus membuat Levi meringis kesakitan beberapa kali karna tangan kiri Levi masih belum sepenuhnya membaik. Lagipula Levi harus berjalan setidaknya sekitar setengah kilo meter untuk sampai pada tempat yang mereka inginkan.Dengan tubuh berbalut pakaian serba hitam lengkap dengan sebuah masker yang menutupi sebagian wajahnya membuatnya terlihat sangat mencurigakan. Pasti jika ada orang yang tak sengaja bertemu dengannya sudah pasti menganggap Levi. Namun beruntungnya mereka telah bekerja sama dengan para petinggi polisi, sengaja mengamankan tempat tersebut dari jangkauan warga sipil jadi semakin memperkecil kejadian buruk yang akan terjadi.Strategi dalam skala besar telah me
Matahari baru saja menyingsing pada hamparan cakrawala, tetapi nafas Levi begitu penuh dengan pemakluman seolah di penghujung sore. Kenyataan ia hanya berhasil memejamkan matanya selama tiga puluh menit. Meskipun demikian, Antonio telah membatalkan nyaris semua jadwal yang ada untuk tiga hari ke depan karna kulit Levi nyaris terlihat seperti porselen, pucat pasi.Semua jadwal berhasil dibatalkan kecuali acara kunjungan menuju kerajaan Afleonus yang tentu tidak bisa di batalkan begitu saja.Mencoba melupakan tentang kurs negara yang mendadak merosot drastis. Otaknya tidak mampu menerima lebih banyak masalah yang terjadi bersamaan seperti ini, Levi benar-benar merasa dunia sedang mempermainkannya sekarang. Pasti semesta menertawakan Levi sekarang.Tidak banyak yang bisa dilakukan Levi di
"Jelang rilis data ekonomi Global, mata uang Leoxy melemah."Jam sembilan pagi. Kepalanya masih terasa berkedut, nyeri sekali. Ditambah dengan munculnya berita itu di media massa yang menjadi perdebatan dimana-mana. Banyak yang menyalahkan pemerintah, namun sebagian di antara tetap mereka membela dan hal ini membuat Levi semakin tertekan karena harus memikirkan sesuatu yang perbandingan kepentingannya nyaris setara dengan hilangnya Tyche.Semalaman ia tidak bisa tidur, tangannya mendadak tremor dan mendadak ia susah untuk menghidup udara, sesak. Biasanya jika sudah begitu, Levi tengah mengingat kematian orang tuanya. Tapi akhir-akhir ini penyebabnya sama, sosok yang sama yang berhasil membuatnya berhenti untuk meminum beberapa kapsul obat penenang, namun dia juga merupakan penyebab mengapa sekarang Levi kembali mengonsumsi secara berkal
Levi terkesiap. Irisnya melebar saat mendapati perdana menteri Leoxy—Arkan yang sepertinya terus-terusan memanggil namanya—sukses membuat lelaki itu mengerjap beberapa kali. Sedikit memijit pelipisnya, kemudian barulah Levi mendongakkan kepala, sorot mata para menteri dan beberapa orang penting lainnya menatap presensi Levi dengan tatapan bingung. Pasalnya Levi terlihat sangat kelelahan hingga kulit putihnya berubah menjadi pucat. "Sampai di mana kita?"Levi agaknya sedikit lelah, ralat, ia benar-benar kelelahan. Levi duduk dengan punggung yang bersandar pelan pada sandaran kursi, mengetukkan jemarinya pelan ke atas meja dan kala seisi ruangan sedang sunyi—ketukan dengan tempo pelan tersebut dapat terdengar dengan jelas. Tidak perlu mengelak, Levi terlihat sangat kacau. Kedua kantung matanya menghitam di bawah sana,